Tampilkan postingan dengan label investasi saham 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label investasi saham 3. Tampilkan semua postingan

Senin, 08 Mei 2023

investasi saham 3


atas auto rejection tersebut dapat dilihat di 
tabel berikut:
Setelah Anda memiliki rekening saham dan 
menyetor modal, berarti Anda sudah dapat 
bertransaksi saham.
Nah, Bagaimana mekanisme transaksinya? 
Dalam bertransaksi jual beli saham Anda perlu 
tahu beberapa mekanisme yang berlaku di 
Bursa Saham. Hal-hal tersebut antara lain:
#1 Tiga Jenis Pasar
Pada mekanisme perdagangan saham, 
terdapat 3 jenis pasar, yaitu:
1. Pasar reguler (RG), yaitu pasar utama 
Bursa Saham. Transaksinya menggunakan 
mekanisme tawar menawar yang terus 
berlangsung selama waktu perdagangan.
 
2. Pasar Negosiasi (NG), yaitu pasar yang 
transaksinya dilaksanakan berdasarkan 
tawar menawar individual antara anggota 
dengan berpedoman pada kurs terakhir di 
pasar reguler.
3. Pasar Tunai (TN), yaitu pasar yang memiliki 
skema yang sama persis seperti pasar 
reguler, namun sistem penyelesaiannya 
secara tunai tanpa menunggu hari ketiga.
#2 Fraksi Harga
Di pasar reguler dan pasar tunai, perubahan 
harga dalam tawar menawar sudah ditentukan 
oleh fraksi harga. Perhatikan tabel di bawah:
Misal, pada kelompok harga Rp500 - Rp2.000, 
fraksi harganya adalah Rp5. Maka perubahan 
harga sahamnya kelipatan Rp5.
Dengan demikian, Anda tidak dapat 
bertransaksi di harga Rp763. Untuk menjual 
harga di luar fraksi harga yang ditentukan, bisa 
melalui pasar negosiasi.
#3 Satuan Perdagangan (Lot)
Selain fraksi harga, saham-saham di pasar 
reguler dan pasar tunai hanya diperdagangkan 
dalam satuan “lot”.
Jumlah 1 lot saham adalah 100 lembar. Untuk 
transaksi odd lot (kurang dari 1 lot) hanya bisa 
dilakukan di pasar negosiasi.
#4 Penyelesaian Transaksi
Mekanisme transaksi di bursa berlangsung 
secara lelang melalui JATS (Jakarta 
Automated Trading System).
Dalam pasar reguler dan pasar negosiasi, 
penyelesaiannya dilakukan pada hari ke-3 
setelah terjadinya transaksi (t+3). Hal ini 
berbeda dengan di pasar tunai, di mana 
penyelesaian transaksi adalah saat itu juga.
#5 Harga Bid dan Offer
Tawar menawar di bursa saham dilakukan 
dengan pemasangan harga beli (bid), dan 
harga jual (offer) oleh para broker.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
91©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Pemasangan ini ditayangkan di papan 
elektronik BEI dan dapat dilihat secara umum 
dan transparan. Lebih jelasnya mengenai Bid 
dan Offer, perhatikan gambar berikut.
Harga Bid dan harga Offer ini akan bergerak 
sesuai dengan dinamika pasar sampai 
bertemu harga yang sama barulah terjadi 
transaksi. Keterangan dari Bid dan Offer 
tersebut antara lain:
1. Harga Bid adalah harga permintaan yang 
dipesan oleh yang ingin membeli.
2. Bid Vol (Volume) berarti jumlah lot yang 
dipesan oleh pembeli dalam harga bid.
3. Harga Offer adalah harga penawaran yang 
dipesan oleh yang ingin menjual.
4. Offer Vol (Volume) berarti jumlah lot yang 
dipesan oleh penjual dalam harga offer.
Bid Vol OfferBid Offer Vol
106.206 520 525 65.229
108.829 515 530 167.723
319.518 510 535 102.504
253.966 505 540 65.254
198.014 500 545 111.563
Dalam kasus di atas dapat Anda lihat ada 
antrian Bid di harga Rp520 dan ada antrian 
Offer di harga Rp525. Ini artinya, ketika Anda 
ingin langsung membeli saham tersebut tanpa 
antri, maka belilah di harga Rp525. Sebaliknya 
bila ingin langsung menjual, pasanglah di 
harga Rp520.
Mekanisme ini berlaku di pasar reguler dan 
pasar tunai, namun tidak berlaku pada pasar 
negosiasi. Di pasar nego, walaupun harga bid 
dan offer telah bertemu, harus dilakukan 
tawar-menawar langsung antara pembeli dan 
penjual, hingga terjadi kesepakatan harga dan 
lot yang ditransaksikan
#6 Sistem Auto Rejection
Dalam perdagangan dengan sistem lelang ini, 
rawan terjadi spekulasi harga. Untuk 
mengatasinya, Bursa Efek negara kita  pun 
menetapkan batas atas dan batas bawah Auto 
Rejection dengan tujuan menjaga agar harga 
saham tidak berubah terlalu tinggi atau terlalu 
rendah dalam satu hari.
Batas auto rejection tersebut dapat dilihat di 
tabel berikut:
Setelah Anda memiliki rekening saham dan 
menyetor modal, berarti Anda sudah dapat 
bertransaksi saham.
Nah, Bagaimana mekanisme transaksinya? 
Dalam bertransaksi jual beli saham Anda perlu 
tahu beberapa mekanisme yang berlaku di 
Bursa Saham. Hal-hal tersebut antara lain:
#1 Tiga Jenis Pasar
Pada mekanisme perdagangan saham, 
terdapat 3 jenis pasar, yaitu:
1. Pasar reguler (RG), yaitu pasar utama 
Bursa Saham. Transaksinya menggunakan 
mekanisme tawar menawar yang terus 
berlangsung selama waktu perdagangan.
 
2. Pasar Negosiasi (NG), yaitu pasar yang 
transaksinya dilaksanakan berdasarkan 
tawar menawar individual antara anggota 
dengan berpedoman pada kurs terakhir di 
pasar reguler.
3. Pasar Tunai (TN), yaitu pasar yang memiliki 
skema yang sama persis seperti pasar 
reguler, namun sistem penyelesaiannya 
secara tunai tanpa menunggu hari ketiga.
#2 Fraksi Harga
Di pasar reguler dan pasar tunai, perubahan 
harga dalam tawar menawar sudah ditentukan 
oleh fraksi harga. Perhatikan tabel di bawah:
Misal, pada kelompok harga Rp500 - Rp2.000, 
fraksi harganya adalah Rp5. Maka perubahan 
harga sahamnya kelipatan Rp5.
Dengan demikian, Anda tidak dapat 
bertransaksi di harga Rp763. Untuk menjual 
harga di luar fraksi harga yang ditentukan, bisa 
melalui pasar negosiasi.
#3 Satuan Perdagangan (Lot)
Selain fraksi harga, saham-saham di pasar 
reguler dan pasar tunai hanya diperdagangkan 
dalam satuan “lot”.
Jumlah 1 lot saham adalah 100 lembar. Untuk 
transaksi odd lot (kurang dari 1 lot) hanya bisa 
dilakukan di pasar negosiasi.
#4 Penyelesaian Transaksi
Mekanisme transaksi di bursa berlangsung 
secara lelang melalui JATS (Jakarta 
Automated Trading System).
Dalam pasar reguler dan pasar negosiasi, 
penyelesaiannya dilakukan pada hari ke-3 
setelah terjadinya transaksi (t+3). Hal ini 
berbeda dengan di pasar tunai, di mana 
penyelesaian transaksi adalah saat itu juga.
#5 Harga Bid dan Offer
Tawar menawar di bursa saham dilakukan 
dengan pemasangan harga beli (bid), dan 
harga jual (offer) oleh para broker.
Pemasangan ini ditayangkan di papan 
elektronik BEI dan dapat dilihat secara umum 
dan transparan. Lebih jelasnya mengenai Bid 
dan Offer, perhatikan gambar berikut.
Harga Bid dan harga Offer ini akan bergerak 
sesuai dengan dinamika pasar sampai 
bertemu harga yang sama barulah terjadi 
transaksi. Keterangan dari Bid dan Offer 
tersebut antara lain:
1. Harga Bid adalah harga permintaan yang 
dipesan oleh yang ingin membeli.
2. Bid Vol (Volume) berarti jumlah lot yang 
dipesan oleh pembeli dalam harga bid.
3. Harga Offer adalah harga penawaran yang 
dipesan oleh yang ingin menjual.
4. Offer Vol (Volume) berarti jumlah lot yang 
dipesan oleh penjual dalam harga offer.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
92   
Dalam kasus di atas dapat Anda lihat ada 
antrian Bid di harga Rp520 dan ada antrian 
Offer di harga Rp525. Ini artinya, ketika Anda 
ingin langsung membeli saham tersebut tanpa 
antri, maka belilah di harga Rp525. Sebaliknya 
bila ingin langsung menjual, pasanglah di 
harga Rp520.
Mekanisme ini berlaku di pasar reguler dan 
pasar tunai, namun tidak berlaku pada pasar 
negosiasi. Di pasar nego, walaupun harga bid 
dan offer telah bertemu, harus dilakukan 
tawar-menawar langsung antara pembeli dan 
penjual, hingga terjadi kesepakatan harga dan 
lot yang ditransaksikan
#6 Sistem Auto Rejection
Dalam perdagangan dengan sistem lelang ini, 
rawan terjadi spekulasi harga. Untuk 
mengatasinya, Bursa Efek negara kita  pun 
menetapkan batas atas dan batas bawah Auto 
Rejection dengan tujuan menjaga agar harga 
saham tidak berubah terlalu tinggi atau terlalu 
rendah dalam satu hari.
Batas auto rejection tersebut dapat dilihat di 
tabel berikut:
Setelah Anda memiliki rekening saham dan 
menyetor modal, berarti Anda sudah dapat 
bertransaksi saham.
Nah, Bagaimana mekanisme transaksinya? 
Dalam bertransaksi jual beli saham Anda perlu 
tahu beberapa mekanisme yang berlaku di 
Bursa Saham. Hal-hal tersebut antara lain:
#1 Tiga Jenis Pasar
Pada mekanisme perdagangan saham, 
terdapat 3 jenis pasar, yaitu:
1. Pasar reguler (RG), yaitu pasar utama 
Bursa Saham. Transaksinya menggunakan 
mekanisme tawar menawar yang terus 
berlangsung selama waktu perdagangan.
 
2. Pasar Negosiasi (NG), yaitu pasar yang 
transaksinya dilaksanakan berdasarkan 
tawar menawar individual antara anggota 
dengan berpedoman pada kurs terakhir di 
pasar reguler.
3. Pasar Tunai (TN), yaitu pasar yang memiliki 
skema yang sama persis seperti pasar 
reguler, namun sistem penyelesaiannya 
secara tunai tanpa menunggu hari ketiga.
#2 Fraksi Harga
Di pasar reguler dan pasar tunai, perubahan 
harga dalam tawar menawar sudah ditentukan 
oleh fraksi harga. Perhatikan tabel di bawah:
Misal, pada kelompok harga Rp500 - Rp2.000, 
fraksi harganya adalah Rp5. Maka perubahan 
harga sahamnya kelipatan Rp5.
Dengan demikian, Anda tidak dapat 
bertransaksi di harga Rp763. Untuk menjual 
harga di luar fraksi harga yang ditentukan, bisa 
melalui pasar negosiasi.
#3 Satuan Perdagangan (Lot)
Selain fraksi harga, saham-saham di pasar 
reguler dan pasar tunai hanya diperdagangkan 
dalam satuan “lot”.
Jumlah 1 lot saham adalah 100 lembar. Untuk 
transaksi odd lot (kurang dari 1 lot) hanya bisa 
dilakukan di pasar negosiasi.
#4 Penyelesaian Transaksi
Mekanisme transaksi di bursa berlangsung 
secara lelang melalui JATS (Jakarta 
Automated Trading System).
Dalam pasar reguler dan pasar negosiasi, 
penyelesaiannya dilakukan pada hari ke-3 
setelah terjadinya transaksi (t+3). Hal ini 
berbeda dengan di pasar tunai, di mana 
penyelesaian transaksi adalah saat itu juga.
#5 Harga Bid dan Offer
Tawar menawar di bursa saham dilakukan 
dengan pemasangan harga beli (bid), dan 
harga jual (offer) oleh para broker.
Pemasangan ini ditayangkan di papan 
elektronik BEI dan dapat dilihat secara umum 
dan transparan. Lebih jelasnya mengenai Bid 
dan Offer, perhatikan gambar berikut.
Harga Bid dan harga Offer ini akan bergerak 
sesuai dengan dinamika pasar sampai 
bertemu harga yang sama barulah terjadi 
transaksi. Keterangan dari Bid dan Offer 
tersebut antara lain:
1. Harga Bid adalah harga permintaan yang 
dipesan oleh yang ingin membeli.
2. Bid Vol (Volume) berarti jumlah lot yang 
dipesan oleh pembeli dalam harga bid.
3. Harga Offer adalah harga penawaran yang 
dipesan oleh yang ingin menjual.
4. Offer Vol (Volume) berarti jumlah lot yang 
dipesan oleh penjual dalam harga offer.
Dalam kasus di atas dapat Anda lihat ada 
antrian Bid di harga Rp520 dan ada antrian 
Offer di harga Rp525. Ini artinya, ketika Anda 
ingin langsung membeli saham tersebut tanpa 
antri, maka belilah di harga Rp525. Sebaliknya 
bila ingin langsung menjual, pasanglah di 
harga Rp520.
Mekanisme ini berlaku di pasar reguler dan 
pasar tunai, namun tidak berlaku pada pasar 
negosiasi. Di pasar nego, walaupun harga bid 
dan offer telah bertemu, harus dilakukan 
tawar-menawar langsung antara pembeli dan 
penjual, hingga terjadi kesepakatan harga dan 
lot yang ditransaksikan
#6 Sistem Auto Rejection
Dalam perdagangan dengan sistem lelang ini, 
rawan terjadi spekulasi harga. Untuk 
mengatasinya, Bursa Efek negara kita  pun 
menetapkan batas atas dan batas bawah Auto 
Rejection dengan tujuan menjaga agar harga 
saham tidak berubah terlalu tinggi atau terlalu 
rendah dalam satu hari.
Batas auto rejection tersebut dapat dilihat di 
tabel berikut:
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
93©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Kelompok
Harga (Rp)
Saham Reguler Saham IPO
<200
200 - 5.000
>5.000
Batas Bawah
35%
25%
20%
Batas Atas
35%
25%
20%
Batas Bawah
70%
50%
40%
Batas Atas
70%
50%
40%
Selain batas auto rejection, bursa efek juga 
menetapkan batas bawah Rp50 di pasar 
regular dan pasar tunai. Karena itu, harga 
saham tidak akan lebih rendah dari Rp50.
#7 Waktu Perdagangan
Bursa Efek negara kita  memiliki jadwal untuk 
transaksi saham. Seperti jam kerja, Bursa 
saham hanya buka dari hari Senin-Jumat. 
Bursa tidak buka di hari libur dan hari raya.
Jam perdagangan saham pun di bursa juga 
terbatas. Saham hanya dapat diperdagangkan 
pada pukul 08:45 WIB hingga pukul 16:15 WIB, 
berikut adalah rinciannya di pasar reguler.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
94   
Sesi Keterangan Senin-Kamis Jumat
Pra Pembukaan
Anggota bursa memasang
order beli dan jual, hanya
untuk saham LQ45
08:45 - 08:55
Pembukaan
Permintaan dan penawaran
yang dipasang sebelumnya
akan dibentuk pada saat
pembukaan harga
08:55 - 09:00
Sesi 1 Perdagangan berlangsung 09:00 - 12:00 09:00 - 11:30
Istirahat tidak ada perdagangan 12:00 - 13:30 11:30 - 14:00
Sesi 2 Perdagangan berlangsung 13:30 - 15:49 14:00 - 15:49
Pra Penutupan
Anggota bursa memasang
order beli dan jual
15:50 - 16:00
Penutupan
Permintaan dan penawaran
yang dipasang sebelumnya
akan dibentuk pada saat
penutupan harga
16:00 - 16:05
Pasca
Penutupan
Sesi terakhir perdagangan,
transaksi hanya berlaku
dengan harga penutupan
16:05 - 16:15
Skema jam perdagangan di atas hanya untuk 
pasar reguler, untuk pasar negosiasi dan pasar 
tunai tidak berlaku sesi pra-pembukaan, 
pra-penutupan, dan pasca-penutupan. Dalam 
pasar tunai pun jam perdagangan hanya 
berlaku pada sesi 1 saja.
#8 Fee Broker
Dalam pembelian saham, Anda dikenakan 
biaya. Tergantung sekuritasnya, fee yang 
dibayarkan pun berbeda. Fee ini dihitung dari 
setiap transaksi yang kita lakukan.
Misal Anda menggunakan jasa Sekuritas XY, 
yang menerapkan fee 0,15% untuk fee beli 
dan 0,25% untuk fee jual, maka berikut adalah 
rincian yang harus Anda bayarkan:
Untuk Fee Beli sebesar 0,15%:
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda, 
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Untuk Fee Jual sebesar 0,25%
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek 
2. 0,1% adalah PPh dari Penjualan Saham
3. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda, 
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
 
Misalnya Anda ingin membeli saham ABCD 
seharga Rp950 sebanyak 600 lot, maka modal 
yang Anda butuhkan adalah sebesar:
Harga x Jumlah lot x 100 lbr = Total Harga
Rp950 x 600 lot x 100 lbr = Rp57.000.000
Total Harga x % Fee Broker = Total Fee Broker
Rp57.000.000 x 0,15% = Rp85.500
Total Harga + Total Fee = Total Modal
Rp57.000.000 + Rp85.500 = Rp57.085.500
Sehingga untuk membeli saham sebanyak 
600 lot seharga Rp950 per lembar, maka uang 
yang Anda butuhkan adalah Rp57.085.500
Skema jam perdagangan di atas hanya untuk 
pasar reguler, untuk pasar negosiasi dan pasar 
tunai tidak berlaku sesi pra-pembukaan, 
pra-penutupan, dan pasca-penutupan. Dalam 
pasar tunai pun jam perdagangan hanya 
berlaku pada sesi 1 saja.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
95©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
#8 Fee Broker
Dalam pembelian saham, Anda dikenakan 
biaya. Tergantung sekuritasnya, fee yang 
dibayarkan pun berbeda. Fee ini dihitung dari 
setiap transaksi yang kita lakukan.
Misal Anda menggunakan jasa Sekuritas XY, 
yang menerapkan fee 0,15% untuk fee beli 
dan 0,25% untuk fee jual, maka berikut adalah 
rincian yang harus Anda bayarkan:
Untuk Fee Beli sebesar 0,15%:
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda, 
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Untuk Fee Jual sebesar 0,25%
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek 
2. 0,1% adalah PPh dari Penjualan Saham
3. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda, 
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
 
Misalnya Anda ingin membeli saham ABCD 
seharga Rp950 sebanyak 600 lot, maka modal 
yang Anda butuhkan adalah sebesar:
Harga x Jumlah lot x 100 lbr = Total Harga
Rp950 x 600 lot x 100 lbr = Rp57.000.000
Total Harga x % Fee Broker = Total Fee Broker
Rp57.000.000 x 0,15% = Rp85.500
Total Harga + Total Fee = Total Modal
Rp57.000.000 + Rp85.500 = Rp57.085.500
Sehingga untuk membeli saham sebanyak 
600 lot seharga Rp950 per lembar, maka uang 
yang Anda butuhkan adalah Rp57.085.500
Skema jam perdagangan di atas hanya untuk 
pasar reguler, untuk pasar negosiasi dan pasar 
tunai tidak berlaku sesi pra-pembukaan, 
pra-penutupan, dan pasca-penutupan. Dalam 
pasar tunai pun jam perdagangan hanya 
berlaku pada sesi 1 saja.
#8 Fee Broker
Dalam pembelian saham, Anda dikenakan 
biaya. Tergantung sekuritasnya, fee yang 
dibayarkan pun berbeda. Fee ini dihitung dari 
setiap transaksi yang kita lakukan.
Misal Anda menggunakan jasa Sekuritas XY, 
yang menerapkan fee 0,15% untuk fee beli 
dan 0,25% untuk fee jual, maka berikut adalah 
rincian yang harus Anda bayarkan:
Untuk Fee Beli sebesar 0,15%:
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda, 
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Untuk Fee Jual sebesar 0,25%
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek 
2. 0,1% adalah PPh dari Penjualan Saham
3. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda, 
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
 
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
96   
Misalnya Anda ingin membeli saham ABCD 
seharga Rp950 sebanyak 600 lot, maka modal 
yang Anda butuhkan adalah sebesar:
Harga x Jumlah lot x 100 lbr = Total Harga
Rp950 x 600 lot x 100 lbr = Rp57.000.000
Total Harga x % Fee Broker = Total Fee Broker
Rp57.000.000 x 0,15% = Rp85.500
Total Harga + Total Fee = Total Modal
Rp57.000.000 + Rp85.500 = Rp57.085.500
Sehingga untuk membeli saham sebanyak 
600 lot seharga Rp950 per lembar, maka uang 
yang Anda butuhkan adalah Rp57.085.500
3.7 Memilih Saham Untuk Diinvestasikan
Sebelum membeli saham, sangat disarankan 
Anda memilih saham dengan cermat, sesuai 
dengan tujuan keuangan Anda atau tujuan 
awal Anda membuat rekening saham.
Bila Anda bermaksud bertransaksi saham 
secara aktif, dan bermain dalam jangka 
pendek, maka Anda dapat melakukan Analisa 
Teknikal dalam memilih saham, mencari 
saham yang sedang dalam kondisi Uptrend, 
juga gunakan indikator-indikator teknikal yang 
ada seperti Moving Average, MACD, dan 
Support/Resistance. 
Namun bila Anda bermaksud bertransaksi 
saham sebagai instrumen investasi jangka 
panjang, mungkin Anda bisa pertimbangkan 
untuk memilih saham Blue Chip. Anda juga 
wajib melakukan Analisis Fundamental 
dalam menilai sebuah perusahaan yang 
sahamnya akan Anda beli.
Dalam memilih saham investasi, diperlukan 
analisis-analisis kondisi perusahaan, apakah 
perusahaannya sehat? Apakah 
keuntungannya selalu meningkat?
Semoga Anda dapat memilih saham yang 
cocok dengan tujuan keuangan Anda. Selamat 
Berinvestasi!
Skema jam perdagangan di atas hanya untuk 
pasar reguler, untuk pasar negosiasi dan pasar 
tunai tidak berlaku sesi pra-pembukaan, 
pra-penutupan, dan pasca-penutupan. Dalam 
pasar tunai pun jam perdagangan hanya 
berlaku pada sesi 1 saja.
#8 Fee Broker
Dalam pembelian saham, Anda dikenakan 
biaya. Tergantung sekuritasnya, fee yang 
dibayarkan pun berbeda. Fee ini dihitung dari 
setiap transaksi yang kita lakukan.
Misal Anda menggunakan jasa Sekuritas XY, 
yang menerapkan fee 0,15% untuk fee beli 
dan 0,25% untuk fee jual, maka berikut adalah 
rincian yang harus Anda bayarkan:
Untuk Fee Beli sebesar 0,15%:
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda, 
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Untuk Fee Jual sebesar 0,25%
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek 
2. 0,1% adalah PPh dari Penjualan Saham
3. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda, 
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
 
Misalnya Anda ingin membeli saham ABCD 
seharga Rp950 sebanyak 600 lot, maka modal 
yang Anda butuhkan adalah sebesar:
Harga x Jumlah lot x 100 lbr = Total Harga
Rp950 x 600 lot x 100 lbr = Rp57.000.000
Total Harga x % Fee Broker = Total Fee Broker
Rp57.000.000 x 0,15% = Rp85.500
Total Harga + Total Fee = Total Modal
Rp57.000.000 + Rp85.500 = Rp57.085.500
Sehingga untuk membeli saham sebanyak 
600 lot seharga Rp950 per lembar, maka uang 
yang Anda butuhkan adalah Rp57.085.500
Sebelum membeli saham, sangat disarankan 
Anda memilih saham dengan cermat, sesuai 
dengan tujuan keuangan Anda atau tujuan 
awal Anda membuat rekening saham.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
97©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Bila Anda bermaksud bertransaksi saham 
secara aktif, dan bermain dalam jangka 
pendek, maka Anda dapat melakukan Analisa 
Teknikal dalam memilih saham, mencari 
saham yang sedang dalam kondisi Uptrend, 
juga gunakan indikator-indikator teknikal yang 
ada seperti Moving Average, MACD, dan 
Support/Resistance. 
Namun bila Anda bermaksud bertransaksi 
saham sebagai instrumen investasi jangka 
panjang, mungkin Anda bisa pertimbangkan 
untuk memilih saham Blue Chip. Anda juga 
wajib melakukan Analisis Fundamental 
dalam menilai sebuah perusahaan yang 
sahamnya akan Anda beli.
Dalam memilih saham investasi, diperlukan 
analisis-analisis kondisi perusahaan, apakah 
perusahaannya sehat? Apakah 
keuntungannya selalu meningkat?
Semoga Anda dapat memilih saham yang 
cocok dengan tujuan keuangan Anda. Selamat 
Berinvestasi!
Bagian 4
Tips Berinvestasi
Saham
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
99©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Bagian 4
Tips Berinvestasi Saham
Anda telah mengetahui cara membuka 
rekening saham dari bab sebelumnya. Anda 
pun sudah bisa melakukan transaksi saham.
Pada bab ini akan disebutkan tips bagaimana 
seharusnya Anda membeli saham, dimulai dari 
mengenali diri Anda, baru mengenali apa yang 
menggerakkan harga saham. Hal-hal yang 
akan dibahas dalam bab ini antara lain:
1. Bagaimana mengenali kapasitas diri Anda?
2. Apa bedanya Investasi & Trading saham?
3. Bagaimana mengenali saham yang dibeli?
4. Jadilah Investor, bukan Spekulator / 
Penjudi.
Investasi haruslah rasional.
Jika Anda tak memahaminya, jangan melakukannya.
~ Warren Buffett
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
100   
4.1 Kenali Kapasitas Diri Anda
Sebelum memulai investasi, Anda perlu 
mengenali diri Anda sebagai investor saham. 
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan 
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda 
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan 
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen 
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis 
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return 
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko 
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda 
mengenali tujuan Anda terjun di dunia 
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan 
seseorang mau merisikokan uangnya pada 
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan 
return yang besar. Namun adalah keliru 
bila Anda hanya ingin untungnya saja. 
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi 
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih 
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini 
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi 
saham memang terdengar keren, namun 
hindarilah  bermain saham karena 
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan 
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada 
yang mencoba berinvestasi saham dengan 
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan 
ini, Anda memerlukan pengalaman yang 
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan. 
Berinvestasi saham memang menjanjikan 
return besar terutama bila kita menyimpan 
saham yang bagus dalam waktu lama. 
Milikilah motivasi seperti ini untuk 
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham, 
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang 
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan 
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan 
bagaimana cara berinvestasinya. 
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan 
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur 
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal 
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan 
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk 
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk 
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat 
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan 
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas. 
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka 
semakin bagus, karena Anda bisa memilih 
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang 
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual 
saham pada harga yang rendah karena ada 
kebutuhan mendesak yang harus segera 
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya 
dana darurat, atau uang hutang yang harus 
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo. 
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui 
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu 
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam 
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam 
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda 
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai 
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak 
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui 
temperamen Anda? Ada dua masalah 
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh 
investor saham yaitu keserakahan (greed) 
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila 
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda 
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang 
diperlukan pengendalian diri untuk dapat 
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak 
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa 
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali 
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri 
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda? 
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara 
pandang yang dipegangnya dalam membeli 
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang 
bergantung pada nasihat teman dalam 
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
analisis pergerakan harga saham. Analisis 
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang 
membeli saham-saham yang memiliki 
prospek pertumbuhan laba yang bagus. 
Investor ini hanya membeli saham yang 
perusahaannya konsisten mencatat 
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang 
membeli saham berdasarkan perhitungan 
nilai wajar sebuah saham. Bila harga 
saham jauh lebih rendah dibandingkan 
nilai wajarnya, maka seorang Value 
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami 
sebuah strategi investasi. Tidak semua 
investor dapat cocok dengan sebuah gaya 
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga 
pembagian jenis investor berdasarkan jangka 
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham untuk jangka waktu yang panjang. 
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio 
investasi yang bisa memberikan hasil 
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham dengan jangka waktu yang lebih 
singkat. Seringkali juga disebut swing 
trader. Investor ini dapat menikmati naik 
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang 
bertransaksi dalam hitungan menit dan 
jam dalam sehari. 
Sebelum memulai investasi, Anda perlu 
mengenali diri Anda sebagai investor saham. 
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan 
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda 
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan 
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen 
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis 
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return 
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko 
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda 
mengenali tujuan Anda terjun di dunia 
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan 
seseorang mau merisikokan uangnya pada 
investasi saham, yaitu antara lain:
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
101©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan 
return yang besar. Namun adalah keliru 
bila Anda hanya ingin untungnya saja. 
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi 
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih 
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini 
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi 
saham memang terdengar keren, namun 
hindarilah  bermain saham karena 
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan 
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada 
yang mencoba berinvestasi saham dengan 
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan 
ini, Anda memerlukan pengalaman yang 
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan. 
Berinvestasi saham memang menjanjikan 
return besar terutama bila kita menyimpan 
saham yang bagus dalam waktu lama. 
Milikilah motivasi seperti ini untuk 
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham, 
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang 
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan 
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan 
bagaimana cara berinvestasinya. 
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan 
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur 
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal 
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan 
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk 
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk 
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat 
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan 
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas. 
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka 
semakin bagus, karena Anda bisa memilih 
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang 
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual 
saham pada harga yang rendah karena ada 
kebutuhan mendesak yang harus segera 
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya 
dana darurat, atau uang hutang yang harus 
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo. 
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui 
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu 
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam 
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam 
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda 
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai 
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak 
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui 
temperamen Anda? Ada dua masalah 
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh 
investor saham yaitu keserakahan (greed) 
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila 
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda 
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang 
diperlukan pengendalian diri untuk dapat 
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak 
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa 
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali 
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri 
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda? 
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara 
pandang yang dipegangnya dalam membeli 
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang 
bergantung pada nasihat teman dalam 
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
analisis pergerakan harga saham. Analisis 
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang 
membeli saham-saham yang memiliki 
prospek pertumbuhan laba yang bagus. 
Investor ini hanya membeli saham yang 
perusahaannya konsisten mencatat 
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang 
membeli saham berdasarkan perhitungan 
nilai wajar sebuah saham. Bila harga 
saham jauh lebih rendah dibandingkan 
nilai wajarnya, maka seorang Value 
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami 
sebuah strategi investasi. Tidak semua 
investor dapat cocok dengan sebuah gaya 
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga 
pembagian jenis investor berdasarkan jangka 
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham untuk jangka waktu yang panjang. 
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio 
investasi yang bisa memberikan hasil 
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham dengan jangka waktu yang lebih 
singkat. Seringkali juga disebut swing 
trader. Investor ini dapat menikmati naik 
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang 
bertransaksi dalam hitungan menit dan 
jam dalam sehari. 
Sebelum memulai investasi, Anda perlu 
mengenali diri Anda sebagai investor saham. 
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan 
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda 
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan 
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen 
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis 
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return 
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko 
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda 
mengenali tujuan Anda terjun di dunia 
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan 
seseorang mau merisikokan uangnya pada 
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan 
return yang besar. Namun adalah keliru 
bila Anda hanya ingin untungnya saja. 
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi 
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih 
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini 
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi 
saham memang terdengar keren, namun 
hindarilah  bermain saham karena 
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan 
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada 
yang mencoba berinvestasi saham dengan 
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan 
ini, Anda memerlukan pengalaman yang 
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan. 
Berinvestasi saham memang menjanjikan 
return besar terutama bila kita menyimpan 
saham yang bagus dalam waktu lama. 
Milikilah motivasi seperti ini untuk 
mencapai tujuan keuangan Anda.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
102   
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham, 
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang 
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan 
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan 
bagaimana cara berinvestasinya. 
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan 
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur 
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal 
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan 
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk 
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk 
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat 
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan 
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas. 
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka 
semakin bagus, karena Anda bisa memilih 
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang 
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual 
saham pada harga yang rendah karena ada 
kebutuhan mendesak yang harus segera 
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya 
dana darurat, atau uang hutang yang harus 
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo. 
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui 
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu 
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam 
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam 
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda 
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai 
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak 
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui 
temperamen Anda? Ada dua masalah 
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh 
investor saham yaitu keserakahan (greed) 
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila 
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda 
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang 
diperlukan pengendalian diri untuk dapat 
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak 
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa 
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali 
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri 
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda? 
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara 
pandang yang dipegangnya dalam membeli 
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang 
bergantung pada nasihat teman dalam 
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
analisis pergerakan harga saham. Analisis 
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang 
membeli saham-saham yang memiliki 
prospek pertumbuhan laba yang bagus. 
Investor ini hanya membeli saham yang 
perusahaannya konsisten mencatat 
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang 
membeli saham berdasarkan perhitungan 
nilai wajar sebuah saham. Bila harga 
saham jauh lebih rendah dibandingkan 
nilai wajarnya, maka seorang Value 
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami 
sebuah strategi investasi. Tidak semua 
investor dapat cocok dengan sebuah gaya 
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga 
pembagian jenis investor berdasarkan jangka 
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham untuk jangka waktu yang panjang. 
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio 
investasi yang bisa memberikan hasil 
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham dengan jangka waktu yang lebih 
singkat. Seringkali juga disebut swing 
trader. Investor ini dapat menikmati naik 
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang 
bertransaksi dalam hitungan menit dan 
jam dalam sehari. 
Sebelum memulai investasi, Anda perlu 
mengenali diri Anda sebagai investor saham. 
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan 
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda 
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan 
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen 
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis 
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return 
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko 
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda 
mengenali tujuan Anda terjun di dunia 
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan 
seseorang mau merisikokan uangnya pada 
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan 
return yang besar. Namun adalah keliru 
bila Anda hanya ingin untungnya saja. 
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi 
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih 
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini 
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi 
saham memang terdengar keren, namun 
hindarilah  bermain saham karena 
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan 
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada 
yang mencoba berinvestasi saham dengan 
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan 
ini, Anda memerlukan pengalaman yang 
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan. 
Berinvestasi saham memang menjanjikan 
return besar terutama bila kita menyimpan 
saham yang bagus dalam waktu lama. 
Milikilah motivasi seperti ini untuk 
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham, 
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang 
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan 
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan 
bagaimana cara berinvestasinya. 
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan 
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur 
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal 
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan 
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk 
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk 
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat 
untuk membeli saham?
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
103©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan 
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas. 
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka 
semakin bagus, karena Anda bisa memilih 
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang 
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual 
saham pada harga yang rendah karena ada 
kebutuhan mendesak yang harus segera 
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya 
dana darurat, atau uang hutang yang harus 
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo. 
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui 
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu 
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam 
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam 
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda 
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai 
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak 
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui 
temperamen Anda? Ada dua masalah 
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh 
investor saham yaitu keserakahan (greed) 
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila 
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda 
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang 
diperlukan pengendalian diri untuk dapat 
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak 
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa 
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali 
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri 
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda? 
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara 
pandang yang dipegangnya dalam membeli 
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang 
bergantung pada nasihat teman dalam 
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
analisis pergerakan harga saham. Analisis 
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang 
membeli saham-saham yang memiliki 
prospek pertumbuhan laba yang bagus. 
Investor ini hanya membeli saham yang 
perusahaannya konsisten mencatat 
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang 
membeli saham berdasarkan perhitungan 
nilai wajar sebuah saham. Bila harga 
saham jauh lebih rendah dibandingkan 
nilai wajarnya, maka seorang Value 
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami 
sebuah strategi investasi. Tidak semua 
investor dapat cocok dengan sebuah gaya 
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga 
pembagian jenis investor berdasarkan jangka 
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham untuk jangka waktu yang panjang. 
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio 
investasi yang bisa memberikan hasil 
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham dengan jangka waktu yang lebih 
singkat. Seringkali juga disebut swing 
trader. Investor ini dapat menikmati naik 
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang 
bertransaksi dalam hitungan menit dan 
jam dalam sehari. 
Sebelum memulai investasi, Anda perlu 
mengenali diri Anda sebagai investor saham. 
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan 
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda 
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan 
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen 
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis 
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return 
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko 
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda 
mengenali tujuan Anda terjun di dunia 
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan 
seseorang mau merisikokan uangnya pada 
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan 
return yang besar. Namun adalah keliru 
bila Anda hanya ingin untungnya saja. 
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi 
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih 
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini 
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi 
saham memang terdengar keren, namun 
hindarilah  bermain saham karena 
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan 
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada 
yang mencoba berinvestasi saham dengan 
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan 
ini, Anda memerlukan pengalaman yang 
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan. 
Berinvestasi saham memang menjanjikan 
return besar terutama bila kita menyimpan 
saham yang bagus dalam waktu lama. 
Milikilah motivasi seperti ini untuk 
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham, 
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang 
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan 
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan 
bagaimana cara berinvestasinya. 
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan 
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur 
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal 
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan 
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk 
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk 
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat 
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan 
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas. 
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka 
semakin bagus, karena Anda bisa memilih 
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang 
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual 
saham pada harga yang rendah karena ada 
kebutuhan mendesak yang harus segera 
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya 
dana darurat, atau uang hutang yang harus 
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo. 
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui 
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu 
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam 
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam 
menilai sesuatu?
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
104   
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda 
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai 
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak 
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui 
temperamen Anda? Ada dua masalah 
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh 
investor saham yaitu keserakahan (greed) 
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila 
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda 
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang 
diperlukan pengendalian diri untuk dapat 
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak 
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa 
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali 
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri 
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda? 
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara 
pandang yang dipegangnya dalam membeli 
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang 
bergantung pada nasihat teman dalam 
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
analisis pergerakan harga saham. Analisis 
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang 
membeli saham-saham yang memiliki 
prospek pertumbuhan laba yang bagus. 
Investor ini hanya membeli saham yang 
perusahaannya konsisten mencatat 
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang 
membeli saham berdasarkan perhitungan 
nilai wajar sebuah saham. Bila harga 
saham jauh lebih rendah dibandingkan 
nilai wajarnya, maka seorang Value 
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami 
sebuah strategi investasi. Tidak semua 
investor dapat cocok dengan sebuah gaya 
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga 
pembagian jenis investor berdasarkan jangka 
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham untuk jangka waktu yang panjang. 
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio 
investasi yang bisa memberikan hasil 
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham dengan jangka waktu yang lebih 
singkat. Seringkali juga disebut swing 
trader. Investor ini dapat menikmati naik 
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang 
bertransaksi dalam hitungan menit dan 
jam dalam sehari. 
Sebelum memulai investasi, Anda perlu 
mengenali diri Anda sebagai investor saham. 
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan 
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda 
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan 
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen 
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis 
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return 
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko 
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda 
mengenali tujuan Anda terjun di dunia 
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan 
seseorang mau merisikokan uangnya pada 
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan 
return yang besar. Namun adalah keliru 
bila Anda hanya ingin untungnya saja. 
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi 
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih 
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini 
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi 
saham memang terdengar keren, namun 
hindarilah  bermain saham karena 
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan 
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada 
yang mencoba berinvestasi saham dengan 
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan 
ini, Anda memerlukan pengalaman yang 
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan. 
Berinvestasi saham memang menjanjikan 
return besar terutama bila kita menyimpan 
saham yang bagus dalam waktu lama. 
Milikilah motivasi seperti ini untuk 
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham, 
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang 
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan 
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan 
bagaimana cara berinvestasinya. 
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan 
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur 
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal 
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan 
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk 
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk 
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat 
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan 
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas. 
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka 
semakin bagus, karena Anda bisa memilih 
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang 
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual 
saham pada harga yang rendah karena ada 
kebutuhan mendesak yang harus segera 
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya 
dana darurat, atau uang hutang yang harus 
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo. 
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui 
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu 
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam 
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam 
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda 
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai 
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak 
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui 
temperamen Anda? Ada dua masalah 
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh 
investor saham yaitu keserakahan (greed) 
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila 
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda 
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang 
diperlukan pengendalian diri untuk dapat 
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak 
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa 
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali 
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri 
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda? 
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara 
pandang yang dipegangnya dalam membeli 
saham, antara lain:
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
105©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
1. Friend Investor, yaitu investor yang 
bergantung pada nasihat teman dalam 
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
analisis pergerakan harga saham. Analisis 
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang 
membeli saham-saham yang memiliki 
prospek pertumbuhan laba yang bagus. 
Investor ini hanya membeli saham yang 
perusahaannya konsisten mencatat 
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang 
membeli saham berdasarkan perhitungan 
nilai wajar sebuah saham. Bila harga 
saham jauh lebih rendah dibandingkan 
nilai wajarnya, maka seorang Value 
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami 
sebuah strategi investasi. Tidak semua 
investor dapat cocok dengan sebuah gaya 
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga 
pembagian jenis investor berdasarkan jangka 
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham untuk jangka waktu yang panjang. 
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio 
investasi yang bisa memberikan hasil 
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham dengan jangka waktu yang lebih 
singkat. Seringkali juga disebut swing 
trader. Investor ini dapat menikmati naik 
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang 
bertransaksi dalam hitungan menit dan 
jam dalam sehari. 
Sebelum memulai investasi, Anda perlu 
mengenali diri Anda sebagai investor saham. 
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan 
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda 
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan 
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen 
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis 
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return 
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko 
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda 
mengenali tujuan Anda terjun di dunia 
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan 
seseorang mau merisikokan uangnya pada 
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan 
return yang besar. Namun adalah keliru 
bila Anda hanya ingin untungnya saja. 
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi 
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih 
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini 
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi 
saham memang terdengar keren, namun 
hindarilah  bermain saham karena 
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan 
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada 
yang mencoba berinvestasi saham dengan 
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan 
ini, Anda memerlukan pengalaman yang 
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan. 
Berinvestasi saham memang menjanjikan 
return besar terutama bila kita menyimpan 
saham yang bagus dalam waktu lama. 
Milikilah motivasi seperti ini untuk 
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham, 
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang 
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan 
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan 
bagaimana cara berinvestasinya. 
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan 
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur 
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal 
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan 
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk 
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk 
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat 
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan 
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas. 
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka 
semakin bagus, karena Anda bisa memilih 
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang 
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual 
saham pada harga yang rendah karena ada 
kebutuhan mendesak yang harus segera 
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya 
dana darurat, atau uang hutang yang harus 
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo. 
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui 
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu 
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam 
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam 
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda 
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai 
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak 
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui 
temperamen Anda? Ada dua masalah 
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh 
investor saham yaitu keserakahan (greed) 
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila 
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda 
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang 
diperlukan pengendalian diri untuk dapat 
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak 
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa 
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali 
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri 
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda? 
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara 
pandang yang dipegangnya dalam membeli 
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang 
bergantung pada nasihat teman dalam 
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
analisis pergerakan harga saham. Analisis 
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang 
membeli saham-saham yang memiliki 
prospek pertumbuhan laba yang bagus. 
Investor ini hanya membeli saham yang 
perusahaannya konsisten mencatat 
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang 
membeli saham berdasarkan perhitungan 
nilai wajar sebuah saham. Bila harga 
saham jauh lebih rendah dibandingkan 
nilai wajarnya, maka seorang Value 
Investor akan membeli saham tersebut.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
106   
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami 
sebuah strategi investasi. Tidak semua 
investor dapat cocok dengan sebuah gaya 
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga 
pembagian jenis investor berdasarkan jangka 
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham untuk jangka waktu yang panjang. 
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio 
investasi yang bisa memberikan hasil 
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham dengan jangka waktu yang lebih 
singkat. Seringkali juga disebut swing 
trader. Investor ini dapat menikmati naik 
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang 
bertransaksi dalam hitungan menit dan 
jam dalam sehari. 
Sebelum memulai investasi, Anda perlu 
mengenali diri Anda sebagai investor saham. 
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan 
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda 
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan 
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen 
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis 
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return 
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko 
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda 
mengenali tujuan Anda terjun di dunia 
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan 
seseorang mau merisikokan uangnya pada 
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan 
return yang besar. Namun adalah keliru 
bila Anda hanya ingin untungnya saja. 
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi 
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih 
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini 
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi 
saham memang terdengar keren, namun 
hindarilah  bermain saham karena 
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan 
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada 
yang mencoba berinvestasi saham dengan 
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan 
ini, Anda memerlukan pengalaman yang 
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan. 
Berinvestasi saham memang menjanjikan 
return besar terutama bila kita menyimpan 
saham yang bagus dalam waktu lama. 
Milikilah motivasi seperti ini untuk 
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham, 
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang 
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan 
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan 
bagaimana cara berinvestasinya. 
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan 
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur 
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal 
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan 
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk 
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk 
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat 
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan 
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas. 
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka 
semakin bagus, karena Anda bisa memilih 
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang 
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual 
saham pada harga yang rendah karena ada 
kebutuhan mendesak yang harus segera 
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya 
dana darurat, atau uang hutang yang harus 
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo. 
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui 
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu 
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam 
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam 
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda 
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai 
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak 
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui 
temperamen Anda? Ada dua masalah 
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh 
investor saham yaitu keserakahan (greed) 
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila 
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda 
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang 
diperlukan pengendalian diri untuk dapat 
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak 
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa 
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali 
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri 
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda? 
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara 
pandang yang dipegangnya dalam membeli 
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang 
bergantung pada nasihat teman dalam 
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang 
membeli atau menjual saham berdasarkan 
analisis pergerakan harga saham. Analisis 
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang 
membeli saham-saham yang memiliki 
prospek pertumbuhan laba yang bagus. 
Investor ini hanya membeli saham yang 
perusahaannya konsisten mencatat 
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang 
membeli saham berdasarkan perhitungan 
nilai wajar sebuah saham. Bila harga 
saham jauh lebih rendah dibandingkan 
nilai wajarnya, maka seorang Value 
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami 
sebuah strategi investasi. Tidak semua 
investor dapat cocok dengan sebuah gaya 
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga 
pembagian jenis investor berdasarkan jangka 
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham untuk jangka waktu yang panjang. 
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio 
investasi yang bisa memberikan hasil 
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe 
investor yang membeli dan menyimpan 
saham dengan jangka waktu yang lebih 
singkat. Seringkali juga disebut swing 
trader. Investor ini dapat menikmati naik 
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang 
bertransaksi dalam hitungan menit dan 
jam dalam sehari. 
Online Course
Finansialku mengajarkan
pelatihan manajemen
keuangan dan pelatihan
perencanaan keuangan.
Pelatihan keuangan 
yang disusun 
secara online dan 
praktikal, dengan 
pengajar yang 
tersertifikasi CFP®
Online Course
Finansialku
Info Selengkapnya:
bit.ly/CourseFinansialku
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
108   
4.2 Perbedaan Investasi vs Trading
Setelah mengenali diri Anda sendiri, barulah 
Anda bisa memilih untuk menjadi Investor 
saham atau Trader saham. Tidak semua orang 
cocok untuk menjadi investor saham, dan juga 
tidak semuanya cocok menjadi trader saham. 
Lalu apa bedanya?
Pokok perbedaannya adalah jangka waktu. 
Berinvestasi saham, memiliki jangka waktu 
yang panjang, sedangkan Trading saham 
adalah transaksi jangka pendek. Hal ini 
membentuk perbedaan pada strategi, prinsip 
serta tindakannya.
#1 Berinvestasi Saham
Berinvestasi artinya mengumpulkan suatu 
bentuk aset dengan harapan mendapatkan 
keuntungan di masa depan. Pada pasar 
saham, investasi dapat diartikan sebagai 
kegiatan membeli saham dan menyimpannya 
untuk dijual kembali nantinya.
Biasanya Investor saham tidak terlalu peduli 
dengan gejolak harga. Jika perusahaan bagus, 
harganya pasti akan naik.
Karena jangka waktunya panjang, investor 
sangat memperhatikan faktor-faktor yang 
dapat mempengaruhi saham tersebut.
Mereka memfokuskan pada fundamental 
perusahaan. Saham yang dibeli yaitu saham 
perusahaan yang sehat dengan fundamental 
yang kokoh. 
Prinsip yang dianut oleh investor saham 
adalah Buy and hold. Mereka akan 
menyimpan saham dengan jangka waktu 1 
tahun atau lebih.
Investor hanya akan melepas sahamnya ketika 
tujuan investasinya telah terpenuhi, atau 
kualitas emiten mulai memburuk.
Analogi Investasi pada Tanah: Seorang 
investor yang ingin menanam uangnya pada 
pembelian tanah, akan memilih tanah yang 
berkualitas dari sisi ekonomi dengan 
memperhatikan penjual tanah, sertifikat, lokasi 
hingga lingkungan sekitar. Kemudian, investor 
akan membeli tanah tersebut dan menyimpan 
hingga dia pensiun.
#2 Trading Saham
Trading saham adalah sebuah aktivitas 
transaksi saham jangka pendek. Orang yang 
melakukan aktivitas trading saham disebut 
sebagai trader.
Apakah Trading sama dengan Investasi? 
Tentunya tidaklah sama. Jika berinvestasi 
memakan waktu yang lama, Trading bisa 
dilakukan dalam hitungan hari, jam, menit 
bahkan detik.
Trader berfokus pada sentimen dan kondisi 
pasar dibanding performa emiten sahamnya. 
Prinsip dasarnya adalah buy and sell. Mereka 
akan selalu memanfaatkan fluktuasi harga 
untuk mendapatkan keuntungan dari selisih 
beli jual tersebut.
Analogi Trading pada Tanah: Seorang trader 
akan membeli tanah ketika mereka tahu harga 
tanah akan segera naik. Kemudian mereka 
membeli tanah tanpa memperhatikan kualitas 
tanah. Mereka menjualnya kembali ketika ada 
pembeli yang menawarkan harga yang cocok.
Setelah mengenali diri Anda sendiri, barulah 
Anda bisa memilih untuk menjadi Investor 
saham atau Trader saham. Tidak semua orang 
cocok untuk menjadi investor saham, dan juga 
tidak semuanya cocok menjadi trader saham. 
Lalu apa bedanya?
Pokok perbedaannya adalah jangka waktu. 
Berinvestasi saham, memiliki jangka waktu 
yang panjang, sedangkan Trading saham 
adalah transaksi jangka pendek. Hal ini 
membentuk perbedaan pada strategi, prinsip 
serta tindakannya.
#1 Berinvestasi Saham
Berinvestasi artinya mengumpulkan suatu 
bentuk aset dengan harapan mendapatkan 
keuntungan di masa depan. Pada pasar 
saham, investasi dapat diartikan sebagai 
kegiatan membeli saham dan menyimpannya 
untuk dijual kembali nantinya.
Biasanya Investor saham tidak terlalu peduli 
dengan gejolak harga. Jika perusahaan bagus, 
harganya pasti akan naik.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
109©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Karena jangka waktunya panjang, investor 
sangat memperhatikan faktor-faktor yang 
dapat mempengaruhi saham tersebut.
Mereka memfokuskan pada fundamental 
perusahaan. Saham yang dibeli yaitu saham 
perusahaan yang sehat dengan fundamental 
yang kokoh. 
Prinsip yang dianut oleh investor saham 
adalah Buy and hold. Mereka akan 
menyimpan saham dengan jangka waktu 1 
tahun atau lebih.
Investor hanya akan melepas sahamnya ketika 
tujuan investasinya telah terpenuhi, atau 
kualitas emiten mulai memburuk.
Analogi Investasi pada Tanah: Seorang 
investor yang ingin menanam uangnya pada 
pembelian tanah, akan memilih tanah yang 
berkualitas dari sisi ekonomi dengan 
memperhatikan penjual tanah, sertifikat, lokasi 
hingga lingkungan sekitar. Kemudian, investor 
akan membeli tanah tersebut dan menyimpan 
hingga dia pensiun.
#2 Trading Saham
Trading saham adalah sebuah aktivitas 
transaksi saham jangka pendek. Orang yang 
melakukan aktivitas trading saham disebut 
sebagai trader.
Apakah Trading sama dengan Investasi? 
Tentunya tidaklah sama. Jika berinvestasi 
memakan waktu yang lama, Trading bisa 
dilakukan dalam hitungan hari, jam, menit 
bahkan detik.
Trader berfokus pada sentimen dan kondisi 
pasar dibanding performa emiten sahamnya. 
Prinsip dasarnya adalah buy and sell. Mereka 
akan selalu memanfaatkan fluktuasi harga 
untuk mendapatkan keuntungan dari selisih 
beli jual tersebut.
Analogi Trading pada Tanah: Seorang trader 
akan membeli tanah ketika mereka tahu harga 
tanah akan segera naik. Kemudian mereka 
membeli tanah tanpa memperhatikan kualitas 
tanah. Mereka menjualnya kembali ketika ada 
pembeli yang menawarkan harga yang cocok.
Setelah mengenali diri Anda sendiri, barulah 
Anda bisa memilih untuk menjadi Investor 
saham atau Trader saham. Tidak semua orang 
cocok untuk menjadi investor saham, dan juga 
tidak semuanya cocok menjadi trader saham. 
Lalu apa bedanya?
Pokok perbedaannya adalah jangka waktu. 
Berinvestasi saham, memiliki jangka waktu 
yang panjang, sedangkan Trading saham 
adalah transaksi jangka pendek. Hal ini 
membentuk perbedaan pada strategi, prinsip 
serta tindakannya.
#1 Berinvestasi Saham
Berinvestasi artinya mengumpulkan suatu 
bentuk aset dengan harapan mendapatkan 
keuntungan di masa depan. Pada pasar 
saham, investasi dapat diartikan sebagai 
kegiatan membeli saham dan menyimpannya 
untuk dijual kembali nantinya.
Biasanya Investor saham tidak terlalu peduli 
dengan gejolak harga. Jika perusahaan bagus, 
harganya pasti akan naik.
Karena jangka waktunya panjang, investor 
sangat memperhatikan faktor-faktor yang 
dapat mempengaruhi saham tersebut.
Mereka memfokuskan pada fundamental 
perusahaan. Saham yang dibeli yaitu saham 
perusahaan yang sehat dengan fundamental 
yang kokoh. 
Prinsip yang dianut oleh investor saham 
adalah Buy and hold. Mereka akan 
menyimpan saham dengan jangka waktu 1 
tahun atau lebih.
Investor hanya akan melepas sahamnya ketika 
tujuan investasinya telah terpenuhi, atau 
kualitas emiten mulai memburuk.
Analogi Investasi pada Tanah: Seorang 
investor yang ingin menanam uangnya pada 
pembelian tanah, akan memilih tanah yang 
berkualitas dari sisi ekonomi dengan 
memperhatikan penjual tanah, sertifikat, lokasi 
hingga lingkungan sekitar. Kemudian, investor 
akan membeli tanah tersebut dan menyimpan 
hingga dia pensiun.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
110   
#2 Trading Saham
Trading saham adalah sebuah aktivitas 
transaksi saham jangka pendek. Orang yang 
melakukan aktivitas trading saham disebut 
sebagai trader.
Apakah Trading sama dengan Investasi? 
Tentunya tidaklah sama. Jika berinvestasi 
memakan waktu yang lama, Trading bisa 
dilakukan dalam hitungan hari, jam, menit 
bahkan detik.
Trader berfokus pada sentimen dan kondisi 
pasar dibanding performa emiten sahamnya. 
Prinsip dasarnya adalah buy and sell. Mereka 
akan selalu memanfaatkan fluktuasi harga 
untuk mendapatkan keuntungan dari selisih 
beli jual tersebut.
Analogi Trading pada Tanah: Seorang trader 
akan membeli tanah ketika mereka tahu harga 
tanah akan segera naik. Kemudian mereka 
membeli tanah tanpa memperhatikan kualitas 
tanah. Mereka menjualnya kembali ketika ada 
pembeli yang menawarkan harga yang cocok.
Setelah mengenali diri Anda sendiri, barulah 
Anda bisa memilih untuk menjadi Investor 
saham atau Trader saham. Tidak semua orang 
cocok untuk menjadi investor saham, dan juga 
tidak semuanya cocok menjadi trader saham. 
Lalu apa bedanya?
Pokok perbedaannya adalah jangka waktu. 
Berinvestasi saham, memiliki jangka waktu 
yang panjang, sedangkan Trading saham 
adalah transaksi jangka pendek. Hal ini 
membentuk perbedaan pada strategi, prinsip 
serta tindakannya.
#1 Berinvestasi Saham
Berinvestasi artinya mengumpulkan suatu 
bentuk aset dengan harapan mendapatkan 
keuntungan di masa depan. Pada pasar 
saham, investasi dapat diartikan sebagai 
kegiatan membeli saham dan menyimpannya 
untuk dijual kembali nantinya.
Biasanya Investor saham tidak terlalu peduli 
dengan gejolak harga. Jika perusahaan bagus, 
harganya pasti akan naik.
Karena jangka waktunya panjang, investor 
sangat memperhatikan faktor-faktor yang 
dapat mempengaruhi saham tersebut.
Mereka memfokuskan pada fundamental 
perusahaan. Saham yang dibeli yaitu saham 
perusahaan yang sehat dengan fundamental 
yang kokoh. 
Prinsip yang dianut oleh investor saham 
adalah Buy and hold. Mereka akan 
menyimpan saham dengan jangka waktu 1 
tahun atau lebih.
Investor hanya akan melepas sahamnya ketika 
tujuan investasinya telah terpenuhi, atau 
kualitas emiten mulai memburuk.
Analogi Investasi pada Tanah: Seorang 
investor yang ingin menanam uangnya pada 
pembelian tanah, akan memilih tanah yang 
berkualitas dari sisi ekonomi dengan 
memperhatikan penjual tanah, sertifikat, lokasi 
hingga lingkungan sekitar. Kemudian, investor 
akan membeli tanah tersebut dan menyimpan 
hingga dia pensiun.
#2 Trading Saham
Trading saham adalah sebuah aktivitas 
transaksi saham jangka pendek. Orang yang 
melakukan aktivitas trading saham disebut 
sebagai trader.
Apakah Trading sama dengan Investasi? 
Tentunya tidaklah sama. Jika berinvestasi 
memakan waktu yang lama, Trading bisa 
dilakukan dalam hitungan hari, jam, menit 
bahkan detik.
Trader berfokus pada sentimen dan kondisi 
pasar dibanding performa emiten sahamnya. 
Prinsip dasarnya adalah buy and sell. Mereka 
akan selalu memanfaatkan fluktuasi harga 
untuk mendapatkan keuntungan dari selisih 
beli jual tersebut.
Analogi Trading pada Tanah: Seorang trader 
akan membeli tanah ketika mereka tahu harga 
tanah akan segera naik. Kemudian mereka 
membeli tanah tanpa memperhatikan kualitas 
tanah. Mereka menjualnya kembali ketika ada 
pembeli yang menawarkan harga yang cocok.
Aplikasi Finansialku
berguna membantu
Anda mengelola
dan merencanakan
keuangan keluarga
Aplikasi Finansialku 
membantu Anda 
mencatat dan 
merencanakan 
tujuan keuangan.
Aplikasi
Finansialku
©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
112   
4.3 Kenali Saham Yang Anda Beli
Setelah memutuskan menjadi investor atau 
trader, langkah berikutnya adalah mengenali 
saham itu sendiri. Investasi saham memang 
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak 
mengenali saham dengan baik. Anda perlu 
mengetahui faktor penentu naik turun harga 
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan 
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat. 
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari 
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut 
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan 
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku 
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih 
suka menanamkan uangnya di Bank. 
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham 
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga 
lebih giat berbisnis.
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan 
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja 
perusahaan ikut memburuk dan membuat 
harga saham turun. Jika ekonomi menguat, 
prospek perusahaan akan bertambah cerah, 
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga 
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang 
bertumbuh pesat akan melambungkan harga 
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada 
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam. 
Harga-harga saham tambang batubara dan 
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan 
melambung dan laba yang dihasilkan besar. 
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia 
turun hingga titik terendahnya, harga saham 
pertambangan pun mengalami kelesuan 
hingga banyak yang turun drastis. 
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti 
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen 
yang solid dan profesional? Seperti apa 
kondisi keuangan perusahaan? Apakah 
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk 
menentukan bagus tidaknya fundamental 
sebuah perusahaan. Perusahaan 
berfundamental kokoh biasanya memiliki 
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi 
pergerakan harga saham, walaupun hanya 
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil 
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga 
saham perusahaan kecil yang bersangkutan. 
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak 
langsung pada kinerja perusahaan baik 
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi 
korporasi yang dapat dilakukan oleh 
perusahaan antara lain:
1.  RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham, 
membahas tentang kinerja perusahaan ke 
depannya. Investor dapat menghadiri 
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada 
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar 
saham baru untuk dijual kepada investor. 
Bila investor tidak ingin kepemilikannya 
berkurang, maka investor bisa membeli 
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada 
investor untuk membeli saham pada harga 
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga 
saham dengan menambah jumlah lembar 
saham yang beredar.
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari 
stock split, adalah aksi mengurangi lembar 
saham yang beredar untuk memperbesar 
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil 
keuntungan kepada investor. Dividen 
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa 
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali 
saham yang beredar oleh perusahaan 
untuk mengurangi kepemilikan publik atas 
saham tersebut. 
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan 
melalui perdagangan antara teman sendiri, 
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’. 
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar 
yang memiliki kepentingan untuk mengambil 
keuntungan dengan mempermainkan harga 
saham yang bersangkutan.
Setelah memutuskan menjadi investor atau 
trader, langkah berikutnya adalah mengenali 
saham itu sendiri. Investasi saham memang 
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak 
mengenali saham dengan baik. Anda perlu 
mengetahui faktor penentu naik turun harga 
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan 
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat. 
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari 
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut 
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan 
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku 
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih 
suka menanamkan uangnya di Bank. 
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham 
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga 
lebih giat berbisnis.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
113©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan 
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja 
perusahaan ikut memburuk dan membuat 
harga saham turun. Jika ekonomi menguat, 
prospek perusahaan akan bertambah cerah, 
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga 
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang 
bertumbuh pesat akan melambungkan harga 
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada 
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam. 
Harga-harga saham tambang batubara dan 
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan 
melambung dan laba yang dihasilkan besar. 
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia 
turun hingga titik terendahnya, harga saham 
pertambangan pun mengalami kelesuan 
hingga banyak yang turun drastis. 
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti 
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen 
yang solid dan profesional? Seperti apa 
kondisi keuangan perusahaan? Apakah 
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk 
menentukan bagus tidaknya fundamental 
sebuah perusahaan. Perusahaan 
berfundamental kokoh biasanya memiliki 
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi 
pergerakan harga saham, walaupun hanya 
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil 
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga 
saham perusahaan kecil yang bersangkutan. 
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak 
langsung pada kinerja perusahaan baik 
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi 
korporasi yang dapat dilakukan oleh 
perusahaan antara lain:
1.  RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham, 
membahas tentang kinerja perusahaan ke 
depannya. Investor dapat menghadiri 
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada 
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar 
saham baru untuk dijual kepada investor. 
Bila investor tidak ingin kepemilikannya 
berkurang, maka investor bisa membeli 
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada 
investor untuk membeli saham pada harga 
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga 
saham dengan menambah jumlah lembar 
saham yang beredar.
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari 
stock split, adalah aksi mengurangi lembar 
saham yang beredar untuk memperbesar 
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil 
keuntungan kepada investor. Dividen 
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa 
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali 
saham yang beredar oleh perusahaan 
untuk mengurangi kepemilikan publik atas 
saham tersebut. 
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan 
melalui perdagangan antara teman sendiri, 
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’. 
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar 
yang memiliki kepentingan untuk mengambil 
keuntungan dengan mempermainkan harga 
saham yang bersangkutan.
Setelah memutuskan menjadi investor atau 
trader, langkah berikutnya adalah mengenali 
saham itu sendiri. Investasi saham memang 
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak 
mengenali saham dengan baik. Anda perlu 
mengetahui faktor penentu naik turun harga 
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan 
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat. 
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari 
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut 
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan 
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku 
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih 
suka menanamkan uangnya di Bank. 
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham 
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga 
lebih giat berbisnis.
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan 
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja 
perusahaan ikut memburuk dan membuat 
harga saham turun. Jika ekonomi menguat, 
prospek perusahaan akan bertambah cerah, 
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga 
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang 
bertumbuh pesat akan melambungkan harga 
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada 
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam. 
Harga-harga saham tambang batubara dan 
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan 
melambung dan laba yang dihasilkan besar. 
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia 
turun hingga titik terendahnya, harga saham 
pertambangan pun mengalami kelesuan 
hingga banyak yang turun drastis. 
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
114   
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti 
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen 
yang solid dan profesional? Seperti apa 
kondisi keuangan perusahaan? Apakah 
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk 
menentukan bagus tidaknya fundamental 
sebuah perusahaan. Perusahaan 
berfundamental kokoh biasanya memiliki 
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi 
pergerakan harga saham, walaupun hanya 
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil 
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga 
saham perusahaan kecil yang bersangkutan. 
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak 
langsung pada kinerja perusahaan baik 
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi 
korporasi yang dapat dilakukan oleh 
perusahaan antara lain:
1.  RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham, 
membahas tentang kinerja perusahaan ke 
depannya. Investor dapat menghadiri 
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada 
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar 
saham baru untuk dijual kepada investor. 
Bila investor tidak ingin kepemilikannya 
berkurang, maka investor bisa membeli 
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada 
investor untuk membeli saham pada harga 
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga 
saham dengan menambah jumlah lembar 
saham yang beredar.
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari 
stock split, adalah aksi mengurangi lembar 
saham yang beredar untuk memperbesar 
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil 
keuntungan kepada investor. Dividen 
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa 
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali 
saham yang beredar oleh perusahaan 
untuk mengurangi kepemilikan publik atas 
saham tersebut. 
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan 
melalui perdagangan antara teman sendiri, 
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’. 
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar 
yang memiliki kepentingan untuk mengambil 
keuntungan dengan mempermainkan harga 
saham yang bersangkutan.
Setelah memutuskan menjadi investor atau 
trader, langkah berikutnya adalah mengenali 
saham itu sendiri. Investasi saham memang 
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak 
mengenali saham dengan baik. Anda perlu 
mengetahui faktor penentu naik turun harga 
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan 
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat. 
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari 
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut 
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan 
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku 
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih 
suka menanamkan uangnya di Bank. 
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham 
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga 
lebih giat berbisnis.
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan 
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja 
perusahaan ikut memburuk dan membuat 
harga saham turun. Jika ekonomi menguat, 
prospek perusahaan akan bertambah cerah, 
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga 
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang 
bertumbuh pesat akan melambungkan harga 
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada 
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam. 
Harga-harga saham tambang batubara dan 
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan 
melambung dan laba yang dihasilkan besar. 
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia 
turun hingga titik terendahnya, harga saham 
pertambangan pun mengalami kelesuan 
hingga banyak yang turun drastis. 
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti 
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen 
yang solid dan profesional? Seperti apa 
kondisi keuangan perusahaan? Apakah 
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk 
menentukan bagus tidaknya fundamental 
sebuah perusahaan. Perusahaan 
berfundamental kokoh biasanya memiliki 
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi 
pergerakan harga saham, walaupun hanya 
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil 
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga 
saham perusahaan kecil yang bersangkutan. 
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
115©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak 
langsung pada kinerja perusahaan baik 
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi 
korporasi yang dapat dilakukan oleh 
perusahaan antara lain:
1.  RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham, 
membahas tentang kinerja perusahaan ke 
depannya. Investor dapat menghadiri 
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada 
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar 
saham baru untuk dijual kepada investor. 
Bila investor tidak ingin kepemilikannya 
berkurang, maka investor bisa membeli 
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada 
investor untuk membeli saham pada harga 
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga 
saham dengan menambah jumlah lembar 
saham yang beredar.
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari 
stock split, adalah aksi mengurangi lembar 
saham yang beredar untuk memperbesar 
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil 
keuntungan kepada investor. Dividen 
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa 
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali 
saham yang beredar oleh perusahaan 
untuk mengurangi kepemilikan publik atas 
saham tersebut. 
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan 
melalui perdagangan antara teman sendiri, 
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’. 
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar 
yang memiliki kepentingan untuk mengambil 
keuntungan dengan mempermainkan harga 
saham yang bersangkutan.
Setelah memutuskan menjadi investor atau 
trader, langkah berikutnya adalah mengenali 
saham itu sendiri. Investasi saham memang 
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak 
mengenali saham dengan baik. Anda perlu 
mengetahui faktor penentu naik turun harga 
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan 
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat. 
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari 
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut 
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan 
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku 
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih 
suka menanamkan uangnya di Bank. 
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham 
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga 
lebih giat berbisnis.
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan 
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja 
perusahaan ikut memburuk dan membuat 
harga saham turun. Jika ekonomi menguat, 
prospek perusahaan akan bertambah cerah, 
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga 
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang 
bertumbuh pesat akan melambungkan harga 
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada 
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam. 
Harga-harga saham tambang batubara dan 
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan 
melambung dan laba yang dihasilkan besar. 
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia 
turun hingga titik terendahnya, harga saham 
pertambangan pun mengalami kelesuan 
hingga banyak yang turun drastis. 
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti 
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen 
yang solid dan profesional? Seperti apa 
kondisi keuangan perusahaan? Apakah 
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk 
menentukan bagus tidaknya fundamental 
sebuah perusahaan. Perusahaan 
berfundamental kokoh biasanya memiliki 
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi 
pergerakan harga saham, walaupun hanya 
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil 
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga 
saham perusahaan kecil yang bersangkutan. 
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak 
langsung pada kinerja perusahaan baik 
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi 
korporasi yang dapat dilakukan oleh 
perusahaan antara lain:
1.  RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham, 
membahas tentang kinerja perusahaan ke 
depannya. Investor dapat menghadiri 
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada 
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar 
saham baru untuk dijual kepada investor. 
Bila investor tidak ingin kepemilikannya 
berkurang, maka investor bisa membeli 
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada 
investor untuk membeli saham pada harga 
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga 
saham dengan menambah jumlah lembar 
saham yang beredar.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
116   
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari 
stock split, adalah aksi mengurangi lembar 
saham yang beredar untuk memperbesar 
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil 
keuntungan kepada investor. Dividen 
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa 
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali 
saham yang beredar oleh perusahaan 
untuk mengurangi kepemilikan publik atas 
saham tersebut. 
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan 
melalui perdagangan antara teman sendiri, 
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’. 
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar 
yang memiliki kepentingan untuk mengambil 
keuntungan dengan mempermainkan harga 
saham yang bersangkutan.
Setelah memutuskan menjadi investor atau 
trader, langkah berikutnya adalah mengenali 
saham itu sendiri. Investasi saham memang 
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak 
mengenali saham dengan baik. Anda perlu 
mengetahui faktor penentu naik turun harga 
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan 
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat. 
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari 
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut 
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan 
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku 
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih 
suka menanamkan uangnya di Bank. 
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham 
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga 
lebih giat berbisnis.
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan 
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja 
perusahaan ikut memburuk dan membuat 
harga saham turun. Jika ekonomi menguat, 
prospek perusahaan akan bertambah cerah, 
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga 
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang 
bertumbuh pesat akan melambungkan harga 
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada 
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam. 
Harga-harga saham tambang batubara dan 
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan 
melambung dan laba yang dihasilkan besar. 
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia 
turun hingga titik terendahnya, harga saham 
pertambangan pun mengalami kelesuan 
hingga banyak yang turun drastis. 
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti 
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen 
yang solid dan profesional? Seperti apa 
kondisi keuangan perusahaan? Apakah 
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk 
menentukan bagus tidaknya fundamental 
sebuah perusahaan. Perusahaan 
berfundamental kokoh biasanya memiliki 
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi 
pergerakan harga saham, walaupun hanya 
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil 
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga 
saham perusahaan kecil yang bersangkutan. 
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak 
langsung pada kinerja perusahaan baik 
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi 
korporasi yang dapat dilakukan oleh 
perusahaan antara lain:
1.  RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham, 
membahas tentang kinerja perusahaan ke 
depannya. Investor dapat menghadiri 
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada 
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar 
saham baru untuk dijual kepada investor. 
Bila investor tidak ingin kepemilikannya 
berkurang, maka investor bisa membeli 
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada 
investor untuk membeli saham pada harga 
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga 
saham dengan menambah jumlah lembar 
saham yang beredar.
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari 
stock split, adalah aksi mengurangi lembar 
saham yang beredar untuk memperbesar 
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil 
keuntungan kepada investor. Dividen 
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa 
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali 
saham yang beredar oleh perusahaan 
untuk mengurangi kepemilikan publik atas 
saham tersebut. 
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan 
melalui perdagangan antara teman sendiri, 
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’. 
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar 
yang memiliki kepentingan untuk mengambil 
keuntungan dengan mempermainkan harga 
saham yang bersangkutan.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
117©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
4.4 Berinvestasilah, Bukan Berspekulasi
Berinvestasi saham tentunya berbeda dengan 
spekulasi (berjudi). Perbedaannya terletak 
pada kedalaman analisis yang dilakukan ketika 
melakukan transaksi.
Spekulasi yaitu melakukan transaksi secara 
untung-untungan, tanpa dasar analisis yang 
kuat. Karena itu berspekulasi juga dapat 
dikatakan sebagai berjudi.
Berbeda dengan investasi. Ketika Anda 
melakukan sebuah transaksi, maka semuanya 
sudah dilakukan berdasarkan kalkulasi yang 
matang serta analisis yang terkontrol, 
sehingga meminimasi risiko yang ada.
Anda bisa memilih untuk menjadi investor 
saham, atau menjadi trader saham. Namun, 
janganlah menjadi penjudi saham.
Siapa pun bisa sukses di Investasi saham. Bab 
berikutnya akan membahas sebuah kisah 
sukses investor saham negara kita  yang dijuluki 
“Warren Buffett negara kita ”, penasaran? 
Langsung lihat yuk!
Bagian 5
Kisah Sukses
“Warren Buffet
negara kita ”
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
119©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Bagian 5
Kisah Sukses “Warren Buffett
negara kita ”
Seperti yang kami janjikan, inilah contoh kisah 
sukses seorang investor saham ternama di 
negara kita  yang dijuluki sebagai ”Warren 
Buffett negara kita ”. Siapakah dia? 
Pada bab ini kita akan melihat:
1. Siapakah “Warren Buffet negara kita ”?
2. Contoh Kesuksesan Lo Kheng Hong
3. Kehidupan Investor yang Bebas Keuangan.
Berinvestasi bukanlah soal mengalahkan orang lain.
Ini soal mengontrol dirimu sendiri di permainanmu.
~ Benjamin Graham
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
120   
5.1 Lo Kheng Hong: Investor yang
      Bebas Finansial
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah 
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham 
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan 
karena keberhasilannya di bursa saham 
dengan mempelajari strategi investasi ala 
Warren Buffett. 
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses 
mencapai kebebasan keuangan (Financial 
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham. 
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi 
investor jangka panjang dibandingkan menjadi 
investor jangka pendek atau trader.
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor 
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham. 
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui 
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun. 
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang 
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah 
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga 
yang sederhana. Ayahnya berasal dari 
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang 
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi. 
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di 
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata 
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB). 
Dengan gajinya, dia membiayai uang 
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar, 
namun dengan hidup hemat dia dapat 
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat 
dan ditabung ke Deposito.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai 
berkenalan dengan saham dan pasar modal. 
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30 
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng 
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett 
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas 
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal 
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia 
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan 
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat 
membeli saham IPO (Initial Public Offering 
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu 
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk 
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih 
rajin mempelajari investasi saham secara 
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah 
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40 
buku atau lebih. 
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja. 
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank 
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji. 
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan 
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap 
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan 
untuk berhenti untuk berfokus menjadi 
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan 
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi 
saham, dan dia sudah memiliki cukup 
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat. 
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil 
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah. 
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli 
mobil cukup yang seharga sepeda motor, 
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana 
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut, 
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa 
dia sedang menunda kenikmatan demi 
sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama- 
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau 
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah 
satu langkah penting untuk meraih 
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar 
menikmati menunda kenikmatan.
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah 
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham 
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan 
karena keberhasilannya di bursa saham 
dengan mempelajari strategi investasi ala 
Warren Buffett. 
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses 
mencapai kebebasan keuangan (Financial 
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham. 
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi 
investor jangka panjang dibandingkan menjadi 
investor jangka pendek atau trader.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
121©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor 
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham. 
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui 
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun. 
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang 
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah 
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga 
yang sederhana. Ayahnya berasal dari 
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang 
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi. 
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di 
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata 
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB). 
Dengan gajinya, dia membiayai uang 
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar, 
namun dengan hidup hemat dia dapat 
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu
 dihemat 
dan ditabung ke Deposito.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai 
berkenalan dengan saham dan pasar modal. 
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30 
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng 
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett 
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas 
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal 
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia 
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan 
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat 
membeli saham IPO (Initial Public Offering 
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu 
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk 
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih 
rajin mempelajari investasi saham secara 
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah 
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40 
buku atau lebih. 
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja. 
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank 
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji. 
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan 
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap 
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan 
untuk berhenti untuk berfokus menjadi 
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan 
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi 
saham, dan dia sudah memiliki cukup 
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat. 
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil 
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah. 
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli 
mobil cukup yang seharga sepeda motor, 
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana 
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut, 
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa 
dia sedang menunda kenikmatan demi 
sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama- 
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau 
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah 
satu langkah penting untuk meraih 
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar 
menikmati menunda kenikmatan.
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah 
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham 
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan 
karena keberhasilannya di bursa saham 
dengan mempelajari strategi investasi ala 
Warren Buffett. 
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses 
mencapai kebebasan keuangan (Financial 
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham. 
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi 
investor jangka panjang dibandingkan menjadi 
investor jangka pendek atau trader.
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor 
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham. 
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui 
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun. 
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang 
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah 
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga 
yang sederhana. Ayahnya berasal dari 
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang 
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi. 
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di 
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata 
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB). 
Dengan gajinya, dia membiayai uang 
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar, 
namun dengan hidup hemat dia dapat 
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat 
dan ditabung ke Deposito.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
122   
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai 
berkenalan dengan saham dan pasar modal. 
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30 
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng 
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett 
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas 
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal 
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia 
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan 
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat 
membeli saham IPO (Initial Public Offering 
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu 
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk 
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih 
rajin mempelajari investasi saham secara 
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah 
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40 
buku atau lebih. 
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja. 
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank 
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji. 
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan 
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap 
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan 
untuk berhenti untuk berfokus menjadi 
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan 
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi 
saham, dan dia sudah memiliki cukup 
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat. 
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil 
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah. 
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli 
mobil cukup yang seharga sepeda motor, 
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana 
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut, 
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa 
dia sedang menunda kenikmatan demi 
sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama- 
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau 
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah 
satu langkah penting untuk meraih 
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar 
menikmati menunda kenikmatan.
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah 
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham 
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan 
karena keberhasilannya di bursa saham 
dengan mempelajari strategi investasi ala 
Warren Buffett. 
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses 
mencapai kebebasan keuangan (Financial 
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham. 
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi 
investor jangka panjang dibandingkan menjadi 
investor jangka pendek atau trader.
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor 
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham. 
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui 
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun. 
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang 
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah 
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga 
yang sederhana. Ayahnya berasal dari 
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang 
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi. 
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di 
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata 
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB). 
Dengan gajinya, dia membiayai uang 
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar, 
namun dengan hidup hemat dia dapat 
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat 
dan ditabung ke Deposito.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai 
berkenalan dengan saham dan pasar modal. 
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30 
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng 
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett 
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas 
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal 
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia 
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan 
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat 
membeli saham IPO (Initial Public Offering 
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu 
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk 
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih 
rajin mempelajari investasi saham secara 
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah 
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40 
buku atau lebih. 
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja. 
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank 
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji. 
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
123©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan 
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap 
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan 
untuk berhenti untuk berfokus menjadi 
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan 
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi 
saham, dan dia sudah memiliki cukup 
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat. 
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil 
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah. 
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli 
mobil cukup yang seharga sepeda motor, 
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana 
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut, 
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa 
dia sedang menunda kenikmatan demi 
sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama- 
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau 
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah 
satu langkah penting untuk meraih 
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar 
menikmati menunda kenikmatan.
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah 
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham 
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan 
karena keberhasilannya di bursa saham 
dengan mempelajari strategi investasi ala 
Warren Buffett. 
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses 
mencapai kebebasan keuangan (Financial 
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham. 
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi 
investor jangka panjang dibandingkan menjadi 
investor jangka pendek atau trader.
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor 
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham. 
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui 
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun. 
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang 
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah 
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga 
yang sederhana. Ayahnya berasal dari 
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang 
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi. 
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di 
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata 
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB). 
Dengan gajinya, dia membiayai uang 
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar, 
namun dengan hidup hemat dia dapat 
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat 
dan ditabung ke Deposito.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai 
berkenalan dengan saham dan pasar modal. 
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30 
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng 
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett 
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas 
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal 
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia 
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan 
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat 
membeli saham IPO (Initial Public Offering 
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu 
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk 
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih 
rajin mempelajari investasi saham secara 
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah 
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40 
buku atau lebih. 
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja. 
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank 
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji. 
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan 
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap 
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan 
untuk berhenti untuk berfokus menjadi 
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan 
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi 
saham, dan dia sudah memiliki cukup 
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat. 
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil 
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah. 
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli 
mobil cukup yang seharga sepeda motor, 
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana 
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut, 
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa 
dia sedang menunda kenikmatan demi 
sesuatu yang besar pada masa depan.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
124   
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama- 
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau 
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah 
satu langkah penting untuk meraih 
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar 
menikmati menunda kenikmatan.
5.2 Contoh Kesuksesan Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong hampir mengalokasikan 
seluruh asetnya di pasar modal, dan hanya 
menyisakan sebesar 15% saja. Di antara 
banyak kisah sukses investasinya ada 2 saham 
yang tercatat memberinya keuntungan dalam 
jumlah yang fantastis, yaitu UNTR dan MBAI.
#1 Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)
Lo Kheng Hong membeli saham UNTR
(PT. United Tractor Tbk.) pada 1998 dengan 
seluruh modalnya, saat harganya Rp250 per 
saham. Jumlah yang dibelinya sebanyak 6 juta 
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar enam hingga delapan 
tahun kemudian pada harga rata-rata sebesar 
Rp15.000, dan menikmati keuntungan 5.900%. 
Dia memperoleh sebesar Rp90 miliar dari 
penjualan saham tersebut.
Bagaimana Lo Kheng Hong menemukan 
UNTR? Apakah sekadar keberuntungan, atau 
hasil analisis yang cerdas? Lo Kheng Hong  
menjelaskan alasannya membeli UNTR.
Total aset UNTR pada akhir 1998 adalah Rp3,8 
triliun dengan saham beredar sebanyak 138 
juta. Pada harga pasar Rp250 per saham, total 
kapitalisasi pasar UNTR hanya sebesar Rp34,5 
miliar saja.
Padahal selama 1998, pendapatan UNTR 
mencapai Rp3,6 triliun, dan laba usahanya 
adalah Rp1 triliun. Karena inilah saat kinerjanya 
membaik, harga saham UNTR pun meroket 
mengikuti fundamental perusahaannya.
#2 Saham PT Multibreeder Adirama 
      negara kita  Tbk (MBAI)
Pada kesempatan lain Lo Kheng Hong juga 
membeli saham MBAI pada tahun 2005 saat 
harganya Rp250 per saham sebanyak 6,2 juta 
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar tahun 2011 pada harga 
rata-rata sebesar Rp31.500, dan menikmati 
keuntungan 12.500%. Dia memperoleh 
keuntungan sebesar Rp195,8 miliar dari 
penjualan saham tersebut.
Sumber gambar: https://goo.gl/8DZyNY
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah 
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham 
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan 
karena keberhasilannya di bursa saham 
dengan mempelajari strategi investasi ala 
Warren Buffett. 
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses 
mencapai kebebasan keuangan (Financial 
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham. 
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi 
investor jangka panjang dibandingkan menjadi 
investor jangka pendek atau trader.
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor 
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham. 
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui 
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun. 
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang 
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah 
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga 
yang sederhana. Ayahnya berasal dari 
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang 
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi. 
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di 
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata 
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB). 
Dengan gajinya, dia membiayai uang 
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar, 
namun dengan hidup hemat dia dapat 
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat 
dan ditabung ke Deposito.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai 
berkenalan dengan saham dan pasar modal. 
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30 
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng 
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett 
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas 
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal 
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia 
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan 
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat 
membeli saham IPO (Initial Public Offering 
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu 
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk 
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih 
rajin mempelajari investasi saham secara 
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah 
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40 
buku atau lebih. 
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja. 
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank 
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji. 
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan 
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap 
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan 
untuk berhenti untuk berfokus menjadi 
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan 
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi 
saham, dan dia sudah memiliki cukup 
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat. 
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil 
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah. 
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli 
mobil cukup yang seharga sepeda motor, 
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana 
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut, 
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa 
dia sedang menunda kenikmatan demi 
sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama- 
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau 
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah 
satu langkah penting untuk meraih 
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar 
menikmati menunda kenikmatan.
Lo Kheng Hong hampir mengalokasikan 
seluruh asetnya di pasar modal, dan hanya 
menyisakan sebesar 15% saja. Di antara 
banyak kisah sukses investasinya ada 2 saham 
yang tercatat memberinya keuntungan dalam 
jumlah yang fantastis, yaitu UNTR dan MBAI.
#1 Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)
Lo Kheng Hong membeli saham UNTR
(PT. United Tractor Tbk.) pada 1998 dengan 
seluruh modalnya, saat harganya Rp250 per 
saham. Jumlah yang dibelinya sebanyak 6 juta 
lembar saham.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
125©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
Ia menjualnya sekitar enam hingga delapan 
tahun kemudian pada harga rata-rata sebesar 
Rp15.000, dan menikmati keuntungan 5.900%. 
Dia memperoleh sebesar Rp90 miliar dari 
penjualan saham tersebut.
Bagaimana Lo Kheng Hong menemukan 
UNTR? Apakah sekadar keberuntungan, atau 
hasil analisis yang cerdas? Lo Kheng Hong  
menjelaskan alasannya membeli UNTR.
Total aset UNTR pada akhir 1998 adalah Rp3,8 
triliun dengan saham beredar sebanyak 138 
juta. Pada harga pasar Rp250 per saham, total 
kapitalisasi pasar UNTR hanya sebesar Rp34,5 
miliar saja.
Padahal selama 1998, pendapatan UNTR 
mencapai Rp3,6 triliun, dan laba usahanya 
adalah Rp1 triliun. Karena inilah saat kinerjanya 
membaik, harga saham UNTR pun meroket 
mengikuti fundamental perusahaannya.
#2 Saham PT Multibreeder Adirama 
      negara kita  Tbk (MBAI)
Pada kesempatan lain Lo Kheng Hong juga 
membeli saham MBAI pada tahun 2005 saat 
harganya Rp250 per saham sebanyak 6,2 juta 
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar tahun 2011 pada harga 
rata-rata sebesar Rp31.500, dan menikmati 
keuntungan 12.500%. Dia memperoleh 
keuntungan sebesar Rp195,8 miliar dari 
penjualan saham tersebut.
Sumber gambar: https://goo.gl/8DZyNY
Lo Kheng Hong hampir mengalokasikan 
seluruh asetnya di pasar modal, dan hanya 
menyisakan sebesar 15% saja. Di antara 
banyak kisah sukses investasinya ada 2 saham 
yang tercatat memberinya keuntungan dalam 
jumlah yang fantastis, yaitu UNTR dan MBAI.
#1 Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)
Lo Kheng Hong membeli saham UNTR
(PT. United Tractor Tbk.) pada 1998 dengan 
seluruh modalnya, saat harganya Rp250 per 
saham. Jumlah yang dibelinya sebanyak 6 juta 
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar enam hingga delapan 
tahun kemudian pada harga rata-rata sebesar 
Rp15.000, dan menikmati keuntungan 5.900%. 
Dia memperoleh sebesar Rp90 miliar dari 
penjualan saham tersebut.
Bagaimana Lo Kheng Hong menemukan 
UNTR? Apakah sekadar keberuntungan, atau 
hasil analisis yang cerdas? Lo Kheng Hong  
menjelaskan alasannya membeli UNTR.
Total aset UNTR pada akhir 1998 adalah Rp3,8 
triliun dengan saham beredar sebanyak 138 
juta. Pada harga pasar Rp250 per saham, total 
kapitalisasi pasar UNTR hanya sebesar Rp34,5 
miliar saja.
Padahal selama 1998, pendapatan UNTR 
mencapai Rp3,6 triliun, dan laba usahanya 
adalah Rp1 triliun. Karena inilah saat kinerjanya 
membaik, harga saham UNTR pun meroket 
mengikuti fundamental perusahaannya.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
126   
#2 Saham PT Multibreeder Adirama 
      negara kita  Tbk (MBAI)
Pada kesempatan lain Lo Kheng Hong juga 
membeli saham MBAI pada tahun 2005 saat 
harganya Rp250 per saham sebanyak 6,2 juta 
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar tahun 2011 pada harga 
rata-rata sebesar Rp31.500, dan menikmati 
keuntungan 12.500%. Dia memperoleh 
keuntungan sebesar Rp195,8 miliar dari 
penjualan saham tersebut.
Sumber gambar: https://goo.gl/8DZyNY
Setelah sukses berinvestasi saham, Lo Kheng 
Hong menikmati hidupnya setiap hari. Dia 
duduk di taman rumahnya dan melakukan 3 
hal, RTI: Reading, Thinking, dan Investing. 
Dalam menggambarkan hidupnya sekarang, 
Lo Kheng Hong menyebut dirinya sebagai 
orang yang bebas. Ada 5 hal yang tidak 
dipunyainya, namun dia tidak perlu iri 
karenanya. 5 hal itu adalah: Kantor, 
Pelanggan, Karyawan, Bos, dan Utang. 
 
Dia pun berkelakar, bahwa seluruh jajaran 
manajemen bekerja, beserta karyawan- 
karyawannya, digaji per bulan, namun yang 
berhak mendapat keuntungannya adalah 
dirinya yang merupakan Sleeping Shareholder.
Kini Lo Kheng Hong terus berusaha 
membagikan ilmunya dalam rangka 
menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk 
berinvestasi.
Dia seringkali berbagi dengan anak-anak, 
saudara, teman dan juga para mahasiswa 
dengan memberi kuliah umum di berbagai 
universitas, serta kepada para profesional di 
berbagai perusahaan publik tentang manfaat 
berinvestasi di bursa saham.
Ingin mempunyai kisah sukses seperti Lo 
Kheng Hong? Yuk segera berinvestasi saham 
dari sekarang! Yuk Nabung Saham.
Lo Kheng Hong hampir mengalokasikan 
seluruh asetnya di pasar modal, dan hanya 
menyisakan sebesar 15% saja. Di antara 
banyak kisah sukses investasinya ada 2 saham 
yang tercatat memberinya keuntungan dalam 
jumlah yang fantastis, yaitu UNTR dan MBAI.
#1 Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)
Lo Kheng Hong membeli saham UNTR
(PT. United Tractor Tbk.) pada 1998 dengan 
seluruh modalnya, saat harganya Rp250 per 
saham. Jumlah yang dibelinya sebanyak 6 juta 
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar enam hingga delapan 
tahun kemudian pada harga rata-rata sebesar 
Rp15.000, dan menikmati keuntungan 5.900%. 
Dia memperoleh sebesar Rp90 miliar dari 
penjualan saham tersebut.
Bagaimana Lo Kheng Hong menemukan 
UNTR? Apakah sekadar keberuntungan, atau 
hasil analisis yang cerdas? Lo Kheng Hong  
menjelaskan alasannya membeli UNTR.
Total aset UNTR pada akhir 1998 adalah Rp3,8 
triliun dengan saham beredar sebanyak 138 
juta. Pada harga pasar Rp250 per saham, total 
kapitalisasi pasar UNTR hanya sebesar Rp34,5 
miliar saja.
Padahal selama 1998, pendapatan UNTR 
mencapai Rp3,6 triliun, dan laba usahanya 
adalah Rp1 triliun. Karena inilah saat kinerjanya 
membaik, harga saham UNTR pun meroket 
mengikuti fundamental perusahaannya.
#2 Saham PT Multibreeder Adirama 
      negara kita  Tbk (MBAI)
Pada kesempatan lain Lo Kheng Hong juga 
membeli saham MBAI pada tahun 2005 saat 
harganya Rp250 per saham sebanyak 6,2 juta 
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar tahun 2011 pada harga 
rata-rata sebesar Rp31.500, dan menikmati 
keuntungan 12.500%. Dia memperoleh 
keuntungan sebesar Rp195,8 miliar dari 
penjualan saham tersebut.
Sumber gambar: https://goo.gl/8DZyNY
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
127©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita 
PT Multibreeder Adirama negara kita  Tbk, 
merupakan perusahaan ternak ayam terbesar 
kedua di negara kita  (sekarang sudah merger 
dengan Japfa Comfeed).
Jumlah saham MBAI yang beredar di 2006 
mencapai 75 juta lembar. Jadi, nilai 
perusahaannya adalah Rp 250 dikali 75 juta 
lembar, yaitu Rp18,75 miliar. Padahal laba yang 
dihasilkan MBAI sebesar Rp106 miliar.
Tidak banyak investor yang mengetahui hal ini, 
sehingga tidak banyak yang beli, akibatnya 
harga MBAI terlalu murah. Hasilnya setelah Lo 
Kheng Hong menyimpannya selama 6 tahun, 
harganya naik menjadi Rp31.500 dan dijualnya 
di tahun 2011, dia memperoleh keuntungan 
sebesar 12.500%
5.3 Kehidupan Investor yang
      Bebas Finansial
Setelah sukses berinvestasi saham, Lo Kheng 
Hong menikmati hidupnya setiap hari. Dia 
duduk di taman rumahnya dan melakukan 3 
hal, RTI: Reading, Thinking, dan Investing. 
Dalam menggambarkan hidupnya sekarang, 
Lo Kheng Hong menyebut dirinya sebagai 
orang yang bebas. Ada 5 hal yang tidak 
dipunyainya, namun dia tidak perlu iri 
karenanya. 5 hal itu adalah: Kantor, 
Pelanggan, Karyawan, Bos, dan Utang. 
 
Dia pun berkelakar, bahwa seluruh jajaran 
manajemen bekerja, beserta karyawan- 
karyawannya, digaji per bulan, namun yang 
berhak mendapat keuntungannya adalah 
dirinya yang merupakan Sleeping Shareholder.
Kini Lo Kheng Hong terus berusaha 
membagikan ilmunya dalam rangka 
menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk 
berinvestasi.
Dia seringkali berbagi dengan anak-anak, 
saudara, teman dan juga para mahasiswa 
dengan memberi kuliah umum di berbagai 
universitas, serta kepada para profesional di 
berbagai perusahaan publik tentang manfaat 
berinvestasi di bursa saham.
Ingin mempunyai kisah sukses seperti Lo 
Kheng Hong? Yuk segera berinvestasi saham 
dari sekarang! Yuk Nabung Saham.
Setelah sukses berinvestasi saham, Lo Kheng 
Hong menikmati hidupnya setiap hari. Dia 
duduk di taman rumahnya dan melakukan 3 
hal, RTI: Reading, Thinking, dan Investing. 
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
128   
Dalam menggambarkan hidupnya sekarang, 
Lo Kheng Hong menyebut dirinya sebagai 
orang yang bebas. Ada 5 hal yang tidak 
dipunyainya, namun dia tidak perlu iri 
karenanya. 5 hal itu adalah: Kantor, 
Pelanggan, Karyawan, Bos, dan Utang. 
 
Dia pun berkelakar, bahwa seluruh jajaran 
manajemen bekerja, beserta karyawan- 
karyawannya, digaji per bulan, namun yang 
berhak mendapat keuntungannya adalah 
dirinya yang merupakan Sleeping Shareholder.
Kini Lo Kheng Hong terus berusaha 
membagikan ilmunya dalam rangka 
menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk 
berinvestasi.
Dia seringkali berbagi dengan anak-anak, 
saudara, teman dan juga para mahasiswa 
dengan memberi kuliah umum di berbagai 
universitas, serta kepada para profesional di 
berbagai perusahaan publik tentang manfaat 
berinvestasi di bursa saham.
Ingin mempunyai kisah sukses seperti Lo 
Kheng Hong? Yuk segera berinvestasi saham 
dari sekarang! Yuk Nabung Saham.
Setelah sukses berinvestasi saham, Lo Kheng 
Hong menikmati hidupnya setiap hari. Dia 
duduk di taman rumahnya dan melakukan 3 
hal, RTI: Reading, Thinking, dan Investing. 
Dalam menggambarkan hidupnya sekarang, 
Lo Kheng Hong menyebut dirinya sebagai 
orang yang bebas. Ada 5 hal yang tidak 
dipunyainya, namun dia tidak perlu iri 
karenanya. 5 hal itu adalah: Kantor, 
Pelanggan, Karyawan, Bos, dan Utang. 
 
Dia pun berkelakar, bahwa seluruh jajaran 
manajemen bekerja, beserta karyawan- 
karyawannya, digaji per bulan, namun yang 
berhak mendapat keuntungannya adalah 
dirinya yang merupakan Sleeping Shareholder.
Kini Lo Kheng Hong terus berusaha 
membagikan ilmunya dalam rangka 
menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk 
berinvestasi.
Dia seringkali berbagi dengan anak-anak, 
saudara, teman dan juga para mahasiswa 
dengan memberi kuliah umum di berbagai 
universitas, serta kepada para profesional di 
berbagai perusahaan publik tentang manfaat 
berinvestasi di bursa saham.
Ingin mempunyai kisah sukses seperti Lo 
Kheng Hong? Yuk segera berinvestasi saham 
dari sekarang! Yuk Nabung Saham.