Senin, 08 Mei 2023
tabel berikut:
Setelah Anda memiliki rekening saham dan
menyetor modal, berarti Anda sudah dapat
bertransaksi saham.
Nah, Bagaimana mekanisme transaksinya?
Dalam bertransaksi jual beli saham Anda perlu
tahu beberapa mekanisme yang berlaku di
Bursa Saham. Hal-hal tersebut antara lain:
#1 Tiga Jenis Pasar
Pada mekanisme perdagangan saham,
terdapat 3 jenis pasar, yaitu:
1. Pasar reguler (RG), yaitu pasar utama
Bursa Saham. Transaksinya menggunakan
mekanisme tawar menawar yang terus
berlangsung selama waktu perdagangan.
2. Pasar Negosiasi (NG), yaitu pasar yang
transaksinya dilaksanakan berdasarkan
tawar menawar individual antara anggota
dengan berpedoman pada kurs terakhir di
pasar reguler.
3. Pasar Tunai (TN), yaitu pasar yang memiliki
skema yang sama persis seperti pasar
reguler, namun sistem penyelesaiannya
secara tunai tanpa menunggu hari ketiga.
#2 Fraksi Harga
Di pasar reguler dan pasar tunai, perubahan
harga dalam tawar menawar sudah ditentukan
oleh fraksi harga. Perhatikan tabel di bawah:
Misal, pada kelompok harga Rp500 - Rp2.000,
fraksi harganya adalah Rp5. Maka perubahan
harga sahamnya kelipatan Rp5.
Dengan demikian, Anda tidak dapat
bertransaksi di harga Rp763. Untuk menjual
harga di luar fraksi harga yang ditentukan, bisa
melalui pasar negosiasi.
#3 Satuan Perdagangan (Lot)
Selain fraksi harga, saham-saham di pasar
reguler dan pasar tunai hanya diperdagangkan
dalam satuan “lot”.
Jumlah 1 lot saham adalah 100 lembar. Untuk
transaksi odd lot (kurang dari 1 lot) hanya bisa
dilakukan di pasar negosiasi.
#4 Penyelesaian Transaksi
Mekanisme transaksi di bursa berlangsung
secara lelang melalui JATS (Jakarta
Automated Trading System).
Dalam pasar reguler dan pasar negosiasi,
penyelesaiannya dilakukan pada hari ke-3
setelah terjadinya transaksi (t+3). Hal ini
berbeda dengan di pasar tunai, di mana
penyelesaian transaksi adalah saat itu juga.
#5 Harga Bid dan Offer
Tawar menawar di bursa saham dilakukan
dengan pemasangan harga beli (bid), dan
harga jual (offer) oleh para broker.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
91©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Pemasangan ini ditayangkan di papan
elektronik BEI dan dapat dilihat secara umum
dan transparan. Lebih jelasnya mengenai Bid
dan Offer, perhatikan gambar berikut.
Harga Bid dan harga Offer ini akan bergerak
sesuai dengan dinamika pasar sampai
bertemu harga yang sama barulah terjadi
transaksi. Keterangan dari Bid dan Offer
tersebut antara lain:
1. Harga Bid adalah harga permintaan yang
dipesan oleh yang ingin membeli.
2. Bid Vol (Volume) berarti jumlah lot yang
dipesan oleh pembeli dalam harga bid.
3. Harga Offer adalah harga penawaran yang
dipesan oleh yang ingin menjual.
4. Offer Vol (Volume) berarti jumlah lot yang
dipesan oleh penjual dalam harga offer.
Bid Vol OfferBid Offer Vol
106.206 520 525 65.229
108.829 515 530 167.723
319.518 510 535 102.504
253.966 505 540 65.254
198.014 500 545 111.563
Dalam kasus di atas dapat Anda lihat ada
antrian Bid di harga Rp520 dan ada antrian
Offer di harga Rp525. Ini artinya, ketika Anda
ingin langsung membeli saham tersebut tanpa
antri, maka belilah di harga Rp525. Sebaliknya
bila ingin langsung menjual, pasanglah di
harga Rp520.
Mekanisme ini berlaku di pasar reguler dan
pasar tunai, namun tidak berlaku pada pasar
negosiasi. Di pasar nego, walaupun harga bid
dan offer telah bertemu, harus dilakukan
tawar-menawar langsung antara pembeli dan
penjual, hingga terjadi kesepakatan harga dan
lot yang ditransaksikan
#6 Sistem Auto Rejection
Dalam perdagangan dengan sistem lelang ini,
rawan terjadi spekulasi harga. Untuk
mengatasinya, Bursa Efek negara kita pun
menetapkan batas atas dan batas bawah Auto
Rejection dengan tujuan menjaga agar harga
saham tidak berubah terlalu tinggi atau terlalu
rendah dalam satu hari.
Batas auto rejection tersebut dapat dilihat di
tabel berikut:
Setelah Anda memiliki rekening saham dan
menyetor modal, berarti Anda sudah dapat
bertransaksi saham.
Nah, Bagaimana mekanisme transaksinya?
Dalam bertransaksi jual beli saham Anda perlu
tahu beberapa mekanisme yang berlaku di
Bursa Saham. Hal-hal tersebut antara lain:
#1 Tiga Jenis Pasar
Pada mekanisme perdagangan saham,
terdapat 3 jenis pasar, yaitu:
1. Pasar reguler (RG), yaitu pasar utama
Bursa Saham. Transaksinya menggunakan
mekanisme tawar menawar yang terus
berlangsung selama waktu perdagangan.
2. Pasar Negosiasi (NG), yaitu pasar yang
transaksinya dilaksanakan berdasarkan
tawar menawar individual antara anggota
dengan berpedoman pada kurs terakhir di
pasar reguler.
3. Pasar Tunai (TN), yaitu pasar yang memiliki
skema yang sama persis seperti pasar
reguler, namun sistem penyelesaiannya
secara tunai tanpa menunggu hari ketiga.
#2 Fraksi Harga
Di pasar reguler dan pasar tunai, perubahan
harga dalam tawar menawar sudah ditentukan
oleh fraksi harga. Perhatikan tabel di bawah:
Misal, pada kelompok harga Rp500 - Rp2.000,
fraksi harganya adalah Rp5. Maka perubahan
harga sahamnya kelipatan Rp5.
Dengan demikian, Anda tidak dapat
bertransaksi di harga Rp763. Untuk menjual
harga di luar fraksi harga yang ditentukan, bisa
melalui pasar negosiasi.
#3 Satuan Perdagangan (Lot)
Selain fraksi harga, saham-saham di pasar
reguler dan pasar tunai hanya diperdagangkan
dalam satuan “lot”.
Jumlah 1 lot saham adalah 100 lembar. Untuk
transaksi odd lot (kurang dari 1 lot) hanya bisa
dilakukan di pasar negosiasi.
#4 Penyelesaian Transaksi
Mekanisme transaksi di bursa berlangsung
secara lelang melalui JATS (Jakarta
Automated Trading System).
Dalam pasar reguler dan pasar negosiasi,
penyelesaiannya dilakukan pada hari ke-3
setelah terjadinya transaksi (t+3). Hal ini
berbeda dengan di pasar tunai, di mana
penyelesaian transaksi adalah saat itu juga.
#5 Harga Bid dan Offer
Tawar menawar di bursa saham dilakukan
dengan pemasangan harga beli (bid), dan
harga jual (offer) oleh para broker.
Pemasangan ini ditayangkan di papan
elektronik BEI dan dapat dilihat secara umum
dan transparan. Lebih jelasnya mengenai Bid
dan Offer, perhatikan gambar berikut.
Harga Bid dan harga Offer ini akan bergerak
sesuai dengan dinamika pasar sampai
bertemu harga yang sama barulah terjadi
transaksi. Keterangan dari Bid dan Offer
tersebut antara lain:
1. Harga Bid adalah harga permintaan yang
dipesan oleh yang ingin membeli.
2. Bid Vol (Volume) berarti jumlah lot yang
dipesan oleh pembeli dalam harga bid.
3. Harga Offer adalah harga penawaran yang
dipesan oleh yang ingin menjual.
4. Offer Vol (Volume) berarti jumlah lot yang
dipesan oleh penjual dalam harga offer.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
92
Dalam kasus di atas dapat Anda lihat ada
antrian Bid di harga Rp520 dan ada antrian
Offer di harga Rp525. Ini artinya, ketika Anda
ingin langsung membeli saham tersebut tanpa
antri, maka belilah di harga Rp525. Sebaliknya
bila ingin langsung menjual, pasanglah di
harga Rp520.
Mekanisme ini berlaku di pasar reguler dan
pasar tunai, namun tidak berlaku pada pasar
negosiasi. Di pasar nego, walaupun harga bid
dan offer telah bertemu, harus dilakukan
tawar-menawar langsung antara pembeli dan
penjual, hingga terjadi kesepakatan harga dan
lot yang ditransaksikan
#6 Sistem Auto Rejection
Dalam perdagangan dengan sistem lelang ini,
rawan terjadi spekulasi harga. Untuk
mengatasinya, Bursa Efek negara kita pun
menetapkan batas atas dan batas bawah Auto
Rejection dengan tujuan menjaga agar harga
saham tidak berubah terlalu tinggi atau terlalu
rendah dalam satu hari.
Batas auto rejection tersebut dapat dilihat di
tabel berikut:
Setelah Anda memiliki rekening saham dan
menyetor modal, berarti Anda sudah dapat
bertransaksi saham.
Nah, Bagaimana mekanisme transaksinya?
Dalam bertransaksi jual beli saham Anda perlu
tahu beberapa mekanisme yang berlaku di
Bursa Saham. Hal-hal tersebut antara lain:
#1 Tiga Jenis Pasar
Pada mekanisme perdagangan saham,
terdapat 3 jenis pasar, yaitu:
1. Pasar reguler (RG), yaitu pasar utama
Bursa Saham. Transaksinya menggunakan
mekanisme tawar menawar yang terus
berlangsung selama waktu perdagangan.
2. Pasar Negosiasi (NG), yaitu pasar yang
transaksinya dilaksanakan berdasarkan
tawar menawar individual antara anggota
dengan berpedoman pada kurs terakhir di
pasar reguler.
3. Pasar Tunai (TN), yaitu pasar yang memiliki
skema yang sama persis seperti pasar
reguler, namun sistem penyelesaiannya
secara tunai tanpa menunggu hari ketiga.
#2 Fraksi Harga
Di pasar reguler dan pasar tunai, perubahan
harga dalam tawar menawar sudah ditentukan
oleh fraksi harga. Perhatikan tabel di bawah:
Misal, pada kelompok harga Rp500 - Rp2.000,
fraksi harganya adalah Rp5. Maka perubahan
harga sahamnya kelipatan Rp5.
Dengan demikian, Anda tidak dapat
bertransaksi di harga Rp763. Untuk menjual
harga di luar fraksi harga yang ditentukan, bisa
melalui pasar negosiasi.
#3 Satuan Perdagangan (Lot)
Selain fraksi harga, saham-saham di pasar
reguler dan pasar tunai hanya diperdagangkan
dalam satuan “lot”.
Jumlah 1 lot saham adalah 100 lembar. Untuk
transaksi odd lot (kurang dari 1 lot) hanya bisa
dilakukan di pasar negosiasi.
#4 Penyelesaian Transaksi
Mekanisme transaksi di bursa berlangsung
secara lelang melalui JATS (Jakarta
Automated Trading System).
Dalam pasar reguler dan pasar negosiasi,
penyelesaiannya dilakukan pada hari ke-3
setelah terjadinya transaksi (t+3). Hal ini
berbeda dengan di pasar tunai, di mana
penyelesaian transaksi adalah saat itu juga.
#5 Harga Bid dan Offer
Tawar menawar di bursa saham dilakukan
dengan pemasangan harga beli (bid), dan
harga jual (offer) oleh para broker.
Pemasangan ini ditayangkan di papan
elektronik BEI dan dapat dilihat secara umum
dan transparan. Lebih jelasnya mengenai Bid
dan Offer, perhatikan gambar berikut.
Harga Bid dan harga Offer ini akan bergerak
sesuai dengan dinamika pasar sampai
bertemu harga yang sama barulah terjadi
transaksi. Keterangan dari Bid dan Offer
tersebut antara lain:
1. Harga Bid adalah harga permintaan yang
dipesan oleh yang ingin membeli.
2. Bid Vol (Volume) berarti jumlah lot yang
dipesan oleh pembeli dalam harga bid.
3. Harga Offer adalah harga penawaran yang
dipesan oleh yang ingin menjual.
4. Offer Vol (Volume) berarti jumlah lot yang
dipesan oleh penjual dalam harga offer.
Dalam kasus di atas dapat Anda lihat ada
antrian Bid di harga Rp520 dan ada antrian
Offer di harga Rp525. Ini artinya, ketika Anda
ingin langsung membeli saham tersebut tanpa
antri, maka belilah di harga Rp525. Sebaliknya
bila ingin langsung menjual, pasanglah di
harga Rp520.
Mekanisme ini berlaku di pasar reguler dan
pasar tunai, namun tidak berlaku pada pasar
negosiasi. Di pasar nego, walaupun harga bid
dan offer telah bertemu, harus dilakukan
tawar-menawar langsung antara pembeli dan
penjual, hingga terjadi kesepakatan harga dan
lot yang ditransaksikan
#6 Sistem Auto Rejection
Dalam perdagangan dengan sistem lelang ini,
rawan terjadi spekulasi harga. Untuk
mengatasinya, Bursa Efek negara kita pun
menetapkan batas atas dan batas bawah Auto
Rejection dengan tujuan menjaga agar harga
saham tidak berubah terlalu tinggi atau terlalu
rendah dalam satu hari.
Batas auto rejection tersebut dapat dilihat di
tabel berikut:
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
93©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Kelompok
Harga (Rp)
Saham Reguler Saham IPO
<200
200 - 5.000
>5.000
Batas Bawah
35%
25%
20%
Batas Atas
35%
25%
20%
Batas Bawah
70%
50%
40%
Batas Atas
70%
50%
40%
Selain batas auto rejection, bursa efek juga
menetapkan batas bawah Rp50 di pasar
regular dan pasar tunai. Karena itu, harga
saham tidak akan lebih rendah dari Rp50.
#7 Waktu Perdagangan
Bursa Efek negara kita memiliki jadwal untuk
transaksi saham. Seperti jam kerja, Bursa
saham hanya buka dari hari Senin-Jumat.
Bursa tidak buka di hari libur dan hari raya.
Jam perdagangan saham pun di bursa juga
terbatas. Saham hanya dapat diperdagangkan
pada pukul 08:45 WIB hingga pukul 16:15 WIB,
berikut adalah rinciannya di pasar reguler.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
94
Sesi Keterangan Senin-Kamis Jumat
Pra Pembukaan
Anggota bursa memasang
order beli dan jual, hanya
untuk saham LQ45
08:45 - 08:55
Pembukaan
Permintaan dan penawaran
yang dipasang sebelumnya
akan dibentuk pada saat
pembukaan harga
08:55 - 09:00
Sesi 1 Perdagangan berlangsung 09:00 - 12:00 09:00 - 11:30
Istirahat tidak ada perdagangan 12:00 - 13:30 11:30 - 14:00
Sesi 2 Perdagangan berlangsung 13:30 - 15:49 14:00 - 15:49
Pra Penutupan
Anggota bursa memasang
order beli dan jual
15:50 - 16:00
Penutupan
Permintaan dan penawaran
yang dipasang sebelumnya
akan dibentuk pada saat
penutupan harga
16:00 - 16:05
Pasca
Penutupan
Sesi terakhir perdagangan,
transaksi hanya berlaku
dengan harga penutupan
16:05 - 16:15
Skema jam perdagangan di atas hanya untuk
pasar reguler, untuk pasar negosiasi dan pasar
tunai tidak berlaku sesi pra-pembukaan,
pra-penutupan, dan pasca-penutupan. Dalam
pasar tunai pun jam perdagangan hanya
berlaku pada sesi 1 saja.
#8 Fee Broker
Dalam pembelian saham, Anda dikenakan
biaya. Tergantung sekuritasnya, fee yang
dibayarkan pun berbeda. Fee ini dihitung dari
setiap transaksi yang kita lakukan.
Misal Anda menggunakan jasa Sekuritas XY,
yang menerapkan fee 0,15% untuk fee beli
dan 0,25% untuk fee jual, maka berikut adalah
rincian yang harus Anda bayarkan:
Untuk Fee Beli sebesar 0,15%:
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda,
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Untuk Fee Jual sebesar 0,25%
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,1% adalah PPh dari Penjualan Saham
3. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda,
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Misalnya Anda ingin membeli saham ABCD
seharga Rp950 sebanyak 600 lot, maka modal
yang Anda butuhkan adalah sebesar:
Harga x Jumlah lot x 100 lbr = Total Harga
Rp950 x 600 lot x 100 lbr = Rp57.000.000
Total Harga x % Fee Broker = Total Fee Broker
Rp57.000.000 x 0,15% = Rp85.500
Total Harga + Total Fee = Total Modal
Rp57.000.000 + Rp85.500 = Rp57.085.500
Sehingga untuk membeli saham sebanyak
600 lot seharga Rp950 per lembar, maka uang
yang Anda butuhkan adalah Rp57.085.500
Skema jam perdagangan di atas hanya untuk
pasar reguler, untuk pasar negosiasi dan pasar
tunai tidak berlaku sesi pra-pembukaan,
pra-penutupan, dan pasca-penutupan. Dalam
pasar tunai pun jam perdagangan hanya
berlaku pada sesi 1 saja.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
95©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
#8 Fee Broker
Dalam pembelian saham, Anda dikenakan
biaya. Tergantung sekuritasnya, fee yang
dibayarkan pun berbeda. Fee ini dihitung dari
setiap transaksi yang kita lakukan.
Misal Anda menggunakan jasa Sekuritas XY,
yang menerapkan fee 0,15% untuk fee beli
dan 0,25% untuk fee jual, maka berikut adalah
rincian yang harus Anda bayarkan:
Untuk Fee Beli sebesar 0,15%:
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda,
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Untuk Fee Jual sebesar 0,25%
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,1% adalah PPh dari Penjualan Saham
3. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda,
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Misalnya Anda ingin membeli saham ABCD
seharga Rp950 sebanyak 600 lot, maka modal
yang Anda butuhkan adalah sebesar:
Harga x Jumlah lot x 100 lbr = Total Harga
Rp950 x 600 lot x 100 lbr = Rp57.000.000
Total Harga x % Fee Broker = Total Fee Broker
Rp57.000.000 x 0,15% = Rp85.500
Total Harga + Total Fee = Total Modal
Rp57.000.000 + Rp85.500 = Rp57.085.500
Sehingga untuk membeli saham sebanyak
600 lot seharga Rp950 per lembar, maka uang
yang Anda butuhkan adalah Rp57.085.500
Skema jam perdagangan di atas hanya untuk
pasar reguler, untuk pasar negosiasi dan pasar
tunai tidak berlaku sesi pra-pembukaan,
pra-penutupan, dan pasca-penutupan. Dalam
pasar tunai pun jam perdagangan hanya
berlaku pada sesi 1 saja.
#8 Fee Broker
Dalam pembelian saham, Anda dikenakan
biaya. Tergantung sekuritasnya, fee yang
dibayarkan pun berbeda. Fee ini dihitung dari
setiap transaksi yang kita lakukan.
Misal Anda menggunakan jasa Sekuritas XY,
yang menerapkan fee 0,15% untuk fee beli
dan 0,25% untuk fee jual, maka berikut adalah
rincian yang harus Anda bayarkan:
Untuk Fee Beli sebesar 0,15%:
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda,
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Untuk Fee Jual sebesar 0,25%
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,1% adalah PPh dari Penjualan Saham
3. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda,
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
96
Misalnya Anda ingin membeli saham ABCD
seharga Rp950 sebanyak 600 lot, maka modal
yang Anda butuhkan adalah sebesar:
Harga x Jumlah lot x 100 lbr = Total Harga
Rp950 x 600 lot x 100 lbr = Rp57.000.000
Total Harga x % Fee Broker = Total Fee Broker
Rp57.000.000 x 0,15% = Rp85.500
Total Harga + Total Fee = Total Modal
Rp57.000.000 + Rp85.500 = Rp57.085.500
Sehingga untuk membeli saham sebanyak
600 lot seharga Rp950 per lembar, maka uang
yang Anda butuhkan adalah Rp57.085.500
3.7 Memilih Saham Untuk Diinvestasikan
Sebelum membeli saham, sangat disarankan
Anda memilih saham dengan cermat, sesuai
dengan tujuan keuangan Anda atau tujuan
awal Anda membuat rekening saham.
Bila Anda bermaksud bertransaksi saham
secara aktif, dan bermain dalam jangka
pendek, maka Anda dapat melakukan Analisa
Teknikal dalam memilih saham, mencari
saham yang sedang dalam kondisi Uptrend,
juga gunakan indikator-indikator teknikal yang
ada seperti Moving Average, MACD, dan
Support/Resistance.
Namun bila Anda bermaksud bertransaksi
saham sebagai instrumen investasi jangka
panjang, mungkin Anda bisa pertimbangkan
untuk memilih saham Blue Chip. Anda juga
wajib melakukan Analisis Fundamental
dalam menilai sebuah perusahaan yang
sahamnya akan Anda beli.
Dalam memilih saham investasi, diperlukan
analisis-analisis kondisi perusahaan, apakah
perusahaannya sehat? Apakah
keuntungannya selalu meningkat?
Semoga Anda dapat memilih saham yang
cocok dengan tujuan keuangan Anda. Selamat
Berinvestasi!
Skema jam perdagangan di atas hanya untuk
pasar reguler, untuk pasar negosiasi dan pasar
tunai tidak berlaku sesi pra-pembukaan,
pra-penutupan, dan pasca-penutupan. Dalam
pasar tunai pun jam perdagangan hanya
berlaku pada sesi 1 saja.
#8 Fee Broker
Dalam pembelian saham, Anda dikenakan
biaya. Tergantung sekuritasnya, fee yang
dibayarkan pun berbeda. Fee ini dihitung dari
setiap transaksi yang kita lakukan.
Misal Anda menggunakan jasa Sekuritas XY,
yang menerapkan fee 0,15% untuk fee beli
dan 0,25% untuk fee jual, maka berikut adalah
rincian yang harus Anda bayarkan:
Untuk Fee Beli sebesar 0,15%:
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda,
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Untuk Fee Jual sebesar 0,25%
1. 0,043% adalah fee untuk Bursa Efek
2. 0,1% adalah PPh dari Penjualan Saham
3. 0,107% adalah fee untuk Broker Anda,
dimana masih dirinci:
a) 0,0972% adalah fee Broker
b) 0,0097% adalah PPN Anda.
Misalnya Anda ingin membeli saham ABCD
seharga Rp950 sebanyak 600 lot, maka modal
yang Anda butuhkan adalah sebesar:
Harga x Jumlah lot x 100 lbr = Total Harga
Rp950 x 600 lot x 100 lbr = Rp57.000.000
Total Harga x % Fee Broker = Total Fee Broker
Rp57.000.000 x 0,15% = Rp85.500
Total Harga + Total Fee = Total Modal
Rp57.000.000 + Rp85.500 = Rp57.085.500
Sehingga untuk membeli saham sebanyak
600 lot seharga Rp950 per lembar, maka uang
yang Anda butuhkan adalah Rp57.085.500
Sebelum membeli saham, sangat disarankan
Anda memilih saham dengan cermat, sesuai
dengan tujuan keuangan Anda atau tujuan
awal Anda membuat rekening saham.
Bagian 3: Memulai Berinvestasi Saham
97©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Bila Anda bermaksud bertransaksi saham
secara aktif, dan bermain dalam jangka
pendek, maka Anda dapat melakukan Analisa
Teknikal dalam memilih saham, mencari
saham yang sedang dalam kondisi Uptrend,
juga gunakan indikator-indikator teknikal yang
ada seperti Moving Average, MACD, dan
Support/Resistance.
Namun bila Anda bermaksud bertransaksi
saham sebagai instrumen investasi jangka
panjang, mungkin Anda bisa pertimbangkan
untuk memilih saham Blue Chip. Anda juga
wajib melakukan Analisis Fundamental
dalam menilai sebuah perusahaan yang
sahamnya akan Anda beli.
Dalam memilih saham investasi, diperlukan
analisis-analisis kondisi perusahaan, apakah
perusahaannya sehat? Apakah
keuntungannya selalu meningkat?
Semoga Anda dapat memilih saham yang
cocok dengan tujuan keuangan Anda. Selamat
Berinvestasi!
Bagian 4
Tips Berinvestasi
Saham
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
99©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Bagian 4
Tips Berinvestasi Saham
Anda telah mengetahui cara membuka
rekening saham dari bab sebelumnya. Anda
pun sudah bisa melakukan transaksi saham.
Pada bab ini akan disebutkan tips bagaimana
seharusnya Anda membeli saham, dimulai dari
mengenali diri Anda, baru mengenali apa yang
menggerakkan harga saham. Hal-hal yang
akan dibahas dalam bab ini antara lain:
1. Bagaimana mengenali kapasitas diri Anda?
2. Apa bedanya Investasi & Trading saham?
3. Bagaimana mengenali saham yang dibeli?
4. Jadilah Investor, bukan Spekulator /
Penjudi.
Investasi haruslah rasional.
Jika Anda tak memahaminya, jangan melakukannya.
~ Warren Buffett
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
100
4.1 Kenali Kapasitas Diri Anda
Sebelum memulai investasi, Anda perlu
mengenali diri Anda sebagai investor saham.
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda
mengenali tujuan Anda terjun di dunia
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan
seseorang mau merisikokan uangnya pada
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan
return yang besar. Namun adalah keliru
bila Anda hanya ingin untungnya saja.
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi
saham memang terdengar keren, namun
hindarilah bermain saham karena
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada
yang mencoba berinvestasi saham dengan
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan
ini, Anda memerlukan pengalaman yang
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan.
Berinvestasi saham memang menjanjikan
return besar terutama bila kita menyimpan
saham yang bagus dalam waktu lama.
Milikilah motivasi seperti ini untuk
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham,
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan
bagaimana cara berinvestasinya.
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas.
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka
semakin bagus, karena Anda bisa memilih
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual
saham pada harga yang rendah karena ada
kebutuhan mendesak yang harus segera
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya
dana darurat, atau uang hutang yang harus
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo.
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui
temperamen Anda? Ada dua masalah
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh
investor saham yaitu keserakahan (greed)
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang
diperlukan pengendalian diri untuk dapat
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda?
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara
pandang yang dipegangnya dalam membeli
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang
bergantung pada nasihat teman dalam
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
analisis pergerakan harga saham. Analisis
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang
membeli saham-saham yang memiliki
prospek pertumbuhan laba yang bagus.
Investor ini hanya membeli saham yang
perusahaannya konsisten mencatat
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang
membeli saham berdasarkan perhitungan
nilai wajar sebuah saham. Bila harga
saham jauh lebih rendah dibandingkan
nilai wajarnya, maka seorang Value
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami
sebuah strategi investasi. Tidak semua
investor dapat cocok dengan sebuah gaya
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga
pembagian jenis investor berdasarkan jangka
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu
investor yang membeli dan menyimpan
saham untuk jangka waktu yang panjang.
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio
investasi yang bisa memberikan hasil
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe
investor yang membeli dan menyimpan
saham dengan jangka waktu yang lebih
singkat. Seringkali juga disebut swing
trader. Investor ini dapat menikmati naik
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang
bertransaksi dalam hitungan menit dan
jam dalam sehari.
Sebelum memulai investasi, Anda perlu
mengenali diri Anda sebagai investor saham.
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda
mengenali tujuan Anda terjun di dunia
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan
seseorang mau merisikokan uangnya pada
investasi saham, yaitu antara lain:
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
101©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan
return yang besar. Namun adalah keliru
bila Anda hanya ingin untungnya saja.
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi
saham memang terdengar keren, namun
hindarilah bermain saham karena
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada
yang mencoba berinvestasi saham dengan
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan
ini, Anda memerlukan pengalaman yang
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan.
Berinvestasi saham memang menjanjikan
return besar terutama bila kita menyimpan
saham yang bagus dalam waktu lama.
Milikilah motivasi seperti ini untuk
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham,
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan
bagaimana cara berinvestasinya.
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas.
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka
semakin bagus, karena Anda bisa memilih
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual
saham pada harga yang rendah karena ada
kebutuhan mendesak yang harus segera
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya
dana darurat, atau uang hutang yang harus
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo.
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui
temperamen Anda? Ada dua masalah
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh
investor saham yaitu keserakahan (greed)
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang
diperlukan pengendalian diri untuk dapat
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda?
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara
pandang yang dipegangnya dalam membeli
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang
bergantung pada nasihat teman dalam
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
analisis pergerakan harga saham. Analisis
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang
membeli saham-saham yang memiliki
prospek pertumbuhan laba yang bagus.
Investor ini hanya membeli saham yang
perusahaannya konsisten mencatat
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang
membeli saham berdasarkan perhitungan
nilai wajar sebuah saham. Bila harga
saham jauh lebih rendah dibandingkan
nilai wajarnya, maka seorang Value
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami
sebuah strategi investasi. Tidak semua
investor dapat cocok dengan sebuah gaya
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga
pembagian jenis investor berdasarkan jangka
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu
investor yang membeli dan menyimpan
saham untuk jangka waktu yang panjang.
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio
investasi yang bisa memberikan hasil
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe
investor yang membeli dan menyimpan
saham dengan jangka waktu yang lebih
singkat. Seringkali juga disebut swing
trader. Investor ini dapat menikmati naik
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang
bertransaksi dalam hitungan menit dan
jam dalam sehari.
Sebelum memulai investasi, Anda perlu
mengenali diri Anda sebagai investor saham.
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda
mengenali tujuan Anda terjun di dunia
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan
seseorang mau merisikokan uangnya pada
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan
return yang besar. Namun adalah keliru
bila Anda hanya ingin untungnya saja.
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi
saham memang terdengar keren, namun
hindarilah bermain saham karena
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada
yang mencoba berinvestasi saham dengan
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan
ini, Anda memerlukan pengalaman yang
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan.
Berinvestasi saham memang menjanjikan
return besar terutama bila kita menyimpan
saham yang bagus dalam waktu lama.
Milikilah motivasi seperti ini untuk
mencapai tujuan keuangan Anda.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
102
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham,
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan
bagaimana cara berinvestasinya.
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas.
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka
semakin bagus, karena Anda bisa memilih
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual
saham pada harga yang rendah karena ada
kebutuhan mendesak yang harus segera
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya
dana darurat, atau uang hutang yang harus
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo.
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui
temperamen Anda? Ada dua masalah
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh
investor saham yaitu keserakahan (greed)
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang
diperlukan pengendalian diri untuk dapat
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda?
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara
pandang yang dipegangnya dalam membeli
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang
bergantung pada nasihat teman dalam
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
analisis pergerakan harga saham. Analisis
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang
membeli saham-saham yang memiliki
prospek pertumbuhan laba yang bagus.
Investor ini hanya membeli saham yang
perusahaannya konsisten mencatat
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang
membeli saham berdasarkan perhitungan
nilai wajar sebuah saham. Bila harga
saham jauh lebih rendah dibandingkan
nilai wajarnya, maka seorang Value
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami
sebuah strategi investasi. Tidak semua
investor dapat cocok dengan sebuah gaya
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga
pembagian jenis investor berdasarkan jangka
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu
investor yang membeli dan menyimpan
saham untuk jangka waktu yang panjang.
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio
investasi yang bisa memberikan hasil
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe
investor yang membeli dan menyimpan
saham dengan jangka waktu yang lebih
singkat. Seringkali juga disebut swing
trader. Investor ini dapat menikmati naik
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang
bertransaksi dalam hitungan menit dan
jam dalam sehari.
Sebelum memulai investasi, Anda perlu
mengenali diri Anda sebagai investor saham.
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda
mengenali tujuan Anda terjun di dunia
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan
seseorang mau merisikokan uangnya pada
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan
return yang besar. Namun adalah keliru
bila Anda hanya ingin untungnya saja.
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi
saham memang terdengar keren, namun
hindarilah bermain saham karena
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada
yang mencoba berinvestasi saham dengan
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan
ini, Anda memerlukan pengalaman yang
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan.
Berinvestasi saham memang menjanjikan
return besar terutama bila kita menyimpan
saham yang bagus dalam waktu lama.
Milikilah motivasi seperti ini untuk
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham,
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan
bagaimana cara berinvestasinya.
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat
untuk membeli saham?
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
103©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas.
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka
semakin bagus, karena Anda bisa memilih
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual
saham pada harga yang rendah karena ada
kebutuhan mendesak yang harus segera
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya
dana darurat, atau uang hutang yang harus
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo.
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui
temperamen Anda? Ada dua masalah
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh
investor saham yaitu keserakahan (greed)
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang
diperlukan pengendalian diri untuk dapat
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda?
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara
pandang yang dipegangnya dalam membeli
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang
bergantung pada nasihat teman dalam
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
analisis pergerakan harga saham. Analisis
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang
membeli saham-saham yang memiliki
prospek pertumbuhan laba yang bagus.
Investor ini hanya membeli saham yang
perusahaannya konsisten mencatat
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang
membeli saham berdasarkan perhitungan
nilai wajar sebuah saham. Bila harga
saham jauh lebih rendah dibandingkan
nilai wajarnya, maka seorang Value
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami
sebuah strategi investasi. Tidak semua
investor dapat cocok dengan sebuah gaya
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga
pembagian jenis investor berdasarkan jangka
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu
investor yang membeli dan menyimpan
saham untuk jangka waktu yang panjang.
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio
investasi yang bisa memberikan hasil
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe
investor yang membeli dan menyimpan
saham dengan jangka waktu yang lebih
singkat. Seringkali juga disebut swing
trader. Investor ini dapat menikmati naik
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang
bertransaksi dalam hitungan menit dan
jam dalam sehari.
Sebelum memulai investasi, Anda perlu
mengenali diri Anda sebagai investor saham.
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda
mengenali tujuan Anda terjun di dunia
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan
seseorang mau merisikokan uangnya pada
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan
return yang besar. Namun adalah keliru
bila Anda hanya ingin untungnya saja.
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi
saham memang terdengar keren, namun
hindarilah bermain saham karena
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada
yang mencoba berinvestasi saham dengan
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan
ini, Anda memerlukan pengalaman yang
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan.
Berinvestasi saham memang menjanjikan
return besar terutama bila kita menyimpan
saham yang bagus dalam waktu lama.
Milikilah motivasi seperti ini untuk
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham,
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan
bagaimana cara berinvestasinya.
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas.
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka
semakin bagus, karena Anda bisa memilih
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual
saham pada harga yang rendah karena ada
kebutuhan mendesak yang harus segera
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya
dana darurat, atau uang hutang yang harus
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo.
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam
menilai sesuatu?
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
104
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui
temperamen Anda? Ada dua masalah
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh
investor saham yaitu keserakahan (greed)
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang
diperlukan pengendalian diri untuk dapat
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda?
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara
pandang yang dipegangnya dalam membeli
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang
bergantung pada nasihat teman dalam
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
analisis pergerakan harga saham. Analisis
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang
membeli saham-saham yang memiliki
prospek pertumbuhan laba yang bagus.
Investor ini hanya membeli saham yang
perusahaannya konsisten mencatat
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang
membeli saham berdasarkan perhitungan
nilai wajar sebuah saham. Bila harga
saham jauh lebih rendah dibandingkan
nilai wajarnya, maka seorang Value
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami
sebuah strategi investasi. Tidak semua
investor dapat cocok dengan sebuah gaya
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga
pembagian jenis investor berdasarkan jangka
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu
investor yang membeli dan menyimpan
saham untuk jangka waktu yang panjang.
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio
investasi yang bisa memberikan hasil
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe
investor yang membeli dan menyimpan
saham dengan jangka waktu yang lebih
singkat. Seringkali juga disebut swing
trader. Investor ini dapat menikmati naik
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang
bertransaksi dalam hitungan menit dan
jam dalam sehari.
Sebelum memulai investasi, Anda perlu
mengenali diri Anda sebagai investor saham.
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda
mengenali tujuan Anda terjun di dunia
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan
seseorang mau merisikokan uangnya pada
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan
return yang besar. Namun adalah keliru
bila Anda hanya ingin untungnya saja.
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi
saham memang terdengar keren, namun
hindarilah bermain saham karena
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada
yang mencoba berinvestasi saham dengan
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan
ini, Anda memerlukan pengalaman yang
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan.
Berinvestasi saham memang menjanjikan
return besar terutama bila kita menyimpan
saham yang bagus dalam waktu lama.
Milikilah motivasi seperti ini untuk
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham,
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan
bagaimana cara berinvestasinya.
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas.
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka
semakin bagus, karena Anda bisa memilih
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual
saham pada harga yang rendah karena ada
kebutuhan mendesak yang harus segera
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya
dana darurat, atau uang hutang yang harus
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo.
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui
temperamen Anda? Ada dua masalah
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh
investor saham yaitu keserakahan (greed)
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang
diperlukan pengendalian diri untuk dapat
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda?
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara
pandang yang dipegangnya dalam membeli
saham, antara lain:
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
105©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
1. Friend Investor, yaitu investor yang
bergantung pada nasihat teman dalam
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
analisis pergerakan harga saham. Analisis
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang
membeli saham-saham yang memiliki
prospek pertumbuhan laba yang bagus.
Investor ini hanya membeli saham yang
perusahaannya konsisten mencatat
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang
membeli saham berdasarkan perhitungan
nilai wajar sebuah saham. Bila harga
saham jauh lebih rendah dibandingkan
nilai wajarnya, maka seorang Value
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami
sebuah strategi investasi. Tidak semua
investor dapat cocok dengan sebuah gaya
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga
pembagian jenis investor berdasarkan jangka
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu
investor yang membeli dan menyimpan
saham untuk jangka waktu yang panjang.
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio
investasi yang bisa memberikan hasil
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe
investor yang membeli dan menyimpan
saham dengan jangka waktu yang lebih
singkat. Seringkali juga disebut swing
trader. Investor ini dapat menikmati naik
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang
bertransaksi dalam hitungan menit dan
jam dalam sehari.
Sebelum memulai investasi, Anda perlu
mengenali diri Anda sebagai investor saham.
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda
mengenali tujuan Anda terjun di dunia
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan
seseorang mau merisikokan uangnya pada
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan
return yang besar. Namun adalah keliru
bila Anda hanya ingin untungnya saja.
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi
saham memang terdengar keren, namun
hindarilah bermain saham karena
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada
yang mencoba berinvestasi saham dengan
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan
ini, Anda memerlukan pengalaman yang
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan.
Berinvestasi saham memang menjanjikan
return besar terutama bila kita menyimpan
saham yang bagus dalam waktu lama.
Milikilah motivasi seperti ini untuk
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham,
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan
bagaimana cara berinvestasinya.
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas.
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka
semakin bagus, karena Anda bisa memilih
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual
saham pada harga yang rendah karena ada
kebutuhan mendesak yang harus segera
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya
dana darurat, atau uang hutang yang harus
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo.
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui
temperamen Anda? Ada dua masalah
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh
investor saham yaitu keserakahan (greed)
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang
diperlukan pengendalian diri untuk dapat
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda?
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara
pandang yang dipegangnya dalam membeli
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang
bergantung pada nasihat teman dalam
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
analisis pergerakan harga saham. Analisis
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang
membeli saham-saham yang memiliki
prospek pertumbuhan laba yang bagus.
Investor ini hanya membeli saham yang
perusahaannya konsisten mencatat
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang
membeli saham berdasarkan perhitungan
nilai wajar sebuah saham. Bila harga
saham jauh lebih rendah dibandingkan
nilai wajarnya, maka seorang Value
Investor akan membeli saham tersebut.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
106
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami
sebuah strategi investasi. Tidak semua
investor dapat cocok dengan sebuah gaya
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga
pembagian jenis investor berdasarkan jangka
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu
investor yang membeli dan menyimpan
saham untuk jangka waktu yang panjang.
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio
investasi yang bisa memberikan hasil
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe
investor yang membeli dan menyimpan
saham dengan jangka waktu yang lebih
singkat. Seringkali juga disebut swing
trader. Investor ini dapat menikmati naik
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang
bertransaksi dalam hitungan menit dan
jam dalam sehari.
Sebelum memulai investasi, Anda perlu
mengenali diri Anda sebagai investor saham.
Ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan
pada diri Anda, yaitu antara lain:
1. Anda perlu mengenali tujuan Anda
membeli saham.
2. Anda perlu mengetahui kekuatan
keuangan Anda.
3. Anda perlu mengenali temperamen
kepribadian Anda.
4. Anda juga perlu mengenali jenis-jenis
investor, termasuk yang manakah Anda?
#1 Kenali Tujuan Anda Membeli Saham
Berinvestasi saham dikenal memiliki return
yang besar, namun juga diiringi dengan risiko
yang besar. Akan sangat berguna bila Anda
mengenali tujuan Anda terjun di dunia
investasi saham ini.
Pada dasarnya, ada beberapa alasan
seseorang mau merisikokan uangnya pada
investasi saham, yaitu antara lain:
1. Ingin cepat kaya. Saham menjanjikan
return yang besar. Namun adalah keliru
bila Anda hanya ingin untungnya saja.
Motivasi ini bisa membuat Anda berjudi
saham, bukan berinvestasi saham.
2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih
fleksibel daripada sebelumnya. Tujuan ini
bisa Anda capai dengan investasi saham.
3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Investasi
saham memang terdengar keren, namun
hindarilah bermain saham karena
mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan
teman tanpa mempelajari apa itu saham.
4. Ingin penghasilan full dari saham. Ada
yang mencoba berinvestasi saham dengan
tujuan ingin fokus di saham. Untuk tujuan
ini, Anda memerlukan pengalaman yang
cukup di dunia investasi saham.
5. Ingin berinvestasi untuk masa depan.
Berinvestasi saham memang menjanjikan
return besar terutama bila kita menyimpan
saham yang bagus dalam waktu lama.
Milikilah motivasi seperti ini untuk
mencapai tujuan keuangan Anda.
Sebelum Anda memulai berinvestasi saham,
renungkanlah 5 tujuan di atas. Manakah yang
menjadi tujuan Anda?
Hindarilah investasi dengan kecenderungan
spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan
bagaimana cara berinvestasinya.
#2 Ketahui Kekuatan Keuangan Anda
Berinvestasi saham penuh dengan
ketidakpastian. Anda pun perlu mengukur
kekuatan keuangan Anda. Ada beberapa hal
yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
2. Apakah Anda sanggup mencadangkan
uang setiap bulan?
3. Apakah Anda bisa berkomitmen untuk
investasi setiap bulan?
4. Apakah Anda menggunakan utang untuk
membeli saham?
5. Apakah Anda menggunakan dana darurat
untuk membeli saham?
Idealnya, Anda membeli saham menggunakan
‘uang dingin’, yaitu uang sisa arus kas.
Semakin kuat fondasi keuangan Anda, maka
semakin bagus, karena Anda bisa memilih
kapan waktu menjual saham.
Bila Anda berinvestasi menggunakan ‘uang
panas’, bisa saja Anda akan dipaksa menjual
saham pada harga yang rendah karena ada
kebutuhan mendesak yang harus segera
terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut contohnya
dana darurat, atau uang hutang yang harus
dibayar beserta bunganya saat jatuh tempo.
#3 Kenali Temperamen Kepribadian Anda
Langkah selanjutnya adalah mengetahui
temperamen kepribadian Anda. Anda perlu
mengetahui temperamen Anda:
1. Apakah Anda mudah tersulut emosi?
2. Atau Anda tipe orang yang keras kepala?
3. Atau Anda tidak bisa menahan diri dalam
mempertaruhkan uang Anda?
4. Atau Anda mudah panik?
5. Atau apakah Anda cukup objektif dalam
menilai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda
renungkan. Lebih baik bila Anda mempunyai
pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak
mudah panik atau stres.
Mengapa Anda perlu mengetahui
temperamen Anda? Ada dua masalah
psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh
investor saham yaitu keserakahan (greed)
dan ketakutan (fear). Dua masalah ini, bila
tidak dapat Anda kendalikan, maka uang Anda
dapat habis seketika.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang
diperlukan pengendalian diri untuk dapat
menghadapi gejolak pasar saham yang tidak
menentu. Jika Anda bukan orang yang bisa
menahan diri, sebaiknya Anda pikir kembali
niat Anda berinvestasi saham.
#4 Jenis Investor Apakah Anda?
Terakhir, Anda perlu mengenali kekuatan diri
Anda, Termasuk jenis investor apakah Anda?
Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara
pandang yang dipegangnya dalam membeli
saham, antara lain:
1. Friend Investor, yaitu investor yang
bergantung pada nasihat teman dalam
keputusan investasinya.
2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
rumor yang beredar.
3. Economist Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
peramalan kondisi ekonomi.
4. Technical Investor, yaitu investor yang
membeli atau menjual saham berdasarkan
analisis pergerakan harga saham. Analisis
ini juga disebut analisis teknikal.
5. Growth Investor, yaitu investor yang
membeli saham-saham yang memiliki
prospek pertumbuhan laba yang bagus.
Investor ini hanya membeli saham yang
perusahaannya konsisten mencatat
pertumbuhan laba.
6. Value Investor, yaitu investor yang
membeli saham berdasarkan perhitungan
nilai wajar sebuah saham. Bila harga
saham jauh lebih rendah dibandingkan
nilai wajarnya, maka seorang Value
Investor akan membeli saham tersebut.
Sebaiknya Anda konsisten dalam mendalami
sebuah strategi investasi. Tidak semua
investor dapat cocok dengan sebuah gaya
atau strategi investasi yang sama.
Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga
pembagian jenis investor berdasarkan jangka
waktu investasinya, yaitu:
1. Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu
investor yang membeli dan menyimpan
saham untuk jangka waktu yang panjang.
Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio
investasi yang bisa memberikan hasil
investasi yang baik untuk masa depan.
2. Investor Jangka Pendek, yaitu tipe
investor yang membeli dan menyimpan
saham dengan jangka waktu yang lebih
singkat. Seringkali juga disebut swing
trader. Investor ini dapat menikmati naik
turunnya harga saham.
3. Daily Trader, yaitu tipe investor yang
bertransaksi dalam hitungan menit dan
jam dalam sehari.
Online Course
Finansialku mengajarkan
pelatihan manajemen
keuangan dan pelatihan
perencanaan keuangan.
Pelatihan keuangan
yang disusun
secara online dan
praktikal, dengan
pengajar yang
tersertifikasi CFP®
Online Course
Finansialku
Info Selengkapnya:
bit.ly/CourseFinansialku
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
108
4.2 Perbedaan Investasi vs Trading
Setelah mengenali diri Anda sendiri, barulah
Anda bisa memilih untuk menjadi Investor
saham atau Trader saham. Tidak semua orang
cocok untuk menjadi investor saham, dan juga
tidak semuanya cocok menjadi trader saham.
Lalu apa bedanya?
Pokok perbedaannya adalah jangka waktu.
Berinvestasi saham, memiliki jangka waktu
yang panjang, sedangkan Trading saham
adalah transaksi jangka pendek. Hal ini
membentuk perbedaan pada strategi, prinsip
serta tindakannya.
#1 Berinvestasi Saham
Berinvestasi artinya mengumpulkan suatu
bentuk aset dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa depan. Pada pasar
saham, investasi dapat diartikan sebagai
kegiatan membeli saham dan menyimpannya
untuk dijual kembali nantinya.
Biasanya Investor saham tidak terlalu peduli
dengan gejolak harga. Jika perusahaan bagus,
harganya pasti akan naik.
Karena jangka waktunya panjang, investor
sangat memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi saham tersebut.
Mereka memfokuskan pada fundamental
perusahaan. Saham yang dibeli yaitu saham
perusahaan yang sehat dengan fundamental
yang kokoh.
Prinsip yang dianut oleh investor saham
adalah Buy and hold. Mereka akan
menyimpan saham dengan jangka waktu 1
tahun atau lebih.
Investor hanya akan melepas sahamnya ketika
tujuan investasinya telah terpenuhi, atau
kualitas emiten mulai memburuk.
Analogi Investasi pada Tanah: Seorang
investor yang ingin menanam uangnya pada
pembelian tanah, akan memilih tanah yang
berkualitas dari sisi ekonomi dengan
memperhatikan penjual tanah, sertifikat, lokasi
hingga lingkungan sekitar. Kemudian, investor
akan membeli tanah tersebut dan menyimpan
hingga dia pensiun.
#2 Trading Saham
Trading saham adalah sebuah aktivitas
transaksi saham jangka pendek. Orang yang
melakukan aktivitas trading saham disebut
sebagai trader.
Apakah Trading sama dengan Investasi?
Tentunya tidaklah sama. Jika berinvestasi
memakan waktu yang lama, Trading bisa
dilakukan dalam hitungan hari, jam, menit
bahkan detik.
Trader berfokus pada sentimen dan kondisi
pasar dibanding performa emiten sahamnya.
Prinsip dasarnya adalah buy and sell. Mereka
akan selalu memanfaatkan fluktuasi harga
untuk mendapatkan keuntungan dari selisih
beli jual tersebut.
Analogi Trading pada Tanah: Seorang trader
akan membeli tanah ketika mereka tahu harga
tanah akan segera naik. Kemudian mereka
membeli tanah tanpa memperhatikan kualitas
tanah. Mereka menjualnya kembali ketika ada
pembeli yang menawarkan harga yang cocok.
Setelah mengenali diri Anda sendiri, barulah
Anda bisa memilih untuk menjadi Investor
saham atau Trader saham. Tidak semua orang
cocok untuk menjadi investor saham, dan juga
tidak semuanya cocok menjadi trader saham.
Lalu apa bedanya?
Pokok perbedaannya adalah jangka waktu.
Berinvestasi saham, memiliki jangka waktu
yang panjang, sedangkan Trading saham
adalah transaksi jangka pendek. Hal ini
membentuk perbedaan pada strategi, prinsip
serta tindakannya.
#1 Berinvestasi Saham
Berinvestasi artinya mengumpulkan suatu
bentuk aset dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa depan. Pada pasar
saham, investasi dapat diartikan sebagai
kegiatan membeli saham dan menyimpannya
untuk dijual kembali nantinya.
Biasanya Investor saham tidak terlalu peduli
dengan gejolak harga. Jika perusahaan bagus,
harganya pasti akan naik.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
109©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Karena jangka waktunya panjang, investor
sangat memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi saham tersebut.
Mereka memfokuskan pada fundamental
perusahaan. Saham yang dibeli yaitu saham
perusahaan yang sehat dengan fundamental
yang kokoh.
Prinsip yang dianut oleh investor saham
adalah Buy and hold. Mereka akan
menyimpan saham dengan jangka waktu 1
tahun atau lebih.
Investor hanya akan melepas sahamnya ketika
tujuan investasinya telah terpenuhi, atau
kualitas emiten mulai memburuk.
Analogi Investasi pada Tanah: Seorang
investor yang ingin menanam uangnya pada
pembelian tanah, akan memilih tanah yang
berkualitas dari sisi ekonomi dengan
memperhatikan penjual tanah, sertifikat, lokasi
hingga lingkungan sekitar. Kemudian, investor
akan membeli tanah tersebut dan menyimpan
hingga dia pensiun.
#2 Trading Saham
Trading saham adalah sebuah aktivitas
transaksi saham jangka pendek. Orang yang
melakukan aktivitas trading saham disebut
sebagai trader.
Apakah Trading sama dengan Investasi?
Tentunya tidaklah sama. Jika berinvestasi
memakan waktu yang lama, Trading bisa
dilakukan dalam hitungan hari, jam, menit
bahkan detik.
Trader berfokus pada sentimen dan kondisi
pasar dibanding performa emiten sahamnya.
Prinsip dasarnya adalah buy and sell. Mereka
akan selalu memanfaatkan fluktuasi harga
untuk mendapatkan keuntungan dari selisih
beli jual tersebut.
Analogi Trading pada Tanah: Seorang trader
akan membeli tanah ketika mereka tahu harga
tanah akan segera naik. Kemudian mereka
membeli tanah tanpa memperhatikan kualitas
tanah. Mereka menjualnya kembali ketika ada
pembeli yang menawarkan harga yang cocok.
Setelah mengenali diri Anda sendiri, barulah
Anda bisa memilih untuk menjadi Investor
saham atau Trader saham. Tidak semua orang
cocok untuk menjadi investor saham, dan juga
tidak semuanya cocok menjadi trader saham.
Lalu apa bedanya?
Pokok perbedaannya adalah jangka waktu.
Berinvestasi saham, memiliki jangka waktu
yang panjang, sedangkan Trading saham
adalah transaksi jangka pendek. Hal ini
membentuk perbedaan pada strategi, prinsip
serta tindakannya.
#1 Berinvestasi Saham
Berinvestasi artinya mengumpulkan suatu
bentuk aset dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa depan. Pada pasar
saham, investasi dapat diartikan sebagai
kegiatan membeli saham dan menyimpannya
untuk dijual kembali nantinya.
Biasanya Investor saham tidak terlalu peduli
dengan gejolak harga. Jika perusahaan bagus,
harganya pasti akan naik.
Karena jangka waktunya panjang, investor
sangat memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi saham tersebut.
Mereka memfokuskan pada fundamental
perusahaan. Saham yang dibeli yaitu saham
perusahaan yang sehat dengan fundamental
yang kokoh.
Prinsip yang dianut oleh investor saham
adalah Buy and hold. Mereka akan
menyimpan saham dengan jangka waktu 1
tahun atau lebih.
Investor hanya akan melepas sahamnya ketika
tujuan investasinya telah terpenuhi, atau
kualitas emiten mulai memburuk.
Analogi Investasi pada Tanah: Seorang
investor yang ingin menanam uangnya pada
pembelian tanah, akan memilih tanah yang
berkualitas dari sisi ekonomi dengan
memperhatikan penjual tanah, sertifikat, lokasi
hingga lingkungan sekitar. Kemudian, investor
akan membeli tanah tersebut dan menyimpan
hingga dia pensiun.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
110
#2 Trading Saham
Trading saham adalah sebuah aktivitas
transaksi saham jangka pendek. Orang yang
melakukan aktivitas trading saham disebut
sebagai trader.
Apakah Trading sama dengan Investasi?
Tentunya tidaklah sama. Jika berinvestasi
memakan waktu yang lama, Trading bisa
dilakukan dalam hitungan hari, jam, menit
bahkan detik.
Trader berfokus pada sentimen dan kondisi
pasar dibanding performa emiten sahamnya.
Prinsip dasarnya adalah buy and sell. Mereka
akan selalu memanfaatkan fluktuasi harga
untuk mendapatkan keuntungan dari selisih
beli jual tersebut.
Analogi Trading pada Tanah: Seorang trader
akan membeli tanah ketika mereka tahu harga
tanah akan segera naik. Kemudian mereka
membeli tanah tanpa memperhatikan kualitas
tanah. Mereka menjualnya kembali ketika ada
pembeli yang menawarkan harga yang cocok.
Setelah mengenali diri Anda sendiri, barulah
Anda bisa memilih untuk menjadi Investor
saham atau Trader saham. Tidak semua orang
cocok untuk menjadi investor saham, dan juga
tidak semuanya cocok menjadi trader saham.
Lalu apa bedanya?
Pokok perbedaannya adalah jangka waktu.
Berinvestasi saham, memiliki jangka waktu
yang panjang, sedangkan Trading saham
adalah transaksi jangka pendek. Hal ini
membentuk perbedaan pada strategi, prinsip
serta tindakannya.
#1 Berinvestasi Saham
Berinvestasi artinya mengumpulkan suatu
bentuk aset dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa depan. Pada pasar
saham, investasi dapat diartikan sebagai
kegiatan membeli saham dan menyimpannya
untuk dijual kembali nantinya.
Biasanya Investor saham tidak terlalu peduli
dengan gejolak harga. Jika perusahaan bagus,
harganya pasti akan naik.
Karena jangka waktunya panjang, investor
sangat memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi saham tersebut.
Mereka memfokuskan pada fundamental
perusahaan. Saham yang dibeli yaitu saham
perusahaan yang sehat dengan fundamental
yang kokoh.
Prinsip yang dianut oleh investor saham
adalah Buy and hold. Mereka akan
menyimpan saham dengan jangka waktu 1
tahun atau lebih.
Investor hanya akan melepas sahamnya ketika
tujuan investasinya telah terpenuhi, atau
kualitas emiten mulai memburuk.
Analogi Investasi pada Tanah: Seorang
investor yang ingin menanam uangnya pada
pembelian tanah, akan memilih tanah yang
berkualitas dari sisi ekonomi dengan
memperhatikan penjual tanah, sertifikat, lokasi
hingga lingkungan sekitar. Kemudian, investor
akan membeli tanah tersebut dan menyimpan
hingga dia pensiun.
#2 Trading Saham
Trading saham adalah sebuah aktivitas
transaksi saham jangka pendek. Orang yang
melakukan aktivitas trading saham disebut
sebagai trader.
Apakah Trading sama dengan Investasi?
Tentunya tidaklah sama. Jika berinvestasi
memakan waktu yang lama, Trading bisa
dilakukan dalam hitungan hari, jam, menit
bahkan detik.
Trader berfokus pada sentimen dan kondisi
pasar dibanding performa emiten sahamnya.
Prinsip dasarnya adalah buy and sell. Mereka
akan selalu memanfaatkan fluktuasi harga
untuk mendapatkan keuntungan dari selisih
beli jual tersebut.
Analogi Trading pada Tanah: Seorang trader
akan membeli tanah ketika mereka tahu harga
tanah akan segera naik. Kemudian mereka
membeli tanah tanpa memperhatikan kualitas
tanah. Mereka menjualnya kembali ketika ada
pembeli yang menawarkan harga yang cocok.
Aplikasi Finansialku
berguna membantu
Anda mengelola
dan merencanakan
keuangan keluarga
Aplikasi Finansialku
membantu Anda
mencatat dan
merencanakan
tujuan keuangan.
Aplikasi
Finansialku
©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
112
4.3 Kenali Saham Yang Anda Beli
Setelah memutuskan menjadi investor atau
trader, langkah berikutnya adalah mengenali
saham itu sendiri. Investasi saham memang
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak
mengenali saham dengan baik. Anda perlu
mengetahui faktor penentu naik turun harga
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat.
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih
suka menanamkan uangnya di Bank.
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga
lebih giat berbisnis.
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja
perusahaan ikut memburuk dan membuat
harga saham turun. Jika ekonomi menguat,
prospek perusahaan akan bertambah cerah,
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang
bertumbuh pesat akan melambungkan harga
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam.
Harga-harga saham tambang batubara dan
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan
melambung dan laba yang dihasilkan besar.
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia
turun hingga titik terendahnya, harga saham
pertambangan pun mengalami kelesuan
hingga banyak yang turun drastis.
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen
yang solid dan profesional? Seperti apa
kondisi keuangan perusahaan? Apakah
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk
menentukan bagus tidaknya fundamental
sebuah perusahaan. Perusahaan
berfundamental kokoh biasanya memiliki
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi
pergerakan harga saham, walaupun hanya
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga
saham perusahaan kecil yang bersangkutan.
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak
langsung pada kinerja perusahaan baik
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi
korporasi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan antara lain:
1. RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham,
membahas tentang kinerja perusahaan ke
depannya. Investor dapat menghadiri
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar
saham baru untuk dijual kepada investor.
Bila investor tidak ingin kepemilikannya
berkurang, maka investor bisa membeli
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada
investor untuk membeli saham pada harga
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga
saham dengan menambah jumlah lembar
saham yang beredar.
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari
stock split, adalah aksi mengurangi lembar
saham yang beredar untuk memperbesar
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil
keuntungan kepada investor. Dividen
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali
saham yang beredar oleh perusahaan
untuk mengurangi kepemilikan publik atas
saham tersebut.
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan
melalui perdagangan antara teman sendiri,
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’.
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar
yang memiliki kepentingan untuk mengambil
keuntungan dengan mempermainkan harga
saham yang bersangkutan.
Setelah memutuskan menjadi investor atau
trader, langkah berikutnya adalah mengenali
saham itu sendiri. Investasi saham memang
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak
mengenali saham dengan baik. Anda perlu
mengetahui faktor penentu naik turun harga
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat.
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih
suka menanamkan uangnya di Bank.
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga
lebih giat berbisnis.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
113©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja
perusahaan ikut memburuk dan membuat
harga saham turun. Jika ekonomi menguat,
prospek perusahaan akan bertambah cerah,
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang
bertumbuh pesat akan melambungkan harga
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam.
Harga-harga saham tambang batubara dan
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan
melambung dan laba yang dihasilkan besar.
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia
turun hingga titik terendahnya, harga saham
pertambangan pun mengalami kelesuan
hingga banyak yang turun drastis.
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen
yang solid dan profesional? Seperti apa
kondisi keuangan perusahaan? Apakah
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk
menentukan bagus tidaknya fundamental
sebuah perusahaan. Perusahaan
berfundamental kokoh biasanya memiliki
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi
pergerakan harga saham, walaupun hanya
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga
saham perusahaan kecil yang bersangkutan.
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak
langsung pada kinerja perusahaan baik
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi
korporasi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan antara lain:
1. RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham,
membahas tentang kinerja perusahaan ke
depannya. Investor dapat menghadiri
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar
saham baru untuk dijual kepada investor.
Bila investor tidak ingin kepemilikannya
berkurang, maka investor bisa membeli
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada
investor untuk membeli saham pada harga
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga
saham dengan menambah jumlah lembar
saham yang beredar.
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari
stock split, adalah aksi mengurangi lembar
saham yang beredar untuk memperbesar
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil
keuntungan kepada investor. Dividen
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali
saham yang beredar oleh perusahaan
untuk mengurangi kepemilikan publik atas
saham tersebut.
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan
melalui perdagangan antara teman sendiri,
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’.
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar
yang memiliki kepentingan untuk mengambil
keuntungan dengan mempermainkan harga
saham yang bersangkutan.
Setelah memutuskan menjadi investor atau
trader, langkah berikutnya adalah mengenali
saham itu sendiri. Investasi saham memang
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak
mengenali saham dengan baik. Anda perlu
mengetahui faktor penentu naik turun harga
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat.
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih
suka menanamkan uangnya di Bank.
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga
lebih giat berbisnis.
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja
perusahaan ikut memburuk dan membuat
harga saham turun. Jika ekonomi menguat,
prospek perusahaan akan bertambah cerah,
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang
bertumbuh pesat akan melambungkan harga
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam.
Harga-harga saham tambang batubara dan
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan
melambung dan laba yang dihasilkan besar.
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia
turun hingga titik terendahnya, harga saham
pertambangan pun mengalami kelesuan
hingga banyak yang turun drastis.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
114
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen
yang solid dan profesional? Seperti apa
kondisi keuangan perusahaan? Apakah
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk
menentukan bagus tidaknya fundamental
sebuah perusahaan. Perusahaan
berfundamental kokoh biasanya memiliki
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi
pergerakan harga saham, walaupun hanya
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga
saham perusahaan kecil yang bersangkutan.
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak
langsung pada kinerja perusahaan baik
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi
korporasi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan antara lain:
1. RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham,
membahas tentang kinerja perusahaan ke
depannya. Investor dapat menghadiri
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar
saham baru untuk dijual kepada investor.
Bila investor tidak ingin kepemilikannya
berkurang, maka investor bisa membeli
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada
investor untuk membeli saham pada harga
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga
saham dengan menambah jumlah lembar
saham yang beredar.
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari
stock split, adalah aksi mengurangi lembar
saham yang beredar untuk memperbesar
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil
keuntungan kepada investor. Dividen
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali
saham yang beredar oleh perusahaan
untuk mengurangi kepemilikan publik atas
saham tersebut.
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan
melalui perdagangan antara teman sendiri,
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’.
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar
yang memiliki kepentingan untuk mengambil
keuntungan dengan mempermainkan harga
saham yang bersangkutan.
Setelah memutuskan menjadi investor atau
trader, langkah berikutnya adalah mengenali
saham itu sendiri. Investasi saham memang
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak
mengenali saham dengan baik. Anda perlu
mengetahui faktor penentu naik turun harga
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat.
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih
suka menanamkan uangnya di Bank.
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga
lebih giat berbisnis.
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja
perusahaan ikut memburuk dan membuat
harga saham turun. Jika ekonomi menguat,
prospek perusahaan akan bertambah cerah,
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang
bertumbuh pesat akan melambungkan harga
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam.
Harga-harga saham tambang batubara dan
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan
melambung dan laba yang dihasilkan besar.
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia
turun hingga titik terendahnya, harga saham
pertambangan pun mengalami kelesuan
hingga banyak yang turun drastis.
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen
yang solid dan profesional? Seperti apa
kondisi keuangan perusahaan? Apakah
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk
menentukan bagus tidaknya fundamental
sebuah perusahaan. Perusahaan
berfundamental kokoh biasanya memiliki
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi
pergerakan harga saham, walaupun hanya
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga
saham perusahaan kecil yang bersangkutan.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
115©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak
langsung pada kinerja perusahaan baik
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi
korporasi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan antara lain:
1. RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham,
membahas tentang kinerja perusahaan ke
depannya. Investor dapat menghadiri
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar
saham baru untuk dijual kepada investor.
Bila investor tidak ingin kepemilikannya
berkurang, maka investor bisa membeli
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada
investor untuk membeli saham pada harga
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga
saham dengan menambah jumlah lembar
saham yang beredar.
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari
stock split, adalah aksi mengurangi lembar
saham yang beredar untuk memperbesar
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil
keuntungan kepada investor. Dividen
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali
saham yang beredar oleh perusahaan
untuk mengurangi kepemilikan publik atas
saham tersebut.
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan
melalui perdagangan antara teman sendiri,
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’.
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar
yang memiliki kepentingan untuk mengambil
keuntungan dengan mempermainkan harga
saham yang bersangkutan.
Setelah memutuskan menjadi investor atau
trader, langkah berikutnya adalah mengenali
saham itu sendiri. Investasi saham memang
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak
mengenali saham dengan baik. Anda perlu
mengetahui faktor penentu naik turun harga
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat.
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih
suka menanamkan uangnya di Bank.
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga
lebih giat berbisnis.
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja
perusahaan ikut memburuk dan membuat
harga saham turun. Jika ekonomi menguat,
prospek perusahaan akan bertambah cerah,
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang
bertumbuh pesat akan melambungkan harga
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam.
Harga-harga saham tambang batubara dan
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan
melambung dan laba yang dihasilkan besar.
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia
turun hingga titik terendahnya, harga saham
pertambangan pun mengalami kelesuan
hingga banyak yang turun drastis.
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen
yang solid dan profesional? Seperti apa
kondisi keuangan perusahaan? Apakah
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk
menentukan bagus tidaknya fundamental
sebuah perusahaan. Perusahaan
berfundamental kokoh biasanya memiliki
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi
pergerakan harga saham, walaupun hanya
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga
saham perusahaan kecil yang bersangkutan.
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak
langsung pada kinerja perusahaan baik
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi
korporasi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan antara lain:
1. RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham,
membahas tentang kinerja perusahaan ke
depannya. Investor dapat menghadiri
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar
saham baru untuk dijual kepada investor.
Bila investor tidak ingin kepemilikannya
berkurang, maka investor bisa membeli
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada
investor untuk membeli saham pada harga
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga
saham dengan menambah jumlah lembar
saham yang beredar.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
116
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari
stock split, adalah aksi mengurangi lembar
saham yang beredar untuk memperbesar
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil
keuntungan kepada investor. Dividen
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali
saham yang beredar oleh perusahaan
untuk mengurangi kepemilikan publik atas
saham tersebut.
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan
melalui perdagangan antara teman sendiri,
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’.
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar
yang memiliki kepentingan untuk mengambil
keuntungan dengan mempermainkan harga
saham yang bersangkutan.
Setelah memutuskan menjadi investor atau
trader, langkah berikutnya adalah mengenali
saham itu sendiri. Investasi saham memang
memiliki risiko yang tinggi, jika Anda tidak
mengenali saham dengan baik. Anda perlu
mengetahui faktor penentu naik turun harga
saham tersebut.
Naik turunnya harga saham mencerminkan
nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat.
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari
makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan
ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku
bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih
suka menanamkan uangnya di Bank.
Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham
menjadi pilihan investor dan perusahaan juga
lebih giat berbisnis.
Pertumbuhan ekonomi juga menentukan
harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja
perusahaan ikut memburuk dan membuat
harga saham turun. Jika ekonomi menguat,
prospek perusahaan akan bertambah cerah,
demikian pula harga sahamnya.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Kondisi industri suatu perusahaan berada juga
mempengaruhi harga sahamnya. industri yang
bertumbuh pesat akan melambungkan harga
saham perusahaan industri tersebut.
Ambil contoh, sektor pertambangan, pada
tahun 2007 harga komoditas meroket tajam.
Harga-harga saham tambang batubara dan
minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan
melambung dan laba yang dihasilkan besar.
Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia
turun hingga titik terendahnya, harga saham
pertambangan pun mengalami kelesuan
hingga banyak yang turun drastis.
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Kondisi fundamental perusahaan pasti
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Apakah perusahaan memiliki manajemen
yang solid dan profesional? Seperti apa
kondisi keuangan perusahaan? Apakah
manajemen dikelola oleh orang yang jujur?
Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk
menentukan bagus tidaknya fundamental
sebuah perusahaan. Perusahaan
berfundamental kokoh biasanya memiliki
harga saham yang bagus.
#4 Rumor Yang Beredar
Rumor yang beredar juga mempengaruhi
pergerakan harga saham, walaupun hanya
sekedar isu. Biasanya rumor perusahaan kecil
yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga
saham perusahaan kecil yang bersangkutan.
4.3.5 Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi juga dapat berdampak
langsung pada kinerja perusahaan baik
sekarang maupun di masa mendatang. Aksi
korporasi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan antara lain:
1. RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham,
membahas tentang kinerja perusahaan ke
depannya. Investor dapat menghadiri
RUPS dengan mengajukan KTUR kepada
broker dan membawa KTUR ke RUPS.
2. Right Issue, yaitu aksi menambah lembar
saham baru untuk dijual kepada investor.
Bila investor tidak ingin kepemilikannya
berkurang, maka investor bisa membeli
saham baru di harga yang ditetapkan.
3. Waran, yaitu hak yang diberikan pada
investor untuk membeli saham pada harga
yang ditentukan oleh penerbit warran.
4. Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga
saham dengan menambah jumlah lembar
saham yang beredar.
5. Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari
stock split, adalah aksi mengurangi lembar
saham yang beredar untuk memperbesar
harga saham yang beredar.
6. Dividen, yaitu aksi pembagian hasil
keuntungan kepada investor. Dividen
dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa
saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
7. Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali
saham yang beredar oleh perusahaan
untuk mengurangi kepemilikan publik atas
saham tersebut.
#6 Aksi Penipuan Harga
Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan
melalui perdagangan antara teman sendiri,
dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’.
Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar
yang memiliki kepentingan untuk mengambil
keuntungan dengan mempermainkan harga
saham yang bersangkutan.
Bagian 4: Tips Berinvestasi Saham
117©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
4.4 Berinvestasilah, Bukan Berspekulasi
Berinvestasi saham tentunya berbeda dengan
spekulasi (berjudi). Perbedaannya terletak
pada kedalaman analisis yang dilakukan ketika
melakukan transaksi.
Spekulasi yaitu melakukan transaksi secara
untung-untungan, tanpa dasar analisis yang
kuat. Karena itu berspekulasi juga dapat
dikatakan sebagai berjudi.
Berbeda dengan investasi. Ketika Anda
melakukan sebuah transaksi, maka semuanya
sudah dilakukan berdasarkan kalkulasi yang
matang serta analisis yang terkontrol,
sehingga meminimasi risiko yang ada.
Anda bisa memilih untuk menjadi investor
saham, atau menjadi trader saham. Namun,
janganlah menjadi penjudi saham.
Siapa pun bisa sukses di Investasi saham. Bab
berikutnya akan membahas sebuah kisah
sukses investor saham negara kita yang dijuluki
“Warren Buffett negara kita ”, penasaran?
Langsung lihat yuk!
Bagian 5
Kisah Sukses
“Warren Buffet
negara kita ”
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
119©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Bagian 5
Kisah Sukses “Warren Buffett
negara kita ”
Seperti yang kami janjikan, inilah contoh kisah
sukses seorang investor saham ternama di
negara kita yang dijuluki sebagai ”Warren
Buffett negara kita ”. Siapakah dia?
Pada bab ini kita akan melihat:
1. Siapakah “Warren Buffet negara kita ”?
2. Contoh Kesuksesan Lo Kheng Hong
3. Kehidupan Investor yang Bebas Keuangan.
Berinvestasi bukanlah soal mengalahkan orang lain.
Ini soal mengontrol dirimu sendiri di permainanmu.
~ Benjamin Graham
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
120
5.1 Lo Kheng Hong: Investor yang
Bebas Finansial
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan
karena keberhasilannya di bursa saham
dengan mempelajari strategi investasi ala
Warren Buffett.
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses
mencapai kebebasan keuangan (Financial
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham.
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi
investor jangka panjang dibandingkan menjadi
investor jangka pendek atau trader.
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham.
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun.
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga
yang sederhana. Ayahnya berasal dari
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi.
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB).
Dengan gajinya, dia membiayai uang
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar,
namun dengan hidup hemat dia dapat
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat
dan ditabung ke Deposito.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai
berkenalan dengan saham dan pasar modal.
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat
membeli saham IPO (Initial Public Offering
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih
rajin mempelajari investasi saham secara
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40
buku atau lebih.
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja.
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji.
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan
untuk berhenti untuk berfokus menjadi
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi
saham, dan dia sudah memiliki cukup
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat.
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah.
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli
mobil cukup yang seharga sepeda motor,
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut,
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa
dia sedang menunda kenikmatan demi
sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama-
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah
satu langkah penting untuk meraih
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar
menikmati menunda kenikmatan.
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan
karena keberhasilannya di bursa saham
dengan mempelajari strategi investasi ala
Warren Buffett.
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses
mencapai kebebasan keuangan (Financial
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham.
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi
investor jangka panjang dibandingkan menjadi
investor jangka pendek atau trader.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
121©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham.
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun.
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga
yang sederhana. Ayahnya berasal dari
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi.
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB).
Dengan gajinya, dia membiayai uang
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar,
namun dengan hidup hemat dia dapat
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu
dihemat
dan ditabung ke Deposito.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai
berkenalan dengan saham dan pasar modal.
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat
membeli saham IPO (Initial Public Offering
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih
rajin mempelajari investasi saham secara
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40
buku atau lebih.
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja.
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji.
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan
untuk berhenti untuk berfokus menjadi
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi
saham, dan dia sudah memiliki cukup
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat.
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah.
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli
mobil cukup yang seharga sepeda motor,
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut,
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa
dia sedang menunda kenikmatan demi
sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama-
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah
satu langkah penting untuk meraih
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar
menikmati menunda kenikmatan.
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan
karena keberhasilannya di bursa saham
dengan mempelajari strategi investasi ala
Warren Buffett.
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses
mencapai kebebasan keuangan (Financial
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham.
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi
investor jangka panjang dibandingkan menjadi
investor jangka pendek atau trader.
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham.
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun.
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga
yang sederhana. Ayahnya berasal dari
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi.
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB).
Dengan gajinya, dia membiayai uang
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar,
namun dengan hidup hemat dia dapat
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat
dan ditabung ke Deposito.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
122
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai
berkenalan dengan saham dan pasar modal.
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat
membeli saham IPO (Initial Public Offering
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih
rajin mempelajari investasi saham secara
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40
buku atau lebih.
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja.
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji.
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan
untuk berhenti untuk berfokus menjadi
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi
saham, dan dia sudah memiliki cukup
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat.
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah.
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli
mobil cukup yang seharga sepeda motor,
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut,
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa
dia sedang menunda kenikmatan demi
sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama-
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah
satu langkah penting untuk meraih
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar
menikmati menunda kenikmatan.
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan
karena keberhasilannya di bursa saham
dengan mempelajari strategi investasi ala
Warren Buffett.
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses
mencapai kebebasan keuangan (Financial
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham.
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi
investor jangka panjang dibandingkan menjadi
investor jangka pendek atau trader.
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham.
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun.
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga
yang sederhana. Ayahnya berasal dari
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi.
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB).
Dengan gajinya, dia membiayai uang
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar,
namun dengan hidup hemat dia dapat
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat
dan ditabung ke Deposito.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai
berkenalan dengan saham dan pasar modal.
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat
membeli saham IPO (Initial Public Offering
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih
rajin mempelajari investasi saham secara
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40
buku atau lebih.
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja.
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
123©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan
untuk berhenti untuk berfokus menjadi
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi
saham, dan dia sudah memiliki cukup
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat.
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah.
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli
mobil cukup yang seharga sepeda motor,
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut,
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa
dia sedang menunda kenikmatan demi
sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama-
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah
satu langkah penting untuk meraih
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar
menikmati menunda kenikmatan.
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan
karena keberhasilannya di bursa saham
dengan mempelajari strategi investasi ala
Warren Buffett.
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses
mencapai kebebasan keuangan (Financial
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham.
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi
investor jangka panjang dibandingkan menjadi
investor jangka pendek atau trader.
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham.
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun.
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga
yang sederhana. Ayahnya berasal dari
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi.
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB).
Dengan gajinya, dia membiayai uang
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar,
namun dengan hidup hemat dia dapat
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat
dan ditabung ke Deposito.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai
berkenalan dengan saham dan pasar modal.
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat
membeli saham IPO (Initial Public Offering
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih
rajin mempelajari investasi saham secara
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40
buku atau lebih.
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja.
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji.
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan
untuk berhenti untuk berfokus menjadi
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi
saham, dan dia sudah memiliki cukup
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat.
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah.
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli
mobil cukup yang seharga sepeda motor,
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut,
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa
dia sedang menunda kenikmatan demi
sesuatu yang besar pada masa depan.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
124
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama-
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah
satu langkah penting untuk meraih
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar
menikmati menunda kenikmatan.
5.2 Contoh Kesuksesan Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong hampir mengalokasikan
seluruh asetnya di pasar modal, dan hanya
menyisakan sebesar 15% saja. Di antara
banyak kisah sukses investasinya ada 2 saham
yang tercatat memberinya keuntungan dalam
jumlah yang fantastis, yaitu UNTR dan MBAI.
#1 Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)
Lo Kheng Hong membeli saham UNTR
(PT. United Tractor Tbk.) pada 1998 dengan
seluruh modalnya, saat harganya Rp250 per
saham. Jumlah yang dibelinya sebanyak 6 juta
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar enam hingga delapan
tahun kemudian pada harga rata-rata sebesar
Rp15.000, dan menikmati keuntungan 5.900%.
Dia memperoleh sebesar Rp90 miliar dari
penjualan saham tersebut.
Bagaimana Lo Kheng Hong menemukan
UNTR? Apakah sekadar keberuntungan, atau
hasil analisis yang cerdas? Lo Kheng Hong
menjelaskan alasannya membeli UNTR.
Total aset UNTR pada akhir 1998 adalah Rp3,8
triliun dengan saham beredar sebanyak 138
juta. Pada harga pasar Rp250 per saham, total
kapitalisasi pasar UNTR hanya sebesar Rp34,5
miliar saja.
Padahal selama 1998, pendapatan UNTR
mencapai Rp3,6 triliun, dan laba usahanya
adalah Rp1 triliun. Karena inilah saat kinerjanya
membaik, harga saham UNTR pun meroket
mengikuti fundamental perusahaannya.
#2 Saham PT Multibreeder Adirama
negara kita Tbk (MBAI)
Pada kesempatan lain Lo Kheng Hong juga
membeli saham MBAI pada tahun 2005 saat
harganya Rp250 per saham sebanyak 6,2 juta
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar tahun 2011 pada harga
rata-rata sebesar Rp31.500, dan menikmati
keuntungan 12.500%. Dia memperoleh
keuntungan sebesar Rp195,8 miliar dari
penjualan saham tersebut.
Sumber gambar: https://goo.gl/8DZyNY
“Warren Buffett negara kita ”, demikianlah
julukan Lo Kheng Hong di bursa saham
negara kita . Julukan tersebut dia dapatkan
karena keberhasilannya di bursa saham
dengan mempelajari strategi investasi ala
Warren Buffett.
Sumber Gambar: https://goo.gl/TqfEtJ
Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses
mencapai kebebasan keuangan (Financial
Freedom) hanya dengan berinvestasi saham.
Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi
investor jangka panjang dibandingkan menjadi
investor jangka pendek atau trader.
Lo Kheng Hong adalah seorang value investor
sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham.
Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui
memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun.
Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang
yang ingin berinvestasi di saham.
Latar Belakang Kehidupan
Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah
anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga
yang sederhana. Ayahnya berasal dari
Pontianak yang merantau ke Jakarta.
Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang
sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi.
Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di
Bank, dan diterima sebagai pegawai tata
usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB).
Dengan gajinya, dia membiayai uang
kuliahnya sendiri.
Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar,
namun dengan hidup hemat dia dapat
menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat
dan ditabung ke Deposito.
Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai
berkenalan dengan saham dan pasar modal.
Dia membeli saham pertamanya pada usia 30
tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng
Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett
memulai saham sejak umur 11 tahun.
Modal investasinya saat itu masih terbatas
karena gajinya kecil. Namun baginya, hal
tersebut tidak menjadi masalah, karena dia
bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan
di lembar saham.
Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat
membeli saham IPO (Initial Public Offering
atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu
ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk
tetap berinvestasi di saham.
Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih
rajin mempelajari investasi saham secara
otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah
mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40
buku atau lebih.
Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja.
Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank
Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji.
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan
kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap
diprioritaskan untuk membeli saham.
Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan
untuk berhenti untuk berfokus menjadi
investor saham.
Dia berani melakukan ini karena mendapatkan
keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi
saham, dan dia sudah memiliki cukup
pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong
Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat.
Kesehariannya, dia hanya memakai mobil
Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah.
Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli
mobil cukup yang seharga sepeda motor,
yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana
tidak nyamannya ia naik mobil tersebut,
Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa
dia sedang menunda kenikmatan demi
sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama-
kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau
gaya hidup.
Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah
satu langkah penting untuk meraih
kesuksesan keuangan adalah dengan belajar
menikmati menunda kenikmatan.
Lo Kheng Hong hampir mengalokasikan
seluruh asetnya di pasar modal, dan hanya
menyisakan sebesar 15% saja. Di antara
banyak kisah sukses investasinya ada 2 saham
yang tercatat memberinya keuntungan dalam
jumlah yang fantastis, yaitu UNTR dan MBAI.
#1 Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)
Lo Kheng Hong membeli saham UNTR
(PT. United Tractor Tbk.) pada 1998 dengan
seluruh modalnya, saat harganya Rp250 per
saham. Jumlah yang dibelinya sebanyak 6 juta
lembar saham.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
125©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
Ia menjualnya sekitar enam hingga delapan
tahun kemudian pada harga rata-rata sebesar
Rp15.000, dan menikmati keuntungan 5.900%.
Dia memperoleh sebesar Rp90 miliar dari
penjualan saham tersebut.
Bagaimana Lo Kheng Hong menemukan
UNTR? Apakah sekadar keberuntungan, atau
hasil analisis yang cerdas? Lo Kheng Hong
menjelaskan alasannya membeli UNTR.
Total aset UNTR pada akhir 1998 adalah Rp3,8
triliun dengan saham beredar sebanyak 138
juta. Pada harga pasar Rp250 per saham, total
kapitalisasi pasar UNTR hanya sebesar Rp34,5
miliar saja.
Padahal selama 1998, pendapatan UNTR
mencapai Rp3,6 triliun, dan laba usahanya
adalah Rp1 triliun. Karena inilah saat kinerjanya
membaik, harga saham UNTR pun meroket
mengikuti fundamental perusahaannya.
#2 Saham PT Multibreeder Adirama
negara kita Tbk (MBAI)
Pada kesempatan lain Lo Kheng Hong juga
membeli saham MBAI pada tahun 2005 saat
harganya Rp250 per saham sebanyak 6,2 juta
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar tahun 2011 pada harga
rata-rata sebesar Rp31.500, dan menikmati
keuntungan 12.500%. Dia memperoleh
keuntungan sebesar Rp195,8 miliar dari
penjualan saham tersebut.
Sumber gambar: https://goo.gl/8DZyNY
Lo Kheng Hong hampir mengalokasikan
seluruh asetnya di pasar modal, dan hanya
menyisakan sebesar 15% saja. Di antara
banyak kisah sukses investasinya ada 2 saham
yang tercatat memberinya keuntungan dalam
jumlah yang fantastis, yaitu UNTR dan MBAI.
#1 Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)
Lo Kheng Hong membeli saham UNTR
(PT. United Tractor Tbk.) pada 1998 dengan
seluruh modalnya, saat harganya Rp250 per
saham. Jumlah yang dibelinya sebanyak 6 juta
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar enam hingga delapan
tahun kemudian pada harga rata-rata sebesar
Rp15.000, dan menikmati keuntungan 5.900%.
Dia memperoleh sebesar Rp90 miliar dari
penjualan saham tersebut.
Bagaimana Lo Kheng Hong menemukan
UNTR? Apakah sekadar keberuntungan, atau
hasil analisis yang cerdas? Lo Kheng Hong
menjelaskan alasannya membeli UNTR.
Total aset UNTR pada akhir 1998 adalah Rp3,8
triliun dengan saham beredar sebanyak 138
juta. Pada harga pasar Rp250 per saham, total
kapitalisasi pasar UNTR hanya sebesar Rp34,5
miliar saja.
Padahal selama 1998, pendapatan UNTR
mencapai Rp3,6 triliun, dan laba usahanya
adalah Rp1 triliun. Karena inilah saat kinerjanya
membaik, harga saham UNTR pun meroket
mengikuti fundamental perusahaannya.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
126
#2 Saham PT Multibreeder Adirama
negara kita Tbk (MBAI)
Pada kesempatan lain Lo Kheng Hong juga
membeli saham MBAI pada tahun 2005 saat
harganya Rp250 per saham sebanyak 6,2 juta
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar tahun 2011 pada harga
rata-rata sebesar Rp31.500, dan menikmati
keuntungan 12.500%. Dia memperoleh
keuntungan sebesar Rp195,8 miliar dari
penjualan saham tersebut.
Sumber gambar: https://goo.gl/8DZyNY
Setelah sukses berinvestasi saham, Lo Kheng
Hong menikmati hidupnya setiap hari. Dia
duduk di taman rumahnya dan melakukan 3
hal, RTI: Reading, Thinking, dan Investing.
Dalam menggambarkan hidupnya sekarang,
Lo Kheng Hong menyebut dirinya sebagai
orang yang bebas. Ada 5 hal yang tidak
dipunyainya, namun dia tidak perlu iri
karenanya. 5 hal itu adalah: Kantor,
Pelanggan, Karyawan, Bos, dan Utang.
Dia pun berkelakar, bahwa seluruh jajaran
manajemen bekerja, beserta karyawan-
karyawannya, digaji per bulan, namun yang
berhak mendapat keuntungannya adalah
dirinya yang merupakan Sleeping Shareholder.
Kini Lo Kheng Hong terus berusaha
membagikan ilmunya dalam rangka
menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk
berinvestasi.
Dia seringkali berbagi dengan anak-anak,
saudara, teman dan juga para mahasiswa
dengan memberi kuliah umum di berbagai
universitas, serta kepada para profesional di
berbagai perusahaan publik tentang manfaat
berinvestasi di bursa saham.
Ingin mempunyai kisah sukses seperti Lo
Kheng Hong? Yuk segera berinvestasi saham
dari sekarang! Yuk Nabung Saham.
Lo Kheng Hong hampir mengalokasikan
seluruh asetnya di pasar modal, dan hanya
menyisakan sebesar 15% saja. Di antara
banyak kisah sukses investasinya ada 2 saham
yang tercatat memberinya keuntungan dalam
jumlah yang fantastis, yaitu UNTR dan MBAI.
#1 Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)
Lo Kheng Hong membeli saham UNTR
(PT. United Tractor Tbk.) pada 1998 dengan
seluruh modalnya, saat harganya Rp250 per
saham. Jumlah yang dibelinya sebanyak 6 juta
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar enam hingga delapan
tahun kemudian pada harga rata-rata sebesar
Rp15.000, dan menikmati keuntungan 5.900%.
Dia memperoleh sebesar Rp90 miliar dari
penjualan saham tersebut.
Bagaimana Lo Kheng Hong menemukan
UNTR? Apakah sekadar keberuntungan, atau
hasil analisis yang cerdas? Lo Kheng Hong
menjelaskan alasannya membeli UNTR.
Total aset UNTR pada akhir 1998 adalah Rp3,8
triliun dengan saham beredar sebanyak 138
juta. Pada harga pasar Rp250 per saham, total
kapitalisasi pasar UNTR hanya sebesar Rp34,5
miliar saja.
Padahal selama 1998, pendapatan UNTR
mencapai Rp3,6 triliun, dan laba usahanya
adalah Rp1 triliun. Karena inilah saat kinerjanya
membaik, harga saham UNTR pun meroket
mengikuti fundamental perusahaannya.
#2 Saham PT Multibreeder Adirama
negara kita Tbk (MBAI)
Pada kesempatan lain Lo Kheng Hong juga
membeli saham MBAI pada tahun 2005 saat
harganya Rp250 per saham sebanyak 6,2 juta
lembar saham.
Ia menjualnya sekitar tahun 2011 pada harga
rata-rata sebesar Rp31.500, dan menikmati
keuntungan 12.500%. Dia memperoleh
keuntungan sebesar Rp195,8 miliar dari
penjualan saham tersebut.
Sumber gambar: https://goo.gl/8DZyNY
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
127©2017 PT. Solusi Finansialku negara kita
PT Multibreeder Adirama negara kita Tbk,
merupakan perusahaan ternak ayam terbesar
kedua di negara kita (sekarang sudah merger
dengan Japfa Comfeed).
Jumlah saham MBAI yang beredar di 2006
mencapai 75 juta lembar. Jadi, nilai
perusahaannya adalah Rp 250 dikali 75 juta
lembar, yaitu Rp18,75 miliar. Padahal laba yang
dihasilkan MBAI sebesar Rp106 miliar.
Tidak banyak investor yang mengetahui hal ini,
sehingga tidak banyak yang beli, akibatnya
harga MBAI terlalu murah. Hasilnya setelah Lo
Kheng Hong menyimpannya selama 6 tahun,
harganya naik menjadi Rp31.500 dan dijualnya
di tahun 2011, dia memperoleh keuntungan
sebesar 12.500%
5.3 Kehidupan Investor yang
Bebas Finansial
Setelah sukses berinvestasi saham, Lo Kheng
Hong menikmati hidupnya setiap hari. Dia
duduk di taman rumahnya dan melakukan 3
hal, RTI: Reading, Thinking, dan Investing.
Dalam menggambarkan hidupnya sekarang,
Lo Kheng Hong menyebut dirinya sebagai
orang yang bebas. Ada 5 hal yang tidak
dipunyainya, namun dia tidak perlu iri
karenanya. 5 hal itu adalah: Kantor,
Pelanggan, Karyawan, Bos, dan Utang.
Dia pun berkelakar, bahwa seluruh jajaran
manajemen bekerja, beserta karyawan-
karyawannya, digaji per bulan, namun yang
berhak mendapat keuntungannya adalah
dirinya yang merupakan Sleeping Shareholder.
Kini Lo Kheng Hong terus berusaha
membagikan ilmunya dalam rangka
menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk
berinvestasi.
Dia seringkali berbagi dengan anak-anak,
saudara, teman dan juga para mahasiswa
dengan memberi kuliah umum di berbagai
universitas, serta kepada para profesional di
berbagai perusahaan publik tentang manfaat
berinvestasi di bursa saham.
Ingin mempunyai kisah sukses seperti Lo
Kheng Hong? Yuk segera berinvestasi saham
dari sekarang! Yuk Nabung Saham.
Setelah sukses berinvestasi saham, Lo Kheng
Hong menikmati hidupnya setiap hari. Dia
duduk di taman rumahnya dan melakukan 3
hal, RTI: Reading, Thinking, dan Investing.
Bagian 5: Kisah Sukses “Warren Buffett negara kita ”
128
Dalam menggambarkan hidupnya sekarang,
Lo Kheng Hong menyebut dirinya sebagai
orang yang bebas. Ada 5 hal yang tidak
dipunyainya, namun dia tidak perlu iri
karenanya. 5 hal itu adalah: Kantor,
Pelanggan, Karyawan, Bos, dan Utang.
Dia pun berkelakar, bahwa seluruh jajaran
manajemen bekerja, beserta karyawan-
karyawannya, digaji per bulan, namun yang
berhak mendapat keuntungannya adalah
dirinya yang merupakan Sleeping Shareholder.
Kini Lo Kheng Hong terus berusaha
membagikan ilmunya dalam rangka
menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk
berinvestasi.
Dia seringkali berbagi dengan anak-anak,
saudara, teman dan juga para mahasiswa
dengan memberi kuliah umum di berbagai
universitas, serta kepada para profesional di
berbagai perusahaan publik tentang manfaat
berinvestasi di bursa saham.
Ingin mempunyai kisah sukses seperti Lo
Kheng Hong? Yuk segera berinvestasi saham
dari sekarang! Yuk Nabung Saham.
Setelah sukses berinvestasi saham, Lo Kheng
Hong menikmati hidupnya setiap hari. Dia
duduk di taman rumahnya dan melakukan 3
hal, RTI: Reading, Thinking, dan Investing.
Dalam menggambarkan hidupnya sekarang,
Lo Kheng Hong menyebut dirinya sebagai
orang yang bebas. Ada 5 hal yang tidak
dipunyainya, namun dia tidak perlu iri
karenanya. 5 hal itu adalah: Kantor,
Pelanggan, Karyawan, Bos, dan Utang.
Dia pun berkelakar, bahwa seluruh jajaran
manajemen bekerja, beserta karyawan-
karyawannya, digaji per bulan, namun yang
berhak mendapat keuntungannya adalah
dirinya yang merupakan Sleeping Shareholder.
Kini Lo Kheng Hong terus berusaha
membagikan ilmunya dalam rangka
menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk
berinvestasi.
Dia seringkali berbagi dengan anak-anak,
saudara, teman dan juga para mahasiswa
dengan memberi kuliah umum di berbagai
universitas, serta kepada para profesional di
berbagai perusahaan publik tentang manfaat
berinvestasi di bursa saham.
Ingin mempunyai kisah sukses seperti Lo
Kheng Hong? Yuk segera berinvestasi saham
dari sekarang! Yuk Nabung Saham.