Tampilkan postingan dengan label minyak dan gas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label minyak dan gas. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Juli 2023

minyak dan gas


Pemerintah bersama Satuan Kerja Khusus 
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak 
dan Gas Bumi (SKK Migas) terus berupaya 
meningkatkan produksi minyak dengan 
menargetkan produksi minyak nasional 
sebesar satu juta barel per hari (bopd) pada 2022 
mendatang. Kunci untuk mencapai target tersebut 
adalah gencar melakukan eksplorasi, meningkatkan 
investasi, serta menerapkan teknologi tepat guna.
Peningkatan temuan cadangan dan produksi/lifting 
migas sangat penting dilakukan, mengingat tingkat 
konsumsi migas di Indonesia cenderung terus 
bertumbuh melampaui produksi migas domestik. Salah 
strategi yang diterapkan pemerintah adalah mendorong 
pengelolaan migas secara professional oleh perusahaan 
plat merah (national oil company/NOC), yang dalam hal 
ini adalah Pertamina. 
Pada 2017, Pertamina telah memproduksi 29% dari total 
produksi minyak nasional yang mencapai 801 ribu bopd. 
Porsi ini meningkat menjadi 35% pada 2018, yaitu dengan 
masuknya produksi blok terminasi yang dialihkelolakan 
ke Pertamina. Tak cukup sampai disitu, Pertamina akan 
menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia pada 
2022 dengan masuknya WK Rokan. Saat ini WK Rokan 
memproduksi minyak sekitar 207 ribu bopd (26% dari 
produksi minyak mentah nasional). Dengan penguasaan 
atas WK Rokan, porsi Pertamina dalam memproduksi 
migas nasional pun berkembang menjadi sekitar 60%.
Pada 2018 tercatat 124 perusahaan dalam negeri yang 
menjadi produsen minyak mentah di seluruh penjuru 
tanah air. Selain Pertamina dan anak perusahaannya, 
terdapat 89 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari 
dalam negeri lainnya yang turut andil dalam bisnis 
migas nasional. Jumlah tersebut menunjukkan kesiapan 
dan kompetensi NOC dalam pengelolaan sumber migas 
nasional. Tentu saja, kenyataan ini menjadi sebuah 
kebanggaan tersendiri yang patut ditumbuhkembangkan 
di masa mendatang.

Angka konsumsi minyak Indonesia semakin 
jauh jaraknya dengan angka produksi 
minyak bumi. Kebutuhan minyak pada 2015 
tercatat sebesar 1,5 juta barel minyak per 
hari (bopd). Pada 2016 kebutuhan minyak 
meningkat menjadi 1,6 juta bopd, dan pada 2017 
melonjak menjadi 1,7 juta bopd. Pada masa mendatang 
kebutuhan minyak bumi bakal semakin banyak. Dewan 
Energi Nasional (2016) memprediksi, kebutuhan 
minyak bumi Indonesia bisa mencapai 1,93 juta bopd 
di tahun 2025.
Pertumbuhan ini tidak terlepas dari pertumbuhan 
ekonomi Indonesia dan peningkatan jumlah penduduk 
Indonesia. Meningkatnya pembangunan, pertumbuhan 
ekonomi dan pertumbuhan penduduk, kebutuhan BBM 
terus meningkat. Penyediaan BBM sangat diperlukan 
dalam menjalankan aktivitas dalam perekonomian 
suatu negara. Sampai saat ini, minyak bumi masih 
merupakan sumber energi yang utama dalam memenuhi 
kebutuhan di dalam negeri, sebagai bahan baku untuk 
menghasilkan bahan bakar, seperti bensin, solar, 
minyak diesel, minyak tanah, dan pelumas. Selain 
untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri, 
minyak bumi juga berperan sebagai komoditi penghasil 
penerimaan negara dan devisa. 
Untuk menutupi selisih angka konsumsi dengan 
produksi minyak bumi, sejak 2004 Indonesia telah 
menyandang predikat sebagai net importer minyak. 
Menyikapinya, pemerintah perlu mencari solusi dan 
strategi jitu untuk menahan laju penurunan produksi 
minyak bumi yang diperkirakan hanya akan mencapai 
280 ribu bopd pada 2030. Apalagi jika dikaitkan dengan 
beban impor minyak yang otomatis akan meningkat 
di tengah melesatnya konsumsi bahan bakar minyak 
domestik. Salah satu strategi yang dicanangkan 
pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan 
Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah meningkatkan 
investasi pada bisnis hulu migas, sehingga mampu 
mendongkrak volume cadangan migas.

minyak bumi justru mengalami tren penurunan dari 
tahun ke tahun. 
Pada 2025, penurunan produksi minyak bumi 
diprediksi mencapai hingga 38 persen atau sekitar 480 
ribu bopd. Dalam jangka waktu 5 tahun berikutnya, 
produksi “emas hitam” diperkirakan menukik tajam 
hingga sebesar 41,6 persen dibandingkan pada 2025. 
Ada banyak faktor yang membuat produksi minyak 
bumi menurun, termasuk di antaranya kondisi 
lapangan minyak bumi itu sendiri. Tercatat, sebesar 
72 persen produksi minyak bumi di Indonesia 
berasal dari lapangan-lapangan tua yang telah 
berproduksi lebih dari 30 tahun. Secara alamiah, 
kondisi ini berdampak pada penurunan produksi. 
Di Indonesia, laju penurunan produksi lapangan 
untuk minyak bumi rata-rata mencapai 29 persen 
per tahun dan laju penurunan produksi gas bumi 
18 persen per tahun.
Kecenderungan penurunan produksi minyak bumi
ini selaras dengan data cadangan minyak bumi yang 
dilansir Kementerian ESDM. Hingga 2018, posisi 
cadangan minyak bumi Indonesia tercatat sebesar 
3.154 million stock tank barrels (MMstb), sementara 
cadangan gas bumi diperkirakan sebesar 99,1 triliun 
standar kaki kubik (Tscf ). Untuk memenuhi 
kebutuhan migas nasional, Indonesia harus kembali 
menemukan penemuan-penemuan besar seperti 
Lapangan Minas, Duri, Suban, Mahakam, Jatibarang, 
dan Banyu Urip. 
Lapangan Minas dan Duri di Wilayah Kerja (WK) 
Rokan selalu menjadi penghasil minyak terbesar di 
Indonesia sejak mulai beroperasi pada tahun 1971 
hingga tahun 2018. Selain WK Rokan yang dikelola 
Chevron, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lain 
yang menjadi runner up dalam produksi minyak 
adalah ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL). Lapangan 
Banyu Urip di WK Cepu yang dikelola EMCL memiliki 
peningkatan produksi minyak bumi jika dibandingkan 
dengan capaian pada 2017. WK Cepu menjadi andalan 
pemerintah untuk mencapai target produksi siap 
jual (lifting) minyak yang ditetapkan dalam RAPBN 
2018 sebesar 775 ribu bopd. SKK Migas akan terus 
menggenjot dan mengoptimalkan produksi WK 
Cepu Lapangan Banyu Urip agar mencapai target. 
Prediksinya, produksi minyak dari ladang minyak ini 
dapat meningkat 5 ribu sampai 10 ribu bopd. 
Meningkatkan Investasi Hulu Migas
Pemerintah terus berupaya menarik investor untuk 
melakukan bisnis hulu migas di Indonesia. Ironisnya, 
tren investasi sektor hulu migas menurun sejak 2014. 
Dalam tiga tahun terakhir, investasi hulu sektor migas 
tercatat selalu di bawah target. Penurunan nilai investasi 
pada bisnis hulu migas dari tahun ke tahun disebabkan 
oleh beberapa faktor penting. Selain menurunnya harga 
minyak, nilai investasi yang cukup tinggi, bisnis hulu 
migas berisiko tinggi. Kedua faktor ini menyebabkan 
investor harus berhati-hati sebelum mengambil 
keputusan investasi.
Pada 2019, SKK Migas menargetkan investasi hulu 
migas sebesar US$ 14,79 miliar dengan target 
pengembalian biaya operasi (cost recovery) dipatok 
sebesar US$ 10,22 miliar. Harapan meningkatnya 
target realisasi investasi Migas ini muncul setelah 
Kementerian ESDM memutuskan nasib 19 WK migas 
terminasi yang habis kontrak pada 2018-2021. Dari 
keputusan itu, pemerintah memperoleh komitmen 
kerja dari para kontraktor untuk mengelola WK yang 
telah mendapat kepastian. Total nilai komitmennya 
mencapai US$ 1,68 miliar atau sekitar Rp 23,5 triliun. 
Pertamina Mengelola WK Rokan
WK Rokan selalu menjadi penghasil produksi minyak 
terbesar di Indonesia. Wilayah kerja yang telah dikelola 
selama 50 tahun (1971-2021) oleh PT Chevron Pacific 
Indonesia ini akan habis kontraknya pada 8 Agustus 2021. 
Pemerintah melalui Kementerian ESDM memutuskan 
untuk mengamanahkan pengelolaan WK Rokan 
kepada Pertamina. Keputusan ini diumumkan pada 
31 Juli 2018, sebagai langkah strategis kelanjutan 
pengelolaan WK Rokan setelah masa kontrak dengan 
PT Chevron Pacific Indonesia berakhir. Pertamina akan 
mulai mengelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 untuk 
jangka waktu hingga 20 tahun mendatang. Penetapan 
Pertamina sebagai operator WK Rokan dilakukan 
berdasarkan pertimbangan bisnis dan ekonomi 
setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina 
yang dinilai lebih baik dibandingkan penawaran yang 
disampaikan PT Chevron Pacific Indonesia.
Terdapat tiga hal yang jadi pertimbangan bisnis dari 
pemerintah dalam menyetujui pengalihan pengelolaan :
Pertamina berkomitmen menginvestasikan uang 
sebesar US$ 70 miliar (sekitar Rp 1.000 triliun) untuk 
menghasilkan produk sebanyak 1,4 miliar setara 
barel minyak

Pengelolaan WK Rokan oleh Pertamina akan 
menggunakan skema gross split, dengan bagian 
pemerintah diperkirakan sebesar 48 persen secara 
rata-rata, selama 20 tahun masa pengelolaannya. 
Sebelumnya, WK Rokan dikelola PT Chevron Pacific Indonesia 
melalui sistem cost recovery. 
Dengan dikelolanya WK Rokan oleh Pertamina 
mulai 9 Agustus 2021 mendatang, maka kontribusi 
produksi minyak BUMN tersebut meningkat menjadi 
60 persen dari keseluruhan produksi minyak 
nasional. Tahun 2018, kontribusi produksi minyak 
Pertamina sekitar 36 persen.
Ke depan, Pertamina harus bisa membuktikan kemampuannya 
mengelola WK Rokan ini. Indikator minimalnya adalah 
mempertahankan produksi minyak WK Rokan agar tidak 
turun atau lebih rendah dibanding saat dikelola Chevron. 
Apalagi seperti yang diketahui Chevron mengelola WK Rokan 
menggunakan teknologi yang cukup canggih serta Sumber 
Daya Manusa yang siap.
Tentu ini menjadi tantangan bagi Pertamina, untuk lebih 
baik dan bisa meningkatkan produksi migas di WK Rokan. 
Ditambah lagi umur wilayah kerja migas tersebut sudah 
relatif tua sehingga secara alamiah akan terjadi penurunan 
produksi. Pertamina optimistik mampu mempertahankan 
produksi minyak dari WK migas itu. Hal ini didasarkan atas 
dua pertimbangan penting dalam industri migas. Pertama, 
karakteristik masing-masing ladang minyak di WK Rokan 
migas. Kedua, terkait SDM.
Sebuah catatan tersendiri, Lapangan Duri dan Lapangan 
Minas yang selama ini menjadi tulang punggung produksi 
minyak nasional dan diyakini memiliki cadangan minyak 
yang masih cukup besar. Dengan karakteristik seperti 
itu, maka relatif mudah bagi Pertamina untuk melakukan 
eksplorasi maupun eksploitasi.
Selain itu, 95 persen SDM yang mengelola WK Rokan 
merupakan tenaga kerja lokal (bukan asing) yang nantinya 
dapat diambil alih Pertamina. Sehingga dari segi kapabilitas 
dan pengalaman, hal itu memungkinkan Pertamina untuk 
meningkatkan kapasitas produksi.
Kesepakatan Dalam Mewujudkan Asa
Dalam waktu dekat, Pertamina sudah dapat 
memasukkan Work Program and Budgeting (WP&B) 
atau rencana kerja dan anggaran untuk WK Rokan. ESDM 
menegaskan, saat ini Pertamina sudah menandatangani 
Terms & Condition (T&C) terkait WK migas tersubur di 
Indonesia tersebut.
T&C tersebut juga sudah ditetapkan Pemerintah oleh 
Menteri ESDM melalui Surat Keputusan Menteri ESDM 
Nomor 1923 K/10/MEM/2018 Tanggal 6 Agustus 2018 dengan 
jangka waktu kontrak selama 20 tahun. Kini tengah disusun 
PSC, dimana nantinya Pertamina akan membayar bonus 
tanda tangan (signature bonus). 
Di dalam T&C tersebut dicantumkan pula Komitmen Kerja 
Pasti lima tahun pertama WK Rokan, sesuai penawaran 
Pertamina, senilai US$ 50 juta atau 10 persen dari total 
Komitmen Kerja Pasti sebesar US$ 500 juta. Komitmen 
Kerja Pasti merupakan investasi yang dilakukan oleh 
kontraktor berdasarkan komitmen yang disepakati 
untuk peningkatan cadangan dan produksi dalam 
periode 5 tahun pertama yang disetujui SKK Migas. 
Komitmen Kerja Pasti 5 tahun sebesar US$ 500 juta yang 
diajukan Pertamina, tidak hanya akan digunakan untuk 
pengembangan WK Rokan, tetapi juga lapangan-lapangan 
lainnya yang belum dieksplorasi.
Dalam mengelola WK migas terbesar di Provinsi Riau 
tersebut, perusahaan pelat merah ini pun memperoleh porsi 
bagi hasil lebih besar dari pemerintah dalam kontrak baru 
dengan skema Gross Split.
Nantinya ada perbedaan pembagian porsi bagi hasil 
lapangan eksisting di WK Rokan, yakni antara Lapangan 
Duri dan Lapangan non-Duri. Untuk Lapangan Duri, porsi 
bagi hasil dari minyak bumi bagian Pertamina ditetapkan 
sebesar 65 persen dan sisanya 35 persen adalah bagian 
pemerintah. Sedangkan bagi hasil dari gas bumi, Pertamina 
mendapatkan bagian sebesar 70 persen dan pemerintah 
sebesar 30 persen.
Adapun untuk lapangan non-Duri, Pertamina memperoleh 
bagian 61 persen dari bagi hasil minyak bumi, sementara 
bagian pemerintah sebesar 39 persen. Untuk bagi hasil 
dari gas bumi, bagian Pertamina sebesar 66 persen dan 
pemerintah sebesar 34 persen.
Penentuan porsi tersebut telah memperhitungkan 
komponen bagi hasil dasar dan bagi hasil variabel, 
termasuk diskresi dari Menteri ESDM. Komponen bagi 
hasil progresif belum dimasukkan karena didasarkan 
pada harga minyak dan gas. Di dalam T&C tersebut juga 
dicantumkan kewajiban Pertamina untuk melakukan share
down atau mencari mitra dalam mengelola WK Rokan. 
Mitra tersebut tentunya harus mitra yang berpengalaman 
di bidang hulu migas.
Pertamina tentunya menanggapi kewajiban tersebut 
membuka peluang bekerja sama dengan mitra untuk 
menggarap WK Rokan. Hal itu diungkapkan langsung 
oleh Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu. 
Pertamina sendiri sudah membuat anak usaha khusus 
untuk mengelola WK Rokan, yaitu PT Pertamina Hulu 
Rokan yang dibentuk 20 Desember 2018. Pertamina 
selaku induk juga sudah menunjuk Direktur Utama 
Pertamina Hulu Rokan, yaitu RP Yudantoro yang 
sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasi PT 
Pertamina EP Cepu (PEPC).
WK Cepu adalah wilayah kontrak (WK) 
migas yang meliputi wilayah Kabupaten 
Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di 
Provinsi Jawa Timur, serta Kabupaten 
Blora di Provinsi Jawa Tengah. Awalnya, 
WK Cepu difungsikan sebagai wahana pendidikan bidang 
perminyakan yaitu dengan adanya Akademi Migas di 
Cepu. Pada 2001 Penemuan terbaru cadangan minyak 
yang cukup besar di Lapangan Minyak Banyu Urip, 
yang dikelola ExxonMobil Cepu Ltd, secara signifikan 
menjadikan WK Cepu sebagai salah satu sumber penting 
penopang produksi migas nasional.
Lapangan Minyak Banyu Urip merupakan pengembangan 
pertama di dalam wilayah kerja WK Cepu, dengan 
cadangan minyak mentah yang diperkirakan sebanyak 
450 juta bopd. Saat ini produksi minyak dari Lapangan 
Banyu Urip tercatat lebih dari 200 ribu bopd, atau sekitar 
25 persen produksi minyak nasional. Lapangan minyak 
bumi Banyu Urip mulai berproduksi dengan kapasitas 
20 ribu bopd pada Agustus 2009. Melalui inovasi 
dan keunggulan dari manajemen proyek, produksi 
meningkat menjadi lebih dari 80 ribu bopd pada saat 
dimulainya start-up pada 2015.
Pengembangan seluruh Lapangan Banyu Urip terdiri 
dari Fasilitas Pengolahan Pusat (Central Processing
Facility/CPF), jalur pipa darat dan lepas pantai, 
fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung 
(Floating Storage and Offloading/FSO), serta fasilitas￾fasilitas infrastruktur pendukung. Fasilitas Pengolahan 
Pusat terletak sejauh 10 km dari sisi tenggara Cepu 
dan 20 km dari sisi barat daya Bojonegoro, yang 
berfungsi mengolah minyak yang dihasilkan. Minyak 
yang telah diolah kemudian dialirkan melalui pipa 
selebar 20 inci dan sepanjang 72 km ke pesisir Tuban. 
Dari pesisir, minyak dialirkan melalui pipa bawah laut 
sepanjang 23 km menuju fasilitas FSO. Minyak mentah 
kemudian diekspor dan diangkut ke pasar domestik 
dan internasional oleh kapal-kapal tanker
WK Rokan yang berlokasi di Provinsi 
Riau, pertama kali ditemukan pada 1939 
oleh geolog asal Amerika Walter Nygren. 
WK Rokan memiliki luas wilayah sekitar 
6.453,60 km2
. Chevron mendapatkan 
kontrak pengelolaan WK Rokan dari pemerintah pada 
8 Agustus 1971 untuk kurun waktu 30 tahun. Setelah berakhir, 
kontrak tersebut diperpanjang lagi sampai dengan 8 Agustus 
2021. Pada WK Rokan terdapat dua lapangan minyak raksasa, 
yaitu Lapangan Minas dan Lapangan Duri.
Lapangan Minas kemudian tercatat sebagai salah 
satu tambang minyak raksasa penghasil minyak jenis 
Sumatran Light Crude yang cukup terkenal di dunia. Saat 
ditemukan, kandungan minyak di lapangan tersebut 
diperkirakan mencapai 6 miliar barel. Apabila dihitung 
sejak mulai berproduksi pada 1970-an, Lapangan Minas 
telah memproduksi minyak hingga sekitar 4,5 miliar barel. 
Besaran volume produksi ini menjadikannya sebagai 
lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara. 
Pengeboran pertama di lapangan tersebut dilakukan 
oleh Caltex yang kemudian berubah nama menjadi 
Chevron Pacific Indonesia. Lapangan Minas pernah 
mencapai puncak produksi pada 1973, yaitu sekitar 
440 ribu bopd. Dewasa ini, Lapangan Minas masih bisa 
menghasilkan minyak sekitar 45 ribu bopd.
‘Saudara’ Lapangan Minas, yaitu Lapangan Duri, pertama 
kali ditemukan pada 1941 dan mulai berproduksi 1958. 
Lapangan Duri pun tercatat sebagai salah satu lapangan 
minyak terbesar yang pernah ditemukan di kawasan Asia 
Tenggara. Lapangan ini menghasilkan minyak mentah 
unik yang dikenal dengan nama Duri Crude. Lapangan 
Duri pernah menghasilkan produksi minyak sampai 
dengan 300 ribu bopd pada 1993. Total produksi minyak 
yang sudah disumbangkan ke Indonesia dari Lapangan 
Duri mencapai 2,6 miliar barel.
Pada 2016, WK Rokan masih mampu menghasilkan 
minyak hingga 251,817 bopd, yaitu hampir sepertiga 
dari total produksi minyak nasional. Berdasarkan data 
SKK Migas, hingga semester I 2018, rata-rata produksi 
minyak WK Rokan mencapai 201.148 bopd atau 97 persen 
dari target 213.551 bopd. WK Rokan juga diperkirakan 
memiliki cadangan 26 miliar barel minyak

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha 
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) hadir dan 
berpartisipasi aktif dalam Seminar Nasional 
Kemaritiman yang dilaksanakan di Gedung 
Research Center Institut Teknologi Sepuluh 
Nopember (ITS) pada 23 Februari 2019. Seminar 
diselenggarakan oleh ITS dan Institut Teknologi 
Bandung (ITB) sebagai rangkaian menjelang 
peringatan 100 tahun Pendidikan Tinggi Teknik 
di Indonesia pada 2020 mendatang. Seminar 
Nasional Kemaritiman ini mengusung tema 
“Pengembangan Sains dan Teknologi Kemaritiman 
untuk Pengembangan Berkelanjutan”. 
Rektor ITS Joni Hermana, dalam sambutannya 
menyebutkan, potensi maritim Indonesia 
sangat besar, yaitu mencapai USD 1,35 triliun. 
Jumlah tersebut delapan kali lebih besar 
dibandingkan dengan APBN Indonesia saat 
ini. “Tetapi 25% kemiskinan di Indonesia justru tersebar 
di kawasan pesisir. Hal ini merupakan suatu tantangan 
bagi Indonesia,” kata Joni.
Hal senada diungkapkan Rektor ITB Prof Dr Ir Kadarsah 
Suryadi DEA. Menurutnya maritim merupakan isu 
penting yang terangkum dalam empat bidang tujuan 
utama pembangunan berkelanjutan, yakni food, energy, 
water dan climate change yang bermuara pada maritim. 
Laut dapat dimanfaatkan untuk potensi energi dan 
pariwisata yang dapat memberikan kontribusi terbaik 
dalam membangun Indonesia.
Sebagai pembicara utama, Deputi Bidang Pengembangan 
Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani 
Mustafa menjelaskan, pariwisata berbasis laut 
merupakan sektor yang menjanjikan dan dapat dilakukan 
secara berkelanjutan. “Kementerian Pariwisata akan 
mengembangkan sepuluh destinasi wisata baru di 
Indonesia. Tujuh di antaranya berbasis maritim,” kata Rizki.
Dalam kesempatan sama, Kepala SKK Migas Dwi 
Soetjipto berkesempatan memaparkan potensi 
migas Indonesia. Sementara Wakil Gubernur Jawa 
Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan paparan 
mengenai pemberdayaan ekonomi Jawa Timur di masa 
mendatang.
Melalui seminar ini, kalangan akademisi dan juga 
pemerintah diharapkan dapat berperan aktif dalam 
mengembangkan potensi maritim negara. Hal ini 
untuk mendorong cita-cita Indonesia sebagai poros 
maritim dunia.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan 
Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) 
Perwakilan Papua dan Maluku (Pamalu) 
dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) 
yang beroperasi di wilayah Sorong dan 
sekitarnya menyelenggarakan Workshop 
Pemerintah Daerah (Pemda) Penghasil 
Migas. Workshop dilaksanakan dalam 
rangka menyosialisasikan participating 
interest (PI) 10% dan mekanisme kontrak 
bagi hasil gross split.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan 
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) 
Perwakilan Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) 
dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) 
EMP Bentu Ltd bekerja sama melaksanakan 
peresmian pelepasan hak atas lahan PT Peputra 
Supra Jaya (PSJ) untuk kegiatan pengeboran 
Sumur Segat-7 pada 22 Februari 2019 di Kantor 
EMP Bentu Ltd, Pekanbaru.
KKKS EMP Bentu sangat terbantu dan 
merasakan kehadiran SKK Migas Perwakilan 
S u m b a g u t d a l a m m e n y e l e s a i k a n 
permasalahan-permasalahan di lapangan, 
seperti perizinan dan pengadaan tanah. 
Sebagaimana diketahui, salah satu kendala dalam 
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi adalah penyediaan 
lahan khususnya lahan-lahan yang dimiliki perusahaan 
perkebunan. KKKS EMP Bentu Ltd sejak 2016 telah 
berdiskusi dan berkoordinasi bersama Manajemen PT PSJ 
mengenai kepastian pembebasan hak atas lahan seluas 
±1 hektare di kawasan perkebunan yang dikelola PT PSJ.
SKK Migas Perwakilan Sumbagut, secara optimal melakukan 
sejumlah upaya strategis agar permasalahan pembebasan 
lahan dapat diselesaikan dengan baik. Upaya-upaya yang 
dilakukan, antara lain berkoodinasi aktif dengan Kantor 
Wilayah (Kanwil) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Riau, 
Kantor Pertanahan Kabupaten Pelalawan, serta Dinas 
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau. 
Selain itu, SKK Migas Perwakilan Sumbagut juga 
mengadakan Sharing Session Perizinan dan Pengadaan 
dengan menghadirkan Sekretaris Direktorat Jenderal 
(Ditjen) Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN. 
Kegiatan ini bertujuan menghadirkan kesepakatan 
bersama mengenai pelepasan hak atas lahan yang akan 
digunakan dalam kegiatan eksplorasi migas ini.
Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan 
Sumbagut Evy Yanti menyampaikan, upaya-upaya ini 
akhirnya berbuah manis sehingga PT PSJ bersedia 
melepas hak atas sebagian lahannya. Hal ini dibuktikan 
dengan ditandatanganinya bukti pelepasan hak 
dan pembayaran pembelian lahan dimaksud pada 
11 Februari 2019. Sebelumnya Perwakilan SKK Migas 
Wilayah Sumbagut bersama KKKS EMP Bentu Ltd. 
telah berhasil membebaskan lahan untuk sumur 
pengembangan Segat-5, Segat-8, Seng-4, dan Segat-12. 
Kanwil BPN Riau, Dinas ESDM, dan Camat Langgam 
menyampaikan terima kasih atas dukungan PT PSJ 
dalam memperlancar proses pengadaan tanah untuk 
kepentingan pengeboran Sumur Segat-7. Proses 
pengeboran ini diharapkan dapat menambah pendapatan 
daerah setempat
Kegiatan yang dilaksanakan di Waisai, 
14 Februari 2019 ini, dibuka oleh Bupati 
Kabupaten Raja Ampat Abdul Faris Umlati 
dan dihadiri oleh Kementerian Energi dan 
Sumber Daya Mineral (KESDM), Pemda 
Penghasil Migas di Provinsi Papua Barat, Badan Usaha 
Milik Daerah (BUMD), dan KKKS Wilayah Pamalu.
Dalam sambutannya, Abdul Faris Umlati mengapresiasi 
penyelenggaraan kegiatan ini. “Optimalisasi potensi 
migas daerah dapat memperkuat ketahanan energi 
daerah, pendapatan daerah, dan juga nasional,” katanya. 
Abdul Faris Umlati mengharapkan pengelolaan sumber 
daya alam migas di Kabupaten Raja Ampat dapat 
dirasakan manfaatnya oleh seluruh wilayah di Raja 
Ampat, termasuk area Salawati dan Misool.
Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan 
Pamalu Galih W. Agusetiawan mengatakan, kegiata
sosialisasi PI 10% dan penerapan aspek hukum Kontrak 
Bagi Hasil Gross Split ini diharapkan dapat mendukung 
pemda penghasil migas di Provinsi Papua Barat untuk 
mendapatkan manfaat maksimal dari pengusahaan 
migas di wilayahnya.
“Diharapkan peran serta pemda lebih proaktif, (terutama 
.red) dalam pengelolaan migas dapat ditingkatkan, 
sehingga hasil yang diperoleh dapat dipergunakan 
untuk membangun dan meningkatkan perekonomian 
daerah,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, SKK Migas Pamalu dan 
KKKS juga berkesempatan mendengarkan presentasi 
dari masing-masing pemda tentang program kerja 
mereka di area ring satu operasi migas. Informasi ini 
diharapkan dapat digunakan oleh industri hulu migas 
guna sinkronisasi programnya dengan program pemda 
di penghasil migas di Provinsi Papua Barat

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan 
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) 
Dwi Soetjipto melakukan kunjungan kerja 
ke Kantor SKK Migas Perwakilan Sumatra 
Bagian Selatan (Sumbagsel). Kunjungan 
kerja dilakukan sebagai kelanjutan dari 
agenda Kepala SKK Migas yang hadir sebagai 
narasumber pada Seminar dan Dialog Nasional 
Pengelolahan Sumber Daya Alam di Era Revolusi 
Industri 4.0 yang berlangsung di Palembang 
pada 12 Februari 2019.

K
program kerja pada 2019.
unjungan kerja Kepala SKK Migas ke 
kantor Perwakilan SKK Migas Sumbagsel 
dimaksudkan untuk berdiskusi dan 
bersosialisasi dengan pegawai SKK Migas 
Perwakilan Sumbagsel. Dalam kunjungan 
tersebut, Dwi disambut Kepala Perwakilan SKK Migas 
Sumbagsel Adiyanto Agus Handoyo.
Pada kesempatan ini, SKK Migas Perwakilan Sumbagsel 
melaporkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada 
2018 dan 2019, yaitu meliputi Bidang Kehumasan dan 
Perizinan Pengadaan Tanah, Operasi, dan Administrasi 
Keuangan. 
Dalam diskusi, Dwi menegaskan kembali mengenai KPI 
SKK Migas pada 2019, yaitu sebagaimana yang telah 
disahkan oleh DPR RI dan Pemerintah. KPI tersebut, 
menurut Dwi Soetjipto, berkaitan dengan target 
penerimaan migas terhadap Angaran Pendapatan 
dan Belanja Negara (APBN), target lifting migas, dan 
cost recovery. 
Berkenaan dengan pencapaian target tersebut, Dwi 
meminta SKK Migas Perwakilan Sumbagsel untuk 
memperlancar serta berusaha memenuhinya. Dwi 
juga mengingatkan, SKK Migas merupakan lembaga 
pemerintahan yang mempunyai amanah untuk 
mengawal kegiatan hulu migas nasional. Oleh 
karenanya, secara khusus Dwi menegaskan agar 
SKK Migas - KKKS dapat meningkatkan kebersamaan 
dan kerja sama serta koordinasi yang baik. “Karena 
pada dasarnya SKK Migas dan KKKS adalah satu,” tegas 
Dwi. Lebih lanjut, Dwi meminta SKK Migas Perwakilan 
Sumbagsel untuk menyampaikan pending matters yang 
ada di Perwakilan Sumbagsel guna menjadi prioritas 
program kerja pada 2019.
S
etelah kita tahu apa itu definisi katarak, lalu tentu 
kita ingin tahu apa saja gejala katarak agar kita dapat 
mencegah terjadinya katarak sejak dini. Adapun 
gejala katarak pada fase awal, penglihatan di siang 
hari terasa silau dan semakin rabun pada senja hari. 
Ukuran kacamata menjadi sering berubah. Penurunan ketajaman 
penglihatan tanpa disertai rasa nyeri. Pandangan kabur atau 
berkabut seperti ada asap. Pasien katarak memerlukan cahaya 
yang lebih terang untuk membaca. Penglihatan kadang juga 
menjadi ganda/dobel dengan satu mata. Pasien katarak kadang 
juga mengeluhkan melihat bercak kehitaman pada lapang 
pandang satu mata. 
Adapun penyebab terjadinya katarak ada beberapa hal. Yang 
paling sering/umum disebabkan faktor usia lanjut. Ibarat 
uban di rambut, semakin bertambah usia uban di rambut kita 
semakin banyak maka katarak pada orang-orang berusia lanjut 
itu wajar. Penyebab lain katarak bisa disebabkan trauma/ 
cedera mata, komplikasi penyakit kencing manis/diabetes 
mellitus, paparan sinar matahari (ultra violet) yang berlebihan, 
efek samping pemakaian steroid dalam jangka panjang.
Katarak ada berbagai jenis macamnya. Ada katarak yang 
diderita oleh bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh infeksi 
virus pada ibu hamil disebut katarak kongenital. Ada juga 
katarak yang disebabkan oleh proses penuaan disebut katarak 
senilis. Katarak jenis ini banyak diderita oleh orang-orang yang 
berusia lanjut. Ada pula katarak yang disebabkan oleh trauma 
atau kecelakaan disebut katarak traumatik. Adapun katarak 
yang disebabkan oleh infeksi atau penyakit metabolik seperti 
kencing manis disebut katarak komplikata. 
Bagaimana cara mengobati katarak? Obat-obat katarak 
berupa obat tetes mata, vitamin atau anti oksidan hanya 
menghambat proses bertambah tebalnya katarak tetapi 
tidak dapat mengurangi atau menghilangkan katarak. Operasi 
katarak dilakukan jika penglihatan sudah mengganggu pasien, 
tanpa harus menunggu sampai katarak matang. 
Retinopati Diabetika adalah suatu komplikasi dari penyakit diabetes mellitus (kencing manis) dimana 
terjadi kerusakan darah di retina mata akibat penyakit diabetes yang menyebabkan retina tidak dapat 
mengirimkan gambar penglihatan ke otak secara normal.
Ada tiga macam teknik yang digunakan pada operasi katarak. 
Teknik operasi yang pertama adalah ECCE. Apa itu teknik 
ECCE? ECCE singkatan dari Extra Capsular Cataract Extraction
adalah teknik lama operasi katarak dengan irisan yang lebih 
besar diperlukan untuk mengganti lensa mata dengan lensa 
intra okuler yang tidak dapat dilipat. Irisan kemudian dijahit 
dengan beberapa jahitan, sekitar 5-6 jahitan dan memerlukan 
waktu yang lebih lama untuk pulih kembali. Teknik operasi 
katarak yang kedua adalah SICS. SICS singkatan dari small 
incisi cataract surgery adalah teknik operasi katarak dengan 
irisan yang kecil menggunakan lensa intraokuler yang bisa 
dilipat (foldable) atau yang tidak bisa dilipat (rigid). Irisan 
tersebut biasanya hanya memerlukan 1-2 jahitan.
Adapun teknik operasi ketiga yang paling mutakhir saat ini 
adalah phacoemulcification atau bahasa awamnya sering 
dikenal dengan teknik laser. Fakoemulsifikasi atau sering 
disebut dengan operasi katarak dengan laser adalah teknik 
terbaru untuk operasi katarak. Operasi katarak ini hanya 
memerlukan irisan yang sangat kecil, sekitar 2-3ml. Teknik 
operasi ini dengan menggunakan getaran ultrasonik untuk 
menghancurkan katarak kemudian diaspirasi keluar, setelah 
itu lensa intraokuler yang dapat dilipat dimasukkan melalui 
irisan tersebut. Irisan tersebut dapat pulih dengan sendiri 
tanpa memerlukan jahitan sehingga memungkinkan pasien 
dapat melakukan aktifitas normal dengan segera. Operasi 
hanya memerlukan waktu sekitar 15-20 menit. 
Lalu bagaimana proses penyembuhan setelah operasi katarak?
Dengan teknik operasi modern fakoemulsifikasi dan sistem 
one day care, pasien tidak perlu menjalani rawat inap setelah 
proses operasi dan penyembuhan lebih cepat. Pasien bisa 
kembali melanjutkan aktifitas rutin pasien seperti biasanya. 
Adapun petunjuk setelah menjalani operasi katarak sebagai 
berikut : Mata yang dioperasi tidak boleh terkena air selama 
3 hari, semua kegiatan sehari-hari boleh dilakukan seperti 
biasa, tidak ada larangan apa-apa kecuali mata yang sudah 
dioperasi tidak boleh terpukul/terbentur dan jangan digosok￾gosok, mata yang dioperasi harus memakai pelindung (dop) 
pada waktu tidur selama 1 minggu setelah operasi, termasuk 
saat tidur siang, obat tetes mata dipakai sesuai petunjuk dokter, 
sebelumnya tangan dicuci terlebih dahulu dengan sabun dan 
dibilas sampai bersih, hindari asap, daerah berdebu dan hewan 
peliharaan selama 2 minggu, bila ada obat untuk diminum, 
minumlah sesuai dengan petunjuk dokter.
Saat ini Klinik Mata RS Pertamina Balikpapan sudah ada 
pelayanan operasi katarak dengan teknik fakoemulsifikasi/ 
laser. Di sini kami juga melayani pasien BPJS sehingga untuk 
operasi katarak GRATIS, pasien cukup membawa surat rujukan 
dari Faskes I dan kartu BPJS.

Hal ini dapat dimaklumi, karena di Provinsi 
Riau banyak ditemukan lapangan-lapangan 
minyak raksasa (giant field), seperti Duri dan 
Minas pada awal 1940. Setelah lebih dari 
70 tahun sejak penemuan giant fields tersebut, 
Indonesia tetap berupaya keras menemukan cadangan 
migas yang memiliki volume signifikan lainnya di Bumi 
Lancang Kuning itu.
Akan tetapi, dalam lima tahun terakhir tercatat tidak lebih 
dari 10% kegiatan eksplorasi di Indonesia dilakukan di area 
tersebut. Tentu saja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan 
Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tidak tinggal diam. 
Berbagai upaya persuasif dan dorongan dilakukan SKK Migas 
terhadap Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk 
membuat aktivitas eksplorasi meningkat tajam.
Energi Mega Persada (EMP), KKS yang memiliki beberapa 
wilayah kerja (WK) di cekungan ini, menjadi salah satu 
ujung tombak kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di 
cekungan Sumatra Tengah ini. EMP berupaya memenuhi 
komitmen yang disepakati dalam workshop eksplorasi 
pada 2018 lalu. Sekitar 187 km seismik 2D dan 530 km2
seismik 3D dicoba direalisasikan sampai akhir kuartal III 
2019 di WK Bentu untuk mengkonfirmasi sumberdaya 
total setara 250 juta barel minyak. 
Selain itu, terdapat dua pengeboran eksplorasi yang 
sedang berjalan di WK Malacca Strait untuk membuktikan 
akumulasi migas total sebesar setara 80 juta barel minyak. 
Tidak cukup sampai disitu, EMP akan menambah tiga 
pengeboran sumur dan dua kegiatan survei seismik yang 
akan dikerjakan sepanjang 2019. 
Kegiatan-kegiatan ini merupakan usaha nyata dalam 
program peningkatan cadangan migas nasional. Harapannya 
semangat eksplorasi ini diikuti oleh seluruh KKKS terutama 
yang beroperasi di cekungan Sumatra Tengah. Dengan 
demikian, aktivitas dan peluang penemuan cadangan migas 
baru secara berkesinambungan diharapkan meningkat.
Fadli Syafitra dan Wisnu Prihantono, merupakan dua 
personil Divisi Perencanaan Eksplorasi SKK Migas yang 
berkesempatan melakukan supervisi aktivitas seismik dan 
sumur di area ini. “Memang sudah menjadi bagian dari tugas 
kami untuk berkolaborasi dengan KKKS dalam aktivitas 
eksplorasi di lapangan”, ujar mereka sepulang dari lapangan. 
Tantangan utama dari reservoir ini yaitu karakter yang 
tight sehingga membutuhkan teknologi khusus untuk 
dapat mengalirkan migas ke permukaan. Secara teknis, 
pengeboran yang sedang berlangsung ini memang 
didisain untuk membuktikan konsep eksplorasi baru, 
yaitu reservoir batupasir formasi pematang hasil 
endapan syn-rift. Informasi menarik, kedua sumur yang 
sedang beroperasi tersebut masing-masing berhasil 
mengalirkan migas, saat berita ini disusun masih 
menunggu hasil yang konklusif

Selain sumberdaya minyak, Indonesia juga kaya akan sumberdaya gas. Hal ini diperlihatkan oleh 
penemuan-penemuan gas terutama yang signifikan selama dekade ini. Dari sisi terminologi origin 
pembentukannya, gas diklasifikasikan menjadi biogenic (bacterial) gas dan thermogenic gas. Dalam 
pandangan umum, eksplorasi gas (thermogenic) selalu identik dengan eksplorasi target dalam dan 
membutuhkan biaya yang sangat besar. Lain halnya dengan biogenic (bacterial) gas, dimana gas ini 
cenderung berada di kedalaman yang relatif dangkal (dibawah 1 km) dan dapat dieksplorasi maupun 
dieksploitasi dengan teknologi dan biaya yang tidak terlalu signifikan.

E
ksplorasi gas ini sudah dimulai sejak tahun 
1950an, yang pada saat itu mungkin hanya 
dikenal sebagai shallow gas. Bahkan pada 
awalnya, keberadaan gas ini selalu diidentifikasi 
sebagai hazard dalam pengeboran, sehingga 
data yang diakuisisi sangat minim, bahkan kadang tidak 
ada. Seiring waktu berjalan, indikasi menarik mulai 
terlihat ketika pengeboran demi pengeboran melewati 
interval biogenic gas. 
Sumur Niengo-1 (1958) di Waropen, sebelah timur 
teluk Cendrawasih tercatat sebegai sumur pertama 
yang berhasil menemukan biogenic gas di Indonesia 
dari reservoir batupasir Mamberamo yang berumur 
pliosen, walaupun secara kandidat cadangan cukup 
besar. Sampai dengan saat ini, penemuan di Niengo-1 
ini belum ditindaklanjuti mengingat lokasi yang 
sangat remote dan keterbatasan infrastruktur. Tidak 
berhenti disitu, tercatat eksplorasi di Cekungan 
Sumatra Tengah, Natuna, Jawa Timur, dan bahkan Kutai 
sempat teridentifikasi terdapat indikasi biogenic gas. 
Lalu ditindaklanjuti dengan eksplorasi dengan target 
spesifik biogenic gas. Di Indonesia, beberapa lapangan 
juga sudah dalam tahap pengembangan dan produksi.
Keberadaan gas ini tidak dapat dipandang sebelah mata, 
di beberapa contoh kasus di belahan bumi bagian utara 
ditemukan lapangan gas biogenic. Gas dengan cadangan 
di atas 5 triliun kaki kubik (Tcf). Referensi pun menyatakan 
bahwa dari total cadangan gas dunia diprediksi 20 persen 
berasal dari biogenic gas (Rice, 1992). Hal ini yang menjadi 
motivasi para pelaku eksplorasi untuk mengusung 
program strategis tentang biogenic gas. Transformasi 
hazard menjadi valuable eco energy menjadi nilai jual 
yang sangat menarik. Paralel dengan hal tersebut Divisi 
Perencanaan Eksplorasi sedang menginventaris dan 
mengidentifikasi keberadaan biogenic gas di seluruh 
cekungan sedimen di Indonesia, yang untuk selanjutnya 
dapat dijadikan cetak biru (blue print) dalam pemanfaatan 
sumberdaya gas di Indonesia.
Pertamina Hulu Mahakam (PHM), selaku operator 
Wilayah Kerja (WK) Mahakam, dengan dukungan 
SKK Migas, menyerahkan Program Pengembangan 
Masyarakat (PPM) tahun 2018 kepada Pemerintah 
Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Sabtu (16/2). 
Sebanyak 168 PPM yang dilakukan PHM diharapkan 
mampu memberikan dukungan dan bersinergi 
dengan program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) 
Kutai Kartanegara. PPM yang dilakukan PHM meliputi 
5 Kecamatan yakni 43 program di Kecamatan Samboja, 
44 program di Kecamatan Muara Jawa, 49 program di 
Kecamatan Anggana, 8 program di Kecamatan Sanga 
Sanga dan 24 program di Kecamatan Muara Badak.
Dengan bantuan tersebut, menurut Manager 
Senior Kehumasan SKK Migas Kalsul 
Sebastian Julius, menjadi bukti dukungan 
SKK Migas-KKKS pada Pemkab Kukar dan 
masyarakat dengan hadirnya kegiatan 
hulu migas. 
Serah terima PPM dilakukan Pjs EVP Operations and 
East Kalimantan District Manager PHM Benny Sidik 
kepada Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah. 
Dalam sambutannya, Benny Sidik mengatakan, 
PHM dengan dukungan SKK Migas, menjalankan 
amanah Pemerintah Republik Indonesia untuk 
mengelola WK Mahakam dengan sebaik-baiknya demi 
kepentingan masyarakat dan negara, dan berupaya 
semaksimal mungkin memenuhi target produksi demi 
ketahanan energi nasional, yang akan berdampak 
pada Kabupaten Kukar.
“Upaya kami dalam mengelola WK Mahakam ini tidak 
akan berhasil tanpa kerja sama yang baik dengan 
semua pemangku kepentingan di Kabupaten Kukar. 
Masyarakat yang berada di sekitar daerah operasi 
Mahakam turut serta dalam kesuksesan pengelolaan 
Blok Mahakam. Adanya kerja sama yang baik antara para 
tokoh masyarakat dan unsur-unsur kemasyarakatan 
yang ada,” ujar Benny Sidik.
Benny melanjutkan, kemajuan pembangunan di suatu 
daerah tidak dapat dibebankan kepada pemerintah 
saja, namun harus didukung bersama-sama antara 
pemerintah, masyarakat dan industri yang berada di 
daerah tersebut.
Dalam kesempatan sama, Edi Damansyah berharap, 
PPM yang akan dilakukan PHM diharapkan dapat 
dikomunikasikan terlebih dahulu dengan Pemkab Kukar. 
Dengan demikian, PPM atau tanggung jawab sosial (TJS) 
tidak berjalan sendiri-sendiri. “Program TJS PHM agar 
dapat dirancang sejak awal bersama dengan Pemkab 
Kukar hingga penyerahannya, sehingga sinergi dan 
koordinasi yang kita harapkan dapat berjalan baik,” 
harap Edi Damansyah. Selain itu, Edi berharap, agar 
PPM yang dilakukan oleh perusahaan migas di Kukar 
dapat terukur dengan penurunan angka kemiskinan di 
daerah operasinya.

Untuk mencapai target APBN, lifting minyak 775 juta 
barel per hari (bopd) dan gas 7.000 juta standar 
kaki kubik per hari (MMscfd) bukan hal mudah. 
Perlu kerjasama semua pihak, apalagi KPI lifting 
migas saat ini sudah naik menjadi 35%. Terdapat 
selisih 45 juta bopd minyak dan 1.065 MMscfd gas 
berdasarkan pembahasan teknis.

Acara workshop yang digelar pada 19-20 Februari 2019 
dan bertempat di lantai 9 Gedung City Plaza 
ini dibuka oleh Deputi Operasional Satuan 
Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu 
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani A, 
dihadiri lebih dari 450 orang peserta dalam dua hari 
pelaksanaannya. Terdiri dari, 63 Kontraktor Kontrak Kerja 
Sama (KKKS), 15 penyedia teknologi dan pekerja serta 
manajemen SKK Migas.
Topik-topik yang diberikan sangat aplikatif dan 
inovatif sehingga dapat diimplementasikan dalam 
waktu dekat. Terdapat sembilan pembicara yang 
memberikan sharing knowledge dari enam KKKS. 
Medco Rimau dengan chelating acidizing, membuka 
wawasan kita bahwa, karya anak bangsa mampu 
menciptakan chemical luar biasa yang dapat 
digunakan di sandstone dan karbonat sekaligus. 
nitrified acid yang berhasil diterapkan di Lapangan 
Sukowati Pertamina Asset 4, provider gas lift pack
Off yang menawarkan solusi permasalahan sumur￾sumur gas lift yang suspended karena level fluida 
yang sudah terlalu rendah. 
PHE ONWJ dengan bottom feeder gas separator
yang mampu mengatasi permasalahan gas slug
dipompa dengan metoda yang sederhana. Modifikasi 
wellhead compressor di PHSS yang memberikan 
solusi bagi sumur-sumur dengan tekanan reservoir 
yang sangat kecil. Penyelesaian problem kepasiran 
dengan chemical SCON yang berhasil meningkatkan 
produksi di PHM, penggunaan thermochemical
yang berhasil diaplikasikan di Odira yang memiliki 
kualitas minyak dengan API yang sangat rendah 
(18˚API). Implementasi microbial biosurfactant oleh 
PT ANK dan solusi smart machine dari Cenozai yang 
mampu membantu KKKS dalam mengidentifikasi dan 
menyeleksi big data. 
Dari hasil survey di tempat, 82% responden yakin 
bahwa uji coba teknologi mampu meningkatkan 
produksi di KKKS dan prioritas teknologi yang 
dipilih mayoritas adalah stimulasi. Tetapi, 45% 
responden menyatakan bahwa kendala utama 
implementasi teknologi adalah kendala financial, 
sehingga konsisten dengan hasil survei kedua, 
bahwa KKKS mengharapkan skema no cure no pay
dari para penyedia teknologi.
Target tambahan produksi sebesar 1 Juta barel dari 
penerapan production enhancement technology akan 
dapat dicapai dengan sinergi bersama dengan Divisi 
Perencanaan Eksploitasi, Pengelolaan Pengadaan 
Barang dan Jasa, Hukum serta Operasi Pengeboran 
dan Perawatan Sumur untuk merumuskan governance
atas implementasi uji coba teknologi secara no cure
no pay atau performance base, face to face dengan 
KKKS untuk screening, mapping dan evaluasi 
bersama KKKS terkait teknologi yang akan diuji coba 
dengan harapan dapat diimplementasikan secara 
massif pada lapangan dengan karakteristik reservoir
dan fluida yang serupa.

Acara workshop yang digelar pada 19-20 Februari 2019 
dan bertempat di lantai 9 Gedung City Plaza 
ini dibuka oleh Deputi Operasional Satuan 
Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu 
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani A, 
dihadiri lebih dari 450 orang peserta dalam dua hari 
pelaksanaannya. Terdiri dari, 63 Kontraktor Kontrak Kerja 
Sama (KKKS), 15 penyedia teknologi dan pekerja serta 
manajemen SKK Migas.
Topik-topik yang diberikan sangat aplikatif dan 
inovatif sehingga dapat diimplementasikan dalam 
waktu dekat. Terdapat sembilan pembicara yang 
memberikan sharing knowledge dari enam KKKS. 
Medco Rimau dengan chelating acidizing, membuka 
wawasan kita bahwa, karya anak bangsa mampu 
menciptakan chemical luar biasa yang dapat 
digunakan di sandstone dan karbonat sekaligus. 
nitrified acid yang berhasil diterapkan di Lapangan 
Sukowati Pertamina Asset 4, provider gas lift pack
Off yang menawarkan solusi permasalahan sumur￾sumur gas lift yang suspended karena level fluida 
yang sudah terlalu rendah. 
PHE ONWJ dengan bottom feeder gas separator
yang mampu mengatasi permasalahan gas slug
dipompa dengan metoda yang sederhana. Modifikasi 
wellhead compressor di PHSS yang memberikan 
solusi bagi sumur-sumur dengan tekanan reservoir 
yang sangat kecil. Penyelesaian problem kepasiran 
dengan chemical SCON yang berhasil meningkatkan 
produksi di PHM, penggunaan thermochemical
yang berhasil diaplikasikan di Odira yang memiliki 
kualitas minyak dengan API yang sangat rendah 
(18˚API). Implementasi microbial biosurfactant oleh 
PT ANK dan solusi smart machine dari Cenozai yang 
mampu membantu KKKS dalam mengidentifikasi dan 
menyeleksi big data. 
Dari hasil survey di tempat, 82% responden yakin 
bahwa uji coba teknologi mampu meningkatkan 
produksi di KKKS dan prioritas teknologi yang 
dipilih mayoritas adalah stimulasi. Tetapi, 45% 
responden menyatakan bahwa kendala utama 
implementasi teknologi adalah kendala financial, 
sehingga konsisten dengan hasil survei kedua, 
bahwa KKKS mengharapkan skema no cure no pay
dari para penyedia teknologi.
Target tambahan produksi sebesar 1 Juta barel dari 
penerapan production enhancement technology akan 
dapat dicapai dengan sinergi bersama dengan Divisi 
Perencanaan Eksploitasi, Pengelolaan Pengadaan 
Barang dan Jasa, Hukum serta Operasi Pengeboran 
dan Perawatan Sumur untuk merumuskan governance
atas implementasi uji coba teknologi secara no cure
no pay atau performance base, face to face dengan 
KKKS untuk screening, mapping dan evaluasi 
bersama KKKS terkait teknologi yang akan diuji coba 
dengan harapan dapat diimplementasikan secara 
massif pada lapangan dengan karakteristik reservoir
dan fluida yang serupa.
Anda ditugaskan sebagai Kepala SKK Migas Perwakilan 
Sumbagut, sejak awal 2019. Bagaimana kesan-kesan 
yang anda dapatkan ?
Sangat penuh tantangan. Pertama, adalah bagaimana kita 
fokus memenuhi kepercayaan manajemen terkait target 
lifting minyak dan gas nasional, mengurangi cost recovery
dan menjaga operasional Kontraktor Kontrak Kerja Sama 
(KKKS) agar berjalan lancar. Tantangan lainya adalah historical
wilayah Sumbagut yang cukup panjang, yaitu sebagai wilayah 
penghasil minyak di Indonesia. Diantaranya ada lapangan 
Telaga Said di Sumatra Utara, sumur minyak pertama di 
Indonesia dan merupakan sumur minyak terbesar di dunia. 
Selain itu, produksi Blok Rokan sebagai blok penghasil 
minyak terbesar dan tertua di Indonesia dengan 
menyumbang 27% dari produksi nasional, masih menjadi 
sorotan sebelum peralihan pada tahun 2021.
Bisa dijelaskan bagaimana potret kinerja hulu migas di 
Wilayah Sumbagut ?
Alhamdulillah, baru sebulan lebih menjabat, tim Pengawas 
Lifting dengan koordinasi yang baik dengan KKKS dan fungsi 
teknis terkait dapat memberikan kontribusi maksimal berupa 
pecapaian lifting di atas target atau naik 4,6% di bulan Januari.
Berkaca pada kesuksesan ini, saya sampaikan apresiasi 
setinggi-tingginya terhadap semua pihak terkait karena ini 
adalah keberhasilan banyak pihak dan stakeholder.
Saya optimis potret hulu migas wilayah Sumbagut akan 
semakin cerah. Diharapkan target produksi, lifting, dan 
eksplorasi bisa tercapai pada akhir tahun. Untuk itu perlu 
dukungan dari stakeholder dan pekerja.
Potret lainya, adalah bidang CSR, memiliki peran yang 
luar biasa untuk membangun Riau, diantaranya di bidang 
pendidikan (Poltek Caltex Riau) dan pembinaan industri kecil 
dan menengah yang dilakukan KKKS dan SKK Migas Sumbagut.
Apa saja peluang dan tantangan yang dihadapi industri 
hulu migas di wilayah Sumbagut ?
Wilayah Sumbagut memiliki cakupan wilayah kerja yang 
cukup luas, terdiri dari lima Provinsi yaitu, Aceh, Sumatra 
utara, Sumatra Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Tentunya 
tantangan-tantangan setiap wilayah beragam. Seperti di 
Aceh dengan undang-undang khususnya, wilayah Sumatra 
barat dengan hukum adatnya, Kepulauan Riau memiliki 
keunikan tersendiri karena berada di laut dan berbatasan 
antar negara. Wilayah Sumatra Utara dan Riau memiliki

karakteristik yang hampir sama yaitu dekatnya kegiatan 
hulu migas dengan pemukiman masyarakat. 
Semua permasalahan di lima provinsi itu harus dipetakan 
penyelesaiannya dengan karakteristik wilayah masing￾masing dan SKK Migas. KKKS dalam proses kerja hulu migas 
juga harus patuh pada peraturan-peraturan di daerah, 
sehingga industri kegiatan hulu migas wilayah Sumbagut 
berdampak positif bagi masyarakat.
Ada tiga isu utama yang menjadi tantangan hulu migas 
di Sumbagut, selain peningkatan lifting migas, yaitu 
isu security seperti ilegal tapping, ilegal drilling, dan 
pencurian kabel pompa angguk. Sebagai contoh, gangguan 
keamanan wilayah Rokan semakin sistematis. Kami 
menemukan pada 2018, terdapat 823 kasus pencurian 
dengan 76% merupakan pencurian kabel REDA (Kabel 
Pompa Angguk .red) dan 52 kasus ilegal tapping.
Gangguan keamanan tersebut tentu saja menyebabkan kerugian 
negara, karena dari 823 kasus pencurian mengakibatkan 
hilangnya potensi produksi (loss production opportunity/LPO) 
sebesar 149 ribu barrel minyak atau sebesar US$ 8,9 juta.
Dengan tantangan tersebut, tentunya tim SKK Migas 
Perwakilan Sumbagut harus memiliki kompetensi yang 
kuat, sehingga peluang KKKS untuk melaksanakan program 
WP&B (Work Program and Budget) dapat terlaksana sesuai 
rencana kerja setiap tahunnya. 
Sebagai wilayah tertua, bahkan cikal bakal berdirinya industri 
hulu migas di Indonesia, bagaimana upaya Perwakilan 
Sumbagut meningkatkan lifting ?
Kita turun kebawah langsung melakukan pemeriksaan 
serta pendekatan dengan KKKS dan mencari permasalahan 
yang terjadi di lapangan. Jika menemui hambatan kami 
langsung turun membantu KKKS. Selain itu kita mendorong 
KKKS agar melakukan eksplorasi untuk menemukan 
sumur-sumur baru potensial.
Secara teknis, sebenarnya perwakilan Sumbagut tidak memiliki 
kapasitas untuk meningkatkan lifting dan cadangan, namun 
SKK Migas Sumbagut diberi tugas untuk menyiapkan segala 
sesuatunya, seperti pengadaan tanah, perizinan, sosialisasi 
sebelum kegiatan utama yaitu eksplorasi dilaksanakan. 
Upaya lain yang kami lakukan adalah menurunkan langsung 
tim Pengawas Lifting SKK Migas ke semua titik serah, agar 
hasil lifting dapat terpantau langsung setiap hari.
Hal terpenting lain untuk peningkatan lifting adalah dengan upaya 
pencegahan gangguan keamaan seperti ilegal tapping, tentu 
dengan bekerja sama dengan kepolisian, pemerintah daerah, dan 
aparat penegak hukum lainya.
Bagaimana penanganan isu-isu sosial masyarat di Sumbagut ?
Isu-isu sosial harus ditangani dengan baik dan profesional, 
konsep everybody happy dilakukan untuk penanganan isu 
ini dengan melibatkan Departemen Humas dan Departemen 
Operasi Sumbagut.
Permasalahan sosial, harus bisa kita kurangi sehingga 
isu sosial dapat diredam, dengan langsung turun ke 
lapangan. Sebagai contoh, pengeboran eksplorasi TJD-01 
dan TJD-02 awalnya ada hambatan dari masyarakat, namun 
Departemen Humas dan KKKS langsung terjun dengan 
bertemu pemerintah daerah, sehingga spud in (istilah 
dalam proses pengeboran .red) tetap terlaksana tanpa 
perlu standby rig.
Apa yang menjadi keunikan dan keunggulan Sumbagut 
dibanding dengan wilayah perwakilan SKK Migas lainnya ?
Pada dasarnya semua perwakilan memiliki tujuan yang 
sama yaitu menjalankan amanah manajemen, diantaranya 
peningkatan lifting. Semua perwakilan memiliki kapasitas 
dan keunggulan masing-masing berdasarkan wilayah 
masing-masing dan yang terpenting sebenarnya adalah 
bersatu-padu untuk pencapaian lifting nasional yang 
ditetapkan pemerintah melalui APBN.
Perwakilan Sumbagut memiliki sejarah panjang di 
industri hulu migas karena merupakan wilayah penghasil 
migas pertama dengan pengeboran Telaga Said. 
Wilayah Sumbagut juga memiliki wilayah Rokan yang 
merupakan wilayah produksi migas tertinggi. Nah, semua 
kantor perwakilan harus bisa bahu membahu dengan 
perwakilan lain agar target-target yang ditetapkan 
manajemen, dapat terpenuhi.
Sehubungan dengan rencana alih kelola wilayah kerja minyak 
terbesar (Blok Rokan), bagaimana SKK Migas Sumbagut 
mengawal proses transisi ini ?
Kami akan membantu mengawasi ini dengan baik. Seperti 
melakukan koordinasi, komunikasi, juga menjaga dan 
mengusahakan agar proses ini berlangsung lancar, sesuai 
arahan Pimpinan SKK Migas di Jakarta. 
Namun, pada prinsipnya sampai saat ini perwakilan Sumbagut 
tetap fokus sesuai dengan kewenangannya seperti dalam 
hal pertanahan. Perwakilan Sumbagut terus bersinergi 
dengan BPN (Badan Pertanahan Nasional .red) agar segera 
mensertifikasi lahan-lahan Chevron Pacific Indonesia 
(CPI) untuk pengamanan secara administrasi dan hukum. 
Sehingga alih kelola data tanah disertai legalitas hingga dapat 
dipastikan alih kelola data tanah sudah baik dan benar.
Yang tidak kalah penting adalah mengembalikan area operasi 
seperti keadaan awal dengan berperan aktif dalam pemantauan 
penanganan tanah, yang masuk wilayah kerja hulu migas.
Secara umum, bagaimana harapan anda terhadap 
stakeholder di Sumbagut ?
Stakeholder di wilayah Sumbagut dapat bersinergi dengan 
SKK Migas, agar kegiatan industri hulu berjalan lancar. 
Karena hasil ekplorasi dan eksploitasi hulu migas tidak hanya 
dinikmati pemerintah pusat tetapi juga dapat dinikmati 
daerah, yaitu dengan adanya dana bagi hasil dan multiplier 
effect lainnya dari kegiatan KKKS. Kedepan harapan saya, 
kerjasama dengan stakeholder harus lebih baik dan dengan 
senyum, “give your smile all the day”.
Strategi apa yang anda gunakan agar perwakilan Sumbagut 
dapat beroperasi secara lancar dan efisien ?
Strategi yang diterapkan, untuk kelancaran operasi 
perwakilan secara efisien, kami lakukan dengan pendekatan 
internal dan eksternal. Di internal, kami melakukan 
penerapan konsep pelaksanaan amanah manajemen 
dengan baik dan nyaman. Sebagai pemimpin, Saya harus 
memberikan motivasi kepada para pekerja, dan dengan 
membangun nuansa kekeluargaan, sehingga tercipta 
suasana kerja yang nyaman. Dengan demikian, semangat, 
ide, dan etos kerja akan keluar dengan sendirinya.
Konsep eksternal yang efisien adalah terus bekerjasama 
dengan KKKS dan stakeholder agar tercipta sinergi yang 
baik, sehingga menghasilkan produksi yang luar biasa, 
dengan “little money and big value”, sebagai contoh 
pengerjaan CSR dengan KKKS, harus berjalan bersama 
sehingga tidak terkesan KKKS berjalan sendiri-sendiri.
Apa yang terpenting dalam hidup anda ?
Keluarga menjadi hal yang penting dalam hidup saya karena 
dapat menjadi motivator untuk menyelesaikan pekerjaan￾pekerjaan di kantor dan bisa menjadi pendukung untuk 
saya. Yang kedua adalah waktu. Dalam hidup saya, waktu 
menjadi penting karena dengan manajemen waktu yang 
tepat, kita dapat mengatur hidup kita dengan baik dan 
dapat menghargai tanggung jawab.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 
(ESDM) menggelar penawaran lelang Wilayah 
Kerja Migas Konvensional Tahap I Tahun 
2019 di gedung Kementerian ESDM, Jakarta, 
(21/2). Terdapat lima wilayah kerja (WK) yang 
ditawarkan, meliputi dua WK Eks Produksi 
dan tiga WK Eksplorasi.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar 
mengatakan, WK Eks Produksi yang 
ditawarkan yaitu WK Selat Panjang dan 
West Kampar serta WK Eksplorasi terdiri 
dari WK Anambas, West Ganal, dan West
Kaimana. “‎Kita membuka first round lelang, Ada lima WK,” 
ujar Arcandra. 
Kelima WK tersebut ditawarkan dengan mekanisme Lelang 
Reguler dan menggunakan skema Kontrak PSC Gross Split. 
Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 
52 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri 
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 8 Tahun 2017 tentang 
Kontrak Bagi Hasil Gross Split. 
Arcandra juga mengatakan bahwa pada lelang kali ini, 
pemerintah mengambil terobosan baru dengan menetapkan 
pembebasan akses data terhadap para peserta lelang yang 
telah mengakses bid document. Selanjutnya, biaya akses 
paket hanya akan dibebankan kepada pemenang lelang 
untuk masing-masing wilayah kerja migas.
Penawaran lelang WK Migas ini ditunjukan untuk Badan 
Usaha (BU) dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang bergerak 
pada industri hulu migas. Dengan kriteria memiliki 
kemampuan keuangan dan teknis, mampu memenuhi 
syarat minimum Komitmen Kerja Pasti lima tahun atau 
Komitmen Pasti Eksplorasi, serta memnuhi syarat dan 
ketentuan pokok lelang WK. 
Spektrum
Hingga saat ini, Arcandra masih belum bisa memastikan 
akan ada berapa tahap lelang yang dilakukan di sepanjang 
tahun ini. Menurut Arcandra, itu tergantung pada kesiapan 
data yang diperlukan.
“Belum bisa ditentukan, bergantung kesiapan kita melihat 
data-data yang ada. Yang jelas kita harapkan blok yang kita 
tawarkan lima ini akan laku semuanya,” tandas Arcandra.
Sementara itu dalam kesempataan yang sama Direktur 
Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko 
Siswanto mengatakan jadwal penawaran lelang WK 
Migas Konvensional Tahap I tahun 2019 yaitu untuk akses 
dokumen penawaran mulai 25 Februari hingga 24 April 2019. 
Untuk pemasukan dokumen partisipasi paling lambat pada 
25 April 2019. “Lelang hanya dua bulan saja. Ditutup setelah 
Pilpres, 25 Februari-24 April,” jelasnya. 
Adapun, dua WK eks produksi yang ditawarkan adalah:
1. WK West Kampar, lokasi daratan Riau dan Sumatra 
Utara, Terakhir berproduksi pada 27 Maret 2017 sebesar 
112 BOPD, Bonus Tandatangan minimal US$ 5 juta, 
minimal komitmen pasti: Studi G&G, Seismik 2D 500 km, 
Seismik 3D 200 km2
 dan pemboran 6 sumur eksplorasi 
senilai minimal US$ 64.433.080.
2. WK Selat Panjang, lokasi daratan Riau, Terakhir 
berproduksi pada 21 Februari 2018 sebesar 1 BOPD, 
Bonus Tandatangan minimal US$ 5 juta, minimal 
komitmen pasti: Studi G&G, Seismik 2D 500 KM, 
Seismik 3D 200 KM2
 dan pemboran 5 sumur eksplorasi 
senilai minimal US$ 62.991.080.
Sementara tiga WK eksplorasi ialah sebagai berikut:
1. WK Anambas, lokasi lepas pantai Kepulauan Riau, Bonus 
Tandatangan minimal US$ 2 juta, minimal komitmen 
pasti: Studi G&G dan pemboran 1 sumur eksplorasi.
2. WK West Ganal, lokasi lepas pantai Kalimantan Timur, 
Bonus Tandatangan minimal US$ 15 juta, minimal 
komitmen pasti: Studi G&G, pemboran 3 sumur 
eksplorasi, Seismik 3D 400 km2
 dan Seismik 2D 500 km.
3. WK West Kaimana, lokasi daratan dan lepas pantai 
Papua Barat, Bonus Tandatangan minimal US$ 2 juta, 
minimal komitmen pasti: Studi G&G, pemboran 1 sumur 
eksplorasi dan Seismik 2D 200 km.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan 
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) 
mengungkapkan temuan cadangan gas baru 
di wilayah kerja (WK) Sakakemang Kecamatan 
Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, 
Provinsi Sumatra Selatan. Cadangan gas itu 
ditemukan baru-baru ini oleh konsorsium 
Repsol, Petronas, dan Mitsui Oil Exploration

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, 
total cadangan gas yang ditemukan di Sumur 
Kaliberau Dalam (KBD) 2x mencapai 2 triliun 
kaki kubik (TCF). “Di tahun 2018-2019, ini 
adalah penemuan terbesar nomor 4 di dunia,” 
ujarnya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, (21/2). 
Menurut data yang dipaparkan, cadangan yang terbesar 
pertama ada di Sumur Calypso 1 di Siprus sebesar 
3,5 TCF, kedua Sumur Obskaya Severnaya 1 di Rusia 
sebanyak 3 TCF dan yang ketiga 1-STAT-010A-SPS di Brazil 
sebesar 2 TCF lebih. 
“Keberhasilan sumur KBD2X akan membuka eksplorasi 
dengan target fractured basement di wilayah lain 
di Sumatra Selatan hingga ke Sumatra Tengah, dan 
menjadi pemicu semangat dalam melakukan eksplorasi 
hulu migas yang lebih masif di Indonesia”, jelasnya. 
Dwi menambahkan, dengan koordinasi antara Repsol dan 
SKK Migas, setiap kendala yang terjadi dapat diselesaikan 
dengan baik sehingga pada akhirnya sumur ini mencapai 
targetnya di kedalaman 2.430 meter measure depth pada 
awal Februari 2019. Selain itu juga telah dilakukan tes 
produksi dengan hasil sementara yang signifikan. 
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Wakil 
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra 
Tahar menyampaikan apresiasinya kepada Kontraktor 
Kontrak Kerja Sama Repsol atas “significant discovery” 
di WK Sakakemang. 
Penemuan cadangan di KBD2X merupakan penemuan 
kedua terbesar di wilayah Sumatra Selatan. “Semoga 
nanti di sekitar area ini ditemukan cadangan-cadangan 
baru, termasuk WK baru, South Sakakemang, yang 
berdekatan dengan Sakakemang,” kata Arcandra. 
Arcandra berharap, penemuan ini akan membangkitkan 
semangat eksplorasi di Indonesia ke depan, mengingat 
masih banyaknya basin di Indonesia yang belum 
dieksplorasi lebih lanjut. 
“Ternyata Alhamdulillah kita menemukan lagi yang 
baru. Artinya apa? Potensinya masih ada. Selama kita 
bersungguh-sungguh menjalankan semua program 
eksplorasi, dan juga atas dukungan Pemerintah untuk 
mempermudah bisnis proses hulu migas di Indonesia, 
termasuk hadirnya sistem gross split,” pungkas Arcandra.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan 
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) 
menggelar Forum Sharing Bersama Lembaga 
Riset dan konsultan energi Global Wood 
Mackenzie dengan tema “Making Indonesia 
Great: A New Outlook for the Energy Sector” 
di GGR cafĂ© Kantor SKK Migas, Gedung Wisma 
Mulia, Gatot Subroto, Jakarta pada 14 Maret 2019.
Acara yang dibuka oleh Deputi Keuangan 
dan Monetisasi SKK Migas Parulian 
Sihotang bertujuan agar dapat menjadi 
pembelajaran yang baik untuk bahan 
masukan Indonesia dalam menghadapi 
transisi energi global, memahami siklus harga 
komoditi lanjutan, serta memahami strategi untuk 
menarik investasi hulu. 
Dalam acara tersebut hadir beberapa pembicara 
dari Wood Mackenzie diantaranya, Gavin Thompson 
(Vice Chair Energy), Nicholas Browne (Research
Director APAC Gas & LNG), Graham Kellas (Senior 
Vice President, Global Fiscal Research), Andrew 
Hardwood (Research Director, Asia Pacific, Upstream
Oil & Gas), Sushant Gupta (Research Director Asia, 
Pacific Refining & Oils Market), Asti Nuraini Asra 
(Principal Analyst Gas & LNG Research), dan Johan 
Utama (Upstream Research Analyst, South-East Asia). 
Para peserta diharapkan akan mendapatkan wawasan 
tentang pasar energi Indonesia dan tantangan 
serta peluang yang akan dihadapi sektor energi 
Indonesia yang dipaparkan oleh para analis senior. 
Yang pertama tentang apa itu transisi energi global, 
yang memberikan bayangan panjang tentang masa 
depan pasar energi konvensional, bagaimana dampak 
yang dirasakan dari transisi energi global. kedua, 
memahami siklus harga komoditas berikutnya, 
fundmental global, minyak, batu bara, dan LNG
berbeda, bagaimana Indonesia akan mendapat 
dampak positif sebagai eksportir dan importir energi, 
dan yang terakhir bagaimana strategi pemerintah 
meningkatkan penawaran untuk menarik investasi, 
dan apa yang dicari oleh para investor.

Nama Pulau Jemur lekat dengan istilah ‘Pak-ku’ 
yang dalam bahasa Hokkian berarti penyu 
dari utara. Istilah ‘Pak-ku’ hingga kini masih 
sering digunakan oleh para nelayan pesisir 
Riau. Pulau ini memiliki luas 250 hektare. 
Meskipun lokasinya sangat dekat dengan Malaysia, 
yaitu di selat Malaka, pulai ini secara resmi dimiliki oleh 
Indonesia. Pulau ini termasuk dalam wilayah Kecamatan 
Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.
Meski Objek Wisata ini tidak begitu populer di Sumatra, 
tapi keindahan alam di Pulau ini tidak bisa dianggap 
sepele. Pulau Jemur memiliki Pemandangan dan Panorama 
alam yang indah, selain itu Pulau Jemur ini amat kaya 
dengan hasil lautnya, di samping itu Pulau Jemur dihuni 
oleh Spesies Penyu, dimana pada musim tertentu penyu￾penyu itu naik ke pantai untuk bertelur satwa langka 
ini dapat bertelur sebanyak 100 sampai 150 butir setiap 
ekornya. Selain itu Pulau Jemur juga terdapat beberapa 
potensi wisata lain diantaranya adalah Goa Jepang, Menara 
Suar, bekas tapak kaki manusia, perigi tulang, sisa-sisa 
pertahanan Jepang, batu Panglima Layar, Taman Laut, dan 
pantai berpasir kuning emas.
Melihat matahari terbit dan tenggelam di Selat Malaka
Di pulau Jemur saat cuaca cerah. Kita bisa melihat matahari 
terbit dan tenggelam dengan warna-warni yang indah. Saat 
pagi hari, dari pos jaga Angkatan Laut. Berjalanlah kearah 
timur, di pantai timur pulau Jemur. Kita akan dimanjakan 
saat-saat dimana matahari naik dari peraduan.
Saat laut di sisi pantai timur sedang surut. Berjalanlah 
kearah hamparan-hamparan batu karang yang ada di 
depan pantai. Susunan batu-batu berukuran besar yang 
seolah-olah disusun menjadi sisi menarik pantai timur ini.
Saat sore hari, berjalanlah ke arah pantai utara. Dari atas 
tebing di pantai utara,pemandangan matahari tenggelam 
dengan latar belakang pulau Labuhan bilik akan terlihat. 
Sebuah pemandangan yang sayang untuk dilewatkan.
Menelusuri pulau-pulau dan snorkling
Dengan menggunakan perahu nelayan, berlayarlah ke arah 
pulau Labuhan Bilik yang berada di depan pulau Jemur. Pasir 
pantai di pulau labuhan bilik memiliki tekstur yang lembut.
Dari pulau Labuhan Bilik. Jika ingin melihat kehidupan biota 
bawah laut gugusan kepulauan Aruah, kita bisa snorkling
dikawasan pulau Batu Berlayar. Di sini banyak terdapat 
terumbu-terumbu karang yang sangat indah serta biota 
laut yang beraneka ragam. Alam bawah laut yang masih asri 
menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap diver.
Tidaklah sulit untuk sampai ke pulau Jemur. Akses untuk 
menuju Pulau Jemur dari Pekanbaru Ibukota Provinsi 
Riau, pelancong harus menempuh perjalanan darat 
lebih kurang 8 jam menuju Bagansiapiapi, ibu kota 
Kabupaten Rokan Hilir. Perjalanan ini dapat dilakukan 
dengan kendaraan pribadi ataupun dengan angkutan 
umum yang biasa disebut dengan mobil Travel. Dari 
Bagansiapiapi perjalanan dilanjutkan ke Pelabuhan 
Bagansiapiapi dan kemudian melanjutkan perjalanan 
melalui ferry. Dalam waktu 2,5 jam, pelancong dapat 
menikmati indahnya pulau Jemur, si mutiara dari Riau.