ekonomi makro 1
ANALISA EKONOMI MIKRO DAN MAKRO
Ekonomi mikro dan makro yaitu bagian dari pada teori ekonomi
sedangkan yang dimaksud dengan ekonomi teori yaitu ilmu
yang menganalisa tentang kebutuhan antara variable-variable
ekonomi, variable-variable ekonomi yang dimaksud dapat
bersifat mikro maupun makro. Guna memahami kedudukan dari
analisa ekonomi mikro dan makro dalam ilmu ekonomi
Ekonomi diskriptif yaitu bagian dari ilmu ekonomi yang
menggambarkan keadaan atau kegiatan ekonomi yang bener-
bener terjadi pada suatu tempat atau negara tertentu. Teori
ekonomi pada dasarnya berusaha untuk menjelaskan hubungan
antara variable-variable ekonomi baik variable mikro maupun
variable makro. Dalam ekonomi terapan menyangkut persoalan
kebijakan ekonomi yang perlu di terapkan dalam daerah atau
negara tertentu.
Teori ekonomi pada dasarnya dibagi menjadi teori
ekonomi mikro dan ------ . Baik ekonomi mikro
maupun ------ kedua-duanya mempelajari
masalah-masalah ekonomi. Namun permasalahan ekonomi yang
dipelajari berbeda dalam sudut pandangnya.
Ekonomi mikro mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi
dari unit-unit ekonomi individual, yaitu individu sebagai
konsumen. Individu sebagai pemilik faktor produksi, maupun
individu sebagai produsen. Analisa ekonomi mikro terdiri dari:
teori harga, teori produsen dan teori distribusi. Teori harga antara
lain membahas tentang proses pembentukan harga oleh interaksi
antara penawaran dan permintaan akan suatu barang dan jasa di
dalam suatu pasar, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
permintaan dan penawaran, hubungan antara harga permintaan
dengan penawaran; bentuk-bentuk pasar; dan sebagainya.
Teori produksi antara lain menganalisa tentang masalah biaya
produksi; tingkat produksi yang paling menguntungkan bagi
produsen yang harus dipilih oleh produsen agar tujuan untuk
mencapai laba maksimun tercapai. Sedangkan teori distribusi
membahas tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat usaha
tenag kerja; tingkat bunga yang harus dibayar sebab penggunaan
modal; dan tingkat keuntugan yang diperoleh para pengusaha.
Teori ekonomi mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli-
ahli ekonomi klasik pada abad 18 dan 19, seperti adam smith,
david recardo, yang selanjutnya dikembangkan oleh marshall
dan plgou. Guna menyusun teori ahli-ahli ekonomi klasik
(mikro) mendasarkan pada anggapan-anggapan dasar tertentu,
antara lain.
• Setiap subyek ekonomi selalu bertindak ekonomis rasional,
yakni para konsumen selalu berusaha untuk mencapai
kepuasan maksimal dari setiap barang dan jasa yang
dikonsumsi. Sedangkan produsen selalu berusaha untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal.
• Setiap subyek ekonomi memiliki informasi yang lengkap
atas segala sesuatu yang terjadi dipasar.
• Tingkat mobilitas yang tinggi. Sehingga para subyek
ekonomi dapat segera menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi di pasar.
berdasar anggpan-anggapan ini diatas para ahli
ekonomi klasik berkeyakinan bahwa kegiatan ekonomi akan
berkembang secara efisien, pertumbuhan ekonomi akan semakin
meningkat, dan akan tercapai kesempatan kerja penuh (full
imployment).
bila di dalam ekonomi mikro menganalisa kegiatan-
kegiatan dan permasalahan ekonomi dari unit-unit ekonomi
individual, maka di dalam ekonomi makro menganalisanya dari
pendekatan sebaliknya. Artinya yang dipelajari dalam ekonomi
makro yaitu variable-variable total seperti pendapatan nasional,
konsumsi, tabungan warga , investasi total, dan sebagainya.
Ekonomi makro menganalisa keadaan keseluruhan
dari kegiatan perekonomian. Di dalam ekonomi makro tidak
membahas kegiatan yang dilakukan oleh seorang produsen,
seorang konsumen atau seorang pemilik faktor produksi, tetapi
pada keseluruhan tindakan para konsumen, para pengusaha,
pemerintah, lembaga-lembaga keuangan, dan negara lain serta
bagaimana pengaruh tindakan-tindakan ini terhadap
perekonomian secara keseluruhan.
Teoriekonomi makro ini lahir ditandai dengan keluarnya
sebuah buku yang berjudul the general theory of employment.
Interest and money pada tahun 1937 yang ditulis oleh JM keynes
ahli ekonomi universitas cambridge inggris. Buku ini juga
dipandang sebagai tonggak yang sangat penting dalam sejarah
pemikiran ekonomi barat.
Dalam buku ini keynes menyajikan suatu teori yang
menunjukkan bahwa penganggaran dapat terjadi dan bahkan
untuk jangka yang tidak terbatas akhirnya banyak ahli ekonomi
yang menerima pendapat keynes, dan kelompok ini disebut
keynesian economist yang sampai sekarang diterima sebagai
teori yang benar dan dipraktekkan di banyak negara.
PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO
Pada dasarnya ilmu ekonomi dipelajari sebab memiliki
kegunaan. Ilmu ekonomi berguna sebab dapat memberikan
petunjuk-petunjuk mengenai kebijakan apa yang bisa diambil
untuk menanggulangi suatu permasalahan ekonomi tertentu.
Ekonomi makro yang merupakan salah satu cabang ilmu
ekonomi dapat membantu memecahkan permasalahan kebijakan
ekonomi secara makro.
Permasalahan kebijakan ekonomi makro mencakup
masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelolaan dan
pengendalian perekonomian secara umum tugas pengendalian
ekonomi makro yaitu mengusahakan agar perekonomian bisa
bekerja dan tumbuh secara seimbang, terhindar dari keadaan-
keadaan yang dapat mengganggu keseimbangan umum ini .
Ada tiga masalah ekonomi makro jangka pendek yang
harus diatasi setiap saat. Ketiga masalah yang dimaksud yaitu :
Masalah inflasi
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang
selalu dialami oleh, hampir semua negara pembicaraan tentang
inflasi selalu dikaitkan dengan kenaikan harga, sebab hargalah
indikator penting dari pada inflasi. Yang dimaksud inflasi
yaitu suatu keadaan dimana ada kecenderungan kenaikan
harga–harga secara umum dan terus menerus dengan demikian
kalau dalam warga terjadi kenaikan satu atau beberapa
oarang (dan bersifat sementara), maka kondisi semacam itu
tidak dianggap sebagai inflasi oleh sebab itu kondisi semacam
itu tidak dianggapsebagai suatu masalah dan tidak diperlukan
kebijakan khusus untuk mengatasinya. Walaupun inflasi tidak
secara otomatis menurunkan standar hidup, namun inflasi tetap
merupakan masalah, sebab tiga alasan :
• Inflasi dapat memicu redistribusi pendapatan
diantara anggota mastarakat.
• Inflasi dapat memicu penurunan efisiensi ekonomi
• Inflasi dapat menyebkan perubahan out-put dan kesempatan
ke dalam warga .
Masalah Pengangguran
Pengangguran ini terjadi sebab jumlah tenaga kerja atau
angka kerja melebihi tingkat kesempatan kerja yang tersedia. Di
negara-negara yang sedang berkembang tingkat pertumbuhan
angkatan kerja cukup tinggi, sehingga tidak seimbang dengan
kesempatan kerja yang ada kalau kenyataan ini terjadi,
maka angka pengangguran cukup tinggi tidak semua penduduk
termasuk angkatan kerja yaitu penduduk dalam usia anak
dan usia muda. Penduduk dalam usia kerja / angkatan kerja
yaitu penduduk dalam usia anatar 15 tahun sampai 59 tahun
berdasar tingkat kesempatan kerja penuh (full imployment)
atau secara teoritis perekonomian dianggap mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh bila tenaga kerja yang tersedia
seluruhnya digunakan dalam praktek yang dimaksud dengan
tingkat kesempatan kerja penuh mengandung arti yang sedikit
berbeda. Guna menentukan apakah perekonomian telah
mencapai full imployment atau yang belum menjadi ukuran
bukanlah penggunaan tenaga kerja 100%, tetapi penggunaan
tenaga kerja yang sedikit lebih rendah dari itu. Di amerika
serikat misalnya full imployment telah dianggap telah tercapai
bila tingkat pengangguran paling banyak sekitar 4%. Di negara
kita usaha kan untuk menekan tingkat pengangguran dilakukan
melalui pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk. Program
keluarga berencana yaitu salah satu alternatif untuk menekan
laju pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan pembangunan
ekonomi tidak memiliki arti kalau dibarengi dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi.
Faktor utama yang menimbulkan pengangguran yaitu
kekurangan pengeluaran agregat para pengusaha produksi barang
dan jasa denagn maksud mencari keuntungan. Keuntungan
ini hanya akan didapat diperoleh bila para pengusaha
dapat menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar
permintaan, semakin banyak barang dan jasa yang mereka
wujudkan. Kenaikan produksi yang lakukan akan menembah
penggunaan tenaga kerja. Dengan deminkian ada hubungan
yang erat diantara tingakat pendapatan nasional yang dicapai
dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan. Semakin
tinggi pendapatan nasional, semakin banyak penggunaan tenaga
kerja dalam perekonomian.
Kekurangan permintaan agregat yaitu faktor penting
yang menimbulkan pengangguran. Disamping itu faktor lain
yang menimbulkan pengangguran yaitu : (1) menganggur
sebab ingin mencari kerja lain (2) pengusaha memakai
perlatan modern; (3) ketidak sesuian antara keterampilan pekerja
yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam
industri yang ada.
Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran
suatu warga yaitu tingkat pendapatannya. Pendapatan
warga menacapai maximun bila tingkat pendapatan
penggunaan tenaga kerja penuh (full imployment)dapat
diwujudkan. Pengangguran dapat mengurangi pandapatan
warga . Dan kondisi ini tentu dapat mengurangi tingakat
kemakmuran warga yang pernah dicapai.
Edwars membedakan lima bentuk pengangguran, yaitu:
• Pengangguran terbuka
Yang termasuk dalam penganguran terbuka ini baik sukarela
(mereka yang tidak mau bekerja sebab mengharap pekerjaan
yang lebih baik mamupun terpaksa secara terpaksa (mereka
yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan)
• Setengah menganggur (under umployment)
Yang ternasuk dalam penganguran ini yaitu mereka yang
bekerja lamanya (hari, minggu. musiman) kurang dari yang
mereka bisa kerjakan.
• Mereka yang tidak digolongkan penganguran ternuka dan
setengah penganguran. Yang termas uk dalam pengangguran
ini yaitu
Pengangguran yang tidak kentara (diquised
unemployment). Misalnya petani yang bekerja di ladang
selama sehari penuh, padahal pekerjaan itu sebenarnya
tidak memerlukan waktu yang sehari penuh.
Pensiunan lebih awal; fenomena ini dilakukan guna
memberi peluang pada mereka yang muda dan belum
bekerja.
• Tenaga kerja yang lemah
Yaitu mereka yang mungkin bekerja full-time, tetapi
intensinya lemah sebab kurang gizi atau penyakit.
• Tenaga kerja yang tidak produktf
Yaitu mereka yang mampu bekerja secara produktif, tetapi
sebab sumber daya- sumber daya penolong kurang memadai.
Dalam kondisi semacam itu mereka tidak bisa menghasilkan
sesuatu dengan baik.Dalam realisasinya ada hubungan
yang erat sekali antara tingginya tingkat pengangguran,
luasnya kemiskinan, dan distribusi pendapatanyang tidak
merata. Bagi sebagian besar mereka yang tidak memiliki
pekerjaan tetap atau hanya bekerja part- time selalu berada
diantara kelompok warga yang sangat miskin, dan
terpinggirkan. Dalam proses pembangunan yang selama ini
dilaksanakan mestinya mereka itulah yang perlu diberdayakan
untuk mencapai kondisi ekonomi yang lebih baik.Namun
demikian yaitu salah jika beranggapan bahwa setiap orang
yang tidak memiliki pekerjaan yaitu kemiskinan, sedang
yang bekerja secara penuh yaitu orang kaya. Masalah
kaya dan miskin berkaitan dengan banyak faktor yang
mempengaruhi dan tergantung juga diri manusianya itu
sendiri.
Masalah Ketimpangan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran yaitu neraca yang memuat ikhtisar
dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun.
Transaksi – transaksi yang ada dalam neraca
pembayaran menyangkut barang- barang dan jasa, dalam bentuk
ekspor maupun impor, transaksi dinanciil seperti pemberian
atau penerimaan kredit kepada atau dari negara lain, penanaman
modal di luar negeri dan transaksi- transaksi yang bersifat
unilateral seperti pembayaran transfer dari orang- orang yang
tinggal di luar negeri tidak sama dengan jumlah penerimaan
yang diperoleh dari luar negeri, selisihnya dapat berupa surplus
atau defisit pada neraca pembayaran. Ketidakseimbangan dalam
neraca pembayaran suatu negara dapat dikatakan merupakan
masalah bila ketidakseimbangan ini cukup besar. Kalau
kenyataan itu terjadi, maka diperlukan kebijakan pemerintah
untuk mengatasinya.
Pada tingkat mikro ekonomis, neraca pembayaran
berhubungan dengan aktifitas internasional agregat serta
memberikan petunjuk apakah dalam ekonomi ada
keseimbangan atau apakah sebaliknya.
Meskipun neraca pembayaran harus selalu dalam keadaan
keseimbangan secara akuntansi, namun tidak selalu harus
dalam keadaan keseimbangan secara ekonomis. Hal ini sebab
jumlah transaksi kredit otonom tidak selalu sama dengan
debet otonom.Transaksi otonom dilaksanakan untuk pos-pos
itu sendiri sebagai respon stimuli ekonomis, sosial bahkan
politis yang berbeda-beda. Transaksi demikian dilakukan untuk
menciptakan pendapatan serta memperbaiki kesejahteraan
ekonomi pos-pos yang termasuk dalam transaksi otonom yaitu
ekspor dan impor barang dan jasa, investasi asing, bantuan
pemerintah, bantuan militer, serta kelompok tertentu arus
kapital. Semua ini dicatat dalam rekening neraca pembayaran
sebagai kredit atau debit sesuai dengan arus yang dicerminkan.
Transaksi penampungan atau pengakomodasian dilaksanakan
untuk mengkompensasi transaksi otonom dan secara esensial
mencerminkan mitra finansial dari transaksi-transaksi ini .
Transaksi pengakomodasian ini pada dasarnya terdiri atas arus
kapital jangka pendek yang dicatat sebagai kredit atau debet
sesuai dengan arus yang dicerminkannya.
Dalam era globalisasi ekonomi yang terjadi pada saat ini
ketergantungan perkembangan ekonomi antara negara yang
ada di dunia semakin bertambah besar. Neraca pemabayaran
akan memberikan informasi mengenai nilai ekspor dan import,
transaksi jasa dan lain- lain.
Setiap negara akan berusaha menjaga stabilitas neraca
pembayaran yaitu suatu keadaan dimana aliran uang keluar
negeri sebagai akibat impor barang dan jasa dan aliran. Modal
keluar yaitu seimbang dengan aliran uang yang masuk dari
hasil eksport barang dan jasa dan alirang masuk modal asing.
Keseimbangan dalam neraca pembayaran ini cenderung akan
mewujudkan kestabilan neraca pembayaran ini, usaha lain
yang biasanya dilakukan setiap negara yaitu menggalakkan
perkembangan eksport barang dan jasa dan meningkatkan
pengaliran masuk.
Berbagai masalah akan timbul bila suatu negara tidak
dapat menstabilkan dan mengembangkan sektor luar negerinya
dan menjaga kurs valuta asingnya.dalam teori makro ekonomi
selalu ditunjukkan bahwa bila suatu negara mengimport
scara berlebihan yaitu import selalu lebih tinggi dari eksport,
beberapa masalah akan timbul. Berbagai masalah akan timbul
yaitu :
1. Import yang berlebihan itu cenderung akan menurunkan
nilai mata uang domestik.
2. Kondisi ini menyebutkan harga barang import semakin
mahal dan inflasi akan menghantui pembelanjaan atas
barang-barang yang diproduksi di dalam negeri dan
keadaan ini dapat mengurangi kegiatan dan pertumbuhan
ekonomi.
3. Permasalahan ekonomi makro di atas, pada prinsipnya
jangka pendek.
Masalah ekonomi makro yang bersifat jangka panjang
menyangkut persoalan pertumbuhan ekonomi disetiap
periode suatu warga akan menambah kemampuannya
untuk memproduksikan barang dan jasa. Ini disebabkan oleh
pertambahan faktor-faktor produksi yang berlaku. Dalam setiap
periode jumlah tenaga kerja akan bertambah sebab ada golongan
penduduk yang akan memasuki angkatan kerja investasi masa
lalu akan menambah barang-barang modal dan kapasitas
memproduksi di masa kini. Di samping itu investasi biasanya
diikuti oleh perkembangan teknologi alat-alat produksi, dan
ini akan mempercepat lagi pertumbuhan ekonomi yang sesuai
dengan perkembangan kemampuan memproduksi yang dimiliki
oleh negara yang bersangkutan.
Minimnya anggaran pendidikan dalam suatu negara
menjadikan keterbatasan kemampuan negara itu dalam
mengembangkan teknologi.hal ini diperparah lagi dengan
keberadaan sumber daya manusia yangmasih sangat rendah
tingkat pendidikannya. Akibat dari kondisi itu seringkali
pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya yaitu jauh lebih rendah
dari potensi pertumbuhan yang dapat dicapai.
MACAM-MACAM MODEL KEGIATAN EKONOMI
DALAM warga
Kegiatan ekonomi dalam warga secara makro dapat
dibedakan atas tiga model yaitu model kegiatan perekonomian
tiga sektor, model kegiatan perekonomian tiga sektor, dan model
kegiatan perekonomian empat sektor (model perekonomian
terbuka). Masing-masing model perkonomian terdiri atas
beberapa indikator/besaran ekonomi makro yang saling
berhubungan dengan satu sama lain.
Secara lebih terinci model-model kegiatan perekonomian di
atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Model Perekonomian Dua Sektor
Untuk mempermudah pengamatan mengenai
bekerjanyaperekonomian secara nasional, warga suatu
perkonomian dibagi menjadi beberapa sektor, yaitu sektor rumah
tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah, dan sektor luar
negeri. Dalam pembahasan yang pertama yaitu perekonomian
yang sangat sederhana (perekonomian dua sektor). Yang
dimaksud dengan perekonomian sederhana (perekonomian
dua sektor) yaitu suatu perekonomian yang hanya terdiri dari
sektor peruasahaan memerlukan faktor-faktor produksi yang
berasal dari sektor rumah tangga, sedangkan sektor rumah
tangga sebagai pemilik faktor-faktor produksi (seperti alam/
tanah, modal, tenaga dan interpreneur). Memerlukan barang-
barang konsumsi dan jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga
perusahaan. Gambaran tentang alur kegiatan perekonomian
Pada bagian atas gambar 1.2 menunjukkan aliran
faktor-faktor produksi (seperti tanah, modal, tenaga kerja, dan
interpreneur) yang berasal dari sektor dari sektor rumah tangga
dan digunakan oleh sektor perusahaan dalam kegiatan produksi.
Kemudian sektor perusahaan memberikan balas jasa/imbalan
dalam bentuk uang. Uang inilah sebenarnya yang merupakan
pendapatan bagi sektor rumah tangga.
Bagian bawah dari Gambar 1.2 menunjukkan aliran
barang-barang dan jasa-jasa dihasilkan oleh sektor perusahaan
dan selanjutnya dikonsumsi oleh sektor rumah tangga. Sebagai
gantinya sektor rumah tangga memberikan uang kepada sektor
perusahaan sebagai pembelian barang-barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sektor perusahaan. bila seluruh pendapatan
yang diperoleh rumah tangga dibelanjakan untuk barang dan jasa
yang dihasilkan oleh sektor perusahaan, maka perekonomian
berada dalam keadaan seimbang, sebab sisi pendapatan sama
dengan sisi pengeluaran.
ada kemungkinan sektor rumah tangga tidak
membelanjakan seluruh pendapatannya untuk konsumsi, tetapi
sebagian pendapat yang diperoleh disimpan sebagai tabungan
(saving). bila hal ini yang terjadi, maka keseimbangan
perekonomian terganggu sebab adanya bagian pendapatan
yang tidak dibelanjakan akan berakibat barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sektor perusahaan yang terjun habis.
Dengan Adanya Tabungan Dan Investasi.Bagian
pendapatan yang tidak dibelanjakan oleh rumah tangga
(tabungan) disebut kebocoran (leakage). Agar perekonomian
tetap pada keadaan seimbang. Maka bagian pendapatan yang
tidak dibelanjakan (tabungan) tadi harus digunakan dalam
perekonomian.
Tabungan rumah tangga biasanya disalurkan kepada
sektor perusahaan melalui pasar modal atau sektor perbankan
dan oleh perusahaan digunakan untuk membiayai pengeluaran
investasinya.investasi sektor perusahaan merupakan
penyeimbang dari adanya kebocoran tabungan dalam
perekonomian.
Model Kegiatan Perekonomian Tiga Sektor
Yang dimaksud dengan kegiatan perekonomian tiga
sektor yaitu kegiatan perekonomian yang terdiri atas sektor
rumah tangga, sektor perusahaan, dan sektor pemerintah,
guna memperoleh gambaran kongrit tentang model kegiatan
di dalam bidang ekonomi ini berarti pemerintah turut campur
tangan dalam mengendalikan kegiatan ekonomi, pemerintah
melalui intruksi kebijakan ekoninomi makro dapat mengurangi
terjadinya gangguang ini .
Dalam pereekonomian tiga sektor I,G dan Tr yaitu
bocoran dari sirkulasi aliran pendapatan, sedangakan s dan Tx
yaitu untikan. Dengan demikian, dalam keceimbangan ekonomi
tiga sektor juga berlaku keadaan bocoran untikan. Sebagai
kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian
tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan ber;aku keadaan
berikut : I + G + Tr = S + Tx
Penerimaan pemerintah, yaitu pajak netto yang dipungut
dari cektor rumah tangga, digumakan oleh pemerintah untuk
membiayai pengeluaran dan aktivitac pemerintah kebijakan
mengenai pengelolahan belanja pemerintah diebut kebijakan
fiskal (fiscal policy).
Model kegiatan perekonomian terbuka
Dalam perekonomian terbuka, kegiatan perekonomian
dilakukan perekonomian di lakukan oleh tiga sektor,yaitu
kegiatan perekonomian rumah tangga, kegiatan perekonomian
perusahaan, kegiatan perekonomian pemerintah, dan kegiatan
perekonomian oleh luar negeri.
Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kegiatan
perekonomian terbuka dapat dilihat dalam gambar 1.5 berikut
ini.
Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sektor
perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sektor
rumah tangga, yang berupa gaji dan upah, ewa, bunga dan
keuntungan. Hal ini terlihat dalam aliran 1. Pendapatan ini udah
dikurangi oleh pajak keuntungan perusahaan (aliran 2), tetapi
belum dikurangi oleh pajak pendapatan rumah tangga (aliran 3).
Rumah tangga dalam perekonomian akan memakai
pendapatan mereka untuk transaksi yang berikut :
• Membeli barang-barang dan jasa- jasa yang
diproduksi sektor perusahaan dan pengeluaran
ke atas barang dan jasa yang diproduksi di dalam
negeri (aliran 4).
• Membayar pajak pendapatan kepada pemerintah
(aliran 3)
• Mengimport, yaitu membeli barang-barang yang
diproduksikan negara lain (aliran 5).
• Menabung siswa pendapatan yang diperoleh ke
dalam lembaga keuangan (Aliran 6).
Dalam perekonomian terbuka, disamping adanya aliran
uang k luar untuk membayar import, juga ada aliran uang
yang masuk yang diperoleh dari negara- negara lain (Aliran
8). Aliran 8 yaitu pengeluaran penanaman modal dari sektor
perusahaan. Sedangkan aliran 7 yaitu pengeluaran pemerintah
ke sektor perusahaan untuk membeli barang barang kebutuhan
administrasi pemerintah dan barang modal untuk investasi
pemerintah.
Demikianlah secara garis besar kegiatan ekonomi dalam
warga ini dilaksanakan mulai dari kegiatan ekonomi
yang paling sederhana (ekonomi dua sektor). Semua kegiatan
ekonomi itu dilaksanakan guna mencapai tujuan bersama, yaitu
kemakmuran bersama.
Hubungan antara fundamental tentang variabel-variabel
ekonomi makro dapat dilihat dalam gambar 1.6 pada bagian
berikut ini.
Keterangan
M : jumplah uang yang beredar
L : liquidity preference
i : Rate of interet (tingkat bunga)
r : Marginal Efficenci of Capital
C : Conumi
I : Investasi
Y : Pendapatan
E : kecempatan
Komposisi antara jumplah uang yang beredar (penawaran
akan uang) denagn liquidity preference (permintaan akan uang)
akan rendahnya tingkat bunga. Di samping itu tinggi rendahnya
tingkat bunga juga ditentukan oleh kebijakan otoritacmonoter di
dalam uatu negara, dalam hal ini yaitu kebijakan bank sentral
suatu negara.
Perbandingan antara besarnya tingkat bunga (i) dengan
tingkat marginal efficiency of capital (MEC/r) menentukan
dilaksanakan atau tidaknya suatu investasi. bila i>r,
investasi tidak akan dilaksanakan. Dalam kondisi semacam itu
orang yang memiliki uang akan lebih suka resiko. bila
i>r, maka investasi akan dilaksanaka, sebab investasi masih
menguntungkan bila dibandingkan dengan bunga bank.
Perubahan pada besarnya tingkat investasi (I), melalui
perubahan pada tingkat konsumsi (C) memicu perubahan
pada tingkat pendapatan (Y) secara berganda micalnya bila
ada pertambangan investasi, melalui pertambangan
pada tingkat konsumsi memicu pertambangan tingkat
pendapatan secara berganda. Proses perubahan pada tingkat
investasi melalui perubahan konsumsi memicu
perubahan-perubahan secara berganda ini disebut dengan proses
multiplier.
Secara lebih jelas proses multiplier itu dapat dilihat
dalam Gambar 1.7 berikut ini
Gambar 1.7 Proses Perubahan Investasi Melalui
Perubahan Konsumsi memicu Perubahan Pendapatan
Secara Berganda.
Grafik di atas bila digambarkan dalam bagan akan
terlihat dalam gambar 1.8 berikut ini.
Gambar 1.8 bagan proses multiplier
Proses multiplier tidak hanya berlaku untuk pertambahan
investasi tetapi juga pengurangan investasi. Oleh sebab itu
multiplier dapat diibaratkan sebagai pandang bermata dua,
sebab pada suatu sisi multiplier bermanfaat bagi kita (bila ada
tambahan investasi). Sedang pada sisi lain merugikan bagi kita
(bila ada pengurangan investasi). bila terjadi pengurangan
jumplah investasi yang terjadi pada suatu warga , melalui
pengurangan jumplah besarnya konsumi memicu
berkurangnya pedapatan secara berganda. Pengurangan
pendapatan secara berganda berarti memperluas terjadinya
jumplah kemiskinan dalam warga . Bila ini yang terjadi
akan sama artinya memperluas terjadinya masalah sosial, dan
pada akhirnya akan mengganggu stabilita ekonomi nasional.
Perubahan di dalam tingkat pendapatan nasional akan
berpengaruh dalam tingkat kesempatan kerja yang ada dalam
tingkat warga . Misalnya bila terjadi peningkatan
pendapatan , maka hal itu akan menambah kesempatan kerja
dalam warga . Dengan pendapatan yang naik, permintaan
(konsumi) warga akan bertambah merupakan indikator
keempatan kerja juga bertambah.
PENGERTIAN DAN ARTI PENTING PENDAPATAN
NASIONAL
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional yang merupakan salah satu indikator
ekonomi makro, merupakan variabel penting guna mencari
hubungan di antara variabel-variabel lain dalam ekonomi makro.
Perubahan di dalam variabel pendapatan nasional
memiliki pengaruh terhadap variabel yang lain.
Di dalam seluruh ------ , pembahasan
yang menyangkut Pendapatan Nasional merupakan bagian
yang paling menarik perhatian untuk dibicarakan. Hal ini
disebabkan pembahasan Pendapatan Nasional di anggap pilar
utama penyangga Politik Ekonomi artinya kearah Pendapatan
Nasional itulah hampir semua kebijakan di bidang perekonomian
difokuskan.
Pengertian tentang Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari
sudut pandang berikut :
• Dari pengertian Produk Nasional Kotor (Gross National
Product)
Keseluruhan dari barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
oleh suatu warga di dalam waktu tertentu , biasanya
satu tahun.
Mengenai barang-barang disini meliputi baik barang-
barang konsumsi maupun barang-barang investasi.
Nilai barang produksi ini dinyatakan dengan uang
pada harga pasar yang berlaku. Sedangkan barang dan
jasa yang dimasukkan untuk menyusun Pendapatan
Nasional hanyalah barang-barang yang merupakan final
goods. Hal ini dilakukan guna menghindari terjadinya
perhitungan rangkap.
• Dari pengertian Pendapatan Nasional Kotor (Gross
National Income)
Keseluruhan pendapatan yang diterima oleh suatu
warga , dalam pengertian main power yang umumnya
memiliki jangka waktu satu tahun. Pendapatan di sini
meliputi balas jasa baik ada proses produksi secara
langsung ikut serta di dalam proses produksi.
- Golongan pendapatan yang diterima oleh orang-
orang yang secara langsung ikut serta dalam suatu
proses produksi pemilik tanah akan menerima sewa
tanah.
Pemilik tenaga kerja akam memperoleh balas jasa
berupa upah/gaji.
Pemilik modal akan memperoleh balas jasa dalam
bentuk bunga.
Pengusaha/interprenuer akan memperoleh balas jasa
dalam bentuk laba.
- Golongan pendapatan yang diperoleh oleh orang-
orang yang tidak langsung terlihat pada proses
produksi, yaitu : Orang-orang yang memiliki
pekerjaan secara bebas, seperti dokter, dan pengacara.
Orang-orang yang bekerja di dalam suatu lembaga
atau organisasi seperti pegawai negeri, dan ABRI.
Arti Penting Pendapatan Nasional
Pentingnya mengetahui besarnya Pendapatan Nasional
antara lain yaitu :
• Pendapatan Nasional itu merupakan alat ukur bagi tinggi
rendahnya tingkat hidup atay kemkmuran suatu bangsa.
Secara kuantitatif tingkat hidup atau kemakmuran suatu
bangsa itu ditentukan oleh perbandingan antara jumlah
Pendapatan Nasional dengan jumlah penduduknya.
Konsep ini biasa kita kenal dengan istilah pendapatan
perkapita. Walaupun pendapatan perkapita itu sendiri
belum menggambarkan tingkat kemakmuran seluruh
rakyat.
• Pendapatan Nasional berguna untuk mengetahui struktur
prekonomian suatu negara. Hal ini bisa dilihat dari
sumbangan tiap-tiap sektor kegiatan ekonomi terhadap
pembentukan Pendapatan Nasional.
• Pendapatan Nasional berguna untuk menentukan dan
kemudian menyusun sebagai kebijakan yang dipandang
perlu. Dari sektor pertanian umpamanya, dapat disusun
berbagai kebijakan seperti pengadaan pangan, industri
pupuk, irigasi dan sebagainya.
• Pendapatan Nasional berguna untuk mengetahui
dan membandingkan kegiatan ekonomi warga
dari tahun ke tahun. Hal ini kaitannya dengan gerak
gelombang kehidupan ekonomi (konjungtur).
JENIS-JENIS PENDAPATAN NASIONAL
Istilah Pendapatan Nasional merupakan pengertian yang
agak komplek. Dalam istilah Pendapatan Nasional terkandung
lima tingkat pendapatan. Adapun ke lima tingkat pendapatan
yang dimaksud yaitu sebagai berikut :
Produk Nasional Kotor (Gross National Product)
GNP yaitu jumlah nilai dari barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu warga dalam waktu satu tahun
berdasar harga pasar yang berlaku. Dalam menghitung
besarnya GNP berdasar harga pasar, haruslah diperhatikan
jangan sampai terjadi perhitungan ganda (double accounting).
Dalam konsep GNP ini meliputi barang-barang dan jasa yang
dihasilkan oleh seluruh warna negara suatu negara, baik yang
ada di dalam negeri ataupun yang ada di luar negeri.
Produk Nasional Bersih (Net National Product)
NNP diperoleh dari jumlah GNP setelah dikurangi
dengan barang modal untuk penggantian. Tentang penyusutan
bagi peralatan produksi yang terpakai dalam proses produksi
umumnya bersifat tapsiran, sehingga mungkin saja kurang tepat
dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Pendapatan Nasional Bersih (Net National Income)
Net National Income (NNI) diperoleh dari NNP setelah
dikurangi dengan pajak tidak langsung. Yang dimaksud dengan
pajak tidak langsung yaitu pajak yang bebannya dapat
digeserkan kepada pihak lain. Misalnya penjualan pajak import
dan sebagainya.
Personal Income
Personal Income ini dapat diperhitungkan dari NNI
dikurangi dengan :
• Pajak Perseroan, yaitu pajak yang dibayar oleh setiap
badan usaha kepada pemerintah.
• Laba yang tidak dibagi, yaitu sejumlah laba yang tetap
ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan
tertentu, misalnya untuk keperluan perluasan perusahaan.
• Iuran pensiun yaitu iuran yang dikumpulkan oleh setiap
tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud
untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja ini
mencapai umur tertentu dan tidak lagi bekerja.
Untuk personal income ini harus kita tambahkan
dengan transfers payment. Yang dimaksud trnasfers
patment yaitu pembayaran-pembayaran di negara-
negara yang dibayarkan kepada orang-orang tertentu,
dan pembayaran ini bukan merupakan balas jasa
atas keikutsertaannya dalam proses produksi tahun
sekarang, melainkan sebagai balas jasa untuk tahun-
tahun sebelumnya, atau pembayaran pada seseorang
yang sebenarnya berasal dari income orang lain.
Adapun contoh-contoh dari transfers payment yaitu :
• Pembayaran kepada orang yang sudah pensiun.
• Tunjangan para veteran.
• Dana-dana sosial (pembayaran untuk para pengangguran).
Disposable Income
Disposable Income yaitu sejenis pendapatan yang
siap untuk dimanfaatkan. Disposable income ini diperoleh dari
personal income setelah dikurangi dengan pajak langsung. Yang
dimaksud pajak langsung yaitu pajak yang bebannya tidak
dapat digeserkan kepada pihak lain/langsung ditanggung jawab
oleh wajib pajak. Misalnya pajak pendapatan.
Dari penjelasan yang menyangkut jenis-jenis pendapatan
nasional di atas selanjutnya dapat disederhanakan sebagai
berikut :
• Gross National Product (GNP) terdiri atas :
a. Upah + tunjangan (wages and supplement to
employees).
b. Penghasilan perusahaan perseorangan (net
income of unincorporated enterprise).
c. Persewaan rumah, tanah (rent).
d. Bunga (interest).
e. Devident.
f. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan
(net corporated Profit).
g. Pajak perusahaan (indirect bisiness taxes).
h. Pajak tidak langsung (indirect taxes).
i. Penyusutan (depreciation).
• GNP (-) depreciation = NNP
(NNP = a sampai dengan h)
• NNP (-) indirect taxes = NNI
(NNI = a sampai dengan g)
• Personal Income = NNI
(-) net coporated profit
(-) business tax
(-) social security tax contribution
(+) transfers payment
• Disposable Income = Personal Income – Pajak Langsung
CARA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Ada tiga cara yang dipergunakan untuk menghitung
besarnya pendapatan nasional. Ketiga cara/metode yang
dimaksud secara berturut-turut yaitu sebagai berikut :
Cara/Metode Produksi
Cara yang pertama dilakukan dengan jalan menjumlahkan
nilai tambah yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam
perekonomian.
Penggunaan cara itu dalam menghitung pendapatan nasional,
disamping untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai
sektor ekonomi di dalam mewujudkan pendapatan nasional,
juga sebagai salah satu cara untuk menghindari perhitungan dua
kali yaitu dengan hanya menghitung nilai produk netto yang
diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi.
Mengenai cara dalam menghitung nilai tambah, dapat
dilihat dalam Tabel 2.1 berikut ini.
berdasar data dalam Tabel 2.1 di atas, besarnya
jumlah nilai tambah yang diwujudkan oleh keempat kegiatan itu
yaitu (Rp. 50,00 + Rp. 150,00 + Rp. 400,00 + Rp. 200,00) = Rp.
800,00. Dengan demikian besarnya tambah yang diperhitungkan
dalam menghitung pendapatan nasional untuk barang ini
yaitu Rp. 800,00.
Cara/Metode Pengeluaran
Perhitungan Pendapatan Nasional dengan cara
pengeluaran dilakukan dengan jalan menjumlahkan nilai
barang-barang jadi yang dihasilkan dalam perekonomian.
Dalam menghitung nilai pendapatan nasional menurut cara
pengeluaran yaitu penting untuk membedakan dengan sebaik-
baiknya diantara barang-barang jadi dan barang-barang setengah
jadi. Tindakan itu dilakukan, untuk menhindari terjadinya
perhitungan dua kali atas nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksikan.
• Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Nilai belanja yang dilakukan oleh rumah tangga
untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam satu
tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah
tangga. Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah
tangga digolongkan sebagai konsumsi (rumah tangga).
Pengeluaran untuk membeli rumah digolongkan sebagai
investasi. Pengeluaran-pengeluaran seperti membayar
asuransi dan mengirim uang kepada orang tua (atau anak
yang sedang sekolah) tidak digolongkan sebagai konsumsi
sebab ia tidak merupakan pengeluaran atas barang atau jasa
yang dihasilkan dalam perekonomian.
• Pengeluaran Pemerintah
Berbeda dengan rumah tangga, yang membeli
barang untuk memenuhi kebutuhannya, pemerintah
membeli barang terutama untuk kepentingan warga .
Yang termasuk dalam pengeluaran ini antara lain
pengeluaran untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan
kesehatan, pengeluaran gaji untuk pegawai pemerintah
dan juga pengeluaran untuk mengembangkan
insfrastruktur untuk kepentingan warga . Pembelian
pemerintah atas barang dan jasa dapat digolongkan
kepada dua golongan utama, yaitu konsumsi dan
investasi pemerintah.
• Pembentukan Modal Sektor Swasta
Pembentukan modal sektor swasta akan lebih
penting dinyatakan sebagai investasi. Yang dimaksud
dalam pembentukan modal sekor swasta yaitu
pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat
menaikkan produksi barang dan jasa di masa akan
datang.
• Eksport Neto
Yang dimaksud dengan eksport neto yaitu nilai
eksport yang dilakukan suatu negara dalam suatu tahun
tertentu dikurangi dengan nilai import dalam periode
yang sama. Eksport suatu negara biasanya terdiri dari
barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Oleh
sebab itu nilainya harus dihitung ke dalam pendapatan
nasional.
Cara/Metode Pendapatan
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode
pendapatan ini dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah
pendapatan dari seluruh warga negara/warga yang berasal
dari penggunaan faktor-faktor produksi. Adapun golongan-
golongan warga yang memiliki pendapatan itu yaitu :
• Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah.
• Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan
perseorangan).
• Pendapatan dari sewa.
• Bunga Neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang
dilakukan dikurangi bunga atas pinjaman konsumsi dan
bunga pinjaman pemerintah.
• Pendapatan dari keuntungan perusahaan.
Di negara maju, dimana administrasi perpajakannya
sudah demikian maju dan tertib, kesadaran tentang pentingnya arti
perpajakan sudah demikian tingginya, maka jumlah pendapatan
warga dapat diketahui melalui pajakpendapatan. Hal
yang demikian tentunya kemungkinan kecil diterapkan di
indonesia. Kesadaran wajib pajak dinegara kita masih sangat
memperihatikan, orang indonesia lebih cenderung untuk
menghidari dari kewajiban pajak, daripada dengan sadar menjadi
wajib pajak yang baik.
HUBUNGAN ANTARA KOSEP-KONSEP PENDAPATAN
Berbagai jenis/konsep pendapatan pada prinsipnya terjadi
suatu hubungan yang erat satu sama lain. Guna memperoleh
gambara yang jelas tentang hubungan diantara jenis atau konsep
pendapaan dapat dilihat dalam gambar 2.1 pada bagian berikut
ini:
Gambar 2.1. Arus Pendapatan Nasional
Dalam gambar 2.1 diatas nampak jelas kedudukan dan
peranan tiga sektor yang terlibat dalam pembentukan GNP, yaitu
rumah tangga konsumen (RTK). Rumah Tangga Perusahaan
(RTP) dan Rumah Tangga Pemerintahan (RTP).
Mula-mula sekali terlihat gambar 2.1 penyusutan
dikeluarkan dari bab 1. Penyusutan ini yaitu uang yang
dicadangkan dan masuk ke Rumah Tangga Bisnis, sebab
memang bisis itulah yang akan memanfaatkannya untuk
mengganti alat-alat modalnya yang telah aus dan susut. Dari
NNI selanjutnya dikurangi pajak tak langsung dan oajak tak
langsung ini mengalir masuk ke Rumah Tangga Pemerintah.
Pemerintah pajak pemerintah dipergunakan untuk membiayai
berbagai kegiatan pemerintah demi kesejateraan masyarkat.
Dari Nasional Income dikurangi laba tak dibagikan
dan pajak laba perusaan perseroran, laba tak dibagikan itu
mengalir masuk kembali ke rumah tangga bisnis untuk
digunakan membiayai hal-hal sebagai mana diterangkan
didepan. Sedangkan pajak laba Perusahaan Perseroan sudah
jelas mengalir ke rumah tangga pemerintah. Tetapi dalam hal ini
pemerintah tidak semata-matamenerima pembayaran pajak saja
tetapi juga mengeuarkan transfor, yang terlihat dalam gambar
menjadi personal Income.
Disposable Income atau pendapatan yang sia
dibelanjakan, harus dikurangi dengan pajak perseorangan yang
selanjutnya mengalir ke rumah tangga pemerintah.pendapatan
yang siap dibelanjakan ini dimanfaatkan untuk konsumsi
guna memenuhinkebutuhan hidup, sedangkan sisanya di
tabung. Tabungan ini mengalir ke rumah tangga bisnis untuk
dimanfaatkan.
GNP itu pada hakikatnya sama dengan GNI sebagai
GNP, maka produk yanag ada di dalamnya niscaya di beli
orang. Sebagai GNI, pun pendapatan yang ada di dalamnya aka
dibelanjakan.
Di dalam GNP, maka produk yang ada di dalamnya itu
sendiri dari berbagai macam, semuanya itu akan di beli oranag.
Mereka yanga membeli seluruh produk yanag menjadi GNP
terdiri atas empat jenis barang, yaitu:
• Konsumen yang membei barang-barang konstribusi.
• Investor yang membeli barang-barang investasi.
• Pemerintah ( govermentexpenditure) dan
• Pihak luar negeri yang membeli barang-barang ekspotr
kita.
Di dalam GNI, maka pendapatan yang ada di dalamnya
itu dibelanjakan untuk bagi macam kebutuhan. Disini pun di
dapat pembelian seperti pada GNP,yaitu:
• Konsumsi
• Investasi
• Pengeluaran pemerintah dan
• Perdagangan luar negeri.
Dengan demikian, baik, lihat sebagai GNP maupun,
tetaplah didapati adanyaempat komponen yang mencerminkan
pengunanya, yakin konsumsi, investsi, pengeluaran pemerintah
dan perdagangan luar negri.
GNP biasanya di pakai sebagai alat ukur kemjuan ekonomi
suatu negara. Oleh sebab itu setiap negara akan berusaha untuk
mencapai kenaikan jumlah GNP-nya. GNP memiliki sifat
yang lebih menyeluruh di banding dengan indikator yang lain.
berdasar Tabel 2.2. di atas nampak jelas sekalipun
baik di tahun 1992 maupun tahun 1993 negara A lebih miskin
dari pada negara B, namun perekonomian negara A maju lebih
cepat dari pada negara B, sebenarnya yaitu GNP negara A
sekalipun lebih kecil, tetapi lebih pesat lainnya/ pertumbuhannya
dari pada GNP negara B.
Pada prinsipnya GNP dapat berubah setiap waktu/
priode, baik sebab berubahnya jumlah out-put yang dihasilkan,
maupun kaena perubahan dalam tingkat harga-harga yang terjadi
di pasrar.
Dalam bagian berikut akan di jelaskan perbedaan
antara GNP dan GDP. Pada prinsipnya antara GNP dan GDP
tidak ada pepprbedaan dalam cara menghitung yang berbeda
hanyalah apa yang di hitung, yakin apakan hasil produksi orang
asing di dalam negeri, demikian jiga apakah milik nasional
di luar negeri akan di hitung atu tidak. Dalam arti kalau yang
dihitung termasuk pendapatan orang kita di luar negeri, tetapi
tidak termasuk pendapatan orang asing di dalam negeri maka
ini berkaitan dengan GN. Sedangkan bila yang di hitung
termasuk pendapatan orang asing di dalam negeri, tetapi tidak
termasuk pendapatan orang kita di luar negeri maka hal ini
berkaitan dengan GNP.
bila dalam suatu priode tertentu nilai GDP lebih
besar dari pada GNP, maka kenyataan itu menunjukan kepada
kita bahwa dalam negara ini cukup banyak modal asing
yanag beroprasi di dalam negeri. Di samping itu gambaran
ini kurang mencerminkn adany usaha memaksimalkan
potensi yang ada di dalam negeri. Prof. Sri Edi Swaso pernah
memberikan kesan bahwa perekonomian ongkos jahit.
DISTRIBUSI PENDAFTARAN
Ketidak merataan distribusi pendapatan dan semakin
bertambahnya kemiskinana yaitu inti permasalahan
pembangunana ekomoni. Ketidk merataan distribusi pendapatan
hanyalah merupakan sebagian kecil dari masalah ketidak
merataan yang lebih luas di negara sedang berkembang.
Cara untuk menganalisis distribusi pendapatan
perorangan yaitu membuat kurva yang disebut kurva lorenz.
Dinamakan kurva lorenz seorang ahli statistik di Amerika
serikat. Pada tahun 1905 ia mengembangkan hubungan antara
kelompok-kelompok penduduk dan pangsa ( Share ) pendapatan
mereka. Bentuk dari kurva lorenz terlihat dalam Gambar 2.2
berikut ini.
Gambar 2.2 menunjukkan bagaimana cara membuat
Kurva Lorenz.jumlah penerimaan pendapatan digambarkan
pada sumbu horizontal tidak dalam angka muntlak tetpi dalam
persentase komulatif. Misalnya titk 20 menunjukkan 20 persen
produk termiskin 9 palig rendah pendapatannya dan pada titk
60 menunjukkan jumlah 100 persen produk yang di hitung
pendapatanya.
Sumbu vertikal menunjukkan pangsa pendapatan yang
di terima oleh masing-masing persentase jumlah penduduk
jumlah ini juga komulatif sampai 100 persen,dengan demikian
kedua sumbu itu sama panjangnya dan akhirnya membuat bujur
sangkar.
Sebuah garis diagonal kemudian di gambarkan melalui
titik margin menuju sudut kanan atas dri bujur sangkar ini .
Setiap titik pada garis diagonal ini menujukkan bahwa
persentase pendapatan yang di terima sama persis dengan
persentase penerima pendapatan ini . Sebagai contoh titik
tengah dari diagonal ini betul-betul menunjukkan bahwa
50 persen jumlah penduduk. Demikian juga titik75 menujukkan
distribusi pendapatan dalam keadaan ketidak merataan sempurna.
Oleh sebab itu garis ini bisa juga di sebut sebagai garis
ketidak merataan sempurna.
Kurva Lorenz menunjukkan hubungan kuantitatif antara
persentase penduduk dan persentasi pendapatan yang mereka
terima, misalnya selama 1 tahun, semakin jauh Kurva Lorenz
ini dari garis diagonal, semakin tinggi derajat ketidak
merataan yang ditunjukkan keadaan yang paling ekstrim dari
ketidak merataan sempurna, misalny keadaan dimana seluruh
pendapatan hanya diterima oleh satu orang, akan ditunjukkan
oleh berimpitnya Kurva Lorenz ini dengan sumbuh
horizontal bagian bawah dan sumbuh vertikal sebelah kanan.
Oleh sebab iti tidak ada suatu negarapun yang mengalami
ketidak merataan sempurna dalam distribusi pendapatannya,
Kurva –kurva Lorenz untuk setiap negara akan terletak di
sebelah kanan kurva diagonal ini , semakkin tinggi derajat
ketidak merataan, Kurva Lorenz itu akan semkain melengkung
dan semakin mendekati sumbu horizontal sebelah kanan bawah.
Pada Gambar 2.3 berikut ditunjukkan Kurva Lorenz
yang di distribusi relatif merata dan distribusi yang relatif tidak
merata.
Gambar 2.3 Derajat kemerataan / ketidak merataan Menurut
Kurva Lorenz
KOEFISIEN GINI
Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat ketidak
merataan distribusi pendapatan dalam suatu negara bis diperoleh
dengan menghitung luar daerah antara garis diagonal / dengan
Kurva Lorenz dibanding dengan luas total dari separuh bujur
sangkar dimana ada Kurva Lorenz ini .
Dalam Gambar 2.4 Koefisien Gini itun ditunjukkan oleh
perbandingan antara daerah yang di arsir A dengan luas segitiga
BCD.
Gambar 2.4 Perkiraan Koefisien Gini
Koefisien Gini ini merupakan ukuran ketidak merataan
angregant dan nilainya terletak antara o ( kemerataan sempurn )
sampai 1 (ketidak merataan sempurna ). Negara –negara yanga
mengalami ketidak merataan tinggi, koefisien gininya berkisar
antara 0,50-0,70 ketidak merataan sedangkan berkisar 0,36-0,49
dan mengalami ketidak merataan rendah berkisaar antara 0,20-
0,35.
Suhu negara yang menunjukkan ketidak merataan tinggi
akan terlihat adanya kenyataan yang jauh antara kaya dan
miskin, kenyataan itu perlu dibenahi gunan tercapainya stabilitas
ekonomi negara. Berbagai strategi / kebijkan perlu dilakukan
untuk mengatasinya.
Berbagai strategi / kebijakan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi ketidak merataan yang tinggi antara lain :
• Pembangunan di bidang pertanian.
• Pembangunan sumberdaya manusia.
• Meningkatkan peran berbgai Lembaga Swadaya
Masyarkat ( LSM ).
TEORI KONSUMSI
PERILAKU KONSUMSI warga
Pengeluaran konsumsi warga merupakan salah satu
variabel makro ekonomi. Konsumsi seseorang berbanding lurus
dengan pendapatannya. Hal ini berarti semakin besar pendapatan
semakin besar pula pengeluran konsumsinya. Perilaku tabungan
juga dipengaruhi oleh faktor pendapatan.Dengan demikian maka
jika pendapatan bertambah baik konsumsi maupun tabungan
akan sama-sama bertambah.
Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi
terhadap pendapatan disebut hasrat marginal untuk konsumsi
atau MPC, sedangkan besarnya tambahan tabungan terhadap
pendapatan dinamakan hasrat marginal untuk menabung atau
MPS.
Pebedaan antara warga negara yang sudah maju
dengan negara yang sedang berkembang bukan hanya terletak
dalam atau dicerminkan oleh perbandingan relatif besar kecilnya
angka MPC atau MPS, akan terjadi juga dalam pola konsumsi
itu sendiri. Pola konsumsi warga yang sedang berkembang
didominasi oleh konsumsi kebutuhan pokok atau kebutuhan
primer. Sedang pada warga yang sudah maju cenderung
lebih banyak teralokasi kebutuhan sekunder atau tersier.
Secara lebih jelas perbedaan pola konsumsi negara
sedang berkembang dengan negara maju dalam kaitannya
dengan gambar 3.1 berikut ini :
Keterangan :
Y : Pendapatan
A : Kebutuhan Primer
B : Kebutuhan Sekunder
C : Kebutuhan Tersier
Gambar3.1. Perbandingan Pola Konsumsi Negara Maju dan
Negara Sedang Berkembang.
berdasar gambar 3.1 diatas nampak jelas perbedaan
pola konsumsi warga negara sedang berkembang dengan
negara maju digambarkan dalam piramid yang tebalik. Pada
negara yang sedang berkembang sebagian besar pendapatan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau primer,
sedang sebagian kecil digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tersier. Pada negara maju sebagian besar pendapatan justru
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tersier sedangkan
sebagian kecil pendapatan dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok.
Dalam petandingan relatif terhadap pendapatan nasoinal,
proporsi pengeluaran konsumsi warga makin lama makin
menurun. Pada tahun 1970 hampir 80% penggunaan PDB
teralokasi untuk pengeluaran konsumsi warga . 10 Tahun
kemudian proporsi itu berkurang menjadi hanya sekitar 60%.
Dan pada awal tahun 90-an proporsi pengeluaran konsumsi
warga dalam penggunaan PDB tinggal berkisar 50%.
Penurunan proporsi relatif pengeluaran konsumsi warga
mengisyaratkan bahwa alokasi PDB kini semakin terarah
kepada penggunaan yang lebih produktif. Kondisi ini memang
sangat diperlukan guna menunjang pelaksanaan pembangunan.
Pada tabel 3.1 berikut ini dipaparkan data proses perkembangan
persentase alokasi konsumsi warga Indonesia terhadap
PDB.
berdasar data tabel 3.1 diatas perubahan alokasi
penggunaan untuk konsumsi warga yang tahun 1970 yaitu
79,64% dari PDB dan tahun 1993 yaitu 52,43%. Sedangkan
untuk tahun 1970 yaitu 14,05% dari PDB untuk tahun 1993
menjadi 35,28%. Perubahan alokasi penggunaan dari sektor
yang bersifat konsumtif dan mengarah pada sektor yang bersifat
produktif yaitu sangat positif, sebab hal ini akan dapat
lebih menggerakkan roda perekonomian yang terjadi dalam
warga .
POLA KONSUMSI warga
Pola konsumsi dapat dikenali berdasar alokasi
penggunaannya. Untuk keperluan analisis secara garis besar
alokasi pengeluaran konsumsi warga digolongkan dalam
2 kelompok penggunaan yaitu pengeluaran untuk memakan dan
pengeluaran untuk bahan makanan. Gambaran mengenai pola
konsumsi masyrakat berdasar jenis pengeluarannya terlihat
dalam table 3.2 berikut ini .
berdasar data table 3.2 diatas terjadi pla pergeseran
jenis pengeluaran konsumsi warga seirama dangan
proses pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam warga .
Pola pergeseran itu juga mencerminkan adanya peningkatan
tingkat kesejahteraan dalam warga . Tingkat kesejahteraan
warga yang semaki baik akan cenderung untuk memenuhi
kebutuhan hidup bukan makanan.
Bagaimana pola konsumsi warga Indonesia jika
dibandingkan dengan warga lain? Publik Bank Dunia
tahun 1993 memaparkan 48% pengeluaran konsumsi rumah
tangga Indonesia tersita untuk pangan. Persentase ini jauh lebih
tinggi dibandingkan Negara tetangga Malaysia yang hanya 23%.
Sedangkan rumah tangga di Jepang hanya membelanjakan 17%
dari pengeluarannya untuk pangan. Orang Amerika Serikat lebih
mapan lagi, meeka hanya membelanjakan 10.5% unuk pangan.
Struktur konsumsi rumah tangga beberapa Negara terlihat dalam
table 3.3 berikut ini.
Gambaran tentang pola struktur konsumsi rumah tangga seperti
ditunjukkan dalam tabel 3.3 diatas dapat dipakai sebagai strategi
kebijakan pembangunan yang dilakukan dalam suatu Negara.
Pada Negara-negara yang relatif sudah maju kebutuhan akan
non pangan seperti pendidikan, kesehatan, pengangkutan dan
perhubungan menjadi prioritas utama. Oleh sebab itu strategi
kebijakan pemerintah akan mengikuti pola ini . Kondisi
akan berbeda pada negara berkembang dimana prioritas utama
pola struktur pengeluaran pada konsumsi kebutuhan akan
pangan.
Pola konsumsi warga berbeda untuk lapisan
pengeluaran. ada kecenderungan umum bahwa semakin
rendah kelas pengeluaran warga , semakin alokasi
belanjanya untuk pangan. Di pihak lain kian tinggi kelas
pengeluarannya kian besar pula proporsi belanjanya untuk
konsumsi bukan makanan. Semua pola konsumsi itu juga dapat
dipakai dasar pertimbangan di dalam strategi pemasaran oleh
suatu perusahaan. Bagi Indonesia distribusi penduduk menurut
pengeluaran konsumsi sangat bervariasi dari satu propinsi ke
propinsi yang lain.
MACAM-MACAM TEORI KONSUMSI
Tori konsumsi yang telah kita kenal sebelumnya yaitu
merupakan teori konsumsi yang dikemukakan oleh Keynes.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa besar kecilnya
pengeluaran konsumsi hanya didasarkan pada besar kecilnya
tingkat pendapatan warga . Keynes menyatakan bahwa
ada pengeluaran konsumsi minimum yang harus dilakukan oleh
warga (Konsumsi Aoutomous) dan pengeluaran konsumsi
akan meningkatkan dengan bertambahnya penghasilan.
Dalam perkembangan selanjutnya timbul pertanyaan
bagaimanakah hubungan yang sebenarnya antara pengeluaran
konsumsi dan pendapatan serta factor-faktor pendapatan?
Hubungan yang menyangkut factor-faktor lain itulah yang akan
dibicarakan oleh berbagai teori lain mengenai konsumsi.
Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle
Hypothesis)
Teori konsumsi dengan hipotesis ini dikemukakan oleh
Ando,Brimberg,dan Modigliani 3 ekonomi besar yang hidup
di abad 18. Menurut teori ini factor social ekonomi seseorang
sangat mmpengaruhi pola konsumsi orang ini .
Teori ini membagi pola konsumsi menjadi 3 bagian berdasar
umur seseorang, yaitu :
1. Dari seseorang berumur 0 tahun sampai usia dimana
orang ini bisa menghasilkan pendapatan sendiri
maka ia mengalami Disaving (berkonsumsi tetapi tidak
menghasilkan pendapatan).
2. Dimana usia seseorang yang sudah bisa bekerja
kemudian menghasilkan pendapatan sendiri dan lebih
besar dari pengeluaran konsumsinya maka ia mengalami
saving.
3. Dimana seseorang berada pada usia yang sudah tidak
bisa bekerja lagi ia mengalami disaving.
bila dilihat dalam grafik, pola konsumsi berdasar teori
konsumsi dengan hipotesis siklus hidup dapat dilhat dalam
gambar 3.2 berikut ini.
Gambar 3.2 Kurva Pengeluaran Konsumsi Dengan Hipotesis
Siklus Hidup
Pada gambar 3.2 diatas sumbu vertikal menunjukkan tingkat
konsumsi seseorang dan sumbu horizontal menunjukkan waktu.
Bagian I yaitu umur 0 sampai dengan t0 seseorang mengalami
dissaving dimana orang ini belum memiliki pendapatan
akan tetapi ia perlu konsumsi . Umur t0 sampai t1 orang ini
masih melakukan dissaving sebab konsumsi yang lebih besar
daripada pendapatan. Bagian II yaitu umur t1 sampai dengan
t2 seseorang mengalami saving dimana pendapatan lebih besar
daripada konsumsi. Untuk bagian III yaitu umur t2 dimana orang
kembali melakukan dissaving. Ia tidak cukup lagi menghasilkan
pendapatan yang cukup untuk menutupi pengeluaran.
AMB memakai bentuk fungsi konsumsi sebagai
berikut :
C = Aw
Yang menyatakan , bahwa a yaitu MPC berbeda dengan Keynes
yang menyatakan bahwa MPC merupakan suatu bilangan static
AMB menyatakan bahwa a bukanlah bilangan static, tetapi
nilainya tergantung dari umur,selera dan tingkat bunga.
W yaitu nilai sekarang (Present Value) dari kekayaan yag
terdiri dari 3 faktor yaitu :
• Present value dari penghsilan dari kekayaan seperti
misalnya bunga,sewa dan sebagainya.
• Present value dari penghasilan sebagai balas jasa kerja,
misalnya upah,gaji
• Present value dari upah yag diharapkan akan diterima
selama hidup.
Secara spesifik bentuk persamaan konsumsi yang dikemukakan
oleh AMB yaitu sebagai berikut :
C = a At + a Y
1
L + a(T-1) Y
1
LE
Keterangan :
C : Pengeluaran Konsumsi
a : MPC
A : Kekayaaan
------ 54
YL : Penghasilan dari kerja
YLE : Penghasilan yan diharapkan seumur hidup sejak tahun ini
T : Sisa umur seseorang dihitung pada saat ini
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha
menghitung persamaan diatas yaitu mengistimasi penghasilan
yang diharapkan pada masa yang akan datang. Salah satu cara
yang digunakan oleh AMB yaitu dengan membuat asumsi
bahwa :
Y
t
LE = b y
t
L dan 0>b<1
Asumsi ini menyatakan bahwa penghasilan yang
diharapkan mengalami peningkatan sebesar b dengan demikian
maka persamaan konsumsi dapat disubtitusikan menjadi :
C = a A
t
+ a[Yt L + b(T-1) Y
t
LE]
C = a A
t
+ a[1 + b(T-1)] Y
t
L
Pada konsumsi jangka pendek a A
t
menjadi intersip yang
secara empirik fungsi konsumsi menurut AMB yaitu sebagai
berikut : Ct = 0.06 At + 0.07 Y
t
L
Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Pendapatan Relatif
(Relatif Income Hypotesis),
Teori dengan memakai hipotesis pendapatan relatif
ini dikemukakan oleh James Duesenberry, dalam teorinya
duesenberry membuat 2 asumsi yaitu :
1. Selera semua rumah tangga atas barang konsumsi yaitu
independent yaitu terpengaruh atas pengeluaran yang
dilakukan oleh tetangganya.
2. Pengeluaran Konsumsi yaitu irreversible, artinya pola
pengeluaran pada saat penghasilan naik berbeda dengan
pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami
penurunan.
Duesenberry menyatakan bahwa teori konsumsi atas dasar
penghasilan absolute sebagaimana dikemukakan oleh Keynes
tidak mempertimbangkan aspek ekologi konsumen. Duesenberry
menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu rumah tangga
sangat tergantung pada posisi rumah tangga ini pada
warga disekelilingnya. bila konsumen senantiasa
melihat pola konsumsi tetangganya yang lebih kaya, maka ada
efek demontrasi (demontrasi effect).Akan tetapi peniruan pola
konsumsi tetangga harus dianalisis dengan melihat kedudukan
relatif rumah tangga ini pada warga sekelilingnya.
Sebagai misal sebuah rumah tangga yang berpenghasilan
Rp. 3 juta setiap bulan dan tinggal di daerah warga yang
rata-rata berpenghasilan Rp. 500.000. Ia akan cenderung untuk
menabung lebih banyak dan berkonsumsi lebih sedikit, sebab
penghasilannya relatif lebih tinggi dari warga sekitarnya.
Sebaliknya bila rumah tangga ini tinggal di daerah
yang rata-rata penghasilan masyrakat sebesar Rp5 juta, maka
rumah tangga dengan penghasilan Rp 3 juta cenderung akan
memiliki pengeluaran konsumsi yang lebih besar dari
tabungan yang lebih sedikit, sebab penghasilanya relatif lebih
rendah dari penghasilan warga sekitarnya.
bila dari tahun ke tahun ada kenaikan penghasilan
bagi seluruh warga , maka distribusi penghasilan seluruh
warga tidak mengalai perubahan, kenaikan penghasilan
absolute memicu pengeluaran konsumsi juga akan naik,
begitu juga jumlah tabungan juga akan naik dalam proporsi yang
sama. Ini berarti APC + C/Y tidak mengalami perubahan dan
ini berarti pula APC = MPC yang merupakan fungsi konsumsi
jangka panjang sebagaimana ditunjuk dalam Gambar 3.3.
Dari fungsi konsumsi jangka panjang ini
Duesenberry memperoleh fungsi konsumsi jangka pendek yang
didasarkan pada asumsi kedua. Besarnya pengeluaran konsumsi
dipengaruhi oleh besarnya pendapatan tertinggi yang pernah
dicapai. bila terjadi kenaikan pendapatan maka pengeluaran
konsumsi akan cenderung meningkat dengan proporsi tertentu.
Sedangkan bila pendapatan menurun maka pengeluaran
konsumsi juga akan menurun tetapi proporsinya lebih kecil tidak
sebanding dengan turunnya pendapatan. Hal ini disebabkan
sebab suatu pola konsumsi yang terjadi dalam jumlah tertentu
(pendapatan tertinggi yang pernah dicapai) akan sulit untuk
dikurangi pada saat pendapatan turun, apalagi turunnya sangat
drastic.
Konsep dasar pemikiran teori konsumsi dengan hipotesis
pendapatan relatif inilah yang menjadi dasar landasan sulitnya
usaha pemberantasan KKN dikalangan aparatur birokrasi kita
di era reformasi ini. Para aparatur birokrasi yang korup dengan
penghasilan 10 kali lipat dari gaji resmiya, mungkinkah mereka
dapat mengurangi konsumsi dengan hanya menerima gaji
resminya (1/10), sedangkan pola konsumsinya sudah terlanjur
sangat tinggi (pendapatan dari hasil korup)
Bentuk fungsi konsumsi warga menurut
Duesenberry yaitu sebagai berikut:
Dimana:
Y= penghasilan tahun tertentu
Y*= penghasilan tertinggi yang pernah dicapai pada masa lalu
Masalah yang berkaitan dengan kurva pengeluaran
konsumsi dengan hiotesis pendapatan relatif dapat dilihat dalam
gambar 3.3 berikut ini
Gambar 3.3 Kurva pengeluaran konsumsi dengan hipotesis
pendapatan relatif
CL dalam