ekonomi makro 3
remix.Bayangkan berapa
ruginya ! Menteri keuangan mengatakan ruginya sampai di
atas Rp 50 triliun !
D : Itu kan hanya betul kalau pemerintah membeli minyak
mentahnya.Minyak mentah itu kan tadi tidak dibeli Mad?
Jadi tidak ada uang yang dikeluarkan. Bagaimana bisa
disebut rugi?
M : Memang,tapi seandainya dijual di pasar dunia kan
menghasilkan uang sangat banyak? Sekarang kesempatan
memperoleh uang sangat banyak itu hilang.Itulah yang
dikatakan pemerintah rugi sebab harus memberi subsidi.
D : Oh , jadi yang diartikan subsidi itu tidak ada uang yang
dikeluarkan , tetapi hanya kerugian di atas kertas , atau di
dalam pikiran sambil mengomel,” Sialan, kalau saja gue
tidak perlu memenuhi kebutuhan bensin rakyatku sendiri,
aku bisa untung besar,” Jadi begitulah kira – kira yang ada
dalam pikiran sang menteri keuangan, semua anggota DPR
, dan para ekonom itu?
M: Iyalah, dan itu sesuai dengan teori mendalam yang mereka
pelajari di sekolahan .Elo masih tingkat tiga sih, maka
tidak bisa memahami yang sudah doctor apalagi yang
sudah professor.
D: Oh makanya menteri keuangan mengatakan “ sebab harga
minyak di pasaran dunia melonjak tinggi , subsidi kita
membengkak sekitar Rp 53 triliun.: Terus dikatakan lagi.”
Dan dampak akhirnya yaitu penambahan deficit anggaran
sebesar Rp 1,2 triliun saja.: Tadinya sih gue bingung,
subsidi bertambah begitu banyak , kok dampaknya pada
defisit anggaran hanya begitu kecil ? Eh dinamakan subsidi
itu tidak ada uang keluar, begitu Mad?
M : Ya Djang, itulah yang dinamakan berpikir secara abstrak.
Semakin pandai orang, semakin abstrak cara berpikirnya.
D : Abstrak itu artinya apa Mad , semakin di awang – awang?
M : Lho ingat enggak bahwa dosen kita selalu mulai kuliah
perdananya dengan guyonan yang mengatakan bahwa kita
disini akan terus – menerus melakukan pekerjaan ilmiah.
Dan yang diartikan dengan ilmiah itu seringkali yaitu
seni untuk membuat hal – hal sangat sederhana menjadi
sangat ruwet.
D : Memang, tapi bukannya tetap saja hebat Mad, sebab
dengan membuat hal-hal yang ruwet itu dia memang
menunjukkan bahwa otaknya sangat pandai sebab bisa
merangkai begitu banyak faktor yang ruwet-ruwet itu.
M : Iya, sebab di awing-awang, lantas jauh sekali hubungannya
dengan perut gue. Lapar dikatakan kenyang dan kenyang
dikatakan lapar.
D : Lho, apa lagi yang elo artikan?
M : Dalam hal minyak, perut bangsa Indonesia tidak terlampau
lapar, tetapi digambarkan sangat lapar. Dalam hal APBN,
perut rakyat lapar dikatakan kenyang.
D : Sekarang elo ngarang. Elo yang sekarang mau sok mbulet
susaha gue puyeng dan menganggap elo pinter. Bukannya
begitu Mad?
M : Enggak dong. Coba lihat APBN kita tahun 2004.
Definisinya, kan, dikatakan hanya Rp 24,92 triliun atau 1,2
persen dari PDB.
D : Terus, menurut elo bagaimana?
M : Menurut gue, semua uang yang dikeluarkan betulan
tanpa peduli untuk apa, termasuk untuk membayar utang,
dikurangkan yang masuk, tekornya kan Rp 89,9 triliun
atau 4,49 persen dari PDB. Ini pengeluaran betulan, yang
membuat perut kita sebagai rakyat kecil terasa lapar
betulan, wong uang yang banyak itu harus dkeluarkan
betulan. Lihat saja, membayar bunga dan utang saja sedah
Rp 131,2 triliun dari seluruh anggaran Negara Rp 471,03
triliun.
D : Oh, jadi dalam subsidi BBM sebenarnya perut kita kenyang
digambarkan sebagai lapar. Dalam hal APBN, perut kita
lapar digambarkan sebagai kenyang?
M : Menurut gue, esensinya memang begitu. Kalau bahasa
kerennya, yang dinamakan subsidi itu opportunity loss atau
hilang kesempatan. Kalau saja pemerintah menjual semua
BBM milik rakyat Indonesia itu di pasar internasional,
pemerintah memperoleh uang buanyak sekali. Tetapi
sebab minyak diperut bumi itu milik rakyat, kebutuhan
mereka hams kita penuhi. Itupun tidak gratis, tetapi
harga minyak mentahnya masih di hargai cukup tinggi
dibandingkan dengan ongkos produksinya tok. Ongkos
produksinya tok itu hanya sekitar Rp 500 per liter. Di
jualnya, kan, dengan harga Rp 1.850 untuk premium dan
Rp 2.150 untuk premix. Jadi pemerintah masih untung
seandainya kita tidak membanding-bandingkannya dengan
harga internasional.
D : Yang menentukan harga internasional itu siapa?
M : Pasar minyak di New York, yang volumenya hanya 30
persen dari seluruh perdagangan minyak di dunia. Dan
yang boleh menyiarkan perkembangan harga-harga itu
hanya Reuters, seperti halnya dengan monopoli penyiaran
harga berbagai valuta asing setiap menitnya.
D : Ah, kok fantastis begitu. Jangan-jangan elo ngawur.
M: Memang Djang, siapalah kita? Hanya mahasiswa
tingkat tiga. Itu pun tidak di UI, tetapi di USC.
M: Elo pernah sekolah di University of Southern California?
D : Bukan, kita dua-duanya, kan sedang kuliah di Universitas
Sebelah (Hotel)n Ciputra?
M : Tapi urusannya sebenarnya lebih ruwet daripadayang kita
bicarakan, sebab ada yang di ekspor, lantas ada yang di
impor dengan kualitas rendah, lantas ada bagi hasil. Terus
ada namanya prorate dan ada yang namanya in kind dan
sebagainya. Juga ada PT Petral yang di pakai untuk nyolong
segala.
D : Memang, tapi inti permasalahannya gue kira-kira tidak
salah. Man kita kuliah dulu, dan kita tanyakan lebih lanjut
kepada dosen kita.
MENAIKKAN HARGA BENSIN PREMIUM
Judul tulisan ini tidak seperti lazimnya yaitu,” Mencabut
Subsidi BBM “.Mengapa?Pertama, istilah”bensin”lebih
dimengerti oleh rakyat jelata ketimbangan BBM.Kedua, dengan
harga bensin premium yang berlaku sekarang, yaitu Rp 1810
per liter, pemerintah sama sekali tidak memberikan subsidi.
Sebaliknya, pemerintah memperoleh kelebihan uang tunai
Minyak tanah yang ada di bawah permukaan bumi
di sedot sampai ke atas permukaan bumi .Untuk itu adanya
biayanya, yaitu Rp X per liter.Minyak mentah yang sudah ada di
atas permukaan bumi diproses sampai menjadi bensin.Biayanya
Rp Y per liter. Bensin itu harus diangkut ke pompa-pompa
bensin.Biayanya Rp Z per liter.Jadi , Rp X + Rp Y + Rp Z =
10 dollar AS per barrel.Satu barrel sama dengan 159 liter.Kalau
nilai tukar rupiah satu dollar AS sama dengan Rp 8600 , maka
seluruh biaya untuk satu liter yaitu ( 10 x Rp 8600 ): 159 – Rp
540,88 di bulatkan menjadi 540 per liter.
Seperti kita ketahui , bensin premium dijual dengan
harga Rp 1810 per liter. Jadi , untuk setiap penjualan satu
liter bensin premium, pemerintah kelebihan uang sebanyak
Rp 1810 per liternya di kurangi dengan pengeluaran uang
sebanyak Rp 540 itu tadi.Ditinjau dari sudut keluar masuknya
uang, pemerintah kelebihan uang tunai. Mengapa dikatakan
pemerintah memberikan subsidi ?
PENGERTIAN SUBSIDI
Pemerintah merasa member subsidi kepada rakyat yang
membeli bensin premium sebab seandainya bensin premium itu
dijual di luar negeri, saat ini harganya 50 dollar AS per barel.
Dengan kurs yang sama, yaitu Rp 8.600 per dolar AS. Harga
minyak mentah diluar negeri per barel sebesar 50 Rc 8.600 per
Rp 430.000. Per liternya dibagi 159 atau sama dengan Rp 2.704,4,
dibulatkan menjadi Rp 2.700. Ini harga minyak mentah di luar
negeri. Kalau dijadikan bensin, ditambah dengan tiga biaya itu
tadi, yakni biaya penyedotan pengilangan, dan transportasi yang
keseluruhannyaberjumlah Rp 540 per liter, maka harga bensin
diluar negeri Rp. 2.700 Rp 540 = Rp 3.240 per liter.
Selisih harga bensin diluar negeri yang Rp 3.240 per
liter dengan harga bensin di Indonesia Yang Rp 1.810 per liter
atau Rp 1.430 per liternya, disebut subsidi. Pemerintah merasa
member subsidi sebab tidak bisa menjual bensin dengan harga
dunia gara-gara adanya kewajiban memenuhi kebutuhan rakyat
atas bensin premium dengan harga yang rendah, yaitu hanya Rp
1.810 per liternya.
Pemerintah jengkel, merasa sial benar tidak dapat
menjual bensinnya diluar negeri dengan harga Rp 3.240 per
liter. Seandainya tidak perlu menjual kepada rakyatnya sendiri
dengan harga Rp 1.810, pemerintah akan memperoleh tambahan
pendapatan yang disebut “subsidi” itu tadi sebesar Rp 3.240-Rp
1.810 atau Rp 1.430 per liternya. Bayangkan, berapa kesempatan
yang hilang. Ya, kesempatan itulah yang hilang, bukan uang
tunai.
Jadi jelas kiranya dinamakan subsidi itu pengertian
abstrak yang sama sekali tidak berimplikasi adanya uang
keluar. Dalam kenyataan, pemerintah mendapatkan kelebihan
uang. Hanya saja kelebihannya tidak sebesar seandainya rakyat
Indonesia diharuskan membeli bensin produksi dalam negeri
dengan harga dunia.
BERAPA KELEBIHAN UANG PEMERINTAH
Angka yang pasti tidak dapat saya peroleh, sebab
saya tidak berhasil mendapatkan kuantitas minyak mentah
yang menjadi hak bangsa Indonesia. Sekitar 92 persen minyak
mentah kita disedot oleh kontraktor asing. Hasilnya dibagi antara
kontraktor asing dan bangsa Indonesia, yang memiliki minyak
mentah. Perhitungannya ruwet sekali.
Yang kita sering dengar yaitu kontrak bagi hasil antara
pemerintahan, yang diwakili oleh Pertamina dan kontraktor
asing dengan perbandingan 85 persen Indonesia dan 15 persen
untuk kontraktor asing. Walaupun demikian ada faktor-faktor
lain yang mumbuat ruwet, seperti apa yang dinamakan cost
recovery,prorata, dan in kind, sehingga kita sulit mendapatkan
angkanya yang eksak. Maka kita katakan saja neto minyak
mentah yang menjadi hak bangsa Indonesia sebesar Q liter
per tahun. Kelebihan uang pertahunnya, ya Q liter dikalikan
dengan Rp 1.270 itu tadi. Jumlah ini banyak sekali. Kalau kita
andaikanproduksi minyak mentah bersih yang menjadi hak
bangsa Indonesia yaitu 70 % dari 1,125 juta barel per hari, ini
sama dengan 70 % X 1,125 Juta barel atau 787.500 barel per hari
atau 125.212.500 liter per hari, yaitu 787.500 barel di jadikan
liter dengan di kalikan 159 ( 1 barel = 159 liter ). Per tahunnya,ya
dikalikan 365 menjadi 45.702.562.500 liter. Kelebihan uang per
liternya Rp 1.270. jadi, kelebihan uang per tahunnya yaitu
45.702.562.500 X Rp 1.270 atau Rp 58.042.254.375.000
HARUS IMPOR
Kebutuhan bensin kita per tahun 60 juta kiloliter atau
60.000.000.000 liter. Produksinya, seperti kita lihat tadi,
hanya 45.702.526.500 liter. Maka kita harus impor sebesar
14.297.437.500 liter. Ini harus dibayar dengan dunia sebesar Rp
3.240,- per liter, atau Rp 46.323.697.500.000. Jadi ada kelebihan
uang sebesar Rp 58.042.254.375.000, tetapi ada kebutuhan impor
dengan jumlah uang sebesar Rp 46.323.697.500.000. Alhasil
masih ada kelebihan uang sebesar Rp 11.718.556.875.000.
Jadi, walaupun sebagian kebutuhan bensin harus diimpor
dengan harga dunia, masih ada kelebihan uang tunai sebesar
Rp 11.718.556.875.000. Timbul pertanyaan, apakah harga
bensin premium Rp 1.810,- per liter itu tidak terlampau murah?
Rasanya kalau satu botol Coca Cola di restoran dijual Rp 10.000,-
sampai Rp 15.000,-. Maka, kalau mau dinaikkan memang
pantas, asalkan kenaikkannya tidak terlampau memberatkan.
Dengan menaikkan harga bensin premium, pemerintah memang
mendapat pemasukan lebih besar. Pemasukan ini dapat dipakai
untuk tujuan - tujuan baik atau dikorupsi. Namun kalau dikatakan
bahwa harga bensin premium dinaikkan pemerintah harus keluar
uang sekitar Rp 10 triliun per bulan jelas tidak betul. Yang betul
malah kelebihan uang sebesar Rp 11,73 triliun per tahun.
Seluruh gambaran tulisan ini sangat amat disederhanakan
dari kenyataan. Demikian juga angka-angkanya. Tulisan ini
yaitu model untuk mendapat pengertian yang sebenarnya.
Jadi, bukan angka-angka eksak yang dipentingkan. Maksudnya
hanya untuk menjelaskan bahwa tanpa menaikkan harga bensin
premium pemerintah sudah kelebihan uang tunai dari seluruh
eksploitasi minyak mentah untuk dijadikan bensin premium.
Apakah harganya terlalu rendah sehingga perlu dinaikkan
yaitu urusan lain lagi. Tetapi, jangan menakut-nakuti rakyat
dengan mengatakan kalau tidak dinaikkan sampai harga dunia
pemerintah harus keluar uang Rp 10 triliun per bulannya, dan
akibatnya keuangan Negara menjadi bangkrut. Lebih daripada
itu, artikel ini hanya membahas bensin premium, belum
membahas bensin pertamax dan pertamax plus serta gas yang
semuanya surplus lebih mahal lagi.*
FUNDAMENTAL KEBIJAKAN BBM
Harga bbm sudah dinaikan ,harapannya sekarang susaha
harga yang sudah naik ini sementara berlaku untuk waktu yang
relatif lama , sehingga atas dasar harga yang baru ini dunia
usaha sudah bisa melakukan kalkulasi dan membuat perencaan
bisnisnya . syukur kalau ada jaminan pemerintah tidak akan
menaikannya lagi sampai 2009. Mungkinkah itu?
Berkali-kali saya beserta banyak orang mempertanyakan
apa relevansinya harga minyak dunia dengan harga yang
dikenakan kepada konsumen rakyat indonesia yang memiliki
sendiri minyaknya. Kalau pemerintah konsisten dengan tolak
pikir bahwa harga BBM harus dibawa sampai sepenuhnya
sama dengan yang terbentuk di pasar internasional, jelas tidak
akan ada kepastian harga BBM tidak akan naik lagi kalau harga
minyak dunia meningkat terus.
Ada baiknya kita mempertanyakan hal-hal mendasar
sejak sekarang agar ada pegangan untuk kebijakan dimasa
mendatang.
Minyak mentah dihargai nol. Pertama, perlu diluruskan
adanya pandangan bahwa harga minyak mentah indonesia
dihargai nol kalau tidak mengacu pada harga minyak dunia.
Ini tidak benar. saat harga bensin premium masih Rp 1.810
per liter,harga minyak mentah di hargai Rp1.270 perliter , yaitu
harga konsumen yang Rp 1.810 per liter dikurangi dengan biaya
lifting,pengilangan dan transportasi sebesar Rp 540 per liter.
Setelah dinaikan menjadi Rp 2.400 per liter, minyak mentah
dihargai Rp 1.860 perliter. Tidak nol !
Mekanisme pasar yang mana? Dikatakan bahwa kalau
sistem ekonomiyang kita anut bukan sistem ekonomi komunis,
semua barang dihargai dengan harga yang terbentuk melalui
mekanisme pasar. Jelasnya, harga yaitu titik perpotongan
antara kurva permintaan dan kurva penawaran. Seperti kita
ketahui, membeli dan semua berminat menjual. Daari massa
titik-titik para pembeli itu di tentukan garis tengahnya. Itulah
kurva permintaan.
Demikian juga dengan pembentukan kurva penawaran.
Pertanyaanya, di mana kurva permintaan dan kurva penawaran
itu di koplilasi guna menentukan titik potongnya? Di new york.
Adakah minyak mentah indonesia yang diperdagangkan disana?
Praktis tidak ada, sebab seluruh produksi minyak indonesia
sudah kurang untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya sendiri.
Beberapa jumlah produksi minyak mentah seluruh dunia yang
diperdagangkan di new york? Hanya 30 persen. Yang 70 persen
dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan raksasa minyak dari
hulu sampai hilir.
Kita tahu ada banyak bentuk pasar, antara lain perfect
competition, monopolistic competition, oligopoli, duopli, dan
monopoli. Bentuk pasar di new york mirip dengan perfect
competition. Bentuk pasar minyak di indonesia jelas monopoli,
dan monopoli itu diberikan kepada pertamina dengan harga yang
ditentukan oleh pemerintah.
Harga yang ditentukan oleh pemerintah bukan harga
yang setinggi – tingginya sebagai mana layaknya monopolis
partikelir. Justru sebalik nya, pemerintah menetapkan harga
yang serendah-rendahnya susaha terjangkau oleh rakyat banyak
yang masih miskin dan sangat rendah daya belinya.
Jadi, kedudukan monopoli pemerintah tidak dipakai
untuk memperoleh laba maksimal, tetapi dipakai untuk
menjalankan fungsi sosialnya sesuai dengan jiwa dan amanat
pasal 33 UUD kita. sebab itu, kurva penawaran tidak dapat
digambar seperti yang ada dalam buku teks, sebab perilakunya
bukan profit maximisation.
Mengapa tim ekonomi di pemerintah lantas bersikap dan
berprilaku seperti monopolis partikelir dan melupakan fungsi
sosial nya dalam menetapkan harga minyak yang menjadi milik
rakyat? Bukankah buat migas produck indonesia yang bekerja
bukan inivisible hands nya mekanisme pasar, tapi inivisible
hands nya kekuatan politik, kepentingan dan idiologi?
Saya paham, susaha hasil penjualannya yang lebih
besar dapat dipakai untuk tujuan-tujuan baik juga buat rakyat,
namun siapa yang menentukan prioritas bahwa pemerintah
sebaliknya menggencet rakyat dalam hal minyak susaha dapat
memanjakannya di bidang pendidikan dan kesehatan ? jadi,
dengan kebijakan yang di protes rakyat banyak, pemerinah
justru ingin memperbesar keadilan
Keadilan dikatakan yang menikmati bensin terlampau
murah hanya orang kaya. Ini tidak betul. Bagian terbesar
kendaraan yang mengkonsumsi premiumyaitu sepeda motor
, bajaj, mikrolet, pick up dan truck pengakut barang, angkot,
ojek dan masih banyak lagi orang miskin atau kelompok yang
berpendapatan pas-pasan . orang kaya memakai bensin pertamax
dan pertamax plus
Kalau mau adil, jelas, konkret dan tepat sasaran, mobil
sedan dan mpv dengan kapasitas diatas cc tertentu dipajaki
setinggi-tingginya . mengapa lantas menjadi tambalsulam?
Rakyat digencet, terus diobati dengan yang dinamakan
kompensasi.
Yang digencet perutnya sampai menjadi lapar , obatnya
pendidikan dan layanan kesehatan murah. Buat orang yang
terlampou miskin dan lapar. Pendidikan menjadi abstrak,
betapapun penting untuk jangka panjang. Dan orang yang
terlampau miskin, dengan pendidikan yang membaik, jangka
panjangnya akan mati ditengah jalan sebab kelaparan.
Pelayanan kesehatan murah memang diberikan , tetapi
mengapa dibuat sehat terlebih dahulu dengan disuruh kekurangan
makan sebab naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok?
Ada kata subsidi. sebab secara fundamental harus ikut
dengan mekanisme pasar di new york, selisih harga antara pasar
new york dan harga yang ditetapkan oleh pemerintah indonesia
disebut subsidi. Ini membawa kebingungan lagi. Walaupun
harga bensin ditetapkan sangat rendah , tetapi tidak berati harga
minyak mentah dihargai nol.
Dengan harga yang sekarang berlaku untuk bensin
premium sebesar Rp 2.400 per liter, harga minyak mentah
dihargai Rp 1.860 per liter. Dengan sendirinya pemerintah
memperoleh kelebihan uang tunai sebesar Rp 1.860 per liter
untuk setiap liter bensin premium yang di gali dari bumi.
Indonesian sendiri. Maka istilah subsidi tidak sama dengan
uang keluar. Namun sebab kata subsidi lazimnya berati ad uang
keluar sadar atau tidak.
Pemerintah menjadi percaya bahwa subsidi identik
dengan pengeluran uang . ini menjadi ucapan yang sangat aneh
dan membingungkan. Penyataan pemerintah terakhir berbunyi ;
kalau harga bensin tidak dinaikan , pemerintah tekor sekitar Rp
60 triliun. Tetapi, kalau harga bensin dinaikan , pemerintah bisa
memberikan santunan kepada kaum miskin dengan jumlah Rp
7,9 triliun
Mari kita telah kalimat ini . Harga bensin premium
sudah dinaikan dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter. Apakah
dengan kenaikan ini pemerintah sudah kelebihan uang sebesar
Rp 17,9 triliun atau lebih, yang digunakan untuk menyantuni
kaum miskin?
Saya bertanya kepada banyak orang yang menganut
faham, bahwa subsidi identik dengan uang keluar . mereka
mengatakan , dengan harga bensin premium Rp 2.400 per liter
, keuangan pemerintah masih tekor. Hanya tekornya tidak lagi
Rp 60 triliun. Katakanlah tekornya yang tadinya Rp 60 triliun
menjadi Rp 20 triliun. Kalau masih tekor Rp 20 triliun , kok bisa
menyantuni kaum miskin sebesar Rp 17,9 triliun? Iniah yang
membuat sebagian anggota dpr sangat berkeinginanmemakai
hak angketnya susaha memiliki gambaran yang menyeluruh
dan sebenarnya
Memang ruwet sekali, sebab demikian banyak produck
minyak mentah, belum lagi derivatifnya . sebab itu penghargaan
kita menjadi 2x lipat ganda buat para anggota dpr yang ingin
mengetahui segala sesuatunya melalui hak angket
Asas kas atau asas akrual? Keanehan lain,pos BBM
dalam APBN yaitu kuantitas dikalikan dengan harga minyak
di pasar internasional , yang tidak akan pernah diterima oleh
pemerintah , mengapa? sebab harga yang berlaku di indonesia
ditetapkan oleh pemerintah dengan harga yang jauh lebih
rendah. sebab itu, untuk mengimbanginya, dicantumkan angka
di sisi pengeluaran APBN dengan pos yang bernama “subsidi
BBM” . dengan sendirinya pos ”Subsidi BBM” juga angka yang
tidak pernah dikeluarkan. Cara penyusunan APBN seperti ini
menyalahi prinsip cash basis. Dalam UU Nomor 17 tahun 2003
tentang keuangan negara pasal 36 memang diindikasikan akan
diberlakukan basis akrual, tetapi sebagai peraturan peralihan
dengan tenggang waktu lima tahun. Saya kira sekarang masih
belum diperlakukan dengan peraturan pelaksanaannya.
Pasal 36 merujuk pasal 1 nomor 13,14,15,dan 16, yang
dinyatakan sebagaai sistem akrual. Bunyi pasal 1 nomor 13:
“pendapatan negara yaitu bak pemerintah pusat yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.” Harga yang berlaku
dipasar dunia bukan hak pemerintah, sebab pemerintah
menetapkan sendiri yang menjadi haknya untuk bensin premium
Rp 2.400 per liter. Bukan Rp 3.240 per liter kalau didasarkan atas
harga minyak mentah di pasar NEW YORK sebesar 50 dolar AS
per barel, dan satu dollar AS tanggap sama dengan Rp 8.600.
UU nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara tidak
mampu merumuskan dan menjabarkan asas kas dan asas akrual
yang benar, sebab pikiran para pembuat undang- undang dalam
kaitannya dengan arti kata subsidi untuk migas
Impor neto sering dijelaskan bahwa tekor sampai Rp
60 triliun itu betul-betul pengeluaran uang, sebab kita harus
menginpor minyak mentah maupun bensin . jumlah produksi
kurang dibandingkan dengan jumlah konsumsi. Memang , tetapi
tidak 100 persen kebutuhan impor. Yang diimpor yaitu selisih
antara produksi yang merupakan hak indonesia dan konsumsi.
namun jumlah yang harus dikeluarkan ini seimbang dengan
jumlah kelebihan uang dari seluruh produksi yang menjadi hak
indonesia . sekedar contoh , kita mengacu pada bensin premium.
untuk setiap liternya pemerintah kelebihan uang sebesar Rp
1.860 seperti sudah dijelaskan tadi ( Rp 2.400 – Rp540). Berapa
persisnya kelebihan uang ini dan berapa persisnya uang yang
dibutuhkan untuk impor tidak pernah di beberkan, betapapun
ruwetnya sebab produk-produk minyak mentah begitu
banyaknya.
INFLASI DAN DEFLASI
Inflasi yaitu momok ekonomi modern. Ini yaitu salah
satu ancaman utama yang terus-menerus akan merusak atau
bahkan menghancurkan dekade pertumbuhan ekonomi jika
dilepaskan dan tidak dikekang. Dikhawatirkan oleh gubernur
bank sentral global dan memaksapelaksanaan kebijakan moneter
yang secara inheren tidak populer. Ini membuat beberapa orang
tidak adil antara orang kaya dan memiskinkan orang lain.
Secara historis inflasi telah menghancurkan seluruh
ekonomi dan mengubah jalannya sejarah manusia. Inflasi yaitu
salah satu kekuatan yang terurai, pada kekaisaran Romawi dua
ribu tahun yang lalu dan kekaisaran Uni Soviet dua dekade lalu.
Padakali ini sedang ditulis negara Venezuela pulih dari tingkat
inflasi di atas 100% dan Mesir yang terjadi kerusuhan tentang
bahan bakar yang lebih tinggi harganya.
Dampak inflasi yang parah seringkali jauh melebihi
perekonomian. Dalam kisah yang paling jitu dalam sejarah
modern, inflasi mengerikan dipicu oleh Republik di Jerman pada
akhir Perang Dunia I yang menyebabkan harga naik untuktingkat
luar biasa bahwa nilai tukar Mark Jerman ke Dollar melebihi
3000000000000-1! Hal ini dihasilkan kehancuran ekonomi
yang menciptakan lubang hitam politik yang akhirnya muncul
Nasional Partai Sosialis dan Adolf Hitler, yang mengeksploitasi
kehancuran menjadi Kanselir Jerman pada bulan Januari 1933.
Inflasi ini merupakan gambar cermin, deflasi, memiliki
kurang dari warisan sejarah gelap, tapi tetap masalah ekonomi
yang serius.
Deflasi didefinisikan perilaku harga selama Depresi
Besar pada 1930-an dan telah muncul sebagai ekonomi di Jepang
pada periode berjalan.
Bab ini mengeksplorasi fenomena ganda ekonomi
inflasi dan deflasi pada tingkat awal. Kami akan mulai dengan
mendefinisikan inflasi dan menjelaskan bagaimana hal itu diukur
dalam ekonomi modern. Kemudian kita akan mengeksplorasi
pembangunandua harga indeks utama, Indeks Harga Konsumen
dan Indeks Harga Produsen, dan akan mengikuti bahwa dengan
diskusi panjang tentang mengapa inflasi dan deflasi begitu
berbahaya. Akhirnya, dengan memakai model yang
sudah dikembangkan dalam bab ini, kita akan mengeksplorasi
pemicu modern inflasi dan mempertimbangkan respon
kebijakan dasar yang dirancang untuk mengekang inflasi atau
merangsang ekonomi keluar dari deflasi.
Bab ini tidak menawarkan kata akhir tentang inflasi dan
deflasi. Kisaran respon kebijakan yang tersedia untuk inflasi dan
deflasi dibahas secara lebih rinci dalam bab-bab selanjutnya.
Demikian juga, dampak rumit nilai tukargerakan pada tingkat
inflasi internasional juga ditangguhkan untuk bab berikutnya
pada tingkat perdagangan dan pertukaran internasional.
I. Definisi
Iinflasi yaitu suatu istilah umum yang digunakan
dalam banyak konteks, tidak ada definisi yang diterima secara
umum tentang inflasi, juga tidak ada agrteement umum tentang
apa yang merupakan tingkat yang dapat diterima inflasi, inflasi
yang buruk, atau hiperinflasi.Secara umum dapat dikatakan
bahwa inflasi yaitu ukuran dari peningkatan umum tingkat
harga dalam perekonomian, yang diwakili biasanya dengan
indeks harga inklusif, sepertisebagai Indeks Harga Konsumen
di Amerika Serikat.Istilah menunjukkan banyak harga individu
meningkat bersama-sama daripada satu atau duaharga terisolasi,
seperti harga bensin di lingkungan harga dinyatakan tenang.
Tingkat inflasi biasanya dinyatakan sebagai tingkat
pertumbuhan tahunan pada harga (sekali lagi, yang diukur
dengan indeks) bahkan jika diukur selama periode waktu yang
lebih singkat.
Misalnya, jika laporan radio menyatakan bahwa “harga
konsumen naik pada tingkat inflasiempat persen kuartal terakhir,
“yang biasanya berarti Indeks Harga Konsumen untuk Semua
Konsumen Perkotaan (indeks yang paling dikutip) naik selama
tiga bulan terakhir pada tingkat tahunan sekitar empat persen,
dan pers umumnya mengacu pada tingkat inflasi saat ini sebagai
sekitar empat persen.
Deflasi merujuk penurunan
umum dalam harga atau tingkat
harga yang diukur dengan
indeks harga inklusif dan,
sekali lagi, bukan mengacu
pada penurunan harga terisolasi,
seperti gas alam menurun
dalam harga, di harga dinyatakan
stabil lingkungan Hidup.
Selama masa ekonomi yang sehat saat ekonomi
mengalami tidak inflasi atau deflasi, istilah seperti stabilitas
harga mungkin menggambarkan lingkungan harga ekonomi
pada saat itu.
Jadi pada titik ekonomi dari status yang diinginkan
stabilitas harga inflasi (yaitu ekonomi mengalami inflasi, yang
hampir selalu dilihat sebagai masalah)? Meskipun semua
ekonom mengakui bahwa semakin tinggi tingkat inflasi,
semakin serius masalah ekonomi (dijelaskan kemudian), apa
yang merupakanambang bergerak dari baik buruk dan dari
buruk menjadi lebih buruk tergantung pada ekonom dan sampai
batas tertentu pada konteks. Ditunjukkan pada Tabel 1 yaitu
ambang batas yang agak sewenang-wenang yang digunakan
oleh guru Anda di kuliah dan tulisan-tulisannya. Ekonom lain
akan memiliki ambang sedikit lebih nyaring dari ini, namun
orang lain yangsedikit longgar.
saat Anda melihat Tabel 1 jelas bahwa jumlah nominal
inflasi, biasanya kurang dari 3%, diterima dan bahkan mungkin
baik untuk perekonomian. Tapi setiap tingkat berkelanjutan
di atas 2,5% atau 3% akan dilihat sebagai masalah potensial,
dan semakin tinggi tingkat, yang lebih serius dan masalah akan
berbahaya. Bagian dari alasan untuk ini yaitu sebab setelah
inflasi bergerak naik tinggi ke kisaran satu digit dan kemudian
kisaran dua digit, ia mulai diri senyawa ke tingkat yang lebih
tinggi. Dengan kata lain, setelah mencapai tingkat tertentu, ia
menetapkan dalam gerak serangkaian kekuatan yang cenderung
bergerak secara otomatis ke tingkat yang lebih tinggi (dijelaskan
kemudian). Lebih jelasnya, inflasi 12% secara otomatis akan
menjadi inflasi 15% dan kemudian inflasi 20% jika tidak
ditangani dengan memakai kebijakan anti-inflasi yang parah
dan tak kenal lelah. Setelah inflasi bergerak di atas kisaran 20%,
pelajaran dari sejarah memberitahu kita bahwa kecenderungan
untuk diri-senyawa begitu besar sehingga inflasi menjadi
eksplosif dan berpotensi menghancurkan untuk ekonomi.
Inflasi berpotensi mengubah ekonomi ke dalam lubang
hitam merokok.
Pada titik ini akan berguna untuk melihat grafik yang
menunjukkan tingkat inflasi di Amerika Serikat melalui
serangkaian dekade. Gambar 1 CPI Inflasi: 1960-2011
menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan, yang diukur dengan
indeks inflasi paling dikutip di Amerika Serikat, Indeks Harga
Konsumen untuk Konsumen Perkotaan, AS Kota Sedang, Semua
Barang, yang dirilis bulanan (meskipun grafik memakai
data tahunan). Garis hijau vertikal mewakili palung siklus
bisnis, garis ungu ambang antara deflasi dan stabilitas harga
(yang menunjukkan bahwa kita memiliki episode kecil deflasi,
yang sangat tidak biasa, pada tahun 2009), dan garis kuning
putus-putus mewakili perkiraan ambang batas, menurut Tabel
1, bergerak dari daerah stabilitas harga menjadi wilayah inflasi
yang moderat dan mungkin lebih tinggi. Tingkat inflasi tahunan
rata-rata selama periode ini telah sekitar 4%.
Dengan inspeksi, meskipun, itu sangat jelas bahwa
ekonomi AS telah menderita dua serangan berbahaya dari inflasi
selama periode lima puluh tahun ini, bergerak pada tahun 1980
ke kisaran diidentifikasi dalam Tabel 1 sebagai hiper-inflasi.
Itu memang berbahayatahun (30 tahun suku bunga KPR tetap
pinjaman rumah berada di atas 15% pada saat itu) dan itu hanya
disembuhkan oleh respon kebijakan yang benar-benar Draconian
(dijelaskan dalam kuliah) yang melemparkan ekonomi ke resesi
yang sangat dalam dan serius.
Grafik ini juga menunjukkan bahwa selama dekade
terakhir inflasi belum menjadi masalah di Amerika Serikat.
II. Bagaimana Inflasi Terukur dan Tingkat Inflasi Dihitung
Gambar 1 menunjukkan tingkat inflasi tahunan yang
diukur dengan Indeks Harga Konsumen. Bagian ini akan
menjelaskan bagaimana indeks yang ditentukan dan bagaimana
tingkat inflasi dihitung dari indeks. Bagian ini juga akan
membahas konstruksi indeks harga lainnya seperti Producer
Price Index dan indeks harga khusus yang digunakan untuk
mengempis perkiraan PDB nasional nominal untuk tingkat
pertumbuhan (disesuaikan dengan inflasi) mereka yang
sebenarnya.
II. 1. Indeks Harga Konsumen
Sesuai namanya, Indeks Harga Konsumen(IHK)
yaitu indeks - satu nomor- tidak tingkat pertumbuhan. Untuk
mengubahnya ke inflasi tingkat dua nilai indeks harus diubah
menjadi tingkat pertumbuhan memakai rumus dasar.Indeks
itu sendiri berdasar survei berulang besar yang dilakukan
oleh sebuah badan pemerintah, Biro Statistik Tenaga Kerja
(BLS), sebuah divisi Departemen Tenaga Kerja dari AS.
Umumnya, survei mencoba untuk mengevaluasi dan
mengevaluasi kembali harga berbagai barang yang dibelioleh
konsumen. Statistik CPI dan terkait yang dirilis setiap bulan,
pertama dalam bentuk siaran pers dan kemudian segera
sesudahnya dalam database yang tersedia untuk siapa saja yang
mengunjungi situs web CPI. sebab CPI yaitu indeks, itu
yaitu normal untuk dasar, dan dasar saat ini digunakan yaitu
rata-rata indeks baku untuk 36 bulan tahun kalender1982-1984,
yang kemudian ditugaskan nilai 100.
Setiap bulanpengumpul data BLS memakai
kunjungan pribadi dan panggilan telepon ke toko-toko ritel,
fasilitas medis dan bisnis lain yang melayani konsumen untuk
mengumpulkan data harga pada lebih dari 80.000 item di lebih
dari 200 kategori barang, mulai dari telur ayam untuk liter
minyak motor untuk biaya kuliah dan biaya perangko. Data
harga ditinjau dan disesuaikan (sebab kualitas, kemasan, dan
segudang masalah lain dapat mempengaruhi definisi komoditi-
apa yaitu ”besar” telur, untuk misalnya), maka setiap harga
dikalikan dengan bobot kemudian dijumlahkan menjadi
beberapa indeks tunggal:
di mana α yaitu berat badan yang sesuai (perubahan berkala,
tapi tidak setiap bulan) dan P yaitu salah satu dari ribuan hadiah.
Dijumlahkan, nilai tertimbang dibagi dengan dasar, rata-rata
dari CPI baku (pada dasarnya rumus kekiri tanda divisi) untuk
36 bulan pada tahun 1982 sampai 1984. Hal ini akan ditafsirkan
bahwa jika CPI menyamai110, maka harga telah meningkat
sekitar 10% sejak periode dasar.
Penjumlahan alpha ini ditampilkan di atas disebut
keranjang pasar dengan BLS dan dimaksudkan untuk kira-kira
mewakili persentase pengeluaran bulanan konsumen sebagai
kelompok dibelanjakan pada kategori keseluruhan dan masing-
masing komponen kecil dalam kategori, sehingga Alpha semua
menambahkan hingga 100%. Misalnya, pada Januari 2013 berat
untuk kategori Makanan menyamai 15,261%, dan sub kategori
dalam Makanan untuk Buah dan Sayuran menyamai 1,287%.
Dalam kategori ini , berat untuk Pisang setara 0,081%. Hal
ini dapat ditafsirkan bahwa dengan perkiraan BLS, konsumen
AS menghabiskan 15,261% dari pengeluaran bulanan mereka
pada makanan, 1,287% pada buah dan sayuran, dan 0,081%
pada pisang.
Bobot ini , yang mengubah lebih atau kurang setiap
dua tahun, didasarkan pada survei konsumsi disediakan oleh
ribuan rumah tangga. Pada waktu tertentu sekitar 7.000 keluarga
diminta untuk menjaga buku harian pribadi benar-benar segala
sesuatu yang mereka beli untuk jangka waktu dua minggu, yang
kemudian dikumpulkan oleh BLS. Selama periode survei dua
tahun BLS akan mengumpulkan sekitar 28.000 buku harian
mingguan dan, untuk informasi tambahan, akan melakukan
sekitar 60.000 wawancara per kuartal.
TABEL 2
Tabel 2 menunjukkan bobot dan komponen dari beberapa
kategori CPI utama bersama dengan beberapa komponen yang
lebih kecil (dipilih secara acak untuk kepentingan) untuk rilis
Januari 2013. CPI dirilis dengan data yang musiman disesuaikan
(SA) (di mana perilaku harga musiman statistik merapikan) dan
tidak musiman disesuaikan (NSA). Bobot dibahas di atas dapat
dilihat (mereka bulat) serta nomor indeks kategori agregat dan
individu. Juga ditampilkan yaitu tingkat inflasi tahunan selama
dua belas bulan sebelumnya untuk masing-masing kategori
(metode untuk menghitung yang dijelaskan di bawah ini).
Seperti dapat dilihat, indeks secara keseluruhan sekarang
berdiri di 230,3, yang berarti bahwa harga pada umumnya
memiliki lebih dari dua kali lipat sejak periode dasar. Melihat ke
bawah kolom di indeks individu, dapat dilihat bahwa perawatan
medis telah mengalami tingkat inflasi yang lebih tinggi dari
indeks secara keseluruhan, sedangkan pakaian (pakaian) telah
meningkat hanya 24,7% atas seluruh periode 30- tahun, dan
biaya rekreasi bahkan kurang. Biaya peralatan komunikasi
(komputer, telepon danseperti) telah benar-benar kempes - jatuh
nilai nominal (yang berarti bahwa perangkat ini lebih murah
daripada mereka dulu dalam dolar absolut).
Banyak mahasiswa khawatir bahkan mungkin jengkel
melihat bahwa biaya kuliah dan biaya peringkat sebagai salah
satu kategori yang paling meningkat di semua listing CPI, di 636
mewakili peningkatan enam kali lipat harga sejak periode dasar.
Kamuakan berpikir bahwa siswa akan mengeluh tentang hal ini.
Tabel 2 juga menunjukkan item memo, Pembelian
Kekuatan Dollar, di $ 0,434. Nilai ini sama dengan
yang merupakan ukuran berapa banyak dolar akan membeli
sekarang dibandingkan dengan apa yang dibeli pada periode
dasar. pada Januari 2013 dolar bernilai empat puluh tiga sen
dibandingkan dengan 1982-1984 dolar.
II.2. Menghitung Tingkat Inflasi dari Indeks Harga
Sebuah indeks harga yaitu nilai tunggal dikenal dengan
basis, tetapi nilai ini tidak memiliki makna yang melekat.
Setiap indeks inflasi menjadi lebih berguna saat berubah
menjadi tingkat inflasi. Bagian ini menunjukkan bagaimana
Indeks Harga Konsumen berubah menjadi tingkat inflasi.
Biasanya tingkat tahunan dihitung sebagai tingkat
pertumbuhan diskrit. Rumus umum untuk transformasi diskrit
ini dinyatakan sebagai titik desimal yaitu
yang dapat diterjemahkan untuk mengatakan bahwa tingkat
perubahan berakhir setiap saat t sama dengan nilai indeks pada
waktu t dibagi dengan nilai indeks pada periode sebelumnya (t-
1) minus satu. Untuk mengungkapkannya sebagai persentase,
nilai ini di atas yaitu kali dikalikan 100.Oleh sebab itu salah
satu cara untuk menghitung tingkat tahunan perubahan harga
konsumen yaitu untuk mengambil CPI Desember untuk
setiap tahun dan menghitung tingkat tahunan untuk tahun
yang memakai CPI Desember dari tahun sebelumnya.
Misalnya, untuk menghitung tingkat inflasi tahunan Desember-
to-Desember untuk 2011, salah satu akan memakai rumus
berikut:
Sekali lagi, nilai ini dapat dikonversi ke keuntungan persentase
dengan mengalikan kali 100.
Mengingat bahwa CPI untuk bulan Desember 2010
yaitu 219,18 dan untuk Desember 2011 yaitu 225,67, maka
tingkat inflasi Desember-to-Desember
sehingga analis dapat mengatakan bahwa tingkat inflasi untuk
2011 yang diukur dengan IHK yaitu sedikit di bawah tiga
persen.
sebab CPI dihitung satu bulan dapat menghitung
tingkat inflasi tahunan tersirat dengan indeks bulanan dengan
memakai rumus berikut:
Misalnya, mengingat bahwa CPI untuk bulan Desember
2010 yaitu 219,18 dan untuk November 2010 yaitu 218,80,
maka tingkat inflasi tahunan untuk bulan Desember ini
Lebih dulu meskipun itu sebab nilai-nilai bulanan bisa
sangat volatile, mengingat bahwa tingkat tahunan dihitung
dengan peracikan, setiap volatilitas dinomor bulanan akan
menghasilkan volatilitas yang lebih besar dalam nilai-nilai
tahunan yang diperparah dihitung dari angka-angka. Sebagai
contoh, kita lihat di atas bahwa CPI untuk Desember 2011
yaitu 225,67. Ternyata bahwa CPI untuk November 2011
yaitu jumlah yang lebih tinggi di 226,23! Ini akan berarti
bahwa laju inflasi tahunan (sebenarnya, tingkat deflasi) pada
bulan Desember 2011 yaitu
Untuk mencegah volatilitas menyesatkan ini yang
terbaik yaitu memakai perbandingan tahunan (seperti
contoh Desember-to-Desember atas).
II. 3. Indeks Harga Produsen
Selain CPI, Biro Statistik Tenaga Kerja juga menerbitkan
serangkaian indeks disebut Indeks Harga Produsen (PPI) untuk
harga yang diterima oleh produsen domestik untuk barang dan
jasa yang dihasilkan mereka dan secara umum dibagi menjadi
dua kategori, harga komoditas seperti alami gas, berbagai produk
pertanian, dan bahan kimia industri, dan barang jadi, mulai dari
produk roti dan kopi panggang untuk makanan hewan, mobil
penumpang, dan perhiasan imitasi. Lebih dari 10.000 produk
yang diperinci dalam Indeks Harga Produsen, yang dulu disebut
Indeks Harga Grosir, nama mungkin lebih deskriptif dari aplikasi
saat ini.
II. 4 sampel data bulanan untuk survei PPI lebih dari 25.000
usaha (partisipasi bersifat sukarela) menyediakan lebih dari
100.000 kutipan harga.
Dua agregasi dari PPI yang digunakan sebagai statistik
ekonomi utama yaitu Indeks Harga Produsen untuk barang
jadi dan Indeks Harga Produsen untuk semua komoditas,
meskipun agregasi lain seperti bahan mentah, pertanianproduk,
dan barang energi selesai akan mendapatkan perhatian media
jika mereka menunjukkan pergerakan harga yang tidak biasa
di sektor ekonomi utama. Hal ini sebagian sebab harga di PPI
sering terkemuka indikator mana harga cenderung untuk pergi
beberapaminggu atau bulan kemudian di sektor konsumen,
sebagaimana tercermin pada akhirnya di CPI. Sebagai contoh,
jika harga minyak mentah atau harga grosir naik bensin di masing-
masing PPI, jika itu kenaikan harga ditopang kemungkinan
untuk muncul dibagian dari CPI yang didedikasikan untuk biaya
transportasi.
Indeks agregat, seperti Indeks Harga Produsen untuk
semua komoditas, yaitu jumlah tertimbang komoditas individu,
dan memakai teknik pembobotan yang sama dari itu
dijelaskan di atas untuk CPI. Penentuan bobot, bagaimanapun,
yaitu lebih sewenang-wenang dan sering lambat untuk berubah.
Mengingat bahwa harga dikumpulkan dalam survei dari produsen
komersial, beberapa bobot didasarkan kurang lebih pada tugas
produser dari berat berdasar pada kepentingan relatif dari
komoditas atau baik dalam pertanyaan di aliran pendapatan
produser umum. Pada dasarnya, jika penjualan dari satu
komoditas penjualan dua kali lipat dari yang lain, yang pertama
akan memiliki dua berat. Untuk komoditas, bobot juga dihitung
dengan estimasi nilai bruto relatif pengiriman - jika nilai minyak
mentah dikirim dua kali lipat nilai gas alam, minyak mentah
akan memiliki dua kali lipat berat gas alam. Gambar 2 - Barang
jadi dan Komoditi PPI dibandingkan CPI-U membandingkan
Indeks Harga Produsen Barang jadi dan Indeks Harga Produsen
Komoditas untuk untuk Indeks Harga Konsumen memakai
tarif bulanan tahunan selama enam tahun antara 2007 dan 2013.
Seperti yang diharapkan, PPI untuk komoditas jauh lebih stabil
daripada dua lainnya dan menunjukkan bahwa selama lebih dari
satu harga komoditas secara umum menurun, memprovokasi
penurunan juga dalam barang jadi dan bahkan deflasi sedikit di
barang-barang konsumsi (Gambar 1 tidak menunjukkan ini jelas
sebab Data tahunan sedang digunakan di sana).
Umumnya harga komoditas (minyak dan energi lainnya
produk, biji-bijian dan produk pertanian lainnya, tembaga dan
logam lain dan sebagainya) akan jauh lebih mudah menguap
yang harga baik barang jadi atau barang-barang konsumsi
dan jasasebab mereka dibeli dan dijual di pasar global yang
kompetitif dan tunduk pada variasi kadang-kadang ekstrim
dalam pasokan dan permintaan, cuaca dalam kasus tanaman
dan produk-produk energi (badai di masa lalu telah sangat
berdampak harga minyak dan gas alam untuk jangka waktu
yang singkat , dan bahkan siklus umum pertumbuhan di negara-
negara berkembang seperti China, India, dan Brasil.
sebab volatilitas ekstrim bulan ke bulan nilai untuk
setiap ukuran dari PPI tidak dapat diandalkan sebagai indikator
meskipun mereka lebih berguna saat data matematis merapikan
selama beberapa bulan pada waktu. Meskipun demikian tren
yang jelas dalamharga konsumen, apakah inflasi atau deflasi,
sering diantisipasi oleh tren sebelumnya kenaikan komoditas
atau barang jadi harga produsen yang baik. Alasannya cukup
sederhana - banyak barang-barang konsumen yang dibuat dari
komoditas ini,seperti bensin dari minyak dan sarapan sereal
dari gandum. Tingkat hubungan bisa menjadi rumit. Pertama,
tidak semua bisnis di pasar yang kompetitif dapat benar-benar
menyampaikan kenaikan biaya melalui kenaikan harga yang
sesuai. Industri penerbangan, misalnya, secara historis sulit
untuk menyampaikan kenaikan harga BBM harga tiket sebab
industri ini sangat kompetitif. Dalam kasus lain, seperti sereal
sarapan, komoditas ini membuat hanya kecilsebagian kecil
dari harga jadi konsumen yang baik, sehingga peningkatan 30%
dalam harga gandum dapat menyebabkan hanya peningkatan 5%
dalam produk di rak. Di sisi lain, minyak mentah yaitu suatu
bagian penting dari bensin, saat harga minyak mentahnaik
atau turun, harga bensin berikut dan agak cepat.
III. Inti Tingkat Inflasi dan Deflasi
sebab volatilitas ini dibahas di atas harga barang jadi
bergantung pada komoditas, Biro Statistik Tenaga Kerja juga
menghitung nilai untuk CPI yang tidak termasuk makanan dan
energi dan menyebutnya Rate Core.
Lihat Gambar 3 CPI (semuanya) lebih sedikit makanan
dan energi (Core Rate) yang membandingkan CPI untuk semua
item untuk Core Rate, yang menghilangkan semua data pangan
dan energi dari perhitungan. Jelas Tingkat Inti lebih stabil secara
keseluruhanCPI sebab strip keluar kategori yang paling volatile
barang-barang konsumen, mereka bergantung pada harga
komoditas volatile. Pada tahun pertama dari resesi mendalam
yang dimulai pada kuartal keempat tahun 2007, harga komoditas
secara umum, termasuk minyakdan bensin, anjlok sehingga
sangat bahwa harga konsumen untuk makanan dan energi,
walaupun memiliki berat gabungan hanya 15% (lihat Tabel 1),
menyeret CPI secara keseluruhan dalam ke wilayah deflasi,
seperti dapat dilihat pada grafik. Tapi saat harga pangan dan
energi yang dilucuti, deflasi diminimalisir sangat (meskipun
masih ada deflasi ringan).
Hal ini sangat jelas dengan inspeksi bahwa Tingkat Inti
umumnya lebih stabil daripada CPI umum untuk semuanya
(dan volatilitas yang lebih besar ini meluas ke tahun sebelum
tahun 2007). sebab begitu banyak penekanan diletakkan pada
pentingnya angka CPIdan rilis data bulanan (dan revisi dari data
sebelumnya) yang diikuti oleh pasar keuangan dan lain-lain,
media keuangan biasanya memberikan sebanyak pentingnya
Rate Inti sebagai CPI secara keseluruhan sehingga volatilitas
tidakdisalahartikan sebagai kecenderungan umum baik inflasi
atau deflasi yang benar-benar tidak ada. Dasarnya merupakan
usaha mentah untuk menghapus beberapa kebisingan putih
ditemukan di volatilitas CPI.
Ini tidak berarti, bahwa harga pangan dan energi yang
penting. saat harga bensin berjalan di atas $ 4.00 per galon
seperti yang terjadi pada musim semi 2013 mungkin memiliki
dampak negatif sedikit pada kategori lain dari belanja konsumen,
yang dapat menurunkan tingkat pertumbuhan PDB riil yang
diberikan pentingnya belanja konsumen di ekonomi AS .
III. 1. Pengaruh Inflasi dan Deflasi
Pengukuran tren harga akan sedikit lebih dari latihan
akademis kalau bukan sebab fakta bahwa tren ekstrim harga
di kedua arah yang sangat berbahaya dalam ekonomi dan dapat
mendatangkan malapetaka pada kekayaan dan pendapatan.
Inflasi yaitu suatu fenomena yang berbahaya bahwa bank
sentral di seluruh dunia, seperti sendiri Sistem Federal Reserve
dan Bank Sentral Eropa di zona euro, melihat pertempuran
inflasi sebagai pekerjaan utama mereka (meskipun sejak tahun
2007 sebagian besar kegiatan mereka telah berorientasi menjaga
keuangan Krisis menjadi lebih buruk, tetapi sebagai data di
bagian atas menunjukkan, setidaknya untuk Amerika Serikat,
inflasi hampir tidak masalah selama krisis). Inflasi dan deflasi
memiliki efek yang sama sekali berbeda pada ekonomi sehingga
mereka akan dipertimbangkan secara terpisah, dimulai dengan
inflasi.
III. 2. Pengaruh Inflasi Setelah Kekayaan dan Penghasilan
Meskipun inflasi umumnya berbahaya bagi ekonomi -
hiperinflasi yang dapat menghancurkan ekonomi dan di masa
lalu tidak benar bahwa inflasi merugikan setiap pemain dalam
perekonomian. Meskipun inflasi dapat menghancurkan kekayaan
dan pendapatan (menjelaskan bawah), inflasi juga memiliki
efek merusak dari redistribusi kekayaan dan pendapatan, dan
melakukannya secara tidak adil.
Umumnya, inflasi tak terduga (peran penting dari
ekspektasi inflasi yang dibahas pada bagian selanjutnya) di
kisaran mengatakan 6% sampai 15%, akan mendistribusikan
kekayaan dan pendapatan dari kohort ekonomi seperti penyewa,
hemat, pemberi pinjaman (terutama mereka yang meminjamkan
pada tingkat bunga tetap untuk pinjaman seperti hipotek jangka
panjang), orang pensiunan (terutama jika hidup pada pendapatan
tetap atau terbatas), dan banyak dari penduduk yang bekerja
pada umumnya.
Dalam kasus penduduk yang bekerja umum, penelitian
telah menunjukkan bahwa umumnya upah dan bentuk lain dari
pendapatan nominal tidak menjaga dengan tingkat inflasi umum
setelah inflasi menjadi berlebihan, sebagian sebab majikan
tidak berkewajiban untuk menaikkan upah hanya sebab ada
inflasi tetapi juga sebab banyak tenaga kerja ditetapkan oleh
kontrak yang lambat untuk mengubah atau hanya tidak responsif
terhadap inflasi muncul dengan cepat, fenomena dalam penelitian
ekonomi yang disebut “lengket upah.”
Inflasi ini sama meskipun sering akan menguntungkan
pemilik aset riil, seperti real estate dan terutama real estate
dibiayai dengan hipotek jangka panjang dengan suku bunga tetap
(seperti 30 tahun fixed-rate mortgage), tetapi juga komoditas
lainnya, seperti berharga logam, koleksi berharga dan aset lain
seperti itu. Inflasi manfaat setiap kelas peminjam yang mampu
meminjam pada tingkat tetap, yang meliputi KPR seperti
disebutkan di atas, tetapi juga segala bentuk utang pasar, seperti
obligasi jangka panjang awalnya dijual dengan harga tetap (dan
sebab itu akan menguntungkan bisnis atau pemerintah saja
yang telah membiayai dengan obligasi ini ).
Paragraf di atas menyiratkan bahwa siapa pun yang
terampil dan cukup kaya untuk mengantisipasi inflasi, bahkan
sebagai kemungkinan bukan kepastian, dapat membuat jenis
investasi keuangan yang tidak hanya melindungi terhadap
bahaya inflasi tetapibahkan keuntungan sebab inflasi. Ini harus
jelas dari contoh-contoh yang diberikan bahwa jika seseorang
menganggap prospek inflasi sebagai suatu kemungkinan (sebab ,
misalnya, kebijakan pemerintah saat ini - lebih lanjut tentang itu
di bawah) maka pembelian real estate, baik tempat tinggal utama
atau rumah kedua atau sewa, dengan pembayaran minimal turun
dibiayai dengan 30 tahun hipotek suku bunga tetap pada tingkat
bunga yang relatif rendah (kombinasi dari pilihan yang telah
pasti telah tersedia sejak 2010 sampai saat ini ditulis di Spring
2013), mungkin investasi soundest investor swasta yang bisa
membuat. Hal ini tidak relevan bahwa pasar real estate bangkrut
pada tahun 2007. Itu terjadi sebab kelebihan spekulatif,l engkap
kurangnya regulasi yang efektif, dan kombinasi incompetency
dan penipuan didorong oleh keserakahan dari beberapa bank
terbesar di dunia.
pemerintahan yang dipilih secara demokratis ada
kemungkinan untuk bertahan hidup masa inflasi yang parah,
tapi seperti spekulan real estate pemerintah kadang-kadang
memiliki insentif untuk membiarkan run inflasi untuk sementara
setidaknya dua alasan. Pertama, sangat kebijakan yang memiliki
potensi untuk menghasilkan inflasi, seperti menjalankan
defisit anggaran yang besar yang sebagian uang oleh otoritas
bank sentral bisa sangat populer dengan (naif?) Pemilih yang
mendapatkan keuntungan dari kelebihan ini , setidaknya
sampai inflasi muncul dan menjadi masalah (kantor kadang-
kadang lama setelah para politisi yang bertanggung jawab
telah meninggalkan). Kedua, inflasi secara substansial dapat
mengurangi nilai riil utang pemerintah, seperti halnya untuk
utang hipotek swasta.
Oleh sebab itu jika tidak semua dirugikan oleh inflasi,
bahwa memang beberapa pihak mendapatkan keuntungan, maka
tekanan politik untuk mengekang inflasi dapat dicampur dan
rumit. Tidak semua pemain tentu akan di papan.
Akhirnya harus jelas bahwa realokasi kekayaan dan
pendapatan selama episode inflasi terputus dari produktivitas
ekonomi dan inheren tidak adil. Setelah semua, itu menghukum
penabung dan imbalan debitur dan spekulan dan padaSetidaknya
untuk sementara penghargaan ketidakmampuan dalam pelayanan
pemerintah.
III. 3. Inflasi Cenderung Self-peracikan
Setelah inflasi dimulai, ia cenderung menjadi lebih buruk
dengan berjalannya waktu jika tidak ditangani dengan kebijakan
agresif yang dirancang untuk menghentikan inflasi. Dengan
contoh, ini berarti bahwa inflasi 3% akan segera menjadi inflasi
5%, dan di beberapa titik yang akanmenjadi dua digit (10% atau
di atas) dan lebih buruk.
Alasannya beberapa dan rumit (dan dibahas secara rinci
lebih lengkap di bagian bawah). Pertama, muncul inflasi yang
moderat di beberapa pasar cenderung mempercepat permintaan
untuk produk-produk dari pasar-pasar, yang dapat senyawa
tekanan inflasi untuk produk di pasar ini . Hal ini tampaknya
menjadi terutama berlaku untuk real estate, barang tahan lama
tertentu seperti mobil, dan komoditas utama bagi produsen dan
pengguna industri.
Pasar real estat memberikan contoh yang baik. Untuk
pemilik rumah, sekali turun-pembayaran dan startup biaya
dibayar, biaya riil memiliki rumah yaitu pembayaran bulanan
rumah, yang pada gilirannya ditentukan oleh harga pembelian
rumah dan tingkat bunga pinjaman hipotek. Kedua variabel
ini biasanya akan meningkat selama episode inflasi.
Bahwa nilairumahakan naikharus jelas-satu-satunyakeadaandi
mana iaakantidak akan menjadiinflasianeh disemua
kategorikonsumenkecualiperumahan, yangakanmemanglangka.
Tapiuntuk alasandijelaskan nanti, suku bungajuga
meningkatselama periodeinflasi, begitu banyak
sehinggaumumnyatingkat hipotek untukhipotekbaruyang
dikeluarkanakanselalu menjadidua(atau lebih) persentaseatau
di atastingkat inflasiyang mendasari. Ini berarti bahwajika
tingkatinflasiyaitu 12%, maka30tahunhipotek suku bunga
tetapakan14% atau lebih tinggi!
Apa perbedaan akan yang membuat dibebankan untuk
pembayaran bulanan? Hal ini ditunjukkan oleh contoh terbaik.
Lihat Tabel 3 - Pembayaran bulanan untuk Pilih Nilai Mortgage di
Pilih Suku Bunga. Tabel ini dimaksudkan untuk menggambarkan
apa yang mungkin terjadi pada pembayaran bulanan jika rumah
calon pembeli menunggu untuk membeli rumah yang pada awal
periode inflasi yang tersedia untuk pembiayaan dengan KPR
dari $ 300.000 pada 5% bunga pada 30 tahun hipotek suku
bunga tetap (ini mengasumsikan bahwa pembayaran beberapa
turun akan dilakukan pada rumah ini, meninggalkan pokok
setelah uang muka terbuat dari $ 300.000). Pembayaran bulanan
rumah ini akan menjadi $ 1.610. Hanya untuk melihat efek dari
tingkat bunga saja pada hipotek ini , jika rumah yang sama
yang tersedia pada tingkat bunga 6% lebih dari 5%, pembayaran
bulanan akan hampir $ 190 lebih per bulan (sekitar setengah
pembayaran mobil). Suku bunga peduli. Ingat sebab ini dibahas
bahwa jika konsumen tidak membeli rumah dengan pinjaman
untuk $ 300,000 pada 5%, baginya pembayaran yang benar-
benar tetap selama 30 tahun, atau sampai dia menjual rumah.
Tidak masalah jika negara ini memiliki inflasi seperti Republik
Weimer - untuknya biaya perumahan tetap pada $ 1.610 per
bulan ditambah pajak properti dan asuransi.
Tapi konsumen yang sama ini juga memahami bahwa
jika dia procrastinates dan gagal untuk membeli rumah dan
naik nilai sampai $ 400.000 dan tingkat pergi ke 6%, sekarang
rumah yang sama persis memiliki pembayaran bulanan dari $
2.398. Hal ini sangat jelas bahwa jikarumah pergi ke $ 450.000
pada 9%, rumah sekarang secara efektif biaya juga lebih dari
dua kali lipat (dan dicatat bahwa rumah itu sendiri naik di nilai
hanya 50%) dan dia telah terjawab, sebab sangat tidak mungkin
bahwa gajinya dua kali lipat selama periode yang sama .
Konsumen dewasa memahami ini semua terlalu baik.
Mereka dapat dengan mudah mengembangkan mentalitas
bahwa mereka harus menyerang saat mereka bisa, dan akan
mempercepat keputusan untuk membeli rumah jika mereka mulai
mengharapkan inflasi dalam waktu dekat. Kegiatan semacam
inimemiliki potensi untuk menjadi mania nasional dan saat itu
terjadi, harapan inflasi menjadi ramalan yang terpenuhi apakah
harapan asli punya jasa logis - lingkungan ekonomi yang sangat
berbahaya.
Konsumen dapat berpikir dengan cara yang sama tentang
autos seperti yang mereka lakukan tentang rumah, dan konsumen
di negara-negara berkembang akan menimbun makanan jika
mereka pikir itu akan menjadi tidak terjangkau (masalah berat
dan umum di hiperinflasi dalam mengembangkan ataunegara
miskin), dan bisnis akan mempercepat pembelian komoditas
utama seperti minyak atau tembaga jika mereka mengantisipasi
inflasi komoditas. Setiap salah satu dari contoh-contoh ini dan
banyak lainnya yang dapat disediakan mempercepat permintaan
untuk setidaknya produk atau komoditas yang bersangkutan,
memperburuk inflasi yang sudah ada. Apa yang buruk menjadi
lebih buruk.
Untuk menjadi sedikit lebih formal tentang hal ini,
mengingat pada Tabel 2 bahwa daya beli dolarberdasar
19.821.984 rata-rata telah menurun ke $ 0,434 dari tahun dasar.
Ini berarti bahwa jika inflasi mendorong CPI untuk semua
itemdari tingkat saat ini sekitar 230 untuk, katakanlah, 400,
maka daya beli Dolar yang sama menolak untuk 25 sen. Yang
pasti insentif untuk menghabiskan uang sebelum meluruh lanjut.
Ini yaitu percepatan ini menghabiskan rencana yang akan
senyawa inflasi.
IV, Dampak Ekonomi dari Respon Kebijakan Inflasi
Anehnya, salah satu efek ekonomi berbahaya sebagian
inflasi muncul dari antisipasi tentang apa yang pemerintah, dan
terutama otoritas bank sentral, yang akan dilakukan tentang hal
itu. Seperti disebutkan di atas, inflasi cenderung self-peracikan
(secara otomatis akan lebih buruk) dan ekonom yang bekerja di
Federal Reserve System dan bank sentral lain tahu, kebijakan
moneter sehingga ini cenderung menjadi sangat agresif saat
inflasi mengancam. Kebijakan anti-inflasi cenderung Draconian
dan dapat memiliki dampak jangka pendek yang menghancurkan
pada ekonomi.
Sebuah diskusi rinci dari respon kebijakan inflasi dibahas
di bawah di kemudian kuliah tentang Federal Reserve System,
namun gambaran ringkasan dari beberapa efek kebijakan yang
lebih ekstrim dapat diperkenalkan di sini. Umumnya, Federal
Reserve System, otoritas bank sentral bangsa kita, merespon
inflasi dengan memperketat ketersediaan kredit dan menaikkan
suku bunga, efektif membuat kredit lebih mahal dan lebih sulit
untuk mendapatkan.
Konsumen dan bisnis minimal akan memperlambat
penggunaan kredit dan akibatnya pengeluaran kredit yang
dibiayai akan menurun, menghapus beberapa tekanan inflasi.
Peningkatan ini umumnya suku bunga, yang bisa sangat parah
jika ancaman inflasi serius, dapat memiliki dampak buruk
pada industri kunci seperti real estate dan barang tahan lama
konsumen dan bahkan dapat menyebar ke kategori pengeluaran
tidak biasanya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang tinggi.
Penurunan yang dihasilkan dapat cukup besar untuk mendorong
resesi.
Untuk mempermudah, para pembuat kebijakan dapat
dan kadang-kadang akan sengaja mendorong resesi untuk
menyembuhkan inflasi.Untuk membuat keadaan menjadi lebih
buruk, jika inflasi sudah di tempat dan kuat (mengatakan dengan
CPI meningkat pada tingkat yang lebih tinggi dari tingkat inflasi
5% per tahun), maka suku bunga pasar sudah akan tinggi dan
kenaikan untuk mencerminkan inflasi - pasar nominalsuku bunga
hampir selalu lebih tinggi dari tingkat inflasi yang mendasari.
Sebagai contoh, jika tingkat inflasi yang mendasari yaitu 6%,
suku bunga KPR jangka panjang tidak akan menjadi 4%, itu
akan menjadi sesuatu seperti 8% atau bahkan lebih tinggi.Oleh
sebab itu, saat pembuat kebijakan sebagai Federal Reserve
System memperketat kredit untuk melawan inflasi, suku bunga
yang terkirim melonjak ke tingkat yang lebih tinggi. Meskipun
inflasi yaitu akar masalah, suku bunga yang tinggi dan
meningkatnya juga masalah, danmengingat bahwa suku bunga
harus dipaksa lebih tinggi, ini pada dasarnya berarti bahwa
masalah harus sengaja dibuat lebih buruk sebelum menjadi lebih
baik! Gambar 4 - The Volcker Koreksi 1979, slide kuliah lama
yang telah digunakan sebagai contoh selama dua dekade, jelas
menunjukkan efek yang dijelaskan di atas. Sebelumnya dalam
bab ini pada Gambar 1 CPI Inflasi: 1960-2011 kita melihat
bahwa perekonomian memiliki dua serangan yang sangat serius
inflasi pada 1970-an. Kedua dari dua inflasi ini terjadi selama
presiden Jimmy Carter (dan merupakan salah satu alasan
mengapa Carter kalah dalam pemilihan presiden 1980 untuk
Ronald Reagan). Seperti dapat dilihat pada Gambar 4, oleh 1979
inflasi telah menjadi masalah sehingga suku bunga KPR jangka
panjang telah melonjak ke tingkat di atas 10% dan bahkan bunga
tahunan yang dibayar pada US Treasury Bill 3 bulan, biasanya
kurang dari 4 %, juga melonjak ke wilayah dua digit. Ini tidak
dapat diterima, sehingga Presiden Carter menunjuk seorang
pejuang yang dikenal inflasi bernama Paul Volcker sebagai
Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve System pada bulan
Agustus 1979. Butuh waktu beberapa bulan untuk Volcker untuk
mengkonsolidasikan nya kekuasaan dan mempertimbangkan
pilihan-Nya, tetapi akhirnya dalam pertemuan yang terkenal
pada bulan Oktober 1979 Komite Federal Reserve Pasar Terbuka
(badan pembuatan kebijakan dari Federal Reserve System)
Volcker dan anggota komite lain memutuskan untuk memulai
sebuah kebijakan anti-inflasi agresif, memaksakan kontraksi
kredit yang parah dan kenaikan besar dalam suku bunga.
Tanggal rapat yang tercermin sebagai garis merah vertikal pada
Gambar 4.Seperti dapat dilihat dengan jelas, suku bunga KPR,
sudah pada tingkat berbahaya, melambung lebih tinggi, akhirnya
ke tingkat di atas 15%! Selain itu, tingkat tinggal di atas 1979
tingka