Manajemen produksi 1
A. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi
Bidang Manajemen Operasi masih terbilang muda, namun sejarah
amatlah kaya dan menarik. Kehidupan kita dan juga disiplin Manajemen
Operasi diperkuat oleh inovasi-inovasi dan sumbangan-sumbangan dari
banyak pakar yaitu Eli Whitney (1800) dikenal sebab mempopulerkan bagian
yang dapat dibongkar pasang, yang dicapainya melalui standarisasi dan
pengendalian mutu pada pembuatan produk. Melalui kontrak yang ia tanda
tangani dengan pemerintah Amerika untuk 10.000 pucuk senjata, ia berhasil
mendapatkan laba yang baik sebab produk dijadikan bagian yang dapat
dibongkar pasang. yang dikenal sebagai bapak ilmu
manajemen, menyumbangkan seleksi personel, perencanaan dan penjadwalan,
studi gerakan, dan bidang faktor-faktor manusia yang sekarang populer. Salah
satu sumbangsih yang ia berikan ialah bahwa manajemen semestinya lebih
panjang akal dan agresif dalam membuat metode kerja. Taylor dan rekannya,
Henry L. Gantt dan Frank, dan Lilian Gilberth, termasuk yang pertama kali
membuat sistematika cara memproduksi yang terbaik. Sumbangsih Taylor
2
yang lain yaitu bahwa manajemen seharusnya lebih bertanggung jawab
untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Menempatkan pegawai pada pekerjaan yang cocok.
2. Menyediakan latihan yang dibutuhkan.
3. Menyediakan metode dan peralatan kerja yang benar.
4. Menerapkan sistem komisi/insentif untuk setiap pekerjaan yang
diselesaikan.
Pada tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen menggabungkan
apa yang mereka tahu tentang standarisasi suku cadang dengan lini perakitan
dan pengepakan makanan industri mail-order, ditambah konsep lini perakitan
(assembly line) dimana para pekerja hanya berdiri di satu tempat dan bahan
yang bergerak.
Pengendalian mutu, yaitu sumbangsih berharga lain di bidang MO.
Walter Shewhart (1924) menggabungkan pengetahuan yang dimilikinya
tentang statistik dengan pentingnya suatu pengendalian mutu, dan membuat
suatu peta kendali mutu dari produk yang diambil sebagai sampel. W.
Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor percaya bahwa manajemen
harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan proses dan lingkungan kerja
agar mutu dapat lebih ditingkatkan. Rangkuman kejadian-kejadian penting
Manajemen Operasi dapat dilihat pada Gambar 1.1. dibawah ini :
Manajemen operasi dapat terus berkembang dengan bantuan disiplin
ilmu lainnya, termasuk teknik industri dan ilmu manajemen. Disiplin ilmu ini,
seiring dengan ilmu statistik, manajemen dan ekonomi telah banyak
menyumbang untuk produktivitas yang lebih baik.
Penemuan-penemuan dari ilmu-ilmu pasti (biologi, anatomi, kimia,
fisika) juga telah menyumbang untuk kemajuan Manajemen Operasi. Sebagai
contoh yaitu bahan pencampur baru, proses kimiawi untuk papan sirkuit,
sinar gamma untuk mengawetkan makanan dan meja. Desain produk dan juga
proses pembuatan sering kali bergantung pada ilmu biologi dan fisika. Salah
satu sumbangsih penting pada bidang Manajemen Operasi datang juga dari
ilmu informasi, dimana proses sistematik data dapat menghasilkan informasi.
Pembagian tenaga kerja (Adam Smith 1776 dan Charles Babbage 1852)
Suku cadang terstandarisasi (Whitney 1800)
Manajemen ilmiah (Taylor 1881)
Lini perakitan terkoordinasi (Ford/Sorensen/Avery 1913)
Bagan Gantt (Gantt 1916)
Studi gerakan (Frank & Lilian Gilbert 1992)
Kendali mutu (Shewhart 1924; Deming 1950)
Komputer (Atanasoff 1938)
CPM/PERT (Dupont 1957)
Perencanaan kebutuhan bahan (Orlicky 1960)
Desain yang dibantu komputer
Sistem manufaktur fleksibel
Pabrikasi terintegrasi komputer
Internet
1776 1800 1886 1890 1913 1924 1938 1957 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995
Masa Depan
Kemajuan
masa depan
didasarkan
pada :
- Manajemen
- Ilmu fisik
- Ilmu
informasi
4
Ilmu informasi memberikan sumbangsih yang besar untuk produktivitas yang
lebih baik dan pada saat yang sama menyediakan barang dan jasa yang lebih
beragam pada warga . Pengambilan keputusan dalam manajemen operasi
memerlukan individu yang cakap dalam ilmu manajemen, ilmu informasi dan
juga sering kali salah satu dari ilmu biologi atau ilmu fisika.
Produksi (operasi) menurut Daryanto (2012 : h. 2), merupakan
penghasil dari produk atau jasa yang akan dipasarkan kepd konsumen. Proses
produksi meliputi :
1. Proses ekstraktif, contoh pertambangan batu bara, pertambangan timah.
2. Proses pabrikasi, contoh perusahaan mebel, perusahaan tas.
3. Proses analitik, contoh minyak bumi, diproses menjadi bensin, solar dan
kerosin.
4. Proses sintetik, contoh proses pembuatan obat dan pengolahan baja
5. Proses perakitan, contoh perusahaan televisi serta perusahaan industri
mobil dan motor.
6. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi, contoh lembaga konsultasi dalam
bidang administrasi keuangan.
Produksi menurut Daryanto (2012 : h. 13), yaitu kegiatan yang
menimbulkan tambahan manfaat atau faedah baru. Produksi sering dikaitkan
sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input).
Secara skematis sistem produksi dapat disajikan pada Gambar 1.2. sebagai
berikut :
Skema Sistem Produksi
Proses produksi merupakan kegiatan operasional atau produksi secara
singkat dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan atau proses untuk
mengubah input menjadi output seperti ditampilkan pada Gambar 1.3.
dibawah ini :
6
Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transformasi sumber
daya menjadi barang dan jasa. Produktivitas secara tidak langsung
menyatakan kemajuan dari perubahan ini. Peningkatan berarti perbandingan
yang baik antara jumlah sumber daya yang dipakai (input) dengan jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan (output). (lihat Gambar 1.4.). Pengurangan
masukan (input) pada saat keluaran (hasil) tetap, atau penambahan pada hasil,
sementara masukan tetap, menunjukkan kemajuan pada produktivitas. Dalam
pemikiran ekonomi, masukan yaitu tempat, tenaga kerja, modal dan
manajemen yang dipadukan menjadi satu sistem produksi. Manajemen
membuat sistem produksi ini, yang menyediakan perpindahan dari masukan
ke keluaran. Hasil (output) berupa barang dan jasa, termasuk didalamnya
beraneka ragam produk. (
Sistem Ekonomi Mengubah Masukan menjadi Keluaran
Tanah, Tenaga kerja,
Modal, Manajemen
Sistem ekonomi
mengubah masukan
menjadi keluaran dengan
peningkatan produktivitas
tahunan kira-kira sebesar
2,5%. Produktivitas
meningkat sebagai akibat
dari bauran modal (0,4%),
tenaga kerja (0,5%), dan
manajemen (1,6%)
Barang dan Jasa
7
Menurut Daryanto (2012 : h. 5), ditinjau dari kedatangan konsumen
dan jumlah yang diminta, tranformasi produksi dapat dibedakan sebagai
berikut :
1. Job shop, transformasi produksi bekerja jika ada pesanan saja. Jumlah
pesanan relatif tidak terlalu besar dan jenis produk yang dipesan tidak
standar (sesuai dengan permintaan konsumen).
2. Flow shop, transformasi produksi akan selalu bekerja, baik pada pesanan
maupun tidak. Jumlah pesanan biasanya relatif besar dan jenis produksinya
standar.
3. Project, yaitu bentuk spesial dari transformasi produksi dimana hanya
ada satu atau beberapa pesanan yang spesifik dari konsumen.
Karakteristik umum dari ketiga jenis transformasi ini
8
Ukuran produktivitas yaitu cara yang terbaik untuk mengevaluasi
kemampuan suatu negara menyediakan standar hidup yang baik bagi
penduduknya. Hanya lewat penambahan produktivitaslah standar kehidupan
dapat membaik. Lebih dari itu, hanya lewat penambahan produktivitas, maka
tenaga kerja, modal dan manajemen menerima pembayaran tambahan. Jika
tenaga kerja, modal, manajemen ditingkatkan tanpa meningkatnya
produktivitas, maka harga akan naik. Disisi lain, tekanan ke bawah pada harga
saat produktivitas meningkat, menghasilkan lebih banyak yang diproduksi
dengan sumber daya yang sama.
Pengukuran produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut :
Unit yang diproduksi
Produktivitas =
Masukan yang dipakai
Dalam banyak hal, masalah pengukuran memang ada. Beberapa dari
masalah pengukuran yaitu :
1. Mutu dapat berubah sementara jumlah masukan (input) dan keluaran
(output) tetap sama.
2. Elemen eksternal dapat menyebabkan penambahan atau penurunan dalam
produktivitas dimana sistem yang sedang dipelajari tidak dapat
bertanggung jawab langsung.
3. Ukuran unit yang pasti dipakai mungkin tidak ada.
Variabel-variabel produktivitas terdiri dari :
1. Tenaga kerja. Peningkatan dalam kontribusi ketenagakerjaan pada
produktivitas yaitu hasil dari tenaga kerja yang lebih sehat,
9
berpendidikan lebih baik, dan lebih terjamin. Beberapa peningkatan
bahkan dapat terlihat dari lebih pendeknya waktu kerja sekarang. Tiga
variabel kunci untuk produktivitas ketenagakerjaan yang lebih baik
yaitu :
a. Pendidikan dasar cocok bagi angkatan kerja yang efektif.
b. Pengetahuan angkatan kerja.
c. Pengeluaran sosial yang membuat tenaga kerja tersedia, seperti
transportasi dan sanitasi.
2. Modal. Manusia yaitu makhluk yang memakai peralatan. Investasi
modal menyediakan peralatan ini. Inflasi dan pajak meningkatkan biaya
pada modal, membuat investasi model terus bertambah mahal. Pada saat
modal yang ditanamkan per pegawai menurun, maka akan terjadi
penurunan produktivitas. memakai tenaga kerja lebih banyak
daripada modal, memang dapat mengurangi tingkat pengangguran dalam
jangka pendek, namun sebaliknya dapat membuat ekonomi menjadi
kurang produktif dan mengurangi upah minimum pekerja dalam jangka
panjang. Trade-off antara modal dan tenaga kerja terus berubah. Selain itu,
semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin banyak proyek yang
memerlukan modal “disaring”, artinya, tidak dilaksanakan sebab potensi
pengembalian investasi untuk risiko yang diberikan sudah berkurang.
Manajer menyesuaikan rencana investasi dengan perubahan pada
pembiayaan modal.
3. Manajemen. Manajemen ialah faktor dari produksi dan sumber daya
ekonomi dipakai bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa tenaga
kerja dan modal dipakai secara efektif untuk meningkatkan
produktivitas. Manajemen bertanggung jawab atas hampir 2/3 dari dua
koma lima persen peningkatan produktivitas tahunan (sekitar 1,6% dari
2,6% pertambahan tahunan). Termasuk didalamnya perbaikan yang terjadi
melalui aplikasi teknologi dan pemanfaatan ilmu.
Ruang lingkup manajemen produksi meliputi beberapa aspek
diantaranya sebagai berikut
1. Aspek struktural : memperlihatkan konfigurasi komponen yang
membangun sistem manajemen produksi dan interaksinya, termasuk
komponen bahan, alat tulis kantor, peralatan dan modal.
2. Aspe fungsional : terkait dengan manajemen dan organisasi komponen
struktural maupun interaksinya mulai dari perencanaan, penerapan,
pengendalian dan perbaikan agar diperoleh kinerja yang optimum.
3. Aspek lingkungan : memperhatikan perkembangan dan kecenderungan
yang terjadi di luar sistem. Sistem bergantung dari kemampuan beradaptasi
terhadap lingkungan sekitar, baik warga , pemerintah, teknologi,
politik maupun sosial budaya.
Manajemen produksi berkaitan dengan :
1. Perencanaan output.
2. Desain proses transformasi.
3. Perencanaan kapasitas.
11
4. Perencanaan bangunan pabrik.
5. Perencanaan tata letak fasilitas.
6. Desain aliran kerja.
7. Manajemen persediaan.
8. Manajemen proyek.
9. Scheduling/penjadwalan.
10. Pengendalian kualitas.
11. Kehandalan kualitas dan pemeliharaan.
Ruang lingkup manajemen operasional menurut Daryanto (2012 : h.
16)
Menurut T. Hani Handoko (1997 : h. 3), manajer produksi dan operasi
mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat memproduksi berbagai
keluaran (output) dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu
sesuai dengan permintaan konsumen. Gambar 1.7. secara umum,
menggambarkan ruang lingkup kegiatan-kegiatan operasi produksi sebagai
berikut :
Gambar 1.7. di atas menunjukkan bahwa organisasi-organisasi yang
sukses hendaknya mempunyai sistem pelaporan yang memberikan informasi
umpan balik (feedback) agar manajer dapat mengetahui apakah kegiatan-
kegiatannya dapat memenuhi permintaan konsumen atau tidak.
Konsekuensinya bila tidak, dan agar kelangsungan hidup organisasi terjaga,
organisasi harus merancang kembali produk-produk dan jasa-jasanya.
Perubahan-perubahan yang dilakukan bisa operasi internalnya atau faktor-
faktor produksi yang dipakai .
Manajer juga harus selalu memperhatikan dan menanggapi kekuatan-
kekuatan dari lingkungan eksternal, seperti peraturan-peraturan pemerintah,
tuntutan-tuntutan serikat buruh, kondisi ekonomi lokal, regional, nasional dan
internasional, kemajuan teknologi dan lain-lain sebagai kondisi sekarang
maupun akan datang yang bergejolak terus menerus dan sangat dinamik.
B. Konsep-Konsep Dasar dalam Manajemen Produksi dan Operasi
(2001 : h. 2) produksi yaitu
penciptaan barang dan jasa. Manajemen operasi (MO) yaitu serangkaian
kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan
menjadi keluaran. Kegiatan membuat barang dan jasa terjadi di semua sektor
organisasi.
Kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi-operasi
hendaknya hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang.
Tentu saja benar bahwa kegiatan-kegiatan produksi banyak dilaksanakan di
14
perusahaan-perusahaan manufacturing yang membentuk tulang belakang
warga konsumen melalui produksi berbagai macam produk. Tetapi
orang-orang juga melaksanakan kegiatan-kegiatan produksi dalam organisasi-
organisasi yang menyediakan berbagai bentuk jasa. Dalam kenyataannya,
akhir-akhir ini berkembang cukup pesat usaha-usaha produktif di sektor jasa.
Organisasi-organisasi penyedia jasa seperti bisnis perbankan, asuransi,
transportasi, hotel dan restoran memproduksi jasa (pelayanan) sebanding
dengan perusahaan-perusahaan manufacturing memproduksi mobil, perabot
dan makanan dalam kaleng.
Atas dasar pekermbangan ini , istilah manajemen produksi yang
telah banyak dipakai sebelumnya (sampai sekarang) secara meluas, dipandang
kurang mencakup seluruh kegiatan sistem-sistem produktif dalam warga
ekonomi. Oleh sebab itu, diperlukan suatu istilah yang lebih tepat dan
mempunyai cakupan luas, seperti manajemen operasi (secara implisit berarti
operasi-operasi). Istilah ini telah mulai dipakai oleh sejumlah penulis dan
praktisi. Meskipun demikian, pada masa transisi, istilah yang sering dipakai
yaitu manajemen produksi/operasi (P/O) atau manajemen produksi dan
operasi. Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha
pengelolaan secara optimal pemakaian sumber daya-sumber daya (atau
sering disebut faktor-faktor produksi) yaitu tenaga kerja, mesin-mesin,
peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan
mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
15
Manajemen produksi yaitu penerapan manajemen berdasarkan
fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang
seefisien mungkin, mulai dari pemilihan lokasi produksi hingga produk akhir
yang dihasilkan dengan proses produksi.
Sedangkan manajemen operasional menurut Manahan P. Tampubolon
(2004 : h. 13), didefinisikan sebagai manajemen proses konversi, dengan
bantuan fasilitas seperti tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen masukan
(inputs) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan, berupa barang atau
jasa/layanan.
Richard B. Chase dan Nicholas J. Aquilano dalam T. Hani Handoko,
1997 : h. 8), menyatakan bahwa manajemen operasi dapat juga didefinisikan
sebagai pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam
pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian dan pengawasan
sistem-sistem produktif. Kegiatan-kegiatan ini secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Pemilihan : keputusan strategis yang menyangkut pemilihan proses
melalui mana berbagai barang atau jasa akan diproduksi atau disediakan.
2. Perancangan : keputusan-keputusan taktikal yang menyangkut kreasi
metoda-metoda pelaksanaan suatu operasi produktif.
3. Pengoperasian : keputusan-keputusan perencanaan tingkat keluaran jangka
panjang dan dasar forecast permintaan dan keputusan-keputusan
scheduling pekerjaan dan pengalokasian karyawan jangka pendek.
16
4. Pengawasan : prosedur-prosedur yang menyangkut pengambilan tindakan
korektif dalam operasi-operasi produksi barang dan penyediaan jasa.
5. Pembaharuan : implementasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam
sistem produktif berdasarkan perubahan-perubahan permintaan, tujuan-
tujuan organisasional, teknologi dan manajemen.
Tugas dari manajemen produksi ada 2 (dua) yakni :
1. Merancang sistem produsi.
2. Mengoperasikan suatu sistem produksi untuk memenuhi persyaratan
produksi yang ditentukan.
BAB II
STRATEGI PERENCANAAN UNTUK PRODUK DAN OPERASI
SERTA ANALISIS FINANSIAL DAN ANALISIS EKONOMI
DALAM OPERASIONAL
A. Strategi Perencanaan untuk Produk dan Operasi
(2001 : h. 28), strategi yaitu
rencana aksi organisasi untuk mencapai misi. Setiap bidang fungsional
memiliki strategi untuk mencapai misinya dan untuk membantu organisasi
untuk mencapai seluruh misinya.
Michael Porter menegaskan bahwa perusahaan mencapai misi dalam 3
(tiga) cara konseptual : (1) diferensiasi; (2) kepelaporan biaya; dan (3) respons
yang cepat. Atau dengan kata lain, pelanggan menginginkan barang dan jasa
yang : (1) lebih baik, atau setidaknya berbeda; (2) lebih murah; dan (3) lebih
cepat. Manajer-manajer operasi menerjemahkan konsep-konsep stratejik ini
menjadi tugas-tugas berwujud yang harus dituntaskan. Salah satu atau
kombinasi dari ketiga konsep stratejik ini bisa menghasilkan sebuah sistem
yang memiliki keungggulan unik atas perusahaan-perusahaan pesaingnya.
Diferensiasi, kepelaporan biaya dan tanggapan yang cepat paling baik
dicapai apabila manajer operasi membuat keputusan yang efektif berdasarkan
10 (sepuluh) bidang pengaruh. Inilah yang dikenal dengan keputusan-
keputusan operasi yang mendukung misi dan menerapkan strategi yaitu :
18
1. Mutu. Harapan mutu pelanggan harus ditentukan dan kebijakan dan
prosedur dibangun untuk mengidentifikasi serta mencapai mutu yang
ditetapkan.
2. Desain barang dan jasa. Merancang barang dan jasa mendefinisikan
sebagaian besar proses transformasi. Keputusan mutu, biaya dan sumber
daya manusia sangat berinteraksi dengan desain. Desain sering kali
menetapkan batas bawah biaya dan batas atas mutu.
3. Desain proses dan kapasitas. Pilihan proses tersedia untuk produk dan jasa.
Keputusan proses mengikat manajemen pada teknologi, mutu,
pemanfaatan sumber daya manusia, dan pemeliharaan yang spesifik.
Komitmen biaya dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar
perusahaan.
4. Seleksi lokasi. Keputusan lokasi fasilitas baik untuk perusahaan
manufaktur maupun jasa bisa menentukan keberhasilan perusahaan.
Kesalahan yang dibuat pada saat ini dapat menghambat efisiensi.
5. Desain tata-letak. Kebutuhuan kapasitas, tingkat personel, keputusan
pembelian, dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata-letak. Selain itu,
proses dan bahan baku harus ditempatkan dengan memperhatikan
keterkaitan satu sama lain.
6. Manusia dan sistem kerja. Manusia yaitu bagian integral dan mahal dari
desain sistem total. Oleh sebab itu, kehidupan mutu-kerja yang
disediakan, bakat dan keahlian yang dibutuhkan, dan biayanya harus
ditentukan.
19
7. Manajemen dan rantai-pasokan. Keputusan ini menentukan apa yang akan
dibuat dan apa yang perlu dibeli. Pertimbangan juga diperlukan untuk
mutu, pengiriman, dan inovasi, dengan harga yang memuaskan. Suasana
saling menghormati antara pembeli dan pemasok dibutuhkan untuk
pembelian yang efektif.
8. Persediaan. Keputusan persediaan bisa dioptimalkan hanya bila keputusan
pelanggan pemasok, jadwal produksi, dan perencanaan sumber daya
manusia dipertimbangkan.
9. Penjadwalan. Jadwal produksi yang layak dan efisien harus
dikembangkan, permintaan terhadap sumber daya manusia dan fasilitas
harus ditentukan dan dikendalikan.
10. Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat berkaitan dengan tingkat
pemeliharaan yang diinginkan. Rencana untuk implementasi dan
pengawasan sistem pemeliharaan yaitu perluIsu-isu strategi operasi meliputi :
1. Riset. Karakteristik yang mempengaruhi keputusan MO statejik yaitu :
a. Mutu produk yang tinggi (relatif terhadap persaingan).
b. Pemanfaatan kapasitas yang tingi.
c. Efektivitas operasi yang tinggi (rasio produktivitas pekerjaan yang
diharapkan terhadap aktualisasinya).
d. Intensitas investasi yang rendah (jumlah modal yang dibutuhkan untuk
menghasilkan dalam penjualan).
e. Biaya langsung per unit yang rendah (relatif terhadap persaingan).
20
2. Prakondisi. Manajer operasi perlu memahami prakondisi berikut ini untuk
strategi MO yang efektif :
a. Lingkungan sekarang dan yang sedang berubah, yaitu kondisi ekonomi
dan teknologi dimana perusahaan berusaha menerapkan strateginya.
b. Permintaan kompetitif, yang menuntut manajer operasi
mengidentifikasi para pesaing sekaligus kekuatan dan kelemahan
mereka sendiri.
c. Mengetahui strategi persaingan, sehingga fungsi operasi bisa dirancang
dan diterapkan untuk mendukung strategi.
d. Daur-hidup produk, yang menunjukkan akan seperti apa strategi
operasi nanti. Manajer operasi harus mengidentifikasi posisi setiap
produk dalam daur-hidup produknya.
3. Dinamika. Strategi berubah sebab 2 (dua) alasan. Pertama, strategi
bersifat dinamis sebab perubahan dalam organisasi. Semua bidang dalam
perusahaan bisa berubah. Perubahan strategi terjadi dalam berbagai bidang
termasuk pembelian, keuangan, teknolgi dan usia produk. Semuanya
menciptakan perbedaaan kekuatan dan kelemahan organisasi dan oleh
sebab itu terjadi perubahan pada strateginya. Kedua, strategi yaitu
dinamis sebab perubahan dalam lingkungan.
(2001 : h. 36), perusahaan-
perusahaan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya sebagaimana peluang
dan tantangan dari lingkungannya. Kemudian mereka memposisikan diri
mereka sendiri melalui keputusan-keputusan mereka untuk memiliki
21
keunggulan bersaing. Gagasannya yaitu untuk memaksimalkan peluang dan
meminimalkan tantangan. Strategi secara kontinu dievaluasi terhadap nilai
yang diberikan pada pelanggan dan realitas persaingan.
1. Mengidentifikasi tugas-tugas penting
sebab tidak ada perusahaan yang melakukan segalanya dengan baik,
penerapan strategi yang berhasil membutuhkan identifikasi tugas-tugas
penting untuk mencapai sukses. Tugas-tugas penting perlu diseleksi tidak
hanya untuk mencapai misi, tetapi juga dengan mempertimbangkan
kekuatan internal perusahaan. Sebagian besar perusahaan mengembangkan
kompetensi unik yang membuat mereka mampu bersaing dengan sukses
dan mencapai posisinya saat ini. Bahkan perusahaan-perusahaan baru
biasanya memulai sebab merasa yakin bahwa mereka dapat memberikan
kemampuan unik bagi organisasi. Porter menyebut kemampuan unik ini,
kompetensi yang berbeda (distinctive competencies). Suatu organisasi
biasanya membuat dan memperluas penemuan kompetensi uniknya
menjadi aset untuk menciptakan keunggulan bersaing. Keunggulan itu bisa
berupa inovasi.
2. Membangun dan mengisi organisasi
Tugas manajer operasi yaitu proses 3 (tiga) tahap. Pertama, strategi
dikembangkan, tahap kedua yaitu mengelompokkan aktivitas ke dalam
struktur organisasi. Tahap ketiga yaitu mengisinya dengan personel yang
akan melaksanakan pekerjaan. Manajer bekerja sama dengan para
22
bawahannya untuk menyusun rencana, anggaran, dan program yang akan
menerapkan strategi untuk mencapai misi yang sukses.
Fungsi produksi yaitu menciptakan barang dan/atau jasa sesuai
dengan kebutuhan warga pada wkatu harga dan jumlah yang tepat.
Perencanaan produksi dilakukan agar fungsi produksi dapat berperan dengan
baik.
Perencanaan produksi merupakan aktivitas untuk menetapkan prosuk
yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk ini harus selesai
dan sumber-sumber yang dibutuhkan. .
Perencanaan produksi yaitu aktivitas untuk menetapkan
1. Apa yang harus diproduksi ?
2. Berapa banyak ?
3. Kapan ?
4. Sumber-sumber apa yang dibutuhkan ?
5. Tujuan perencanaan ?
6. Pemanfaatan sumber-sumber secara efektif ?
Perencanaan produksi meliputi :
1. Menyiapkan rencana produksi tingkat agregat perusahaan.
2. Menjadwalkan penyelesaian produk spesifik.
3. Merencanakan produksi dan pembelian komponen serta bahan baku.
4. Menjadwalkan urutan proses stasiun kerja/mesin.
23
Keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah
perencanaan diantaranya sebagai berikut :
1. Jenis barang yang akan dibuat.
2. Jumlah barang yang akan dibuat.
3. Cara pembuatan (pemakaian peralatan yang dipakai).
Keputusan tentang jenis dan jumlah barang yang akan dibuat sangat
dipengaruhi oleh data/informasi tentang kebutuhan pasar (dari bagian
pemasaran). Perencaanaan jenis barang yang akan dibuat, terdiri atas 4
(empat) tahap yaitu :
1. Penentuan desain awal yang berupa desain spesifikasi dan syarat-syarat
yang harus dipenuhi.
2. Penentuan desain barang yang tepat.
3. Penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi,
tempat kerja dan peralatan yang dipakai.
4. Pembuatan merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan
dengan layout, tuntutan kualitas dan mesin/peralatan yang tersedia.
Keputusan tentang jumlah barang yang akan dibuat dipengaruhi oleh
perkiraan penjualan (sales forecast) atau pola permintaannya dan
mempengaruhi penentuan jenis mesin/peralatan yang akan dipakai .
B. Analisis Finansial dan Analisis Ekonomi dalam Operasional
Konsep dan terminologi tidak selalu mungkin dilakukan oleh
pengambil keputusan, harus dicoba untuk mencari alternatif yang logis dan
24
dapat diperbandingkan. Analisis ekonomi dapat membentuk terminologi
standar ekonomi dan akuntansi.
Penerimaan dan biaya (cost and revenues), manajer harus
memperhatikan biaya yang ada didalam operasional fasilitas dan peralatan.
Biaya dipakai untuk menganalisis kondisi ekonomi sekarang dan biaya
aktual, dengan menguji beberapa biaya yang dianggap penting untuk
dipakai dalam analisis.
Opportunity costs merupakan biaya yang dipergunakan akibat adanya
kesempatan untuk menghasilkan, yang bila tidak dipergunakan dapat
menimbulkan pengembalian atau penerimaan, atau kerugian. Merupakan hasil
seleksi alternatif dari beberapa kemungkinan yang ada dalam biaya
operasional.
Sunk costs merupakan bagian pengeluaran yang menyimpang dan
harus diputuskan secara cepat, yang sering harus diputuskan manajer
operasional.
Penyusutan (depreciation), berdasarkan prosedur akuntansi harus
diantisipasi sebagai pengeluaran untuk penggantian aset sesuai jangka waktu
pemakaiannya.
Nilai residu (salvage value) merupakan pendapatan dari hasil
penjualan dari aset-aset yang tidak dipergunakan lagi.
Umur akuntansi (accounting life) merupakan jangka waktu pemakaian
aset yang disesuaikan dengan skedul penyusutan.
25
Umum mesin (machine life) merupakan jangka waktu mesion ini
dipergunakan sesuai fungsinya.
Umum ekonomis (economic life) yaitu jangka waktu selama mesin
ini masih dapat dipergunakan.
Nilai waktu dari uang (time value of money) yaitu potensi dari uang
untuk menghasilkan pendapatan sepanjang waktu.
Beberapa metode formal yang dapat memberikan penilaian atas
perubahan operasional dan dibutuhkan beberapa informasi. Kemudian
difokuskan pada investasi fasilitas, mesin peralatan yang dibutuhkan,
selanjutnya mempunyai masalah pengembalian atau penggantian atas investasi
ini :
1. Payback Method merupakan metode evaluasi usulan investasi, dengan
mengkalkulasi periode pengembalian investasi itu sebagai berikut :
Net Investment
Payback Period =
Net Annual Income for Investment
2. Net Present Value Method (NPV) merupakan hasil dari pemotongan cash
flow dari pengembalian investasi berdasarkan nilai sekarang bersih yang
dijaring dari pemasukan kas dan pengeluaran kas, yang dihitung dengan
rumus berikut :
n
NPV = ∑ (Vt – Ct [PWF (S)ti] – 1
t = 1
Dimana :
i = Tingkat bunga per tahun, nilai sekarang
26
1 = Inisial investasi berdasarkan waktu sekarang, dalam Rp.
n = Umum investasi, dalam tahun
Vt = Income atau penerimaan pada periode t, dalam Rp.
Ct = Pengeluaran atau biaya pada periode t, dalam Rp.
3. Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat bunga hasil perolehan
dari sejumlah pengeluaran yang dinilai sebagai penerimaan dalam nilai
sekarang. IRR merupakan kompensasi pengembalian investasi yang
dihitung dari laba bersih (return on investment) atau ROI setiap tahun,
yang dikurangkan pada total investasi. Seberapa besar nilai ROI sangat
mempengaruhi waktu pengembalian investasi.
Analisis keuangan didalam manajemen operasional sangat penting
dilakukan sebab sangat berpengaruh terhadap tingkat efisiensi dan
produktivitas yang dapat dihasilkan. Pada akhirnya, kegiatan operasional akan
tergantung pada penciptaan laba (earning power) dan usaha untuk
mempertahankan laba (net income after tax). Dua sudut pandang tentang laba
itu sangat mempengaruhi manajemen operasional; earning power diperoleh
saat manajemen operasional perusahaan mampu menciptakan keunggulan
bersaing, dari sisi income after tax dipertahankan oleh perusahaan saat
kondisi manajemen operasional menghadapi tantangan yang sangat gencar
dari pesaingnya.
Dengan demikian, analisis keuangan yang baik akan dapat mendorong
manajer operasional lebih sensitif, apabila analisis keuangan menggambarkan
suatu kondisi yang baik atau ketat, para manajer operasional dapat menyusun
27
strategi perencanaan serta strategi formulasi untuk diimplementasi yang
berbeda pada kedua kondisi ini .
BAB III
PERAMALAN
A. Pengertian Peramalan
Peramalan yaitu prediksi, proyeksi atau estimasi tingkat kejadian
yang tidak pasti di masa yang akan datang. Ketepatan secara mutlak dalam
memprediksi peristiwa dan tingkat kegiatan yang akan datang yaitu mutlak
tidak mungkin dicapai. Oleh sebab itu, saat perusahaan tidak dapat melihat
kejadian yang akan datang dengan pasti, diperlukan waktu dan tenaga besar
agar dapat memiliki kekuatan untuk menarik kesimpulan terhadap kejadian
yang akan datang. peramalan
(forecasting) yaitu seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa
depan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan
memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa bentuk model
matematis. Bisa jadi berupa prediksi subjektif atau intuitif tentang masa
depan. Atau peramalan bisa mencakup kombinasi model matematis yang
disesuaikan dengan penilaian yang baik oleh manajer.
Peramalan atau forecasting menurut A. Hakim Nasution dalam
yaitu proses untuk memperkirakan beberapa
kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas,
kualitatas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
permintaan barang dan jasa.
29
Peramalan biasanya dikelompokkan oleh horison waktu masa depan
yang mendasarinya. Tiga kategori peramalan yang bermanfaat bagi manajer
operasi yaitu
1. Peramalan jangka pendek. Rentang waktunya mencapai satu tahun tetapi
umumnya kurang dari 3 (tiga) bulan. Peramalan jangka pendek dipakai
untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja,
penugasan dan tingkat produksi.
2. Peramalan jangka menengah. Peramalan jangka menengah biasanya
berjangka 3 (tiga) bulan hingga 3 (tiga) tahun. Peramalan ini sangat
bermanfaat dalam perencanaan penjualan, perencanaan dan penganggaran
produksi, penganggaran kas dan menganalisis berbagai rencana operasi.
3. Peramalan jangka panjang. Rentang waktunya biasanya 3 (tiga) tahun atau
lebih; dipakai dalam merencanakan produk baru, pengeluaran modal,
lokasi fasilitas, atau ekspansi dan penelitian serta pengembangan.
Faktor lain untuk mempertimbangkan kapan mengembangkan ramalan
penjualan, terutama ramalan penjualan jangka panjang yaitu daur hidup
produk (product life cycle). Produk, dan bahkan jasa, tidak dijual pada tingkat
konstan sepanjang hidupnya. Sebagian besar produk yang sukses melalui 4
(empat) tahap : (1) perkenalan; (2) pertumbuhan; (3) dewasa; dan (4)
penurunan.
Produk dan jasa dalam dua tahap pertama dari daur hidupnya
membutuhkan ramalan yang lebih panjang dibandingkan produk dan jasa di
dalam tahap dewasa dan penurunan. Peramalan berguna dalam
memproyeksikan tingkat penetapan staf yang berbeda, tingkat persediaan, dan
kapasitas pabrik saat produk bergerak dari tahap pertama ke tahap terakhir.
B. Jenis-Jenis Peramalan
Organisasi memakai 3 (tiga) jenis peramalan saat
merencanakan masa depan operasinya yaitu
1. Ramalan ekonomi membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat
inflasi, suplai uang permulaan perumahan, dan indikator-indikator
perencanaan lain.
2. Ramalan teknologi berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi yang
akan melahirkan produk-produk baru yang mengesankan, membutuhkan
pabrik dan peralatan baru.
3. Ramalan permintaan yaitu proyeksi permintaan untuk produk atau jasa
perusahaan. Ramalan ini, disebut juga ramalan penjualan, mengarahkan
produksi, kapasitas dan sistem penjadwalan perusahaan dan bertindak
sebagai masukan untuk perencanaan keuangan, pemasaran, keuangan dan
personalia.
C. Pendekatan Peramalan
Pendekatan peramalan yang umum dipakai sebagai berikut
31
1. Peramalan kuantitatif memakai berbagai model matematis yang
memakai data historis dan atau variabel-variabel kausal untuk
meramalkan permintaan. Ada 4 (empat) metode peramalan kuantitatif,
yaitu :
a. Rata-rata bergerak (moving averages) bermanfaat jika kita
mengasumsikan bahwa permintaan pasar tetap stabil sepanjang waktu.
Permintaan data n periode sebelumnya
Rata-rata bergerak =
n
b. Penghalusan eksponensial (exponential smoothing) yaitu metode
peramalan yang mudah dipakai dan efisien bila dilakukan dengan
komputer. Penghalusan eksponensial mencakup pemeliharaan data
masa lalu yang sangat sedikit. Rumus penghalusan eksponensial dasar
yaitu sebagai berikut :
Ramalan baru = Ramalan periode lalu + α (Permintaan aktual periode
lalu – ramalan periode lalu)
c. Proyeksi trend (trend projection) yaitu teknik yang mencocokkan garis
trend ke rangkaian titik data historis dan kemudian memproyeksikan
garis itu ke dalam ramalan jangka-menengah hingga jangka-panjang.
d. Regresi linear (linear regression) yaitu model peramalan kausal
kuantitatif yang paling umum. Teknik ini biasanya dipakai sebagai
alat dalam kasus ekonomi dan hukum.
Model rata-rata bergerak dan penghalusan eksponensial disebut model seri
waktu (time series) yaitu memprediksi berdasarkan asumsi bahwa masa
depan yaitu fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain, model ini melihat
32
pada apa yang terjadi selama periode waktu dan memakai seri data
masa lalu untuk membuat ramalan.
Sedangkan model proyeksi trend dan regresi linier disebut model kausa
yaitu model variabel atau hubungan yang bisa mempengaruhi jumlah yang
sedang diramal.
2. Peramalan subjektif atau kualitatif memanfaatkan faktor-faktor penting
seperti intuisi, pengalaman pribadi dan sistem nilai pengambilan
keputusan. Ada 5 (lima) teknik peramalan kualitatif yang berbeda :
a. Juri dari opini eksekutif. Metode ini mengambil opini dari sekelompok
kecil manajer tingkat tinggi, sering kali dikombinasikan dengan
model-model statistik, dan menghasilkan estimasi permintaan
kelompok.
b. Gabungan armada penjualan. Dalam pendekatan ini, setiap wiraniaga
mengestimasi jumlah penjualan di wilayahnya, ramalan ini kemudian
dikaji ulang untuk meyakinkan kerealistisannya, lalu dikombinasikan
pada tingkat provinsi dan nasional untuk mencapai ramalan secara
menyeluruh.
c. Metode Delphi. Proses kelompok iteratif ini mengizinkan para ahli,
yang mungkin tinggal di berbagai tempat, untuk membuat ramalan.
Ada 3 (tiga) partisipan dalam proses Delphi : pengambil keputusan,
personel staf, dan responden.
d. Survei pasar konsumen. Metode memperbesar masukan dari pelanggan
atau calon pelanggan tanpa melihat rencana pembelian masa depannya.
33
Metode ini bisa membantu tidak hanya dalam menyiapkan ramalan
tetapi juga dalam memperbaiki desain produk baru.
e. Pendekatan naif. Cara sederhana untuk peramalan ini mengasumsikan
bahwa permintaan dalam periode berikutnya yaitu sama dengan
permintaan dalam periode sebelumnya (most recent period).
Tanpa melihat metode yang dipakai untuk meramal, maka ada
8 (delapan) tahap yang umumnya diikuti
1. Menentukan pemakaian peramalan itu.
2. Memilih hal-hal yang akan diramalkan.
3. Menentukan horison waktunya.
4. Memilih model peramalannya.
5. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk membuat ramalan.
6. Menentukan model peramalan yang tepat.
7. Membuat ramalan.
8. Menerapkan hasilnya.
D. Peramalan Seri Waktu
(2001 : h. 50), seri waktu (time
series) didasarkan pada tahapan dari titik data yang sudah tertentu (mingguan,
bulanan, kuartalan, dan sebagainya). Meramalkan dari seri waktu memberikan
implikasi bahwa nilai masa depan diprediksi hanya dari nilai masa lalu dan
bahwa variabel-variabel lain, tidak peduli berapa pun nilainya, dihilangkan.
34
Menganalisis seri waktu berarti membongkar data masa lalu menjadi
komponen-komponen dan kemudian memproyeksikannya ke depan. Seri
waktu biasanya memiliki 4 (empat) komponen yaitu
1. Trend (T) yaitu gerakan ke atas atau ke bawah secara berangsur-angsur
dari data sepanjang waktu.
2. Musim (S) yaitu pola data yang berulang setelah periode harian,
mingguan, bulanan atau kuartalan.
3. Siklus (C) yaitu pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun.
Siklus biasanya dikaitkan dengan siklus bisnis dan merupakan hal yang
sangat penting dalam analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek.
4. Variasi acak (R) yaitu “tanda” dalam data yang disebabkan oleh peluang
dan situasi yang tidak biasa; variabel acak mengikuti pola yang tidak dapat
dilihat. Variasi acak sering dihapus dengan menghilangkan periode waktu
yang jelas-jelas menyimpang, atau dengan menghilangkan nilai yang
tinggi dan rendah saat seri setidaknya mempunyai hitungan lusin.
Salah satu bentuk model seri waktu yang umum dipakai dalam
statistik yaitu model perkalian yang mengasumsikan bahwa permintaan
yaitu hasil dari 4 (empat) unsur : Permintaan = T x S x C x R.
35
BAB IV
ANALISIS POHON KEPUTUSAN UNTUK PENINGKATAN
KAPASITAS DAN ANALISIS TITIK IMPAS
A. Keputusan dalam Manajemen Operasional
Bagi suatu perusahaan, pengambilan keputusan merupakan hal yang
umum dilakukan baik itu yang lingkup keputusannya besar maupun kecil,
rumit atau sederhana. Dalam pengambil suatu keputusan walaupun lingkupnya
sederhana akan tetapi tetap memerlukan pertimbangan yang baik, apalagi
keputusannya dengan lingkup yang luas dan rumit tentu memerlukan analisa
yang hati-hati dan matang, sebab akan dapat mempengaruhi tingkat
kesuksesan suatu perusahaan itu sendiri.
Manajemen operasional merupakan persoalan yang menyangkut
pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan kegiatan
operasional didalam merubah dan menciptakan barang dan jasa yang
mempunyai kegunaan lebih daripada bentuk semula serta untuk mencapai
tujuan organisasi. (Manahan P. Tampubolon, 2004 : h. 54). ada 4 (empat)
macam pengambilan keputusan dalam manajemen operasional yaitu :
1. Peristiwa yang pasti (certainty).
2. Peristiwa tidak pasti (uncertainty).
3. Peristiwa dengan risiko (under risk).
4. Peristiwa akibat konflik antarlembaga (institutional conflict).
Pola pengambilan keputusan dapat disajikan pada Gambar 4.1. berikut:
Pola pengambilan keputusan umumnya seperti diuraikan pada Gambar
4.1. di atas. Data yang diolah menjadi informasi merupakan unsur terpenting
sebagai masukan didalam sistem pengambilan keputusan, selanjutnya
disalurkan melalui prosedur untuk dilakukan peramalan. Hasil dari peramalan
yang diperoleh akan merupakan kumpulan alternatif kemungkinan yang bisa
saja terjadi. Setiap alternatif akan diukur berdasarkan kriteria nilai, untuk
diklasifikasikan pada tingkat alternatif, mulai dari peristiwa yang dapat diduga
(certainty), berisiko sampai peristiwa yang tidak dapat diduga (high level of
certainty). Pada akhir proses pengambilan keputusan, melalui kriteria
keputusan yang sudah dapat diukur nilai (values) berdasarkan alternatif-
Data/Informasi
Prosedur/Sistem
untuk Peramalan
dari Alternatif
Kriteria dan Nilai
yang Mengukur
Alternatif
Kriteria Keputusan
(Decision Criterium)
KEPUTUSAN
(Decision)
• Tindakan
• Maksimum
(Result)
Alternatif-Alternatif
1 2 3 4 5
37
alternatif pilihan akan dapat diambil keputusan dari alternatif terbaik (the best
of alternative).
Tipe-tipe keputusan menurut Simon dalam Manahan P. Tampubolon
(2004 : h. 55) dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu :
1. Tipe Pertama
a. Tipe keputusan yang terprogram (programmed decision) yaitu
keputusan yang terstruktur dengan dan sifatnya berulang-ulang
berdasarkan kebiasaan, aturan main atau prosedur baku. sebab
permasalahan seperti ini sering muncul dalam organisasi maka
prosedur baku sangat diperlukan. Analisis Hirarkhi Proses/AHP salah
satu contoh model keputusan yang terprogram yang mendapat banyak
perhatian, untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan
dengan penentuan prioritas dan alokasi sumber daya atau pemilihan
alternatif proyek-proyek lainnya.
b. Tipe keputusan yang tidak terprogram (unprogrammed decision)
yaitu keputusan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang
unik atau diluar kebiasaan. Jika muncul masalah yang tidak mampu
diliput oleh kebijakan-kebijakan atau mungkin sangat memerlukan
perlakuan khusus, maka permasalahan ini harus ditangani atau
diselesaikan dengan tipe keputusan yang tidak terprogram.
2. Tipe Kedua
a. Tipe keputusan dengan kondisi pasti (certainty decision). Situasi pasti
(certainty) yaitu keadaan kita mengetahui secara pasti apa yang
terjadi di masa yang akan datang. Kondisi ini ada sejumlah
informasi yang akurat, dapat diukur, reliabel, dapat dipakai sebagai
dasar pengambilan keputusan, dimana pengambil keputusan dapat
mengetahui apa yang akan terjadi.
b. Tipe keputusan berisiko dan tidak pasti (under risk and uncertainty).
Keputusan dalam keadaan tidak pasti dan berisiko pilihannya kurang
jelas.
Risiko dan keputusan yaitu dua hal yang sulit dipisahkan, sebab
keputusan menimbulkan konsekuensi apakah dalam bentuk manfaat
keuntungan atau bentuk risiko kerugian. Sikap terhadap risiko pengambil
keputusan pada hakekatnya dipengaruhi oleh sikap pengambil keputusan
terhadap risiko yang timbul akibat keputusan ini . Sikap seseorang
terhadap risiko dapat dibedakan ke dalam sikap sebagai penghindar risiko,
sikap netral dan sikap sebagai penantang atau penggemar risiko.Secara
kuantitatif, sikap seseorang terhadap risiko juga dapat dikaji melalui kriteria
keputusan atau pilihannya pada berbagai alternatif situasi yang dihadapinya.
Kriteria keputusan ini yaitu sebagai berikut :
1. Optimistik yaitu jika pilihannya dalam mengambil keputusan selalu yang
paling maksimal dan mempunyai keyakinan yang kuat untuk mencapai
hasil.
2. Pesimistik yaitu individu mempunyai berbagai pilihan terhadap
kemungkinan hasil yang diperoleh dan pilihannya paling minimum, yaitu
memilih biaya paling minimum diantara alternatif lain. Bila dengan
39
pilihan ini masih diharapkan keuntungan yang tinggi walaupun biaya
naik, disebut kriteria minimax.
3. Netral yaitu jika individu selalu mempertimbangkan alternatif dengan
biaya yang paling minimal, tetapi selalu mengharapkan hasil yang wajar.
Menurut , suatu keputusan dinilai baik apabila
pengambilan keputusan dilakukan secara analitis, yaitu logis dan
mempertimbangkan semua data relevan dan alternatif yang tersedia.
Stevenson dalam , mengemukakan langkah-langkah
dalam pengambilan keputusan yang baik yaitu :
1. Mendefinisikan tujuan spesifik dan kriteria untuk membuat keputusan.
2. Mengembangkan alternatif.
3. Menganalisis dan membandingkan alternatif.
4. Memilih alternatif terbaik.
5. Mengimplementasikan alternatif yang dipilih.
6. Memonitor hasil untuk memastikan bahwa hasil yang diinginkan ini
tercapai.
B. Analisis Pohon Keputusan Untuk Peningkatan Kapasitas
Permasalahan dan keputusan yaitu dua kata yang tidak dapat
dipisahkan, dimana tipe permasalahan akan berhubungan dengan tipe
keputusan yang diambil. Sebagai contoh, keputusan pemesanan kembali
persediaan (raw materials) yaitu tipe salah satu permasalahan yang sangat
rutin, sebab sudah didefinisikan dengan jelas alternatifnya, dan dengan mudah
40
dapat dikalkulasi serta secara keseluruhan dapat ditangani melalui prosedur
yang baku. Sebaliknya, keputusan yang menyangkut produk baru (new
product) atau pemanfaatan peralatan baru merupakan permasalahan tidak
rutin. Secara umum dipahami bahwa keputusan yang tidak rutin biasanya
ditangani pimpinan puncak (top management) dan keputusan rutin ditangani
lebih banyak manajemen tingkat menengah dan bawah.
Pohon keputusan menurut
yaitu suatu jaringan kerja yang menggambarkan urutan dan kombinasi dari
berbagai alternatif tindakan dan kejadian yang tersedia bagi pengambil
keputusan.
, pohon keputusan (decision tree)
yaitu penggambaran secara grafis dari proses pembuatan keputusan. Raiffa
dalam Azhar Kasim (1995 : h. 65), menyatakan bahwa tahap pertama dalam
analisis keputusan yaitu pembuatan pohon keputusan yaitu kita harus
mempelajari kemungkinan-kemungkinan alternatif keputusan untuk mencapai
tujuan pemecahan masalah yang dihadapi. Jadi kita harus membuat diagram
arus keputusan yang mempunyai beberapa cabang dan tiap cabang mungkin
mempunyai beberapa ranting. Dalam membuat keputusan, pada suatu tahap
kita dapat memilih pilihan yang kita inginkan, tetapi pada tahap lain kita
sebagai pembuat keputusan menghadapi pilihan yang berada di luar kekuasaan
kita dan ditentukan oleh kesempatan yang muncul kemudian.
41
Stevenson dalam , menyatakan bahwa : ”a
decision tree is a schematic representation of the alternatives available to be a
decision maker and their possible consequence”. Dijelaskan oleh Salah
Wahab, et al dalam bahwa keberhasilan pemakaian
metode pengambilan keputusan bentuk decision tree ini akan tergantung pada
: (1) perumusan yang jelas tahap-tahap jalan pikiran dan alternatif yang
tercakup dalam membentuk metode-metode itu, dan (2) perkiraan yang
sebaik-baiknya akan memungkinkan setiap hasil yang diharapkan.
Pilihan yang tidak dapat ditentukan oleh pembuat keputusan yaitu hal
yang menyangkut konsekuensi suatu pilihan terhadap alternatif keputusan
tertentu yang tergantung kepada faktor lain seperti kondisi perekonomian pada
masa yang akan datang, keadaan cuaca dan sebagainya, sehingga akan
mempengaruhi hasil yang diperoleh atau kerugian yang diderita.
Analisis pohon keputusan yaitu salah satu proses pembuatan
keputusan dengan memakai teknik penggambaran secara grafis dimana
diperhitungkan probabilitas serta payoff dari setiap alternatif yang ada. Pohon
keputusan dapat dipakai dalam menganalisis suatu keputusan dimana
ada situasi ketidakpastian. Dipihak lain pohon keputusan juga dapat
dipakai untuk menganalisis suatu keputusan dimana ada banyak alternatif
keputusan yang harus diambil, serta dimana situasi masa depan mempunyai
banyak kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.
42
Menurut , metode pohon keputusan tepat
dipakai apabila permasalahan yang dihadapi memiliki sejumlah keputusan
yaitu dua atau lebih keputusan yang berurutan, dan keputusan yang terakhir
didasarkan pada hasil keputusan yang sebelumnya. Dalam melakukan
pengambilan keputusan (decision making) dengan memakai metode atau
pendekatan decision tree maka prosedur teknis penyelesaian dapat dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan kerangka pohon keputusan yang mencerminkan seluruh
alternatif peluang yang dapat dipilih.
2. Menentukan besarnya peluang (probability = P) untuk setiap cabang pada
kerangka pohon keputusan.
3. Menentukan nilai harapan (expected value = EV) yang dimulai dari sisi
kanan ke sisi kiri.
4. Menentukan pengambilan keputusan terbaik.
Setiap alternatif keputusan dan konsekuensinya ditunjukkan oleh arah
panah yang berbeda dalam pohon keputusan pada Gambar 4.2. Salah satu
keuntungan dari pohon keputusan yaitu permasalahan memiliki struktur yang
jelas, sehingga memudahkan pemilihan alternatif dan pengambilan keputusan
yang berbingkai. Setiap bingkai yang merupakan cabang-cabang pohon
memiliki arti yang menggambarkan alternatif hasil yang diperoleh dengan
kondisi risiko yang bervariasi, mulai dari tanpa risiko, artinya memperoleh
keuntungan secara cepat atau lambat, dan dengan risiko, artinya akan
menderita kerugian atau kegagalan.
Simbol-simbol yang selalu dipergunakan dan perlu diperhatikan
didalam pengambilan keputusan antara lain :
= Simpul Keputusan (Decision Node)
O = Kejadian (Event)
< = Hasil dengan Kemungkinan Tertentu
Ai = Alternatif ke-i
Oij = Output dari Alternatif ke-i
Pij = Peluang Terjadinya Output ke-j dari Alternatif ke-i
Investasi Peralatan Rp
2 Juta
Investasi Peralatan
Sementara Rp 100 ribu
Produk berhasil sesuai
perkiraan. Keuntungan
Rp 1 juta/tahun, untuk
jangka waktu 5 tahun
Penjualan produk lambat
Keuntungan Rp 200
ribu/tahun untuk jangka
waktu 5 tahun
Produk gagal, Kerugian
Rp 2 Juta
Produk berhasil sesuai
perkiraan. Keuntungan
Rp 200 ribu/tahun.
Penjualan produk lambat
Keuntungan Rp 50
ribu/tahun untuk jangka
waktu 5 tahun
Produk gagal, Kerugian
Rp 2 Juta
Sebagai contoh pada Gambar 4.3. di atas, didalam proses menilai dan
memutuskan atau memilih suatu Nilai Harapan (NH). Perhitungan nilai
harapan dilakukan dengan menghitung setiap alternatif, output sampai pada
peluang yang akan terjadi. Sehingga dari setiap perhitungan dari alternatif,
output dan peluang yang ada akan diperoleh masing-masing nilai harapan.
Selanjutnya dipertimbangkan menjadi pilihan untuk diputuskan, yaitu nilai
harapan yang paling tinggi.
Perhitungan Nilai Harapan (NH) yaitu :
NH (A1) = 0,3 (5000) + 0,2 (4000) + 0,5 ( 1000) = 2800
NH (A2) ............. A21 = 0,6 (6000) + 0,4 (4000) = 5200 Pilih A21 = 5200
A22................................................... = 5000
NH (A2) = 0,7 (5200) + 0,3 (4000)............................... = 4840
NH (A3).............. A31..... A311 = 0,7 (2000) + 0,3 (9000) = 4100
A312.......................................... = 6000 Pilih A312 = 6000
A32 = 0,4 (4000) + 0,6 (6000)............... = 5200
Kesimpulan : Pilih................NH (3) = 6000
Didalam pengambilan keputusan operasional yang akurat akan dapat
dipertimbangkan segala efek yang timbul, sebagai akibat dari keputusan; baik
efek yang negatif atau merugikan maupun efek yang positif yang diharapkan
dari hasil keputusan itu. Proses pengambilan keputusan membutuhkan data,
informasi dan Sistem Informasi Manajemen (SIM).
Data yaitu bentuk angka atau gambar-gambar yang belum diolah atau
dianalisis, biasanya disebut data dasar, untuk diolah dan dianalisis. Informasi
46
yaitu data yang sudah diolah dan siap untuk dipakai bagi pengambilan
keputusan.
SIM yaitu informasi yang diimplementasikan ke dalam tindakan,
dimana setiap tindakan telah ditentukan urutan dan prosedurnya yang
dinyatakan sebagai sistem. SIM didalam struktur organisasi dapat menjadi
sistem jaringan kerja (net working) yang membangun informasi antarindividu
maupun individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok yang
menyangkut data based setiap individu dan kelompok, yang dapat
dipergunakan pada setiap individu dan kelompok yang ada didalam organisasi
Nilai Harapan Informasi Sempurna (NHIS) yaitu :
I. Nilai Harapan Alternatif Pertama (NHA1) = 0,5 (300) – 0,5 (100) = Rp
100 juta
Nilai Harapan Alternatif Kedua (NHA2) = 0
Nilai Harapan Alternatif Ketiga (NHA3), atau
NHA3 = 0,5 {1,0 (300) + (0)} – 0,5 {1,0 (100) + (0)} = Rp 150 juta
II. Nilai Harapan Informasi Sempurna (NHIS) yaitu :
NHA3 dikurangi dengan NHA1 (tanpa informasi) atau NHA1 – NHA3,
maka NHIS = 150 – 100 = Rp 50 juta.
Perhitungan di atas ternyata dengan tambahan informasi yang
sempurna bisa menambah keuntungan sebesar Rp 50 juta, berarti informasi
memberikan hasil lebih besar dari biayanya.
C. Analisis Titik Impas
Menurut T. Hani Handoko (1997 : h. 308), analisis titik impas (break-
even) dipakai untuk menentukan berapa jumlah produk (dalam rupiah atau
unit keluaran) yang harus dihasilkan, agar perusahaan minimal tidak
menderita rugi. Analisis ini merupakan peralatan yang berguna untuk
menjelaskan hubungan antara biaya, penghasilan dan volume penjualan atau
produksi, sehingga banyak dipakai dalam penganalisaan masalah-masalah
ekonomi manajerial. Analisis break-even menunjukkan berapa besar laba
perusahaan yang akan diperoleh atau rugi yang akan diderita pada berbaagai
tingkat volume yang berbeda-beda di atas dan di bawah titik break even.
, menyatakan bahwa
tujuan analisis titik impas yaitu menemukan titik, dimana biaya sama dengan
pendapatan. Titik ini disebut titik impas. Analisis titik impas memerlukan
estimasi biaya tetap, biaya variabel dan pendapatan.
Biaya tetap yaitu biaya yang terus ada walaupun tidak satu unit pun
diproduksi. Biaya variabel yaitu biaya-biaya yang bervariasi sesuai dengan
banyaknya unit yang diproduksi. Elemen lain dalam analisis titik impas yaitu
fungsi pendapatan. Fungsi ini dimulai pada titik origin dan terus bergerak
ke sebelah kanan atas, semakin meningkat sebab kenaikan harga jual setiap
unit.
Menurut Muhardi (2011 : h. 186), model titik impas (break-even point
model) merupakan pendekatan yang dapat dipakai untuk mengetahui
kondisi keuntungan dan kerugian perusahaan. Model titik impas dapat
dinyatakan secara grafis yang menunjukkan hubungan antara volume, biaya-
biaya dan penerimaan penjualan dapat disajikan pada Gambar 4.5. sebagai
berikut :
49
Grafik BEP
Beberapa asumsi yang mendasari model dasar titik impas. Biaya dan
pendapatan ditunjukkan sebagai garis lurus. Keduanya ditunjukkan meningkat
secara linier, yaitu dalam proporsi langsung dengan jumlah unit yang
diproduksi. Meskipun demikian, biaya tetap maupun variabel sebenarnya tidak
berupa garis lurus. (Barry Render dan Jay Heizer, 2001 : h. 190).
Tahap awal dalam pendekatan grafik terhadap analisis titik impas
adala mendefinisikan biaya-biaya yang tetap dan menjumlahknnya. Biaya
variabel kemudian diestimasi dengan analisis tenaga kerja, bahan baku dan
biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan produksi dari setiap unit. Biaya
tetap diambil sebagai garis horisontal dimulai pada volume tertentu dolar/Rp
BEP (rupiah) Variable cost
Fixed cost
Sales line
Total cost (Tc) line
Profit area
Loss area
Costs and
revenue
Fixed cost (Fc) line
Volume
(Unit)
50
pada sumbu vertikal. Biaya variabel ditunjukkan sebagai biaya yang
meningkat sesuai dengan penambahan yang terjadi, dimulai dari titik potong
antara biaya tetap dengan sumbu vertikal dan semakin menaik dengan adanya
perubahan jumlah unit yang diproduksi pada sumbu horisontal.
Rumus yang berhubungan dengan titik impas dalam unit dan dolar
ditunjukkan dibawah ini :
BEP(x) = titik impas dalam unit
BEP($) = titik impas dalam dolar
P = harga per unit
X = jumlah unit yang diproduksi
TR = pendapatan total = Px
F = biaya tetap
V = biaya variabel
TC = total biaya = F + Vx
Dengan menetapkan TR sama dengan TC, maka =
TR = TC
Px = F + Vx
Untuk mencari nilai x, didapatkan :
F
BEP(x) =
P – V
BEP($) = BEP(x) P
F F
= P =
1 - V (P-V) / P
51
F
=
1 – V / P
Prosedur penyelesaian dengan model BEP dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut
1. Identifikasi masalah yang dihadapi.
2. Pengumpulan data yang dibutuhkan, diantaranya biaya-biaya, penjualan
dan data relevan lainnya.
3. Kalkulasi dengan formulasi BEP.
4. Pengambilan keputusan berdasarkan kalkulasi yang dilakukan.
52
BAB V
DESAIN BARANG DAN JASA SERTA STRATEGI PROSES
A. Seleksi Barang dan Jasa
(2001 : h. 146), manajemen
mempunyai berbagai pilihan dalam hal seleksi, ketentuan dan desain atas
barang dan jasa yang akan dijual perusahaan. Seleksi produk yaitu kegiatan
pemilihan barang atau jasa yang akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan
konsumen atau klien perusahaan.
Keputusan produk merupakan hal yang fundamental dan mempunyai
implikasi yang besar pada fungsi operasi. Keputusan produk akan
mempengaruhi biaya peralatan modal, desain tata letak, kebutuhan ruang,
keahlian orang-orang yang dipekerjakan dan yang harus diberi pelatihan,
bahan mentah dan proses yang dipakai .
Kegiatan seleksi, pencarian manfaat, dan desain produk terjadi secara
terus-menerus sebab adanya peluang hadirnya produk baru. Ada 5 (lima)
faktor yang mempengaruhi peluang pasar yaitu :
1. Perubahan ekonomi, dalam jangka panjang perubahan ekonomi
mendorong kenaikan tingkat kekayaan warga , tetapi dalam jangka
pendek memicu perubahan siklus ekonomi dan harga.
2. Perubahan sosiologis dan demografi, yang dapat terjadi pada faktor-faktor
seperti menurunnya jumlah anggota keluarga. Hal ini akan merubah
preferensi keluarga pada ukuan rumah, apartemen dan mobil mereka.
53
3. Perubahan teknologi, yang memungkinkan akan segala sesuatu, mulai dari
komputer pribadi sampai ke telepon mobil dan bahkan jantung buatan.
4. Perubahan politik, yang menimbulkan persetujuan-persetujuan
perdagangan baru, persyaratan tarif dan kontrak pemerintah.
5. Perubahan-perubahan lain, yang bisa timbul dari dinamika pasar, standar
profesi, pemasok dan penyalur.
Kehidupan suatu produk dapat dibagi atas 4 (empat) fase yaitu
perkenalan, pertumbuhan, dewasa dan menurun. Fase umum siklus hidup
produk digambarkan pada Gambar 5.1. sebagai berikut :
Siklus hidup produk bisa beberapa jam saja, beberapa bulan, beberapa
tahun atau beberapa dekade. Tanpa melihat panjang pendeknya umur produk,
sebenarnya seorang manajer operasi tetap mempunyai tugas yang sama, yaitu :
T
Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan
Waktu
54
keharusan mendesain suatu sistem yang dapat membantu pengenalan produk
baru dengan sukses. Bila fungsi operasinya tidak dapat berjalan efektif pada
tahap ini , maka perusahaan akan terjerat dengan kekalahan-bisa berupa
produk yang tidak dapat diproduksi secara efisien atau bahkan tidak dapat
diproduksi sama sekali.
Organisasi sesungguhnya tidak dapat bertahan hidup tanpa
memperkenalkan produk-produk baru. Produk-produk lama yang ada telah
mencapai tahap dewasa dan ada yang telah mencapai tahap penurunan.
Dengan demikian perusahaan membutuhkan pengenalan produk baru yang
terus-menerus dan yang bisa sukses dan perlu adanya partisipasi aktif manajer
operasi.
Pengembangan produk melewati 8 (delapan) tahap, dimulai dengan ide
dan diakhiri dengan pengiriman pada pasar dan kemudian melakukan evaluasi
akhir seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.2. dibawah ini :
Seberapa jauh pengembangan produk dikelola mungkin bukan hanya
sangat menentukan kesuksesan produk, tetapi juga menentukan masa depan
perusahaan. Berbagai sumber daya berperan dalam proses ini .
Penekanannya dapat bersifat eksternal (diarahkan oleh pasar), internal
(diarahkan oleh teknologi dan inovasi) atau kombinasi keduanya.
Siklus hidup produk menjadi bertambah singkat. Hal ini
menyebabkan pentingnya unsur pengembangan produk. Oleh sebab itu,
pengembang produk baru yang bisa lebih cepat akan memperoleh keuntungan
yang lebih besar dibandingkan dengan pengembang yang lambat, dan
Ide
Persyaratan yang harus
dipenuhi di pasar
Spesifikasi fungsional
Spesifikasi produk
Ulasan rancangan (desain)
Pengujian pasar
Pengenalan produk
Berhasil ?
Sumber-sumber ide : perubahan teknologi,
perubahan demografi/sosiologi/budaya, ekonomi,
perubahan politik, konsumen, distributor, perbaikan
karywan dst
(pendekatan yang diperlukan untuk memuaskan
konsumen)
(bagaimana cara kerja produk itu)
(bagaimana produk akan dibuat)
(bagaimana produk akan dibuat
secara ekonomis dan Quality Robust)
(apakah produk itu memenuhi
keinginan pasar ?)
(produk diantarkan ke konsumen)
(evaluasi)
Lingkup
kelompok
rancangan untuk
manufacturability
dan rekayasa nilai
Lingkup
kelompok
pengembangan
produk
56
mendapatkan keunggulan kompetitif. Konsep ini disebut kompetisi yang
berbasis waktu (time-based competition).
B. Pengembangan Produk
(2001 : h. 150), pendekatan
dalam pengembangan produk yang terbaik kelihatannya yang dilakukan oleh
tim yang formal. Kelompok seperti ini dikenal sebagai kelompok kerja (tim)
pengembangan produk, kelompok kerja desain untuk dapat diproduksi, dan
kelompok kerja perekayasa nilai. Kelompok kerja pengembangan produk yang
sukses biasanya mempunyai :
1. Dukungan dari manajemen puncak.
2. Kepemimpinan yang memenuhi syarat dan berpengalaman, dengan
wewenang pengambilan keputusan.
3. Organisasi formal dari kelompok itu.
4. Program-program pelatihan untuk mengajarkan keahlian dan teknik
pengembangan produk.
5. Kelompok yang beragam dan bekerja sama.
6. Pengalokasian staf, pendanaan dan bantuan penjual yang cukup.
Tim pengembangan produk diberi tanggung jawab untuk mengubah
produk yang diinginkan pasar ke pencapaian suksesnya produk di pasar. Hal
ini termasuk kemampuan produk untuk dipasarkan (marketability), diproduksi
(manufacturaility) dan kemampuan purna jualnya (seviceability). pemakaian
kelompok seperti itu juga disebut concurrent engineering dan merupakan
57
kelompok yang mewakili semua bidang yang terkait langsung (dikenal dengan
kelompok cross functional). Rekayasa yang terpadu (concurrent engineering)
juga menyangkut pengembangan produk yang lebih cepat dengan
dilakukannya tindakan terpadu atas berbagai aspek yang terkait dengan
pengembangan produk.
Desain untuk kelompok rekayasa nilai dan keandalan poduksi, disisi
lain, mempunyai peran yang tidak terlalu luas. Peran yang dibebankan kepada
mereka yaitu peningkatan desain dan spesifikasi pada tahap penelitian,
pengembangan, perancangan dan produksi dalam pengembangan produk.
Lebih lanjut lagi, selain penurunan biaya yang efektif dan cepat, desain
dalam rekayasa nilai dan keandalan produksi bisa menghasilkan keuntungan
yang lain, diantaranya yaitu :
1. Penurunan kerumitan produk.
2. Standarisasi tambahan atas produk.
3. Peningkatan aspek fungsional produk.
4. Desain metode kerja yang lebih baik.
5. Keamanan kerja yang lebih baik.
6. Peningkatan keandalan (serviceability) produk.
7. Rancangan untuk memperoleh produk (mutu) yang andal (quality robust
design).
Rancangan mutu yang andal menuntut suatu produk harus didesain
sedemikian rupa sehingga variasinya kecil dalam produksi atau dalam proses
perakitan tidak berdampak negatif pada produk. Tim pengembangan produk,
58
kelompok kerja desain untuk urusan pengerjaannya, kelompok rekayasa nilai,
bisa menjadi teknik terbaik menghindari biaya yang tersedia bagi manajer
operasi. Kelompok-kelompok ini menghasilkan peningkatan nilai dengan
memperjelas fungsi-fungsi penting dari suatu unit produk dan mencapai fungsi
ini tanpa mengurangi mutunya. Program-program rekayasa nilai, bila
dikelola secara efektif, bisa menurunkan biaya antara 15% dan 70% tanpa
mengurangi mutu. Rekayasa nilai terjadi saat produk diseleksi dan didesain.
Meskipun demikian, suatu teknik yang wajar, analisis nilai, yang terjadi
selama proses produksi saat sudah jelas bahwa produk baru itu sukses.
Usaha peningkatan ini mengarah kepada produk yang lebih baik atau produk
yang lebih ekonomi.
C. Nilai Suatu Produk
(2001 : h. 152), manajer operasi
harus memberikan perhatian khusus pada unit-unit produk yang prospeknya
paling baik. Hal ini yaitu prinsip Pareto yang diterapkan pada bauran
produk (product mix). Sumber daya harus diinvestasikan pada sejumlah kecil
pos yang penting dan pada sejumlah besar pos yang relatif kurang penting.
Analisis produk berdasar nilainya mengidentifikasikan produk yang
diurut ke bawah dimulai dari kontribusi $ yang terbesar. Analisis produk
berdasar nilainya juga memuat daftar kontribusi total nilai uang produk
ini per tahun. Kontribusi yang rendah (dengan dasar per unit) bisa terlihat
59
sangat berbeda bila kontribusi yang rendah itu mewakili penjualan perusahaan
dalam ukuran besar.
Laporan urutan produk yang dibuat berdasar nilainya memungkinkan
manajemen mengevaluasi strategi alternatif yang mungkin diterapkan untuk
setiap produk. Strategi ini bisa termasuk arus kas yang meningkat,
peningkatan penetrasi pasar atau penurunan biaya. Laporan seperti itu juga
memberitahu manajemen tentang produk yang seharusnya tidak dijual lagi dan
yang tidak dapat ditambah investasinya lebih lanjut baik pada penelitian
maupun dalam pengembangan atau investasi peralatan modal. Laporan
ini memusatkan perhatian manajemen pada peluang yang dimiliki oleh
setiap produk.
D. Dokumentasi Produk
(2001 : h. 153), sekali barang
atau jasa baru diseleksi untuk diperkenalkan pada pasar, barang atau jasa baru
ini harus didefinisikan. Pertama-tama, suatu barang atau jasa harus
didefinisikan sesuai dengan fungsinya, yakni apa yang bisa dimanfaatkan
konsumen dari produk ini . Kemudian produknya dirancang, ditentukan
bagaimana fungsi-fungsi yang harus dimanfaatkan konsumen itu dapat
dicapai. Manajemen biasanya menghadapi berbagai pilihan bagaimana cara
produk melakukan fungsinya.
Spesifikasi umum barang atau jasa diperlukan untuk memastikan
produksi yang efisien. Tata letak (layout) peralatan dan kualifikasi SDM tidak
60
dapat ditentukan sebelum dilakukan pendefinisian, perancangan dan
pendokumentasian barang atau jasa. Oleh sebab itu, setiap organisasi
membutuhkan dokumen-dokumen untuk mendefinisikan produknya. Hal ini
berlaku untuk segala jenis produk. Bahkan, ada spesifikasi atau peringkat
standar tertulis yang memberikan definisi bagi berbagai produk.
Gambar teknik (engineering drawing) menampilkan dimensi, toleransi,
bahan mentah dan bentuk jadi dari suatu komponen. Sedangkan struktur
produk (bill-of-material) memuat daftar komponen, deskripsi komponen,
jumlah komponen yang dibutuhkan untuk membuat suatu unit produk.
Gambar teknik menunjukkan bagaimana kita dapat membuat salah satu
produk pada struktur produk.
Untuk kebanyakan produk, perusahaan dihadapkan pada berbagai
pilihan dalam memproduksi sendiri komponen atau membeli komponen yang
dibutuhkan dari pihak eksternal. Memilih salah satu dari berbagai pilihan
ini dikenal dengan keputusan membuat atau membeli. Keputusan
membuat atau membeli, membedakan antara apa yang ingin diproduksi
dengan apa yang akan dibeli oleh perusahaan. Banyak produk dapat dibeli
sebagai “produk standar” yang diproduksi pihak lain. Produk standar seperti
ini tidak memerlukan struktur produk ataupun gambar teknik yang khusus
digambar, sebab spesifikasinya dianggap cukup sebagai produk standar.
Gambar teknik yang modern juga akan mencakup aturan fasilitas
teknologi kelompok. Teknologi kelompok mengharuskan suatu komponen
diidentifikasi lewat skema pemberian kode yang memberikan spesifikasi
61
jenins produk dan parameter proses ini . Penerapan teknologi kelompok
mengarah pada :
1. Perbaikan desain.
2. Penurunan bahan mentah dan pembelian.
3. Penyederhanaan perencanaan dan pengendalian produksi.
4. Perbaikan jalur proses dan pemakaian mesin.
5. Pengembangan sel kerja.
6. Penurunan waktu pemasangan alat, bahan dalam proses dan waktu
produksi.
Desain produk sangat diperkaya dengan pemakaian CAD (Computer
Aided Design). Saat CAD dipakai , perekayasa desain
(perancang/desaigner) memulai dengan mengembangkan sketsa kasar atau
hanya ide saja. Perancang memakai tampilan grafis sebagai dasar
percobaan untuk membentuk geometrik desain. Setelah definisi geometrisnya
ditetapkan, suatu sistem CAD yang canggih memungkinkan perancang
menentukan berbagai data rekayasa, seperti kekuatan atau transfer panas.
CAD juga memungkinkan perancang memastikan suku cadang-suku
cadangnya cocok satu sama lain sehingga tidak akan ada lagi hambatan saat
suku cadang masuk proses perakitan.
Setelah perancang merasa puas dengan desainnya, sketsa itu pun
menjadi bagian dari “database” media elektronik. Sistem CAD ini lewat
daftar simbol dan detail, juga membantu memastikan bahwa kita tetap
berpedoman pada standar pembuatan gambar.
62
Bidang teknologi CAD semakin menyatu dengan bidang teknologi
CAM (Computer-Aided-Manufacture). Teknologi CAD saat ini telah
bercabang-cabang untuk memberikan data-data pada departemen alat-alat dan
untuk membuat suatu program komputer untuk mesin-mesin yang
dikendalikan dengan angka-angka (numerical control). Sekarang kita dapat
menggabungkan program CAD dan CAM yang disebut program CAD/CAM.
Dengan cara ini, pemrograman awal yang dilakukan pada tahap pra desain
dapat dipakai untuk menciptakan program komputer yang akan dipakai
bukan hanya oleh departemen yang mengelola pembuatan gambar, tetapi juga
oleh departemen pengelola peralatan dan produksi.
Pendekatan CAD/CAM memberikan beberapa manfaat :
1. Mutu produk. CAD memberikan peluang kepada perancang untuk
menyelidiki lebih banyak lagi alternatif, antisipasi masalah-masalah, dan
bahaya timbul lebih awal.
2. Waktu desain yang lebih pendek. sebab waktu yaitu uang, maka
semakin singkat, tahap desain, semakin rendah biaya yang dikeluarkan.
3. Penurunan biaya produksi. Penerapan yang lebih cepat atas perubahan-
perubahan desain dapat menekan biaya.
4. Ketersediaan database. Hasil dari pengkonsolidasian data produk, yang
dilakukan agar semua bekerja atas dasar informasi yang sama, yaitu
penurunan biaya yang lumayan besarnya.
63
5. Kisaran baru kemampuan. CAD/CAM menghilangkan pekerjaan yang
mendetail, sehingga designer dapat berkonsentrasi pada aspek imajinasi
dan konseptual dari tugas-tugas mereka.
E. Dokumen Produksi
(2001 : h. 157), sekali produk
dapat diseleksi dan didesain, produksi produk ini harus diiringi dengan
pengadaan berbagai dokumen. Jenis dokumen ini antara lain :
1. Gambar perakitan merupakan gambar yang menunjukkan visualisasi
produk. Gambar perakitan biasanya bersifat 3 (tiga) dimensi, dikenal
dengan istilah : gambar isometrik; lokasi relatif komponen-komponen
digambar menurut keterkaitan antara masing-masing untuk menunjukkan
bagaimana perakitan unit produk dilakukan.
2. Diagram perakitan menunjukkan bentuk skematis cara merakit sebuah
produk. Komponen-komponen yang dibuat, dibeli, atau dibuat dan dibeli
dapat ditunjukkan oleh suatu diagram perakitan. Diagram ini
mengidentifikasi titik produksi dimana komponen-komponen bergerak ke
subperakitan dan akhirnya sampai menjadi produk jadi.
3. Lembar rute memuat daftar operasi (termasuk perakitan dan inspeksi)
yang diperlukan unuk memproduksi komponen dengan bahan baku yang
dispesifikasi pada struktur produk (bill-of-material). Lembar rute memuat
informasi yang mencakup metode-metode operasi spesifik dan standar
64
tenaga kerja yang diperlukan, lembar ini sering kali disebut dengan lembar
proses (process sheet).
4. Perintah kerja yaitu suatu lembar instruksi untuk membuat sejumlah
produk tertentu, biasanya yang sesuai jadwal tertentu.
5. Pemberitahuan perubahan tekniks (engineering change notices/ECN) yaitu
mengubah beberapa aspek dari definisi atau dokumentasi produk, seperti
gambar teknik atau struktur produk.
F. Desain Produk Jasa
(2001 : h. 159), mendesain jasa
untuk mendukung karakteristik yang unik merupakan sesuatu yang
menantang. Sebagaimana halnya barang, bagian besar dari biaya dan mutu
jasa didefinisikan pada tahap desain. Lebih bagus lagi, jika tersedia beberapa
teknik dalam desain jasa yang dapat menurunkan biaya dan memberikan jasa
yang bermutu. Salah satu teknik yaitu mendesain produk sedemikian rupa
sehingga penyesuaian produk dengan keinginan konsumen dapat dilakukan
belakangan.
Pendekatan kedua yaitu membuat modul produk agar penyesuaian
dilakukan dengan cara membolak-balikkan modul itu. Hal ini
memungkingkan modul ini didesain menjadi kesatuan yang tetap dan
standar. Pendekatan modul dalam mendesain produk diterapkan pada industri
manufaktur dan jasa.
65
Pendekatan ketiga dalam mendesain produk jasa yaitu membagi jasa
menjadi bagian-bagian kecil dan mengidentifikasi bagian-bagian yang bisa
diotomatisasi atau dikurangi interaksinya dengan konsumen.
Teknik keempat yaitu memfokuskan desain pada titik-titik terkesan
atau “moment-of-truth” yaitu saat yang menunjukkan kesan mendalam, yang
bisa meningkatkan atau mengurangi harapan konsumen.
sebab tingginya interaksi konsumen pada sebagian besar pelayanan
jasa, dokumen-dokumen yang dipakai untuk menunjukkan pergerakan
produk ke dalam proses dokumentasi berbeda. Dokumentasi untuk produk jasa
sering mengambil bentuk instruksi pekerjaan yang jelas yang membuat
spesifikasi mengenai apa yang akan terjadi pada saat konsumen memperoleh
kesan mendalam.
G. Kehandalan Produk
(2001 : h. 16), tingginya
keandalan produk (sejauh mana produk dapat diandalkan) menimbulkan
dampak positif pada kepuasan konsumen. Bila ada komponen yang gagal
berfungsi, apapun sebabnya, keseluruhan sistem akan gagal. Dan komponen
itu memang bisa gagal. Oleh sebab itu, manajer operasi harus meningkatkan
keandalan sistem produksi mereka dan produk yang mereka buat bagi
konsumen. Keandalan ini diekspresikan sebagai probabilitas satu komponen
(beberapa komponen yang saling terkait) dapat berfungsi dengan tepat dalam
jangka waktu tertentu. Padaa saat mendesain produk, dipakai 2 (dua)
66
pendekatan untuk meningkatkan keandalan dan menurunkan kemungkinan
kegagalan. Kedua pendekatan ini yaitu :
1. Meningkatkan keandalan masing-masing komponen.
2. Memberikan unsur pendukung (back-up).
H. Strategi Proses
Strategi proses menurut Manahan P. Tampubolon (2004 : h. 109),
disebut juga sebagai strategi transformasi inputs faktor menjadi outputs.
Strategi dimaksudkan untuk dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai
dengan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah, dilakukan dengan
sistem transformasi yang efektif dan efisien.
Didalam sistem operasional dikenal ada 4 (empat) strategi proses
yaitu :
1. Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process).
Merupakan kegiatan operasional yang mempergunakan peralatan produksi
yang disusun dan diatur sedemikian rupa, yang dapat dimanfaatkan untuk
secara fleksibel (multipurpose) untuk menghasilkan berbagai produk atau
jasa. Pada umumnya, proses intermitten merupakan sistem operasional
yang tidak terstandardisir, hanya berdasarkan keinginan pelanggan pada
saat dilakukan pemesanan.
2. Proses produksi yang kontinu (continous process).
Merupakan proses produksi yang mempergunakan peralatan produksi
yang disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan-urutan kegiatan
67
atau routing dalam menghasilkan produk atau jasa, serta arus bahan
didalam proses telah terstandardisasi.
3. Proses produksi yang berulang-ulang (repetitive process).
Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi intermitten
process dan continous process. Tetapi proses ini mempergunakan bagian
dan bahan komponen yang berbagai jenis diantara proses yang kontinu.
4. Proses produksi massa (mass customization).
Merupakan proses produksi dengan menggabungkan intermitten process,
continous process serta repetitive process yang memakai berbagai
komponen bahan, mempergunakan teknik skedul produksi dan
mengutamakan kecepatan pelayanan. Umumnya, mass customization
merupakan penggabungan usaha produk barang dan jasa pelayanan,
sebagian besar pada operasional layanan (jasa).
Perbedaan karakteristik dari keempat tipe proses di atas dapat disajikan
pada Tabel 5.1. dibawah ini :
Tabel 5.1.
Perbedaan Karakteristik dari Keempat Tipe Proses
No Intermitten Process
(Volume : Sedikit
Variasi : Banyak)
Repetitive Process
Terdiri : Bagian dan
Komponen
Continous Process
(Volume : Besar
Variasi : Banyak)
Mass Customization
(Volume : Besar
Variasi : Banyak)
1. Kuantitas sedikit dan
banyak yang
diproduksi.
Jangka panjang,
produk biasanya
produk standardisasi
diproduksi
berdasarkan modul.
Kuantitas banyak
dan sedikit variasi
diproduksi.
Kuantitas banyak
dan banyak variasi
yang diproduksi.
2. Mesin yang
dipakai serba guna
(multipurposes).
Mesin khusus
membantu lini
penggabungan.
Mesin yang
dipakai mesin
khusus (spesial).
Cepat berubah dan
dengan mesin
fleksibel.
3. Pekerja dengan
kemampuan dan
Pekerja dilatih sesuai
dengan mode (gaya)
pemakaian tenaga
operator sedikit
Operator yang
fleksibel dilatih
68
keahlian yang tinggi. pesanan. keahlian. sesuai dengan
kebutuhan
pelanggan.
4. Banyak petunjuk
dalam tugas sebab
banyak perubahan
tugas.
Operasional yang
berulang-ulang,
pelatihan berkurang,
banyak perubahan
tugas.
Tugas berdasarkan
order, dan beberapa
petunjuk, sebab
distandarisasi
Order membutuhkan
banyak petunjuk
tugas.
5. Persediaan (bahan
baku) tinggi, untuk
menghasilkan suatu
nilai pada produk.
dipakai persediaan
dan teknik ”waktu
yang pantas” (dengan
JIT).
Persediaan (bahan
baku) sedikit,
menciptakan nilai
produk.
Persediaan (bahan
baku) sedikit,
menciptakan nilai
produk.
6. ”Pekerjaan dalam
proses” sangat
menentukan outputs.
dipakai persediaan
dan teknik ”waktu
yang pantas” (dengan
JIT)
Pekerjaan dalam
proses hanya sedikit
mempengaruhi
outputs.
Pekerjaan dalam
proses harus
dikendalikan dan
efisiensi dengan JIT.
7. Pergeseran unit
barang didalam
mesin lambat.
Pergerakan yang
diukur per jam dan
hari.
Pergerakan otomatis
yang cepat dengan
fasilitas mesin
tertentu.
Pergerakan barang
dengan fasilitas
mesin.
8. Barang jadi sesuai
order.
Barang jadi sesuai
ramalan.
Barang jadi, sesuai
ramalan kebutuhan
persediaan toko.
Barang jadi dibuat
sesuai dengan
pesanan.
9. Skedul pesanan
dibuat sangat
kompleks dan sesuai
dengan kebutuhan
persediaan yang
dibutuhkan, kapasitas
dan pelayanan
pelanggan.
Skedul disusun sesuai
dengan model-model
dari keragaman modul
yang di-forecast.
Skedul relatif simpel
dan berlandaskan
tingkat outputs yang
sesuai target sales.
Skedul ditentukan
oleh akomodasi
kebutuhan untuk
memenuhi order.
10. Biaya tetap
cenderung rendah,
biaya variabel tinggi.
Biaya tetap terikat,
tetapi fleksibel sesuai
fasilitas.
Biaya tetap
cenderung naik,
tetapi biaya variabel
turun.
Biaya tetap
cenderung tinggi,
tetapi biaya variabel
diusahakan rendah.
11. Pembiayaan, antara
pengakuan dan
pelaksanaan tugas,
harus ditaksir
sebelum melakukan
tugas, tetapi baru
diketahui sesudah
selesai tugas.
Biaya biasanya
diketahui, sebab sudah
dikembangkan dari
pengalaman
sebelumnya.
sebab biaya tetap
tinggi, biaya
cenderung terikat
tinggi sesuai
pemakaian
fasilitas.
Tinggi biaya tetap
dan dinamin, biaya
variabel menjadi
tantangan
menentukan biaya.
ada 3
(tiga) strategi proses yaitu :
1. Fokus proses. Proses yang aneka produknya sedikit dan bervariasi banyak
kini juga dikenal dengan istilah proses yang terputus-putus (intermittent
processes). Bila peralatan produksinya diatur diseputar proses, maka hal
itu menunjukkan bahwa mereka memiliki fokus proses.
2. Fokus produk. Proses dengan jumlah produk besar namun variasinya
sedikit yaitu proses yang fokus produk. Peralatan produknya diatur
diseputar produk. Proses ini disebut pula proses yang terus menerus.
Jalannya produksi pada proses ini memakan waktu lama, dan terus-
menerus, sebagaimana sebutannya.
3. Fokus proses berulang. Produksi tidak perlu berada dibawah atau di atas
titik ekstrim dari garis kontinu (rangkaian kesatuan) proses tetapi bisa saja
berupa proses berulang yang berada di tengah-tengah garis kontinu itu.
Proses berulang memakai modul. Modul yaitu suku cadang atau
komponen yang sebelumnya sudah disiapkan, seringkali dengan proses
yang terus menerus.
Lean Producers yaitu istilah yang dipakai untuk menggambarkan
produsen-produsen teratas yang memakai fokus berulang. Misi prosuksi
yang ramping ini yaitu untuk mencapai kesempurnaan. Produksi yang
ramping menuntut proses belajar, kreativitas dan kerja kelomppok yang terus
menerus. Produksi yang ramping mengharuskan komitmen dan pemanfaatan
penuh kemampuan semua pihak.
70
I. Mesin, Peralatan dan Teknologi
(2001 : h. 176), pemilihan
mesin-mesin dan peralatan dapat memberikan keuntungan kompetitif. Banyak
perusahaan, misalnya, mengembangkan mesin atau teknik unik, dalam proses-
proses yang suda solid yang memberikan keuntungan yang dapat
menghasilkan flesibilitas tambahan dalam memenuhi keinginan konsumen,
biaya yang lebih murah, atau mutu yang lebih baik. Modifikasi dapat juga
memungkinkan lebih stabilnya proses produksi yang membutuhkan lebih
sedikit penyesuaian, pemeliharaan, dan pelatihan operator.
Pengembangan mikroprosesor terakhir memungkinkan peningkatan
fleksibilitas peralatan, terutama saat sedang memproses produk-produk yang
rumit. Hal ini merupakan hasil dari kemudahan teknologi yang sekarang dapat
memprogram ulang mesin sebab teknologi informasi. Transisi dari
pengendalian manual dan mekanik ke pengendalian elektronik telah
memungkinkan adanya fleksibilitas ini. Mesin-mesin tanpa memori komputer,
teapi dikendalikan dengan pita magnetik disebut mesin-mesin angka pengganti
(numerical control/CN). Mesin-mesin yang memiliki memori sendiri disebut
mesin-mesin angka pengganti komputer (computer numerical control/CNC).
Pengendalian secara elektronik dicapai dengan menulis program komputer
untuk mengendalikan sebuah mesin.
Pengendalian proses yaitu pemakaian teknologi informasi untuk
mengendalikan proses secara fisik. Misalnya pengendalian proses dipakai
untuk mengukur kandungan kelembaban dan ketebalan kertas itu melewati
71
mesin kertas pada tingkat seribu kaki per menit. Pengendalian proses juga
dipakai untuk menentukan suhu, tekanan dan jumlah pada pengolahan
bensin, proses-proses petrokimia, pabrik semen, penggilingan baja, reaktor
nuklir dan proses terus-menerus lainnya.
Robot yaitu alat mekanik yang dapat mempunyai beberapa dorongan
elektronika yang dimasukkan dalam bentuk chip semikonduktor yang akan
mengaktifkan motor atau tombol. Bila robot menjadi bagian dari sistem
transformasi, robot biasanya menggerakkan bahan-bahan baku, dari mesin
satu ke mesin yang lain. Robot-robot itu bisa juga dipakai secara efektif
untuk melakukan tugas-tugas yang sangat monoton, atau berbahaya atau bila
tugas-tugas itu dapat ditingkatkan dengan penggantian usaha manusia dengan
usaha mesin. Inilah yang terjadi bila konsistensi, keakuratan, kecepatan atau
kekuatan yang diperlukan dapat ditingkatkan dengan penggantian orang
dengan mesin.
Penanganan bahan baku secara otomatis dapat berbentuk rel tunggal,
ban karet, robot (kendaraan yang dipandu secara otomatis atau automated
guided vehicles/AGV). Kendaraan ini yaitu diagram-diagram yang dipandu
dan dikendalikan secara elektronik, dipakai untuk memindahkan suku
cadang-suku cadang dan peralatan.
Peralatan penanganan bahan baku dari satu stasiun kerja dapat
dihubungan ke fasilitas komputer sentralisasi biasa, yang memberikan
instruksi-instruksi untuk membuat rute pekerjaan ke stasiun kerja yang sesuai
dan instruksi-instruksi untuk setiap stasiun kerja. Pengaturan seperti ini
72
merupakan fasilitas kerja otomatis atau lebih dikenal dengan sistem
manufaktur fleksibel.
Sistem manufaktur yang fleksibel dapat diperluas ke bagian belakang,
secara elektronik ke departemen-departemen rekayasa (computer-aided-
design), produksi dan pengendalian persediaan. Dengan cara ini, pembuatan
sketsa dengan bantuan komputer akhirnya dapat menghasilkan kode
(instruksi) elektronik untuk mengendalikan mesin-mesin yang langsung
dikendalikan dengan angka-angka (direct numerical control/DNC). Bila mesin
dihubungkan dengan yang lainnya dan dengan peralatan penanganan bahan
baku sebagai bagian dari sistem manufaktur fleksibel, maka keseluruhan
sistem akan menjadi sistem pengerjaan dengan komputer.
J. Rekayasa Ulang Proses
(2001 : h. 179), kegiatan
merekayasa ulang suatu proses artinya memikirkan kembali secara mendasar
dan merancang kembali secara radikal proses bisnis, untuk menghasilkan
perbaikan yang dramatis pada kinerja.
Rekayasa ulang proses berarti mengevaluasi ulang tujuan proses dan
mempertanyakan tujuan-tujuan dan asumsi-asumsi ini . Rekayasa ulang
hanya berhasil bila proses dasar dan tujuannya diamati lagi. Seringkali
perusahaan menemukan bahwa asumsi awal dari proses tidak valid lagi.
Rekayasa ulang mengesampingkan semua gerakan mengenai bagaimana
proses saat ini dikerjakan dan memfokuskan pada peningkatan dinamis atas
73
biaya, waktu atau pelayanan konsumen. Semua proses berpotensi untuk
didesain ulang secara radikal.
Ada beberapa pendekatan dalam menganalisis proses dan merekayasa
proses yaitu (Barry Render dan Jay Heizer, 2001 : h. 179) :
1. Pemetaan fungsi-waktu atau pemetaan proses yaitu memakai diagram
arus proses tradisional tetapi dengan menambahkan waktu pada sumbu
mendatarnya.
2. Analisis arus kerja yaitu membuat dokumentasi atas suatu jaringan
transaksi antara konsumen dan pelaku. Tujuan dari setiap transaksi yaitu
untuk mencapai kepuasan konsumen. Analisis arus kerja mencakup 4
(empat) tahap yaitu :
a. Permohonan dari konsumen atau penawaran untuk menyajikan
pelayanan jasa oleh pelaku.
b. Negosiasi yang memungkinkan konsumen dan pelaku menyetujui cara
pengerjaan pekerjaan dan sejauh mana pekerjaan dapat dianggap
memuaskan.
c. Kinerja dari penugasan dan penyelesaiannya.
d. Penerimaan yang menutup transaksi, asalkan konsumen mencerminkan
kepuasan dan menyetujui bahwa keinginannya telah dipenuhi.
K. Pemilihan Strategi Proses Jasa
(2001 : h. 185), strategi-strategi
proses jasa disimpulkan sebagai : (1) pemisahan keinginan konsumen yang
74
unik dengan pelayanan jasa pribadi yang memakan biaya ; (2) otomatisasi ; (3)
penjadwalan yang sangat baik ; dan (4) pelatihan yang sangat baik.
Beberapa dari ide ini dapat ditampilkan pada Tabel 5.2. dibawah ini :
Tabel 5.2.
Teknik-teknik yang dipakai untuk Meningkatkan
Produktivitas Operasi pada Jasa
Strategi Teknik Contoh
Pemisahan Pembatasan penawaran
Penyesuaian pada saat
pengantaran
Restoran dengan menu terbatas
penyesuaian pada kipas angin pada saat
kipas angin diantarkan konsumen,
bukan pada saat kipas angin diproduksi
Membentuk pelayanan jasa
sehingga konsumen harus
mendatangi tempat
ditawarkannya jasa
Bank dimana konsumen menemui
manajer agar dapat membuka rekening,
mendatangi petugas pinjaman untuk
mendapatkan pinjaman, dan teller untuk
menyetor tabungan
Melayani sendiri sehingga
konsumen dapat mengamati,
membandingkan, dan
mengevaluasi dengan puas
Penyeleksiaan jasa secara modul
Penyeleksian investasi dan asuransi
Otomatisasi Memisahkan jasa yang mungkin
dapat dilakukan dengan jenis
otomatisasi tertentu
ATM (Automatic Teller Machine)
Penjadwalan Penjadwalan karyawan secara
tepat
Penjadwalan karyawan di counter tiket
pada interval 15 menit di maskapai
penerbanga
Pelatihan Memperjelas pilihan jasa
Menjelaskan masalah
Penasihat investasi, pengarah
pemakaman karyawan pemeliharaan
purna jual
BAB VI
MODEL KAPASITAS PERENCANAAN DAN METODE TRANSPORTASI
A. Model Kapasitas Perencanaan
, menyatakan
bahwa kapasitas yaitu batas kemampuan dari unit produksi untuk
berproduksi dalam kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dengan istilah
unit keluaran per unit waktu.
Kapasitas menurut ,
didefinisikan sebagai desain kapasitas sebagai sistem yang secara teoritis
dapat menghasilkan produk secara maksimum dalam suatu periode. Yang
pengertiannya sebagai tingkat kemampuan maksimal fasilitas operasional
untuk menghasilkan keluaran (outputs) pada setiap periode operasional, yang
sering disebut dengan besaran (volume).
(2001 : h. 186), kapasitas
yaitu hasil produksi (output) maksimal dari sistem pada periode tertentu.
Kapasitas biasanya dinyatakan dalam angka per satuan waktu. Untuk beberapa
perusahaan, pengukuran kapasitas dapat dilakukan secara langsung. Ukuran
kapasitasnya merupakan jumlah maksimal unit yang dapat diproduksi pada
jangka waktu tertentu. Meskipun demikian, untuk beberapa organisasi,
penentuan kapasitas bisa menjadi lebih sulit. Kapasitas dapat diukur dalam
tempat banyaknya tempat tidur (pada rumah sakit), anggota aktif (pada gereja)
atau jumlah penasihat (pada program penyalahgunaan obat bius). Organisasi
76
lain yang memakai waktu kerja total yang tersedia sebagai ukuran
kapasitas keseluruhan.
Kapasitas efektif atau pemanfaatan efektif merupakan persentase
kapasitas desain yang benar-benar diharapkan mampu secara operasional.
Kapasitas efektif ini dapat di hitung dengan memakai rumus :
Kapasitas yang diharapkan
Kapasitas/utilitas efektif =
Kapasitas
Kapasitas atau pemanfaatan (utilitas) efektif yaitu kapasitas yang
dapat diharapkan perusahaan untuk menghasilkan berbagai produk dengan
metode penjadwalan, cara pemeliharaa
.jpeg)
