Tampilkan postingan dengan label ekonomi makro 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ekonomi makro 1. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Februari 2024

ekonomi makro 1


 






























ANALISA EKONOMI MIKRO DAN MAKRO

Ekonomi mikro dan makro yaitu  bagian dari pada teori ekonomi 

sedangkan yang dimaksud dengan ekonomi teori yaitu  ilmu 

yang menganalisa tentang kebutuhan antara variable-variable 

ekonomi, variable-variable ekonomi yang dimaksud dapat 

bersifat mikro maupun makro. Guna memahami kedudukan dari 

analisa ekonomi mikro dan makro dalam ilmu ekonomi 

Ekonomi diskriptif yaitu  bagian dari ilmu ekonomi yang 

menggambarkan keadaan atau kegiatan ekonomi yang bener-

bener terjadi pada suatu tempat atau negara tertentu. Teori 

ekonomi pada dasarnya berusaha untuk menjelaskan hubungan 

antara variable-variable ekonomi baik variable mikro maupun 

variable makro. Dalam ekonomi terapan menyangkut persoalan 

kebijakan ekonomi yang perlu di terapkan dalam daerah atau 

negara tertentu.

Teori ekonomi pada dasarnya dibagi menjadi teori 

ekonomi mikro dan ------  . Baik ekonomi mikro 

maupun ------   kedua-duanya mempelajari 

masalah-masalah ekonomi. Namun permasalahan ekonomi yang 

dipelajari berbeda dalam sudut pandangnya.

Ekonomi mikro mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi 

dari unit-unit ekonomi individual, yaitu individu sebagai 

konsumen. Individu sebagai pemilik faktor produksi, maupun 

individu sebagai produsen. Analisa ekonomi mikro terdiri dari: 

teori harga, teori produsen dan teori distribusi. Teori harga antara 

lain membahas tentang proses pembentukan harga oleh interaksi 

antara penawaran dan permintaan akan suatu barang dan jasa di 

dalam suatu pasar, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan 

permintaan dan penawaran, hubungan antara harga permintaan 

dengan penawaran; bentuk-bentuk pasar; dan sebagainya. 

Teori produksi antara lain menganalisa tentang masalah biaya 

produksi; tingkat produksi yang paling menguntungkan  bagi 

produsen yang harus dipilih oleh produsen agar tujuan untuk 

mencapai laba maksimun tercapai. Sedangkan teori distribusi 

membahas tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat usaha  

tenag kerja; tingkat bunga yang harus dibayar sebab  penggunaan 

modal; dan tingkat keuntugan yang diperoleh para pengusaha.

Teori ekonomi mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli-

ahli ekonomi klasik pada abad 18 dan 19, seperti adam smith, 

david recardo, yang selanjutnya dikembangkan oleh marshall 

dan plgou. Guna menyusun teori ahli-ahli ekonomi klasik 

(mikro) mendasarkan pada anggapan-anggapan dasar tertentu, 

antara lain.

Setiap subyek ekonomi selalu bertindak ekonomis rasional, 

yakni para konsumen selalu berusaha untuk mencapai 

kepuasan maksimal dari setiap barang dan jasa yang 

dikonsumsi. Sedangkan produsen selalu berusaha untuk 

memperoleh keuntungan yang maksimal.

Setiap subyek ekonomi memiliki  informasi yang lengkap 

atas segala sesuatu yang terjadi dipasar.

Tingkat mobilitas yang tinggi. Sehingga para subyek 

ekonomi dapat segera menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan yang terjadi di pasar.

berdasar anggpan-anggapan ini  diatas para ahli 

ekonomi klasik berkeyakinan bahwa kegiatan ekonomi akan 

berkembang secara efisien, pertumbuhan ekonomi akan semakin 

meningkat, dan akan tercapai kesempatan kerja penuh (full 

imployment).

bila  di dalam ekonomi mikro menganalisa kegiatan-

kegiatan dan permasalahan ekonomi dari unit-unit ekonomi 

individual, maka di dalam ekonomi makro menganalisanya dari 

pendekatan sebaliknya. Artinya yang dipelajari dalam ekonomi 

makro yaitu  variable-variable total seperti pendapatan nasional, 

konsumsi, tabungan warga , investasi total, dan sebagainya.

Ekonomi makro menganalisa keadaan keseluruhan 

dari kegiatan perekonomian. Di dalam ekonomi makro tidak 

membahas kegiatan yang dilakukan oleh seorang produsen, 

seorang konsumen atau seorang pemilik faktor produksi, tetapi 

pada keseluruhan tindakan para konsumen, para pengusaha, 

pemerintah, lembaga-lembaga keuangan, dan negara lain serta 

bagaimana pengaruh tindakan-tindakan ini  terhadap 

perekonomian secara keseluruhan.

Teoriekonomi makro ini lahir ditandai dengan keluarnya 

sebuah buku yang berjudul the general theory of employment. 

Interest and money pada tahun 1937 yang ditulis oleh JM keynes 

ahli ekonomi universitas cambridge inggris. Buku ini  juga 

dipandang sebagai tonggak yang sangat penting dalam sejarah 

pemikiran ekonomi barat.

Dalam buku ini  keynes menyajikan suatu teori yang 

menunjukkan bahwa penganggaran dapat terjadi dan bahkan 

untuk jangka yang tidak terbatas akhirnya banyak ahli ekonomi 

yang menerima pendapat keynes, dan kelompok ini disebut 

keynesian economist yang sampai sekarang diterima sebagai 

teori yang benar dan dipraktekkan di banyak negara.

PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO

Pada dasarnya ilmu ekonomi dipelajari sebab  memiliki  

kegunaan. Ilmu ekonomi berguna sebab  dapat memberikan 

petunjuk-petunjuk mengenai kebijakan apa yang bisa diambil 

untuk menanggulangi suatu permasalahan ekonomi tertentu. 

Ekonomi makro yang merupakan salah satu cabang ilmu 

ekonomi dapat membantu memecahkan permasalahan kebijakan 

ekonomi secara makro.

Permasalahan kebijakan ekonomi makro mencakup 

masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelolaan dan 

pengendalian perekonomian secara umum tugas pengendalian 

ekonomi makro yaitu  mengusahakan agar perekonomian bisa 

bekerja dan tumbuh secara seimbang, terhindar dari keadaan-

keadaan yang dapat mengganggu keseimbangan umum ini .

Ada tiga masalah ekonomi makro jangka pendek yang 

harus diatasi setiap saat. Ketiga masalah yang dimaksud yaitu :

Masalah inflasi  

Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang 

selalu dialami oleh, hampir semua negara pembicaraan tentang 

inflasi selalu dikaitkan dengan kenaikan harga, sebab  hargalah 

indikator penting dari pada inflasi. Yang dimaksud inflasi 

yaitu  suatu keadaan dimana ada  kecenderungan kenaikan 

harga–harga secara umum dan terus menerus dengan demikian 

kalau dalam warga  terjadi kenaikan satu atau beberapa 

oarang (dan bersifat sementara), maka kondisi semacam itu 

tidak dianggap sebagai inflasi oleh sebab itu kondisi semacam 

itu tidak dianggapsebagai suatu masalah dan tidak diperlukan 

kebijakan khusus untuk mengatasinya. Walaupun inflasi tidak 

secara otomatis menurunkan standar hidup, namun inflasi tetap 

merupakan masalah, sebab  tiga alasan :

Inflasi dapat memicu  redistribusi pendapatan 

diantara anggota mastarakat.

Inflasi dapat memicu  penurunan efisiensi ekonomi

Inflasi dapat menyebkan perubahan out-put dan kesempatan 

ke dalam warga .

Masalah Pengangguran

Pengangguran ini terjadi sebab  jumlah tenaga kerja atau 

angka kerja melebihi tingkat kesempatan kerja yang tersedia. Di 

negara-negara yang sedang berkembang tingkat pertumbuhan 

angkatan kerja cukup tinggi, sehingga tidak seimbang dengan 

kesempatan kerja yang ada kalau kenyataan ini  terjadi, 

maka angka pengangguran cukup tinggi tidak semua penduduk 

termasuk angkatan kerja yaitu  penduduk dalam usia anak 

dan usia muda. Penduduk dalam usia kerja / angkatan kerja 

yaitu  penduduk dalam usia anatar 15 tahun sampai 59 tahun 

berdasar tingkat kesempatan kerja penuh (full imployment) 

atau secara teoritis perekonomian dianggap mencapai tingkat 

kesempatan kerja penuh bila  tenaga kerja yang tersedia 

seluruhnya digunakan dalam praktek yang dimaksud dengan 

tingkat kesempatan kerja penuh mengandung arti yang sedikit 

berbeda. Guna menentukan apakah perekonomian telah 

mencapai full imployment atau yang belum menjadi ukuran 

bukanlah penggunaan tenaga kerja 100%, tetapi penggunaan 

tenaga kerja yang sedikit lebih rendah dari itu. Di amerika 

serikat misalnya full imployment telah dianggap telah tercapai 

bila tingkat pengangguran paling banyak sekitar 4%. Di negara 

kita usaha kan untuk menekan tingkat pengangguran dilakukan 

melalui pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk. Program 

keluarga berencana yaitu  salah satu alternatif untuk menekan 

laju pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan pembangunan 

ekonomi tidak memiliki  arti kalau dibarengi dengan tingkat 

pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi.

Faktor utama yang menimbulkan pengangguran yaitu  

kekurangan pengeluaran agregat para pengusaha produksi barang 

dan jasa denagn maksud mencari keuntungan. Keuntungan 

ini  hanya akan didapat diperoleh bila  para pengusaha 

dapat menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar 

permintaan, semakin banyak barang dan jasa yang mereka 

wujudkan. Kenaikan produksi yang lakukan akan menembah 

penggunaan tenaga kerja. Dengan deminkian ada  hubungan 

yang erat diantara tingakat pendapatan nasional yang dicapai 

dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan. Semakin 

tinggi pendapatan nasional, semakin banyak penggunaan tenaga 

kerja dalam perekonomian.

Kekurangan permintaan agregat yaitu  faktor penting 

yang menimbulkan pengangguran. Disamping itu faktor lain 

yang menimbulkan pengangguran yaitu  : (1) menganggur 

sebab  ingin mencari kerja lain (2) pengusaha memakai  

perlatan modern; (3) ketidak sesuian antara keterampilan pekerja 

yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam 

industri yang ada.

Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran 

suatu warga  yaitu  tingkat pendapatannya. Pendapatan 

warga  menacapai maximun bila  tingkat pendapatan 

penggunaan tenaga kerja penuh (full imployment)dapat 

diwujudkan. Pengangguran dapat mengurangi pandapatan 

warga . Dan kondisi ini tentu dapat mengurangi tingakat 

kemakmuran warga  yang pernah dicapai.

Edwars membedakan lima bentuk pengangguran, yaitu:

Pengangguran terbuka

Yang termasuk dalam penganguran terbuka ini baik sukarela 

(mereka yang tidak mau bekerja sebab  mengharap pekerjaan 

yang lebih baik mamupun terpaksa secara terpaksa (mereka 

yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan)

Setengah menganggur (under umployment)

Yang ternasuk dalam penganguran ini yaitu  mereka yang 

bekerja lamanya (hari, minggu. musiman) kurang dari yang 

mereka bisa kerjakan.

Mereka yang tidak digolongkan penganguran ternuka dan 

setengah penganguran. Yang termas uk dalam pengangguran 

ini yaitu 

Pengangguran yang tidak kentara (diquised 

unemployment). Misalnya petani yang bekerja di ladang 

selama sehari penuh, padahal pekerjaan itu sebenarnya 

tidak memerlukan waktu yang sehari penuh.

Pensiunan lebih awal; fenomena ini dilakukan guna 

memberi peluang pada mereka yang muda dan belum 

bekerja.

Tenaga kerja yang lemah

Yaitu mereka yang mungkin bekerja full-time, tetapi 

intensinya lemah sebab  kurang gizi atau penyakit.

Tenaga kerja yang tidak produktf

Yaitu mereka yang mampu bekerja secara produktif, tetapi 

sebab  sumber daya- sumber daya penolong kurang memadai.  

Dalam kondisi semacam itu mereka tidak bisa menghasilkan 

sesuatu dengan baik.Dalam realisasinya ada  hubungan 

yang erat sekali antara tingginya tingkat pengangguran, 

luasnya kemiskinan, dan distribusi pendapatanyang tidak 

merata. Bagi sebagian besar mereka yang tidak memiliki  

pekerjaan tetap atau hanya bekerja part- time selalu berada 

diantara kelompok warga  yang sangat miskin, dan 

terpinggirkan. Dalam proses pembangunan yang selama ini 

dilaksanakan mestinya mereka itulah yang perlu diberdayakan 

untuk mencapai kondisi ekonomi yang lebih baik.Namun 

demikian yaitu  salah jika beranggapan bahwa setiap orang 

yang tidak memiliki  pekerjaan yaitu  kemiskinan, sedang 

yang bekerja secara penuh yaitu  orang kaya. Masalah 

kaya dan miskin berkaitan dengan banyak faktor yang 

mempengaruhi dan tergantung juga diri manusianya itu 

sendiri.

Masalah Ketimpangan Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran yaitu  neraca yang memuat ikhtisar 

dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara 

dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu,

biasanya satu tahun.

Transaksi – transaksi yang ada  dalam neraca 

pembayaran menyangkut barang- barang dan jasa, dalam bentuk 

ekspor maupun impor, transaksi dinanciil seperti pemberian 

atau penerimaan kredit kepada atau dari negara lain, penanaman 

modal di luar negeri dan transaksi- transaksi yang bersifat 

unilateral seperti pembayaran transfer dari orang- orang yang 

tinggal di luar negeri tidak sama dengan jumlah penerimaan 

yang diperoleh dari luar negeri, selisihnya dapat berupa surplus 

atau defisit pada neraca pembayaran. Ketidakseimbangan dalam 

neraca pembayaran suatu negara dapat dikatakan merupakan 

masalah bila  ketidakseimbangan ini  cukup besar. Kalau 

kenyataan itu terjadi, maka diperlukan kebijakan pemerintah 

untuk mengatasinya.

Pada tingkat mikro ekonomis, neraca pembayaran 

berhubungan dengan aktifitas internasional agregat serta 

memberikan petunjuk apakah dalam ekonomi ada  

keseimbangan atau apakah sebaliknya.

Meskipun neraca pembayaran harus selalu dalam keadaan 

keseimbangan secara akuntansi, namun tidak selalu harus 

dalam keadaan keseimbangan secara ekonomis. Hal ini sebab  

jumlah transaksi kredit otonom tidak selalu sama dengan 

debet otonom.Transaksi otonom dilaksanakan untuk pos-pos 

itu sendiri sebagai respon stimuli ekonomis, sosial bahkan 

politis yang berbeda-beda. Transaksi demikian dilakukan untuk  

menciptakan pendapatan serta memperbaiki kesejahteraan 

ekonomi pos-pos yang termasuk dalam transaksi otonom yaitu  

ekspor dan impor barang dan jasa, investasi asing, bantuan 

pemerintah, bantuan militer, serta kelompok tertentu arus 

kapital. Semua ini dicatat dalam rekening neraca pembayaran 

sebagai kredit atau debit sesuai dengan arus yang dicerminkan.

Transaksi penampungan atau pengakomodasian dilaksanakan 

untuk mengkompensasi transaksi otonom dan secara esensial 

mencerminkan mitra finansial dari transaksi-transaksi ini . 

Transaksi pengakomodasian ini pada dasarnya terdiri atas arus 

kapital jangka pendek yang dicatat sebagai kredit atau debet 

sesuai dengan arus yang dicerminkannya.

Dalam era globalisasi ekonomi yang terjadi pada saat ini 

ketergantungan perkembangan ekonomi antara negara yang 

ada di dunia semakin bertambah besar. Neraca pemabayaran 

akan memberikan informasi mengenai nilai ekspor dan import, 

transaksi jasa dan lain- lain.

Setiap negara akan berusaha menjaga stabilitas neraca 

pembayaran yaitu suatu keadaan dimana aliran uang keluar 

negeri sebagai akibat impor barang dan jasa dan aliran. Modal 

keluar yaitu  seimbang dengan aliran uang yang masuk dari 

hasil eksport barang dan jasa dan alirang masuk modal asing. 

Keseimbangan dalam neraca pembayaran ini cenderung akan 

mewujudkan kestabilan neraca pembayaran ini, usaha lain 

yang biasanya dilakukan setiap negara yaitu  menggalakkan 

perkembangan eksport barang dan jasa dan meningkatkan 

pengaliran masuk.

Berbagai masalah akan timbul bila  suatu negara tidak 

dapat menstabilkan dan mengembangkan sektor luar negerinya 

dan menjaga kurs valuta asingnya.dalam teori makro ekonomi 

selalu ditunjukkan bahwa bila  suatu negara mengimport 

scara berlebihan yaitu import selalu lebih tinggi dari eksport, 

beberapa masalah akan timbul. Berbagai masalah akan timbul 

yaitu : 

1. Import yang berlebihan itu cenderung akan menurunkan 

nilai mata uang domestik.

2. Kondisi ini menyebutkan harga barang import semakin 

mahal dan inflasi akan menghantui pembelanjaan atas 

barang-barang yang diproduksi di dalam negeri dan 

keadaan ini dapat mengurangi kegiatan dan pertumbuhan 

ekonomi.

3. Permasalahan ekonomi makro di atas, pada prinsipnya 

jangka pendek.

Masalah ekonomi makro yang bersifat jangka panjang 

menyangkut persoalan pertumbuhan ekonomi disetiap 

periode suatu warga  akan menambah kemampuannya 

untuk memproduksikan barang dan jasa. Ini disebabkan oleh 

pertambahan faktor-faktor produksi yang berlaku. Dalam setiap 

periode jumlah tenaga kerja akan bertambah sebab  ada golongan 

penduduk yang akan memasuki angkatan kerja investasi masa 

lalu akan menambah barang-barang modal dan kapasitas 

memproduksi di masa kini. Di samping itu investasi biasanya 

diikuti oleh perkembangan teknologi alat-alat produksi, dan 

ini akan mempercepat lagi pertumbuhan ekonomi yang sesuai 

dengan perkembangan kemampuan memproduksi yang dimiliki 

oleh negara yang bersangkutan.

Minimnya anggaran pendidikan dalam suatu negara 

menjadikan keterbatasan kemampuan negara itu dalam 

mengembangkan teknologi.hal ini diperparah lagi dengan 

keberadaan sumber daya manusia yangmasih sangat rendah 

tingkat pendidikannya. Akibat dari kondisi itu seringkali 

pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya yaitu  jauh lebih rendah 

dari potensi pertumbuhan yang dapat dicapai.

MACAM-MACAM MODEL KEGIATAN EKONOMI 

DALAM warga 

Kegiatan ekonomi dalam warga  secara makro dapat 

dibedakan atas tiga model yaitu model kegiatan perekonomian 

tiga sektor, model kegiatan perekonomian tiga sektor, dan model 

kegiatan perekonomian empat sektor (model perekonomian 

terbuka). Masing-masing model perkonomian terdiri atas 

beberapa indikator/besaran ekonomi makro yang saling 

berhubungan dengan satu sama lain.

Secara lebih terinci model-model kegiatan perekonomian di 

atas dapat diuraikan sebagai berikut:

Model Perekonomian Dua Sektor

Untuk mempermudah pengamatan mengenai 

bekerjanyaperekonomian secara nasional, warga  suatu 

perkonomian dibagi menjadi beberapa sektor, yaitu sektor rumah 

tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah, dan sektor luar 

negeri. Dalam pembahasan yang pertama yaitu  perekonomian 

yang sangat sederhana (perekonomian dua sektor). Yang 

dimaksud dengan perekonomian sederhana (perekonomian 

dua sektor) yaitu  suatu perekonomian yang hanya terdiri dari 

sektor peruasahaan memerlukan faktor-faktor produksi yang 

berasal dari sektor rumah tangga, sedangkan sektor rumah 

tangga sebagai pemilik faktor-faktor produksi (seperti alam/

tanah, modal, tenaga dan interpreneur). Memerlukan barang-

barang konsumsi dan jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga 

perusahaan. Gambaran tentang alur kegiatan perekonomian 

Pada bagian atas gambar 1.2 menunjukkan aliran 

faktor-faktor produksi (seperti tanah, modal, tenaga kerja, dan 

interpreneur) yang berasal dari sektor dari sektor rumah tangga 

dan digunakan oleh sektor perusahaan dalam kegiatan produksi. 

Kemudian sektor perusahaan memberikan balas jasa/imbalan 

dalam bentuk uang. Uang inilah sebenarnya yang merupakan 

pendapatan bagi sektor rumah tangga.

Bagian bawah dari Gambar 1.2 menunjukkan aliran 

barang-barang dan jasa-jasa dihasilkan oleh sektor perusahaan 

dan selanjutnya dikonsumsi oleh sektor rumah tangga. Sebagai 

gantinya sektor rumah tangga memberikan uang kepada sektor 

perusahaan sebagai pembelian barang-barang dan jasa yang 

dihasilkan oleh sektor perusahaan. bila  seluruh pendapatan 

yang diperoleh rumah tangga dibelanjakan untuk barang dan jasa 

yang dihasilkan oleh sektor perusahaan, maka perekonomian 

berada dalam keadaan seimbang, sebab  sisi pendapatan sama 

dengan sisi pengeluaran.

ada  kemungkinan sektor rumah tangga tidak 

membelanjakan seluruh pendapatannya untuk konsumsi, tetapi 

sebagian pendapat yang diperoleh disimpan sebagai tabungan 

(saving). bila  hal ini yang terjadi, maka keseimbangan 

perekonomian terganggu sebab  adanya bagian pendapatan 

yang tidak dibelanjakan akan berakibat barang dan jasa yang 

dihasilkan oleh sektor perusahaan yang terjun habis.

 Dengan Adanya Tabungan Dan Investasi.Bagian 

pendapatan yang tidak dibelanjakan oleh rumah tangga 

(tabungan) disebut kebocoran (leakage). Agar perekonomian 

tetap pada keadaan seimbang. Maka bagian pendapatan yang 

tidak dibelanjakan (tabungan) tadi harus digunakan dalam 

perekonomian.

Tabungan rumah tangga biasanya disalurkan kepada 

sektor perusahaan melalui pasar modal atau sektor perbankan 

dan oleh perusahaan digunakan untuk membiayai pengeluaran 

investasinya.investasi sektor perusahaan merupakan 

penyeimbang dari adanya kebocoran tabungan dalam 

perekonomian.

Model Kegiatan Perekonomian Tiga Sektor

Yang dimaksud dengan kegiatan perekonomian tiga 

sektor yaitu  kegiatan perekonomian yang terdiri atas sektor 

rumah tangga, sektor perusahaan, dan sektor pemerintah, 

guna memperoleh gambaran kongrit tentang model kegiatan 

di dalam bidang ekonomi ini berarti pemerintah turut campur 

tangan dalam mengendalikan kegiatan ekonomi, pemerintah 

melalui intruksi kebijakan ekoninomi makro dapat mengurangi 

terjadinya gangguang ini .

 Dalam pereekonomian tiga sektor I,G dan Tr yaitu  

bocoran dari sirkulasi aliran pendapatan, sedangakan s dan Tx 

yaitu  untikan. Dengan demikian, dalam keceimbangan ekonomi 

tiga sektor juga berlaku keadaan bocoran untikan. Sebagai 

kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian 

tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan ber;aku keadaan 

berikut : I + G + Tr = S + Tx

 Penerimaan pemerintah, yaitu pajak netto yang dipungut 

dari cektor rumah tangga, digumakan oleh pemerintah untuk 

membiayai pengeluaran dan aktivitac pemerintah kebijakan 

mengenai pengelolahan belanja pemerintah diebut kebijakan 

fiskal (fiscal policy).

Model kegiatan perekonomian terbuka

 Dalam perekonomian terbuka, kegiatan perekonomian 

dilakukan perekonomian di lakukan oleh tiga sektor,yaitu 

kegiatan perekonomian rumah tangga, kegiatan perekonomian 

perusahaan, kegiatan perekonomian pemerintah, dan kegiatan 

perekonomian oleh luar negeri.

Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kegiatan 

perekonomian terbuka dapat dilihat dalam gambar 1.5 berikut 

ini.

 Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sektor 

perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sektor 

rumah tangga, yang berupa gaji dan upah, ewa, bunga dan 

keuntungan. Hal ini terlihat dalam aliran 1. Pendapatan ini udah 

dikurangi oleh pajak keuntungan perusahaan (aliran 2), tetapi 

belum dikurangi oleh pajak pendapatan rumah tangga (aliran 3).

 Rumah tangga dalam perekonomian akan memakai  

pendapatan mereka untuk transaksi yang berikut :

Membeli barang-barang dan jasa- jasa yang 

diproduksi sektor perusahaan dan pengeluaran 

ke atas barang dan jasa yang diproduksi di dalam 

negeri (aliran 4).

Membayar pajak pendapatan kepada pemerintah 

(aliran 3)

Mengimport, yaitu membeli barang-barang yang 

diproduksikan negara lain (aliran 5).

Menabung siswa pendapatan yang diperoleh ke 

dalam lembaga keuangan (Aliran 6).

 Dalam perekonomian terbuka, disamping adanya aliran 

uang k luar untuk membayar import, juga ada  aliran uang 

yang masuk yang diperoleh dari negara- negara lain (Aliran 

8). Aliran 8 yaitu  pengeluaran penanaman modal dari sektor 

perusahaan. Sedangkan aliran 7 yaitu  pengeluaran pemerintah 

ke sektor perusahaan untuk membeli barang barang kebutuhan 

administrasi pemerintah dan barang modal untuk investasi 

pemerintah.

 Demikianlah secara garis besar kegiatan ekonomi dalam 

warga  ini dilaksanakan mulai dari kegiatan ekonomi 

yang paling sederhana (ekonomi dua sektor). Semua kegiatan 

ekonomi itu dilaksanakan guna mencapai tujuan bersama, yaitu 

kemakmuran bersama.

 Hubungan antara fundamental tentang variabel-variabel 

ekonomi makro dapat dilihat dalam gambar 1.6 pada bagian 

berikut ini.

 

Keterangan 

M  : jumplah uang yang beredar

L  : liquidity preference

i  : Rate of interet (tingkat bunga)

r  : Marginal Efficenci of Capital

C  : Conumi

I  : Investasi

Y  : Pendapatan

E  : kecempatan

Komposisi antara jumplah uang yang beredar (penawaran 

akan uang) denagn liquidity preference (permintaan akan uang) 

akan rendahnya tingkat bunga. Di samping itu tinggi rendahnya 

tingkat bunga juga ditentukan oleh kebijakan otoritacmonoter di 

dalam uatu negara, dalam hal ini yaitu  kebijakan bank sentral 

suatu negara.

Perbandingan antara besarnya tingkat bunga (i) dengan 

tingkat marginal efficiency of capital (MEC/r) menentukan 

dilaksanakan atau tidaknya suatu investasi. bila  i>r, 

investasi tidak akan dilaksanakan. Dalam kondisi semacam itu 

orang yang memiliki  uang akan lebih suka resiko. bila  

i>r, maka investasi akan dilaksanaka, sebab  investasi masih 

menguntungkan bila dibandingkan dengan bunga bank. 

Perubahan pada besarnya tingkat investasi (I), melalui 

perubahan pada tingkat konsumsi (C) memicu  perubahan 

pada tingkat pendapatan (Y) secara berganda micalnya bila  

ada  pertambangan investasi, melalui pertambangan 

pada tingkat konsumsi memicu  pertambangan tingkat 

pendapatan secara berganda. Proses perubahan pada tingkat 

investasi melalui perubahan konsumsi memicu  

perubahan-perubahan secara berganda ini disebut dengan proses 

multiplier.

Secara lebih jelas proses multiplier itu dapat dilihat 

dalam Gambar 1.7 berikut ini

Gambar 1.7 Proses Perubahan Investasi Melalui 

Perubahan Konsumsi memicu  Perubahan Pendapatan 

Secara Berganda.

Grafik di atas bila  digambarkan dalam bagan akan 

terlihat dalam gambar 1.8 berikut ini.

Gambar 1.8 bagan proses multiplier

Proses multiplier tidak hanya berlaku untuk pertambahan 

investasi tetapi juga pengurangan investasi. Oleh sebab itu 

multiplier dapat diibaratkan sebagai pandang bermata dua, 

sebab  pada suatu sisi multiplier bermanfaat bagi kita (bila ada 

tambahan investasi). Sedang pada sisi lain merugikan bagi kita 

(bila ada pengurangan investasi). bila  terjadi pengurangan 

jumplah investasi yang terjadi pada suatu warga , melalui 

pengurangan jumplah besarnya konsumi memicu  

berkurangnya pedapatan secara berganda. Pengurangan 

pendapatan secara berganda berarti memperluas terjadinya 

jumplah kemiskinan dalam warga . Bila ini yang terjadi 

akan sama artinya memperluas terjadinya masalah sosial, dan 

pada akhirnya akan mengganggu stabilita ekonomi nasional.

Perubahan di dalam tingkat pendapatan nasional akan 

berpengaruh dalam tingkat kesempatan kerja yang ada dalam 

tingkat warga . Misalnya bila  terjadi peningkatan 

pendapatan , maka hal itu akan menambah kesempatan kerja 

dalam warga . Dengan pendapatan yang naik, permintaan 

(konsumi) warga  akan bertambah merupakan indikator 

keempatan kerja juga bertambah.




PENGERTIAN DAN ARTI PENTING PENDAPATAN 

NASIONAL

Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional yang merupakan salah satu indikator 

ekonomi makro, merupakan variabel penting guna mencari 

hubungan di antara variabel-variabel lain dalam ekonomi makro.

 Perubahan di dalam variabel pendapatan nasional 

memiliki  pengaruh terhadap variabel yang lain.

Di dalam seluruh ------  , pembahasan 

yang menyangkut Pendapatan Nasional merupakan bagian 

yang paling menarik perhatian untuk dibicarakan. Hal ini  

disebabkan pembahasan Pendapatan Nasional di anggap pilar 

utama penyangga Politik Ekonomi artinya kearah Pendapatan 

Nasional itulah hampir semua kebijakan di bidang perekonomian 

difokuskan.

Pengertian tentang Pendapatan Nasional dapat ditinjau dari 

sudut pandang berikut :

Dari pengertian Produk Nasional Kotor (Gross National 

Product)

Keseluruhan dari barang dan jasa-jasa yang dihasilkan 

oleh suatu warga  di dalam waktu tertentu , biasanya 

satu tahun.

Mengenai barang-barang disini meliputi baik barang-

barang konsumsi maupun barang-barang investasi. 

Nilai barang produksi ini  dinyatakan dengan uang 

pada harga pasar yang berlaku. Sedangkan barang dan 

jasa yang dimasukkan untuk menyusun Pendapatan 

Nasional hanyalah barang-barang yang merupakan final 

goods. Hal ini dilakukan guna menghindari terjadinya 

perhitungan rangkap.

Dari pengertian Pendapatan Nasional Kotor (Gross 

National Income)

Keseluruhan pendapatan yang diterima oleh suatu 

warga , dalam pengertian main power yang umumnya 

memiliki  jangka waktu satu tahun. Pendapatan di sini 

meliputi balas jasa baik ada  proses produksi secara 

langsung ikut serta di dalam proses produksi.

- Golongan pendapatan yang diterima oleh orang-

orang yang secara langsung ikut serta dalam suatu 

proses produksi pemilik tanah akan menerima sewa 

tanah.

Pemilik tenaga kerja akam memperoleh balas jasa 

berupa upah/gaji.

Pemilik modal akan memperoleh balas jasa dalam 

bentuk bunga.

Pengusaha/interprenuer akan memperoleh balas jasa 

dalam bentuk laba.

- Golongan pendapatan yang diperoleh oleh orang-

orang yang tidak langsung terlihat pada proses 

produksi, yaitu : Orang-orang yang memiliki  

pekerjaan secara bebas, seperti dokter, dan pengacara.

Orang-orang yang bekerja di dalam suatu lembaga 

atau organisasi seperti pegawai negeri, dan ABRI.

Arti Penting Pendapatan Nasional

Pentingnya mengetahui besarnya Pendapatan Nasional 

antara lain yaitu  :

Pendapatan Nasional itu merupakan alat ukur bagi tinggi 

rendahnya tingkat hidup atay kemkmuran suatu bangsa. 

Secara kuantitatif tingkat hidup atau kemakmuran suatu 

bangsa itu ditentukan oleh perbandingan antara jumlah 

Pendapatan Nasional dengan jumlah penduduknya. 

Konsep ini biasa kita kenal dengan istilah pendapatan 

perkapita. Walaupun pendapatan perkapita itu sendiri 

belum menggambarkan tingkat kemakmuran seluruh 

rakyat.

Pendapatan Nasional berguna untuk mengetahui struktur 

prekonomian suatu negara. Hal ini  bisa dilihat dari 

sumbangan tiap-tiap sektor kegiatan ekonomi terhadap 

pembentukan Pendapatan Nasional.

Pendapatan Nasional berguna untuk menentukan dan 

kemudian menyusun sebagai kebijakan yang dipandang 

perlu. Dari sektor pertanian umpamanya, dapat disusun 

berbagai kebijakan seperti pengadaan pangan, industri 

pupuk, irigasi dan sebagainya.

Pendapatan Nasional berguna untuk mengetahui 

dan membandingkan kegiatan ekonomi warga  

dari tahun ke tahun. Hal ini kaitannya dengan gerak 

gelombang kehidupan ekonomi (konjungtur).

JENIS-JENIS PENDAPATAN NASIONAL

Istilah Pendapatan Nasional merupakan pengertian yang 

agak komplek. Dalam istilah Pendapatan Nasional terkandung 

lima tingkat pendapatan. Adapun ke lima tingkat pendapatan 

yang dimaksud yaitu  sebagai berikut :

Produk Nasional Kotor (Gross National Product)

GNP yaitu  jumlah nilai dari barang dan jasa yang 

dihasilkan oleh suatu warga  dalam waktu satu tahun 

berdasar harga pasar yang berlaku. Dalam menghitung 

besarnya GNP berdasar harga pasar, haruslah diperhatikan 

jangan sampai terjadi perhitungan ganda (double accounting). 

Dalam konsep GNP ini meliputi barang-barang dan jasa yang 

dihasilkan oleh seluruh warna negara suatu negara, baik yang 

ada di dalam negeri ataupun yang ada di luar negeri.

Produk Nasional Bersih (Net National Product)

NNP diperoleh dari jumlah GNP setelah dikurangi 

dengan barang modal untuk penggantian. Tentang penyusutan 

bagi peralatan produksi yang terpakai dalam proses produksi 

umumnya bersifat tapsiran, sehingga mungkin saja kurang tepat 

dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

Pendapatan Nasional Bersih (Net National Income)

Net National Income (NNI) diperoleh dari NNP setelah   

dikurangi dengan pajak tidak langsung. Yang dimaksud dengan 

pajak tidak langsung yaitu  pajak yang bebannya dapat 

digeserkan kepada pihak lain. Misalnya penjualan pajak import 

dan sebagainya.

Personal Income

Personal Income ini dapat diperhitungkan dari NNI 

dikurangi dengan :

Pajak Perseroan, yaitu pajak yang dibayar oleh setiap 

badan usaha kepada pemerintah.

Laba yang tidak dibagi, yaitu sejumlah laba yang tetap 

ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan 

tertentu, misalnya untuk keperluan perluasan perusahaan.

Iuran pensiun yaitu iuran yang dikumpulkan oleh setiap 

tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud 

untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja ini  

mencapai umur tertentu dan tidak lagi bekerja.

Untuk personal income ini harus kita tambahkan 

dengan transfers payment. Yang dimaksud trnasfers 

patment yaitu  pembayaran-pembayaran di negara-

negara yang dibayarkan kepada orang-orang tertentu, 

dan pembayaran ini  bukan merupakan balas jasa 

atas keikutsertaannya dalam proses produksi tahun 

sekarang, melainkan sebagai balas jasa untuk tahun-

tahun sebelumnya, atau pembayaran pada seseorang 

yang sebenarnya berasal dari income orang lain.

Adapun contoh-contoh dari transfers payment yaitu  :

Pembayaran kepada orang yang sudah pensiun.

Tunjangan para veteran.

Dana-dana sosial (pembayaran untuk para pengangguran).

Disposable Income

Disposable Income yaitu  sejenis pendapatan yang 

siap untuk dimanfaatkan. Disposable income ini diperoleh dari 

personal income setelah dikurangi dengan pajak langsung. Yang 

dimaksud pajak langsung yaitu  pajak yang bebannya tidak 

dapat digeserkan kepada pihak lain/langsung ditanggung jawab 

oleh wajib pajak. Misalnya pajak pendapatan.

Dari penjelasan yang menyangkut jenis-jenis pendapatan 

nasional di atas selanjutnya dapat disederhanakan sebagai 

berikut :

Gross National Product (GNP) terdiri atas :

a. Upah + tunjangan (wages and supplement to 

employees).

b. Penghasilan perusahaan perseorangan (net 

income of unincorporated enterprise).

c. Persewaan rumah, tanah (rent).

d. Bunga (interest).

e. Devident.

f. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan 

(net corporated Profit).

g. Pajak perusahaan (indirect bisiness taxes).

h. Pajak tidak langsung (indirect taxes).

i. Penyusutan (depreciation).

GNP (-) depreciation = NNP

(NNP = a sampai dengan h)

NNP (-) indirect taxes = NNI

(NNI = a sampai dengan g)

Personal Income = NNI

(-) net coporated profit

(-) business tax

(-) social security tax contribution

(+) transfers payment

Disposable Income = Personal Income – Pajak Langsung

CARA PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Ada tiga cara yang dipergunakan untuk menghitung 

besarnya pendapatan nasional. Ketiga cara/metode yang 

dimaksud secara berturut-turut yaitu  sebagai berikut :

Cara/Metode Produksi

Cara yang pertama dilakukan dengan jalan menjumlahkan 

nilai tambah yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam 

perekonomian.

Penggunaan cara itu dalam menghitung pendapatan nasional, 

disamping untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai 

sektor ekonomi di dalam mewujudkan pendapatan nasional, 

juga sebagai salah satu cara untuk menghindari perhitungan dua 

kali yaitu dengan hanya menghitung nilai produk netto yang 

diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi.

Mengenai cara dalam menghitung nilai tambah, dapat 

dilihat dalam Tabel 2.1 berikut ini.


berdasar data dalam Tabel 2.1 di atas, besarnya 

jumlah nilai tambah yang diwujudkan oleh keempat kegiatan itu 

yaitu  (Rp. 50,00 + Rp. 150,00 + Rp. 400,00 + Rp. 200,00) = Rp. 

800,00. Dengan demikian besarnya tambah yang diperhitungkan 

dalam menghitung pendapatan nasional untuk barang ini  

yaitu  Rp. 800,00.

Cara/Metode Pengeluaran

Perhitungan Pendapatan Nasional dengan cara 

pengeluaran dilakukan dengan jalan menjumlahkan nilai 

barang-barang jadi yang dihasilkan dalam perekonomian. 

Dalam menghitung nilai pendapatan nasional menurut cara 

pengeluaran yaitu  penting untuk membedakan dengan sebaik-

baiknya diantara barang-barang jadi dan barang-barang setengah 

jadi. Tindakan itu dilakukan, untuk menhindari terjadinya 

perhitungan dua kali atas nilai barang-barang dan jasa-jasa yang 

diproduksikan.

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Nilai belanja yang dilakukan oleh rumah tangga 

untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam satu 

tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah 

tangga. Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah 

tangga digolongkan sebagai konsumsi (rumah tangga). 

Pengeluaran untuk membeli rumah digolongkan sebagai 

investasi. Pengeluaran-pengeluaran seperti membayar 

asuransi dan mengirim uang kepada orang tua (atau anak 

yang sedang sekolah) tidak digolongkan sebagai konsumsi 

sebab  ia tidak merupakan pengeluaran atas barang atau jasa 

yang dihasilkan dalam perekonomian.

Pengeluaran Pemerintah

Berbeda dengan rumah tangga, yang membeli 

barang untuk memenuhi kebutuhannya, pemerintah 

membeli barang terutama untuk kepentingan warga . 

Yang termasuk dalam pengeluaran ini antara lain 

pengeluaran untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan 

kesehatan, pengeluaran gaji untuk pegawai pemerintah 

dan juga pengeluaran untuk mengembangkan 

insfrastruktur untuk kepentingan warga . Pembelian 

pemerintah atas barang dan jasa dapat digolongkan 

kepada dua golongan utama, yaitu konsumsi dan 

investasi pemerintah.

Pembentukan Modal Sektor Swasta

Pembentukan modal sektor swasta akan lebih 

penting dinyatakan sebagai investasi. Yang dimaksud 

dalam pembentukan modal sekor swasta yaitu  

pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat 

menaikkan produksi barang dan jasa di masa akan 

datang.

Eksport Neto

Yang dimaksud dengan eksport neto yaitu  nilai 

eksport yang dilakukan suatu negara dalam suatu tahun 

tertentu dikurangi dengan nilai import dalam periode 

yang sama. Eksport suatu negara biasanya terdiri dari 

barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Oleh 

sebab itu nilainya harus dihitung ke dalam pendapatan 

nasional.

Cara/Metode Pendapatan

Penghitungan pendapatan nasional dengan metode 

pendapatan ini dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah 

pendapatan dari seluruh warga negara/warga  yang berasal 

dari penggunaan faktor-faktor produksi. Adapun golongan-

golongan warga  yang memiliki  pendapatan itu yaitu  :

Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah.

Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan 

perseorangan).

Pendapatan dari sewa.

Bunga Neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang 

dilakukan dikurangi bunga atas pinjaman konsumsi dan 

bunga pinjaman pemerintah.

Pendapatan dari keuntungan perusahaan.

Di negara maju, dimana administrasi perpajakannya 

sudah demikian maju dan tertib, kesadaran tentang pentingnya arti 

perpajakan sudah demikian tingginya, maka jumlah pendapatan 

warga  dapat diketahui melalui pajakpendapatan. Hal 

yang demikian tentunya kemungkinan kecil diterapkan di 

indonesia. Kesadaran wajib pajak dinegara kita masih sangat 

memperihatikan, orang indonesia lebih cenderung untuk 

menghidari dari kewajiban pajak, daripada dengan sadar menjadi 

wajib pajak yang baik.

HUBUNGAN ANTARA KOSEP-KONSEP PENDAPATAN

 Berbagai jenis/konsep pendapatan pada prinsipnya terjadi 

suatu hubungan yang erat satu sama lain. Guna memperoleh 

gambara yang jelas tentang hubungan diantara jenis atau konsep 

pendapaan dapat dilihat dalam gambar 2.1 pada bagian berikut 

ini:

Gambar 2.1. Arus Pendapatan Nasional

 Dalam gambar 2.1 diatas nampak jelas kedudukan dan 

peranan tiga sektor yang terlibat dalam pembentukan GNP, yaitu 

rumah tangga konsumen (RTK). Rumah Tangga Perusahaan 

(RTP) dan Rumah Tangga Pemerintahan (RTP).

 Mula-mula sekali terlihat gambar 2.1 penyusutan 

dikeluarkan dari bab 1. Penyusutan ini yaitu  uang yang 

dicadangkan dan masuk ke Rumah Tangga Bisnis, sebab  

memang bisis itulah yang akan memanfaatkannya untuk 

mengganti alat-alat modalnya yang telah aus dan susut.  Dari 

NNI selanjutnya dikurangi pajak tak langsung dan oajak tak 

langsung ini mengalir masuk ke Rumah Tangga Pemerintah. 

Pemerintah pajak pemerintah dipergunakan untuk membiayai 

berbagai kegiatan pemerintah demi kesejateraan masyarkat.

 Dari Nasional Income dikurangi laba tak dibagikan 

dan pajak laba perusaan perseroran, laba tak dibagikan itu 

mengalir masuk kembali ke rumah tangga bisnis untuk 

digunakan membiayai hal-hal sebagai mana diterangkan 

didepan. Sedangkan pajak laba Perusahaan Perseroan sudah 

jelas mengalir ke rumah tangga pemerintah. Tetapi dalam hal ini 

pemerintah tidak semata-matamenerima pembayaran pajak saja 

tetapi juga mengeuarkan transfor, yang terlihat dalam gambar 

menjadi personal Income.

 Disposable Income atau pendapatan yang sia 

dibelanjakan, harus dikurangi dengan pajak perseorangan yang 

selanjutnya mengalir ke rumah tangga pemerintah.pendapatan 

yang siap dibelanjakan ini dimanfaatkan untuk konsumsi 

guna memenuhinkebutuhan hidup, sedangkan sisanya di 

tabung. Tabungan ini mengalir ke rumah tangga bisnis untuk 

dimanfaatkan.

 GNP itu pada hakikatnya sama dengan GNI sebagai 

GNP, maka produk yanag ada  di dalamnya niscaya di beli 

orang. Sebagai GNI, pun pendapatan yang ada di dalamnya aka 

dibelanjakan.

Di dalam GNP, maka produk yang ada di dalamnya itu 

sendiri dari berbagai macam, semuanya itu akan di beli oranag. 

Mereka yanga membeli seluruh produk yanag menjadi GNP 

terdiri atas empat jenis barang, yaitu:

Konsumen yang membei barang-barang konstribusi.

Investor yang membeli barang-barang investasi.

Pemerintah ( govermentexpenditure) dan 

Pihak luar negeri yang membeli barang-barang ekspotr 

kita.

 Di dalam GNI, maka pendapatan yang ada di dalamnya 

itu dibelanjakan untuk bagi macam kebutuhan. Disini pun di 

dapat pembelian seperti pada GNP,yaitu:

   Konsumsi

   Investasi

   Pengeluaran pemerintah dan

   Perdagangan luar negeri.

Dengan demikian, baik, lihat sebagai GNP maupun, 

tetaplah didapati adanyaempat komponen yang mencerminkan 

pengunanya, yakin konsumsi, investsi, pengeluaran pemerintah 

dan perdagangan luar negri.

GNP biasanya di pakai sebagai alat ukur kemjuan ekonomi 

suatu negara. Oleh sebab itu setiap negara akan berusaha untuk 

mencapai kenaikan jumlah GNP-nya. GNP memiliki  sifat  

yang lebih menyeluruh di banding dengan indikator yang lain.

     

berdasar  Tabel 2.2. di atas nampak jelas sekalipun 

baik di tahun 1992 maupun tahun 1993 negara  A lebih miskin 

dari pada negara B, namun perekonomian negara A maju lebih 

cepat dari pada negara B, sebenarnya yaitu  GNP negara A 

sekalipun lebih kecil, tetapi lebih pesat lainnya/ pertumbuhannya 

dari pada GNP negara B. 

 Pada prinsipnya GNP dapat berubah setiap waktu/ 

priode, baik sebab  berubahnya jumlah out-put yang dihasilkan, 

maupun kaena perubahan dalam tingkat harga-harga yang terjadi 

di pasrar.

Dalam bagian berikut akan di jelaskan perbedaan 

antara GNP dan GDP. Pada prinsipnya antara GNP dan GDP 

tidak ada pepprbedaan dalam cara menghitung yang berbeda 

hanyalah apa yang di hitung, yakin apakan hasil produksi orang 

asing di dalam negeri, demikian jiga apakah milik nasional 

di luar negeri akan di hitung atu tidak. Dalam arti kalau yang 

dihitung termasuk pendapatan orang kita di luar negeri,  tetapi 

tidak termasuk pendapatan orang asing di dalam negeri maka 

ini berkaitan dengan GN. Sedangkan bila  yang di hitung 

termasuk pendapatan orang asing di dalam negeri,  tetapi tidak 

termasuk pendapatan orang kita di luar negeri  maka hal ini 

berkaitan  dengan GNP.

bila  dalam suatu  priode tertentu nilai GDP lebih 

besar dari pada GNP, maka kenyataan itu menunjukan kepada 

kita bahwa dalam negara ini  cukup banyak modal asing 

yanag beroprasi di dalam negeri. Di samping itu gambaran 

ini  kurang mencerminkn adany usaha  memaksimalkan 

potensi yang ada di dalam negeri. Prof. Sri Edi Swaso pernah 

memberikan kesan bahwa perekonomian ongkos jahit. 

DISTRIBUSI PENDAFTARAN

   Ketidak merataan distribusi pendapatan dan semakin 

bertambahnya kemiskinana yaitu  inti permasalahan 

pembangunana ekomoni. Ketidk merataan distribusi pendapatan 

hanyalah merupakan sebagian kecil dari masalah ketidak 

merataan  yang lebih luas di negara sedang berkembang.

Cara untuk menganalisis distribusi pendapatan 

perorangan yaitu  membuat kurva yang disebut kurva lorenz. 

Dinamakan kurva lorenz seorang ahli statistik di Amerika 

serikat. Pada tahun 1905 ia mengembangkan hubungan antara 

kelompok-kelompok penduduk dan pangsa ( Share )  pendapatan 

mereka. Bentuk dari kurva lorenz terlihat dalam Gambar 2.2 

berikut ini.

 Gambar 2.2 menunjukkan bagaimana cara membuat 

Kurva Lorenz.jumlah penerimaan pendapatan digambarkan 

pada sumbu horizontal tidak dalam angka muntlak tetpi dalam 

persentase komulatif. Misalnya titk 20 menunjukkan 20 persen 

produk termiskin 9 palig rendah pendapatannya dan pada titk 

60 menunjukkan jumlah 100 persen produk yang di hitung 

pendapatanya. 

 Sumbu vertikal menunjukkan pangsa pendapatan yang 

di terima oleh masing-masing persentase jumlah penduduk 

jumlah ini juga komulatif sampai 100 persen,dengan demikian 

kedua sumbu itu sama panjangnya dan akhirnya membuat bujur 

sangkar. 

 Sebuah garis diagonal kemudian di gambarkan melalui 

titik margin menuju sudut kanan atas dri bujur sangkar ini . 

Setiap titik pada garis diagonal ini  menujukkan bahwa 

persentase pendapatan  yang di terima sama persis dengan 

persentase penerima pendapatan ini . Sebagai contoh titik 

tengah dari diagonal ini  betul-betul menunjukkan bahwa 

50 persen jumlah penduduk. Demikian juga titik75 menujukkan 

distribusi pendapatan dalam keadaan ketidak merataan sempurna. 

Oleh sebab itu garis ini  bisa juga di sebut sebagai garis 

ketidak merataan sempurna. 

 Kurva Lorenz menunjukkan hubungan kuantitatif antara 

persentase penduduk dan persentasi pendapatan yang mereka 

terima, misalnya selama 1 tahun, semakin jauh Kurva Lorenz 

ini  dari garis diagonal, semakin tinggi  derajat ketidak 

merataan yang ditunjukkan keadaan yang paling ekstrim dari 

ketidak merataan sempurna, misalny keadaan dimana seluruh 

pendapatan hanya diterima oleh satu orang, akan ditunjukkan 

oleh berimpitnya Kurva Lorenz ini  dengan sumbuh 

horizontal bagian bawah dan sumbuh vertikal sebelah kanan. 

Oleh sebab  iti tidak ada suatu negarapun  yang mengalami 

ketidak merataan sempurna dalam distribusi pendapatannya, 

Kurva –kurva Lorenz untuk setiap negara akan terletak di 

sebelah kanan kurva diagonal ini , semakkin tinggi derajat  

ketidak merataan, Kurva Lorenz itu akan semkain melengkung 

dan semakin mendekati sumbu horizontal sebelah kanan bawah.

 Pada Gambar  2.3 berikut ditunjukkan Kurva Lorenz 

yang di distribusi relatif merata dan distribusi yang relatif tidak 

merata. 

Gambar 2.3 Derajat kemerataan / ketidak merataan Menurut 

Kurva Lorenz 

KOEFISIEN GINI

 Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat ketidak 

merataan distribusi pendapatan dalam suatu negara bis diperoleh 

dengan menghitung luar daerah antara garis diagonal / dengan 

Kurva Lorenz dibanding dengan luas total dari separuh bujur 

sangkar dimana ada  Kurva Lorenz ini . 

 Dalam Gambar 2.4 Koefisien Gini itun ditunjukkan oleh 

perbandingan antara daerah yang di arsir A dengan luas segitiga 

BCD.

 

Gambar 2.4 Perkiraan Koefisien Gini

 Koefisien Gini  ini merupakan ukuran ketidak merataan 

angregant dan nilainya terletak antara  o ( kemerataan sempurn ) 

sampai 1  (ketidak merataan sempurna ). Negara –negara yanga 

mengalami ketidak merataan tinggi, koefisien gininya berkisar 

antara 0,50-0,70 ketidak merataan sedangkan berkisar 0,36-0,49 

dan mengalami ketidak merataan rendah berkisaar antara 0,20-

0,35.

 Suhu negara yang menunjukkan ketidak merataan tinggi 

akan terlihat adanya kenyataan yang jauh antara kaya dan 

miskin, kenyataan itu perlu dibenahi gunan tercapainya stabilitas 

ekonomi negara. Berbagai strategi / kebijkan perlu dilakukan 

untuk mengatasinya.

 Berbagai strategi / kebijakan yang dapat dilakukan untuk 

mengatasi ketidak merataan yang tinggi antara lain :

Pembangunan di bidang pertanian.

Pembangunan sumberdaya manusia.

Meningkatkan peran berbgai Lembaga Swadaya 

Masyarkat ( LSM ).



 TEORI KONSUMSI

PERILAKU KONSUMSI warga 

Pengeluaran konsumsi warga  merupakan salah satu 

variabel makro ekonomi.    Konsumsi seseorang berbanding lurus 

dengan pendapatannya. Hal ini berarti semakin besar pendapatan 

semakin besar pula pengeluran konsumsinya. Perilaku tabungan 

juga dipengaruhi oleh faktor pendapatan.Dengan demikian maka 

jika pendapatan bertambah baik konsumsi maupun tabungan 

akan sama-sama bertambah.

Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi 

terhadap pendapatan disebut hasrat marginal untuk konsumsi 

atau MPC, sedangkan besarnya tambahan tabungan terhadap 

pendapatan dinamakan hasrat marginal untuk menabung atau 

MPS.

Pebedaan antara warga  negara yang sudah maju 

dengan negara yang sedang berkembang bukan hanya terletak 

dalam atau dicerminkan oleh perbandingan relatif besar kecilnya 

angka MPC atau MPS, akan terjadi juga dalam pola konsumsi 

itu sendiri. Pola konsumsi warga  yang sedang berkembang 

didominasi oleh konsumsi kebutuhan pokok atau kebutuhan 

primer. Sedang pada warga  yang sudah maju cenderung 

lebih banyak teralokasi kebutuhan sekunder atau tersier.

Secara lebih jelas perbedaan pola konsumsi negara 

sedang berkembang dengan negara maju dalam kaitannya 

dengan gambar 3.1 berikut ini :

Keterangan : 

Y : Pendapatan 

A : Kebutuhan Primer

B : Kebutuhan Sekunder

C : Kebutuhan Tersier

 

Gambar3.1. Perbandingan Pola Konsumsi  Negara Maju dan 

Negara Sedang Berkembang.

berdasar gambar 3.1 diatas nampak  jelas perbedaan 

pola konsumsi warga  negara sedang berkembang dengan 

negara maju digambarkan dalam piramid yang tebalik. Pada 

negara yang sedang berkembang sebagian besar pendapatan 

digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau primer, 

sedang sebagian kecil digunakan untuk memenuhi kebutuhan 

tersier. Pada negara maju sebagian besar pendapatan justru 

dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tersier sedangkan 

sebagian kecil pendapatan dipergunakan untuk memenuhi 

kebutuhan pokok.       

Dalam petandingan relatif terhadap pendapatan nasoinal, 

proporsi pengeluaran konsumsi warga  makin lama makin 

menurun. Pada tahun 1970 hampir 80% penggunaan PDB 

teralokasi untuk pengeluaran konsumsi warga . 10 Tahun 

kemudian proporsi itu berkurang menjadi hanya sekitar 60%. 

Dan pada awal tahun 90-an proporsi pengeluaran konsumsi 

warga  dalam penggunaan PDB tinggal berkisar 50%. 

Penurunan proporsi relatif pengeluaran konsumsi warga  

mengisyaratkan bahwa alokasi PDB kini semakin terarah 

kepada penggunaan yang lebih produktif. Kondisi ini memang 

sangat diperlukan guna menunjang pelaksanaan pembangunan. 

Pada tabel 3.1 berikut ini dipaparkan data proses perkembangan 

persentase alokasi konsumsi warga  Indonesia terhadap 

PDB.



berdasar data tabel 3.1 diatas perubahan alokasi 

penggunaan untuk konsumsi warga  yang tahun 1970 yaitu  

79,64% dari PDB dan tahun 1993 yaitu  52,43%. Sedangkan 

untuk tahun 1970 yaitu  14,05% dari PDB untuk tahun 1993 

menjadi 35,28%. Perubahan alokasi penggunaan dari sektor 

yang bersifat konsumtif dan mengarah pada sektor yang bersifat 

produktif yaitu  sangat  positif, sebab  hal ini  akan dapat 

lebih menggerakkan roda perekonomian yang terjadi dalam 

warga .    

POLA KONSUMSI warga  

Pola konsumsi dapat dikenali berdasar alokasi 

penggunaannya.  Untuk keperluan analisis secara garis besar 

alokasi pengeluaran konsumsi warga  digolongkan dalam 

2 kelompok penggunaan yaitu pengeluaran untuk memakan dan 

pengeluaran untuk bahan makanan. Gambaran mengenai pola 

konsumsi masyrakat berdasar jenis pengeluarannya terlihat 

dalam table 3.2 berikut ini .


 berdasar data table 3.2 diatas terjadi pla pergeseran 

jenis pengeluaran konsumsi warga  seirama dangan 

proses pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam warga . 

Pola pergeseran itu juga mencerminkan adanya peningkatan 

tingkat kesejahteraan dalam warga . Tingkat kesejahteraan 

warga  yang semaki baik akan cenderung untuk memenuhi 

kebutuhan hidup bukan makanan.

 Bagaimana pola konsumsi warga  Indonesia jika 

dibandingkan dengan warga  lain? Publik Bank Dunia 

tahun 1993 memaparkan 48% pengeluaran konsumsi rumah 

tangga Indonesia tersita untuk pangan. Persentase ini jauh lebih 

tinggi dibandingkan Negara tetangga Malaysia yang hanya 23%. 

Sedangkan rumah tangga di Jepang hanya membelanjakan 17% 

dari pengeluarannya untuk pangan. Orang Amerika Serikat lebih 

mapan lagi, meeka hanya membelanjakan 10.5% unuk pangan. 

Struktur konsumsi rumah tangga beberapa Negara terlihat dalam 

table 3.3 berikut ini.    


Gambaran tentang pola struktur konsumsi rumah tangga seperti 

ditunjukkan dalam tabel 3.3 diatas dapat dipakai sebagai strategi 

kebijakan pembangunan yang dilakukan dalam suatu Negara.  

Pada Negara-negara yang relatif sudah  maju kebutuhan akan 

non pangan seperti pendidikan, kesehatan, pengangkutan dan 

perhubungan menjadi prioritas utama. Oleh sebab itu strategi 

kebijakan pemerintah akan mengikuti pola ini . Kondisi 

akan berbeda pada negara berkembang dimana prioritas utama 

pola struktur  pengeluaran pada konsumsi kebutuhan akan 

pangan.

 Pola konsumsi warga  berbeda untuk lapisan 

pengeluaran. ada  kecenderungan umum bahwa semakin 

rendah kelas pengeluaran warga , semakin alokasi 

belanjanya untuk pangan. Di pihak lain kian tinggi kelas 

pengeluarannya kian besar  pula proporsi belanjanya untuk 

konsumsi bukan makanan. Semua pola konsumsi itu juga dapat 

dipakai dasar pertimbangan di dalam strategi pemasaran oleh 

suatu perusahaan. Bagi Indonesia distribusi penduduk menurut 

pengeluaran konsumsi sangat bervariasi dari satu propinsi ke 

propinsi yang lain.  

MACAM-MACAM TEORI KONSUMSI

 Tori konsumsi yang telah kita kenal sebelumnya yaitu  

merupakan teori konsumsi yang dikemukakan oleh Keynes. 

Dalam teori ini  dikemukakan bahwa besar kecilnya 

pengeluaran konsumsi hanya didasarkan pada besar kecilnya 

tingkat pendapatan warga . Keynes menyatakan bahwa 

ada pengeluaran konsumsi minimum yang harus dilakukan oleh 

warga (Konsumsi Aoutomous) dan pengeluaran konsumsi 

akan meningkatkan dengan bertambahnya penghasilan. 

 Dalam perkembangan selanjutnya timbul pertanyaan 

bagaimanakah hubungan yang sebenarnya antara pengeluaran 

konsumsi dan pendapatan serta factor-faktor pendapatan? 

Hubungan yang menyangkut factor-faktor lain itulah yang akan 

dibicarakan oleh berbagai teori lain mengenai konsumsi.

Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle 

Hypothesis) 

 Teori konsumsi dengan hipotesis ini dikemukakan oleh 

Ando,Brimberg,dan Modigliani 3 ekonomi besar yang hidup 

di abad 18. Menurut teori ini factor social ekonomi seseorang 

sangat mmpengaruhi pola konsumsi orang ini .

Teori ini membagi pola konsumsi menjadi 3 bagian berdasar 

umur seseorang, yaitu :

1. Dari seseorang berumur 0 tahun  sampai usia dimana 

orang ini  bisa menghasilkan pendapatan  sendiri 

maka ia mengalami Disaving (berkonsumsi tetapi tidak  

menghasilkan pendapatan).

2.  Dimana usia seseorang yang sudah bisa bekerja 

kemudian menghasilkan pendapatan sendiri dan lebih 

besar dari pengeluaran konsumsinya maka ia mengalami 

saving. 

3. Dimana seseorang berada pada usia yang sudah tidak 

bisa bekerja lagi ia mengalami disaving.

bila  dilihat dalam grafik, pola konsumsi berdasar teori 

konsumsi dengan hipotesis siklus hidup dapat dilhat dalam 

gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2 Kurva Pengeluaran Konsumsi Dengan Hipotesis 

Siklus Hidup 

Pada gambar 3.2 diatas sumbu vertikal menunjukkan tingkat 

konsumsi seseorang dan sumbu horizontal menunjukkan waktu. 

Bagian I yaitu  umur 0 sampai dengan t0 seseorang mengalami 

dissaving dimana orang ini  belum memiliki pendapatan 

akan tetapi ia perlu konsumsi . Umur t0 sampai t1 orang ini 

masih melakukan dissaving sebab  konsumsi yang lebih besar 

daripada pendapatan. Bagian II yaitu  umur t1 sampai dengan 

t2 seseorang mengalami saving dimana pendapatan lebih besar 

daripada konsumsi. Untuk bagian III yaitu  umur t2 dimana orang 

kembali melakukan dissaving. Ia tidak cukup lagi menghasilkan 

pendapatan yang cukup untuk menutupi pengeluaran.

 AMB memakai  bentuk fungsi konsumsi sebagai 

berikut :

 C = Aw

Yang menyatakan , bahwa a yaitu  MPC berbeda dengan Keynes 

yang menyatakan bahwa MPC merupakan suatu bilangan static 

AMB menyatakan bahwa a bukanlah bilangan static, tetapi 

nilainya tergantung dari umur,selera dan tingkat bunga.

W yaitu  nilai sekarang (Present Value) dari kekayaan yag 

terdiri dari 3 faktor yaitu :

Present value dari penghsilan dari kekayaan seperti 

misalnya bunga,sewa dan sebagainya.

Present value dari penghasilan sebagai balas jasa kerja, 

misalnya upah,gaji 

Present value dari upah yag diharapkan akan diterima 

selama hidup.

Secara spesifik bentuk persamaan konsumsi yang dikemukakan 

oleh AMB yaitu  sebagai berikut :

 C = a At + a Y

1

L + a(T-1) Y

1

LE

Keterangan :

C : Pengeluaran Konsumsi

a      : MPC

A : Kekayaaan

------  54     

YL :  Penghasilan dari kerja

YLE : Penghasilan yan diharapkan seumur hidup sejak tahun ini

T : Sisa umur seseorang dihitung pada saat ini

Permasalahan yang sering timbul dalam usaha  

menghitung persamaan diatas yaitu  mengistimasi penghasilan 

yang diharapkan pada masa yang akan datang. Salah satu cara 

yang digunakan oleh AMB yaitu  dengan membuat asumsi 

bahwa :

 Y

t

LE = b y

t

L  dan 0>b<1

Asumsi ini menyatakan bahwa penghasilan yang 

diharapkan mengalami peningkatan sebesar b dengan demikian 

maka persamaan konsumsi dapat disubtitusikan menjadi :

 C = a A

+ a[Yt L + b(T-1) Y

t

LE]

 C = a A

+ a[1 + b(T-1)] Y

t

L     

Pada konsumsi jangka pendek a A

menjadi intersip yang 

secara empirik fungsi konsumsi menurut AMB yaitu  sebagai 

berikut : Ct = 0.06 At + 0.07 Y

t

L

Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Pendapatan Relatif 

(Relatif Income Hypotesis), 

 Teori dengan memakai  hipotesis pendapatan relatif 

ini  dikemukakan oleh James Duesenberry, dalam teorinya 

duesenberry membuat 2 asumsi yaitu :

1. Selera semua rumah tangga atas barang konsumsi yaitu  

independent yaitu terpengaruh atas pengeluaran yang 

dilakukan oleh tetangganya.


2. Pengeluaran Konsumsi yaitu  irreversible, artinya pola 

pengeluaran pada saat penghasilan naik berbeda dengan 

pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami 

penurunan. 

Duesenberry menyatakan bahwa teori konsumsi atas dasar 

penghasilan absolute sebagaimana dikemukakan oleh Keynes 

tidak mempertimbangkan aspek ekologi konsumen. Duesenberry 

menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu rumah tangga 

sangat tergantung pada posisi rumah tangga ini  pada 

warga  disekelilingnya. bila  konsumen senantiasa 

melihat pola konsumsi tetangganya yang lebih kaya, maka ada 

efek demontrasi (demontrasi effect).Akan tetapi peniruan pola 

konsumsi tetangga harus dianalisis dengan melihat kedudukan 

relatif rumah tangga ini  pada warga  sekelilingnya.

  Sebagai misal sebuah rumah tangga yang berpenghasilan 

Rp. 3 juta setiap bulan dan tinggal di daerah warga  yang 

rata-rata berpenghasilan Rp. 500.000. Ia akan cenderung untuk 

menabung lebih banyak dan berkonsumsi lebih sedikit, sebab 

penghasilannya relatif lebih tinggi dari warga  sekitarnya.

Sebaliknya bila  rumah tangga ini  tinggal di daerah 

yang rata-rata penghasilan masyrakat sebesar Rp5 juta, maka 

rumah tangga dengan penghasilan Rp 3 juta cenderung akan 

memiliki  pengeluaran konsumsi yang lebih besar dari 

tabungan yang lebih sedikit, sebab penghasilanya relatif lebih 

rendah dari penghasilan warga  sekitarnya.    

 bila  dari tahun ke tahun ada  kenaikan penghasilan 

bagi  seluruh warga , maka distribusi penghasilan seluruh 

warga  tidak mengalai perubahan, kenaikan penghasilan 

absolute memicu  pengeluaran konsumsi juga akan naik, 


begitu juga jumlah tabungan juga akan naik dalam proporsi yang 

sama. Ini berarti APC + C/Y tidak mengalami perubahan dan 

ini berarti pula APC = MPC yang  merupakan fungsi konsumsi 

jangka panjang sebagaimana ditunjuk dalam Gambar 3.3.

 Dari fungsi konsumsi jangka panjang ini  

Duesenberry memperoleh fungsi konsumsi jangka pendek yang 

didasarkan pada asumsi kedua. Besarnya pengeluaran konsumsi 

dipengaruhi oleh besarnya pendapatan tertinggi yang pernah 

dicapai. bila  terjadi kenaikan pendapatan maka pengeluaran 

konsumsi akan cenderung meningkat dengan proporsi tertentu. 

Sedangkan bila  pendapatan menurun maka pengeluaran 

konsumsi juga akan menurun tetapi proporsinya lebih kecil tidak 

sebanding dengan turunnya pendapatan. Hal ini disebabkan 

sebab   suatu pola konsumsi yang terjadi dalam jumlah tertentu 

(pendapatan tertinggi yang pernah dicapai) akan sulit untuk 

dikurangi pada saat pendapatan turun, apalagi turunnya sangat 

drastic. 

Konsep dasar pemikiran teori konsumsi dengan hipotesis 

pendapatan relatif inilah yang menjadi dasar landasan sulitnya 

usaha  pemberantasan KKN dikalangan aparatur birokrasi kita 

di era reformasi ini. Para aparatur birokrasi yang korup dengan 

penghasilan 10 kali lipat dari gaji resmiya, mungkinkah mereka 

dapat mengurangi konsumsi dengan hanya menerima gaji 

resminya (1/10), sedangkan pola konsumsinya sudah terlanjur 

sangat tinggi (pendapatan dari hasil korup) 

 Bentuk fungsi konsumsi warga  menurut 

Duesenberry yaitu  sebagai berikut:


Dimana: 

Y=  penghasilan tahun tertentu

Y*=  penghasilan tertinggi yang pernah dicapai pada masa lalu

 Masalah yang berkaitan dengan kurva pengeluaran 

konsumsi dengan hiotesis pendapatan relatif dapat dilihat dalam 

gambar 3.3 berikut ini  

 

Gambar 3.3 Kurva pengeluaran konsumsi dengan hipotesis 

pendapatan relatif

CL dalam