anjing
bedah anjing
Pyometra merupakan infeksi atau inflamasi pada dinding uterus yang ditandai dengan adanya
akumulasi nanah pada lumen uterus. Faktor predisposisinya berupa umur, ras, infeksi bakteri, dan hormon.
Penyakit lain yang sering berkorelasi akibat ketidakseimbangan hormon reproduksi yaitu tumor mammae.
Anjing ras Pitbull betina belum steril berumur 7 tahun dengan berat badan 27,9 kg memiliki gejala klinis sering
mengeluarkan leleran mukopurulen berwarna coklat kemerahan yang berbau busuk dari vagina. Kelenjar
mammae kiri puting kedua, ketiga dan keempat terdapat benjolan berdiameter sekitar 20 cm, berkonsitensi
padat, berbatas jelas, berwarna sama seperti permukaan kulit dan dapat digerakkan. Diagnosa berdasar
pemeriksaan fisik, hematologi, kimia darah dan sitologi yaitu pyometra dan tumor mammae. Penanganan
dilakukan dengan ovariohisterektomi dan mastektomi unilateral. Terapi pasca operasi yang diberikan yaitu
enrofloxacin 5 mg/kg, ketoprofen 2 mg/kg, phytomenadion 1 mg/kg, dan Biodin® 0,1 ml/kg dan disertai
perawatan intensif luka operasi. Pasien mengalami kesembuhan sesudah 2 bulan perawatan.
Anjing merupakan salah satu hewan
peliharaan yang sering mengidap penyakit
pyometra dan tumor. Pyometra yaitu infeksi dan
inflamasi pada dinding uterus yang bersifat akut
maupun kronis yang ditandai dengan adanya
akumulasi nanah di dalam lumen uterus ,Beberapa faktor seperti umur, ras, infeksi
bakteri, dan hormon menjadi pendukung
terjadinya penyakit ini ,
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu
ovariohisterektomi yaitu tindakan operasi untuk
mengambil ovarium, corpus uteri dan cornua
uteri ,
Penyakit lain yang sering berkorelasi akibat
ketidakseimbangan hormon reproduksi pada
anjing betina yaitu tumor mammae. Tumor
mammae merupakan salah satu tipe tumor yang
sering menyerang anjing betina dengan tingkat
insidensi sekitar 52% dan memberi sumbangan
angka kematian tertinggi selain usia tua
. Anjing betina muda berumur di
bawah dua tahun memiliki resiko rendah,
sedangkan anjing betina dewasa yang berumur
diatas enam tahun memiliki resiko yang semakin
meningkat secara substansial , Tumor yang terjadi pada
anjing betina, 60% berasal dari kelenjar mammae
abdomen dan inguinal , Faktor
usia, hormon dan genetik juga berpengaruh dalam
proses terjadinya tumor karena dapat
menyebabkan perubahan struktur dan fungsi
dalam kelenjar mammae ,
Penanganan dilakukan dengan mastektomi yaitu
tindakan pembedahan untuk memotong satu atau
lebih kelenjar mammae
Alat dan Bahan
Satu set instrumen bedah mayor,
acepromazine 1,5%, ketamine HCl 10%, xylazine
2%, NaCl 0,9%, iodine povidone 10%, mesin
anestesi dan isoflurane, enrofloxacin injeksi 10%,
ketoprofen injeksi, pyhtomenadion injeksi,
scalpel, benang monofilament absorbable
(Monosyn®) ukuran 2.0 dan 3.0, benang silk non
absorbable (Onemed®) ukuran 2.0, spuit 1 ml, 3
ml, 5 ml, Diff- quick stain, heater pad, Hemo-
analyzer Rayto 7600® dan Abaxis Vetscan 2®.
Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
Anjing ras Pitbull betina belum steril
berumur 7 tahun dengan berat badan 27,9 kg
memiliki keluhan sering mengeluarkan leleran
mukopurulen berwarna coklat kemerahan berbau
busuk dari vagina (Gambar 1A). Hasil
pemeriksaan fisik diketahui suhu tubuh 38,4 ºC,
frekuensi denyut jantung 120 kali/menit dan
ritmis, frekuensi pernafasan 36 kali/menit dengan
suara vesikuler. Benjolan pada kelenjar mammae
kiri puting kedua, ketiga dan keempat
berdiameter sekitar 20 cm, berkonsitensi padat,
berbatas jelas, berwarna sama seperti permukaan
kulit dan dapat digerakkan (Gambar 1B).
Pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia
Darah
Sampel darah sebanyak 3 ml diambil melalui
vena saphena dan disimpan dalam tabung darah
EDTA. Pemeriksaan darah lengkap
menggunakan mesin Veterinary Hematology
Analyzer Rayto RT-7600® dan pemeriksaan kimia
darah menggunakan mesin Veterinary Blood
Chemistry Analyzer Abaxis Vetscan 2®. Hasil
Tabel 1 menunjukkan adanya leukositosis,
granulositosis (neutrofilia), dan hiperglikemia.
Pemeriksaan Sitologi
Pengambilan sampel sitologi dengan metode
Fine Needle Aspiration (FNA) pada kelenjar
mammae kiri puting ke-2, 3 dan 4. Pewarnaan
menggunakan Diff-quick stain. Hasil evaluasi
mikroskopis, yaitu: (1) tampak adanya infiltrasi
sel radang polimorfonuklear (neutrofil) pada
apusan darah berjumlah >8 sel per lapang
pandang, sel monokuklear monosit dan limfosit
berjumlah 1 – 3 sel per lapang pandang, (2)
tampak bentukan bakteri bacillus dan bakteri
coccus antisipasi terhadap kemungkinan infeksi
baketri Staphylococcus sp. atau Streptococcus sp.,
(3) tampak adanya sel mesenkimal dengan
bentukan anisositosis dan anisokariosis
mengindikasikan sel tumor (Gambar 2).
Tindakan Operasi
Pasien dipuasakan selama 12 jam sebelum
operasi. Terapi cairan menggunakan infus NaCl
0,9% secara intravena melalui vena cephalica.
Premedikasi menggunakan acepromazine 0,02
mg/kg BB diinjeksikan secara intramuskular 15
menit sebelum induksi. Induksi anestesi
menggunakan kombinasi ketamine 10 mg/kg BB
dan xylazine 1 mg/kg BB yang diinjeksikan
secara intramuskular. Pemasangan endotrakeal
tube dilakukan sesudah pasien teranestesi untuk
memberikan isoflurane melalui mesin anestesi
sebagai maintenance dengan dosis 2 – 3%. Pasien
diposisikan rebah dorsal di atas meja operasi yang
telah diberi heater pad dengan keempat kaki
terfiksasi. Area kulit yang telah dicukur
rambutnya dan disteril menggunakan alkohol
70%, kemudian dioles iodine povidone 10% dan
dipasang duk operasi.
Tindakan pertama yaitu ovariohisterektomi
untuk mengangkat uterus yang mengalami
pyometra. Operasi diawali dengan melakukan
sayatan pada bagian midline dinding abdomen
sampai linea alba secara hati-hati untuk
menghindari organ di dalam rongga abdomen.
Tabel 1. Hasil pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah
Pemeriksaan Hasil Satuan Kisaran Normal Anjing
Hematologi:
Sel Darah Putih (WBC) 18.2* 103/μL 6.0 - 17.0
Sel Darah Merah (RBC) 7.24 106/μL 5.5 - 8.5
Hemoglobin (Hb) 12.1 g/dL 12.0 - 18.0
Hematokrit (HCT) 52.1 % 37.0 - 55.0
MCV 71.9 fL 60.0 - 77.0
MCH 16.7 pg 19.5 - 24.5
MCHC 23.3 g/dL 32.0 - 36.0
Trombosit (PLT) 352 103/μL 200 – 500
Limfosit 25.3 % 12.0 - 30.0
Monosit 3.7 % 3.0 - 10.0
Granulosit 84.7* % 60.0 - 80.0
Limfosit 2.1 103/μL 1.0 - 4.8
Monosit 0.7 103/μL 0.15 - 1.35
Granulosit 15.4 103/μL 3.5 - 14.0
Kimia Darah:
ALT/SGPT 36 U/L 10-118
Ureum (BUN) 9 mg/dL 7.0-25
Kreatinin 1 mg/dL 0.3-1.4
Total Protein 8.2 g/dL 5.4-8.2
Albumin 3.4 g/dL 2.5-4.4
Globulin 4.8 g/dL 2.3-5.2
Total Bilirubin 0.4 mg/dL 0.1-0.6
Alkalin Phosphatase (ALP) 63 U/L 20-150
Glukosa 112* mg/dL 60-110
Amilase 631 U/L 200-1200
Notasi (*) menunjukkan parameter mengalami kenaikan dibanding kisaran normal ,
Gambar 2. Hasil pemeriksaan sitologi kelenjar mammae. (A) Infiltrasi sel radang
polimorfonuklear (neutrofil) (panah merah). (B) Sel-sel mesenkimal dengan bentukan
anisositosis dan anisokariosis (panah biru). Foam cell ditunjukkan panah warna
kuning. (Diff Quick Stain, lensa objektif 40x).
Corpus dan cornu uteri yang mengalami
pembesaran dan peradangan dikeluarkan dari
rongga abdomen untuk mempermudah
menemukan kedua ovarium (Gambar 3).
Ligamentum suspensory, arteri dan vena ovarica
diligasi menggunakan benang monofilament
absorbable ukuran 3.0 yang selanjutnya
dilakukan pemotongan. Tindakan tersebut
dilakukan pada kedua sisi ovarium. Ligasi
dilanjutkan pada corpus uteri dekat serviks dan
arteri uterina pada kedua sisi sebelum dilakukan
pemotongan. Irigasi pada rongga abdomen
menggunakan cairan NaCl 0,9% sebelum
dilakukan penutupan dinding abdomen. Bagian
muskulus dijahit dengan pola jahitan simple
interrupted dengan benang monofilament
absorbable ukuran 2.0.
Tindakan mastektomi dilakukan dengan
teknik mastektomi unilateral. Jaringan di sekitar
kelenjar mammae sinister dilakukan eksisi sejauh
3-5 cm dari puting. Kulit dipisahkan dari
subkutan dengan cara preparasi tumpul.
Pembuluh darah yang mensuplai kelenjar
mammae sinistra (cranial superficial epigastric
dan caudal superficial epigastric) dilakukan
ligasi menggunakan benang monofilament
absorbable ukuran 3.0 untuk mencegah
perdarahan ketika dilakukan pemotongan.
Kelenjar mammae dieksisi dari area thoraks
sampai inguinal hingga terpisah dengan otot
abdomen. Irigasi area eksisi tumor menggunakan
NaCl 0,9% sebelum dilakukan penjahitan.
Subkutan dijahit dengan pola simple continous
menggunakan benang monofilament absorbable
ukuran 2.0 dan kulit dijahit dengan benang silk
ukuran 2.0 menggunakan pola jahitan simple
interrupted. Luka jahitan dibersihkan dan diberi
iodine povidone 10% sebelum ditutup
menggunakan kassa perban steril (Gambar 4).
Terapi pasca operasi yang diberikan yaitu
antibiotik enrofloxacin injeksi 5 mg/kg BB 1 kali
per hari selama 7 hari dan dilanjutkan secara per
oral untuk 7 hari berikutnya, analgesik ketoprofen
2 mg/kg BB 1 kali per hari selama 5 hari, vitamin
K1 0,5-1 mg/kg BB 1 kali sehari selama 5 hari,
dan Biodin® 0,1 mL/kg BB 1 kali sehari selama 7
hari. Luka jahitan dibersihkan setiap hari
menggunakan NaCl 0,9% dan diberi salep
antibiotik yang kemudian ditutup dengan kasa
perban steril.
Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, darah
dan sitologi mengindikasikan bahwa pasien
menderita pyometra dan tumor mammae.
Identifikasi temuan klinis melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang mengindikasikan
keganasan meliputi diameter tumor ≥5 cm,
pertumbuhan yang cepat, inlfiltrasi jaringan di
sekitarnya, erythema dan edema ,
Anjing betina dewasa yang belum steril
memiliki resiko yang besar terhadap kedua
penyakit tersebut. Estrogen yang berfungsi dalam
meningkatkan massa endometrium dan
miometrium serta peningkatan amplitude dan
frekuensi kontraksi dengan pengaruh oksitosin
dan PGF2α akan semakin menurun kadarnya
seiring bertambahnya usia ,
Stimulasi estrogen yang rendah dan tingginya
progesteron menyebabkan hiperplasia
endometrium, tertutupnya serviks uterus,
peningkatan sekresi kelenjar endometrium, dan
penurunan kontraksi miometrium sehingga
uterus tidak dapat mengeluarkan sekresi
cairannya ().
Akumulasi cairan di dalam uterus menjadi media
pertumbuhan bakteri dan menghambat kerja
leukosit sehingga leukosit mati didalam uterus.
Bakteri normal yang berada di dalam uterus
menjadi patogen akibat pengaruh hormonal
().
Leleran mukopurulen yang merupakan
kumpulan dari cairan, leukosit, dan bakteri di
dalam uterus akan keluar melalui vagina pada
kasus pyometra terbuka ,
penyakit ini diklasifikasikan menjadi 2 jenis,
yaitu tertutup yang ditandai dengan tidak adanya
leleran pada vagina dan terbuka ditandai dengan
adanya leleran pada vagina.
Patofisiologi pyometra juga sering terjadi
bersamaan dengan tumor mammae yang
diakibatkan oleh ketidakstabilan hormon pada
hewan dalam masa produktif dan biasanya saat
fase luteal (diestrus) dimana progesteron sedang
mengalami kenaikan ,
Resiko peningkatan sel tumor dapat terjadi
sesudah hewan mengalami siklus estrus. Faktor
endokrin memiliki pengaruh dalam proses
terjadinya tumor karena dapat menyebabkan
perubahan struktur dan fungsi dalam kelenjar
mammae Aktivasi lokal
reseptor progesteron memicu rangkaian molekul
spesifik setiap elemen kelenjar yang merangsang
proliferasi kelenjar susu ,
Pada kondisi abnormal, faktor usia dan genetik
yang disertai dengan adanya peningkatan
sensitivitas reseptor estrogen memicu aktivasi
faktor transkripsi dari growth hormone.
Peningkatan growth hormone oleh rangsangan
progrestin, menyebabkan peningkatan IGF-1 dan
IGF-2 dalam pembuluh darah sehingga
merangsang poliferasi sel mammae. Oleh karena
itu, jaringan mammae terus mengalami
perkembangan ,
Hasil sitolgi menunjukkan adanya infiltasi
sel radang (neutrofil) dan adanya sel tumor yang
mengalami anisositosis dan anisokariosis.
pasien yang
mengalami karsinoma mammae memiliki hasil
pemeriksaan sitologi adanya agregat seluler
dengan fitur neoplastik, seperti sel pleomorfik
dengan inti aneh, yang menunjukkan tingkat
keganasan yang tinggi. Sel tumor tampak berinti
banyak dan menunjukkan anisositosis,
anisokariosis, dan inti multipel prominen,
mengindikasikan tingkat keganasan yang tinggi.
Sel inflamasi, terutama neutrofil dan limfosit
juga banya ditemukan.
Leukositosis dan granulositosis
mengindikasikan adanya pertumbuhan tumor dan
infeksi. Leukosit berfungsi dalam
mempertahankan tubuh dari serangan agen
patogen, racun, dan memfagosit sel rusak atau
abnormal ,
Leukositosis dalam kasus ini dapat terjadi karena
adanya pertumbuhan tumor, sehingga tubuh
meresponnya sebagai antigen atau benda asing,
yang menyebabkan leukosit merespon dengan
meningkatkan produksinya. Granulositosis lebih
mengarah terjadinya neutrofilia. Neutrofilia
umumnya terjadi karena adanya infeksi bakteri,
sistemik mikosis, serta peradangan (neoplasma,
trauma jaringan, dan nekrosis jaringan)
Interpretasi hasil kimia
klinik menunjukkan semua parameter normal
sebagai indikasi fungsi hati dan ginjal yang
normal. Hiperglikemia ringan sebagai indikasi
stress ,
Acepromazine 0,02 mg/kg BB secara
intramuskular dipakai sebagai premedikasi.
Dosis acepromazine yang disarankan pada anjing
berkisar 0,02-0,05 mg/kg BB dan mekanisme
kerjanya memblok post sinapsis dopamine yang
berfungsi menghambat aktivitas otak sehingga
hewan menjadi tenang ,
Ketamine dapat diberikan dengan dosis 10-20
mg/kg BB , Ketamine
yaitu disosiatif anestetikum bersifat anestetik,
analgesik, dan kataleptik yang bekerja dengan
cara menghambat efek membrane dan
neurotransmitter eksitasi asam glutamat pada
reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA) , Ketamine dapat menimbulkan kekejangan
dan depresi ringan terhadap saluran respirasi,
sehingga penggunaannya sering dikombinasikan
dengan xylazine ,
Xylazine bekerja dengan mendepresi susunan
syaraf pusat oleh α2-adrenoreseptor yang
menyebabkan penurunan aktivitas saraf simpatis
sehingga mengurangi sekresi saliva, penurunan
tekanan darah dan frekuensi denyut jantung, serta
memiliki pengaruh relaksasi yang baik.
Penggunaan xylazine pada kombinasi ketamine-
xylazine dapat menekan metabolisme dan kerja
jantung sehingga dapat menurunkan frekuensi
respirasi dan denyut jantung , Dosis xylazine yang diberikan pada anjing
yaitu 1-2 mg/kg BB) ,
Endotracheal Tube (ETT) dipasang untuk
memastikan oksigen dan isoflurane tetap
tersuplai sekaligus sebagai penyalur anestesi
inhalasi yang dipakai untuk mempertahankan
anestesi ,Isoflurane yaitu volatile
methyl ethyl ether yang berfungsi menurunkan
aliran darah ginjal, filtrasi glomerulus, dan
produksi urin . Efek ini
memberikan pengaruh terhadap penurunan
tekanan darah, tetapi tidak menunjukkan efek
toksik terhadap ginjal. Konsentrasi isoflurane
yang dipakai untuk anestesi pada
ovariohisterektomi dalam kasus pyometra
dipertahankan dalam konsentrasi 2-3% dan
campuran oksigen 50% dipakai pada aliran
20-40 ml/kg/menit dalam sistem lingkaran
pernapasan ,
Kondisi hipotermia pada pasien dapat
terjadi akibat suhu rendah pada ruang operasi,
cairan infus yang dingin, pemberian inhalasi gas,
kavitas atau luka terbuka pada tubuh, penurunan
aktivitas otot, serta agen obat-obatan yang
dipakai seperti vasodilator ,
Pemasangan alat penghangat sebagai alas operasi
merupakan salah satu bentuk upaya untuk
menurunkan resiko hipotermia. Terapi cairan
yang diberikan bertujuan untuk memulihkan
volume sirkulasi darah pada keadaan
hipovolemia, utamanya pada pasien yang
dioperasi, mengatasi dehidrasi, serta memulihkan
status elektrolit (Na+ dan K+) dalam tubuh.
Larutan isotonik NaCl 0,9% memiliki
osmolalitas yang sama dengan serum darah,
sehingga dapat dipakai sebagai terapi
maintenance dan shock hypovolemic ,
Ovariohisterektomi yaitu penanganan
terbaik pada sebagian besar penyakit uterus,
termasuk pyometra. Tindakan bedah
ovariohisterektomi dapat mengurangi kejadian
tumor mammae yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan hormon khususnya esterogen
dan progesterone , Manfaat
ovariohisterektomi yang sekaligus dilakukan
dalam tindakan pengangkatan tumor mammae
dapat memberikan keuntungan menurunkan
resiko pertumbuhan tumor di kelenjar mammae
yang lain , Teknik
mastektomi unilateral yang dilakukan pada
pasien sebagai antisipasi terhadap adanya
metastasis tumor yang berkelanjutan
Selain itu, pemilihan
teknik ini untuk penanganan tumor kelejar
mammae ganda, yaitu tumor muncul di lebih dari
satu kelenjar mammae, terdapat lesi berukuran
>3 cm pada kelenjar kranial abdomen dan ketika
nodul tersebar di sepanjang rantai kelenjar
mammae serta untuk membuat satu luka bedah
tunggal ,
Pertimbangan lainnya bahwa penanganan bedah
tumor mammae harus didasarkan pada faktor
drainase limfatik, jumlah dan ukuran lesi, dan
faktor prognostik yang ditetapkan pada masing-
masing kasus . Insisi pada
mastektomi unilateral dibuat dengan
mengelilingi kelenjar mammae yang akan
diangkat. Margin antara insisi dan massa yaitu 2-
3 cm bertujuan untuk menghilangkan
keseluruhan massa dengan sempurna agar tidak
menimbulkan metastasis atau pertumbuhan
ulang massa . Tepian
dari insisi dikuakkan lalu dilakukan preparasi
tumpul yang bertujuan untuk memisahkan
subkutan dari fascia abdominal dan mencegah
perdarahan dan kerusakan pada jaringan
Benang yang dipakai yaitu
monofilament absorbable (Monosyn®). Benang
sintetik absorbable untuk menjahit jaringan
lunak yang memiliki komposisi kimia Glyconate
yang terbuat dari 72% glikolida, 14% trimetilen
karbonat, serta 14% ɜ-kaprolakto.
Penyerapannya terjadi secara hidrolisis dalam
waktu 60-90 hari dan memiliki retensi kekuatan
tarik simpul sebesar 70% sesudah 7 hari
implantasi, 50% sesudah 14 hari implantasi, dan
20% sesudah 21 hari implantasi ,
Pasien diberikan enrofloxacin yaitu
antibiotik berspektrum luas untuk pengobatan
penyakit akibat infeksi bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif (Widiyanti dkk., 2019).
Obat ini bekerja dengan menghambat DNA
gyrase yang diperlukan oleh bakteri untuk
replikasi DNA sehingga mengakibatkan efek
sitotoksik pada sel target (Babaahmady dan
Khosravi, 2011). Dosis yang diberikan pada
anjing yaitu 5 mg/kg BB q24h (Allerton, 2020).
Ketoprofen sebagai analgesik dan antiinflamasi
memiliki mekanisme aksi menghambat COX-1
sehingga menurunkan produksi prostaglandin
dan penghambatan enzim lipoxygenase yang
memiliki efek poten dalam fase peradangan
vaskular dan selular ,
Phytomenadion yaitu bentuk vitamin K1
sintetis larut lemak yang dipakai untuk
mengatasi koagulopati. Vitamin K1 berfungsi
untuk mencegah perdarahan yang lebih parah
dengan cara memberikan agen faktor koagulasi
aktif pasca operasi ,. Kondisi
neoplasia dan inflamasi merupakan salah satu
penyebab dari terjadinya trombositopenia dari
segi faktor penurunan produksi dan destruksi
primer ,Pemberian Biodin®
untuk meningkatkan energi hewan pasca operasi.
Biodin® mengandung Adenosin Triphosphat
(ATP) yang berfungsi sebagai energi cadangan
siap pakai yang berperan dalam proses
metabolisme sel tubuh hewan. Kandungan lain
seperti selenite untuk metabolisme sel, vitamin
B12 untuk pembentukan sel darah merah
sehingga baik untuk pemulihan kondisi hewan
berdasar anamnesa, pemeriksaan fisik,
hematologi, kimia darah dan sitologi, anjing ras
Pitbull didiagnosa pyometra dan tumor mammae.
Penanganan yang dilakukan yaitu
ovariohisterektomi dan mastektomi unilateral
dalam satu waktu untuk menurunkan resiko
metastasis. Terapi pasca operasi diberikan
enrofloxacin, ketoprofen, phytomenadion, dan
Biodin® disertai dengan perawatan intensif luka
operasi. Pasien mengalami kesembuhan sesudah 2
bulan perawatan.
Banyak binatang peliharaan yang dapat diajak bermain, bersosialisasi dengan manusia bahkan tinggal bersama. Klinik-klinik
khusus hewan pun bermunculan untuk melayani dan merawat binatang peliharaan. studi ini berfokus kepada binatang
peliharaan Anjing. jika Anjing terserang penyakit dan tidak dirawat dengan baik, akan memberi dampak buruk kepada
Anjing ini . Dalam menangani masalah penyakit Anjing, pemilik Anjing bisa saja mengalami kesulitan dikarenakan
keterbatasan jumlah klinik dan dokter hewan terutama di daerah pedalaman. Sebagai solusi, dipakai lah Kecerdasan Buatan
dengan memakai sistem pakar yang dapat membantu tenaga medis muda dalam mendiagnosa awal penyakit Anjing.
Metode penelusuran yang dipakai dalam studi ini adalah Forward Chaining dan dipakai metode Teorema Bayes
untuk menangani ketidakpastian yang muncul. berdasar akuisisi pengetahuan yang dilakukan, diperolehlah penyakit
dengan gejala dan 0 kasus. berdasar pengujian yang dilakukan maka diperoleh nilai sensitivitas 0%, nilai akurasi
. % yang menunjukkan bahwa sistem pakar ini mampu mendiagnosa penyakit anjing
Anjing merupakan salah satu hewan yang dapat diajak
bermain, tinggal bersama manusia dan diajak
bersosialisasi dengan manusia [ ]. Tidak sedikit
masyarakat yang tertarik memilih anjing sebagai hewan
peliharaan. Anjing dapat dilatih untuk berbagai hal yang
bermanfaat seperti menjaga rumah, serta membantu
polisi dalam penyelidikan suatu kasus. Sebagai hewan
peliharaan, anjing memiliki keistimewaan tersendiri
bagi setiap pemilik anjing.
Anjing bisa saja memiliki pemilik yang pengetahuannya
terbatas sehingga tidak semua pemilik anjing
mengetahui bagaimana merawat anjing dengan baik.
jika anjing tidak dirawat dengan baik,maka akan
berdampak buruk bagi kondisi kesehatan anjing dan
dapat terserang penyakit sehingga dapat menyebabkan
kematian.
Terkadang para pemilik anjing kesulitan dalam
menangani masalah penyakit anjing karena jarak dan
jumlah klinik dokter hewan terlebih lagi untuk daerah
pedalaman. Sistem pakar dalam bidang kesehatan ini
diharapkan dapat membantu seorang tenaga medis muda
dalam melakukan diagnosa awal.
berdasar permasalahan diatas, sebagai salah satu
solusinya adalah dengan melakukan bantuan kecerdasan
buatan sistem pakar. Sistem pakar ini memiliki basis
pengetahuan dari seorang pakar yaitu dokter hewan.
Sebagai metode inferensinya dipakai Forward
Chaining dan untuk menangani ketidakpastian yang
muncul maka dipakai metode Teorema Bayes.
pemakaian teorema bayes ini berdasar nilai
ketidakpastian pakar yang diambil dari data gejala-
gejala dan penyakit yang akan menjadi masukan dalam
sistem yang dilakukan oleh pakar (dokter hewan)
sebagai akuisisi pengetahuan. Sistem pakar yang dibuat
bukanlah untuk menggantikan para pakar atau dokter
hewan, akan tetapi hanya dipakai sebagai alat bantu
tenaga medis muda. Studi kasus studi ini dilakukan
pada Riau Animal Clinic dan Klinik Hewan Pekanbaru
Studi kepustakaan yang pertama adalah berdasar
studi yang dilakukan Yulianti dan Mewati [ ],
dalam studi nya melakukan diagnosis penyakit
anjing dengan Forward Chaining. Pada studi
ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem
pakar dalam membantu mendiagnosis penyakit anjing
yang merupakan hewan yang banyak dipelihara oleh
manusia sehingga dapat melakukan pertolongan
pertama untuk anjing kesayangan mereka atau
pengobatan mandiri untuk penyakit anjing yang tidak
terlalu berat.
Persamaan yang ada pada studi ini adalah
mendiagnosis penyakit anjing berdasar gejala-gejala
yang diamati dan memakai metode penelusuran
Forward Chaining. studi ini tidak membahas
metode ketidakpastian yang dipakai . Dari hasil
akuisisi ada penyakit dengan gejala.
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini
adalah pengembangan sistem pakar penyakit anjing
dapat mendiagnosis penyakit anjing berdasar gejala-
gejala yang diamati dan pengembangan perangkat lunak
sistem pakar diagnosis anjing dapat memperbaharui
basis pengetahuan, yaitu berdasar rule.
studi yang dilakukan Ningrum dkk [ ] membahas
tentang sistem pakar diagnosa penyakit menular pada
anjing memakai metode Dempster Shafer.
studi ini bertujuan untuk mendiagnosis
penyakit menular pada anjing sehingga dibutuhkan
suatu alternatif untuk mengatasi penyakit anjing yang
dapat memberikan kemudahan kepada pemilik anjing
untuk dapat mengetahui penyakit menular yang diderita
oleh anjing peliharaannya.
Persamaan yang ada antara studi ini
dengan studi ini adalah mendiagnosa penyakit
anjing dengan memakai metode Dempster Shafer
terhadap penyakit. Kesimpulan dari studi ini
adalah sistem dapat mendiagnosa penyakit menular
pada anjing berdasar gejala-gejala yang tampak pada
anjing dengan menerapkan metode Dempster Shafer
dengan tingkat keakuratan sebesar 00%.
studi yang dilakukan Witari dkk [ ] juga dalam
domain yang sama yaitu sistem pakar penyakit menular
pada anjing memakai metode Certainty Factor.
Menurut studi ini penanganan dini terhadap
penyakit menular yang diderita oleh anjing dapat
dilakukan untuk mencegah penyakit menjadi semakin
parah dan mengurangi resiko yang berdampak buruk
bagi manusia, sehingga sebelum melakukan penanganan
dini, pengetahuan mengenai gejala-gejala dari penyakit
menular yang diderita anjing sangat diperlukan karena
dapat memprediksi penyakit yang diderita oleh anjing
dan dapat melakukan penanganan dini yang tepat.
Persamaan antara studi ini dengan ini adalah
mendiagnosa penyakit anjing dan memakai metode
penelusuran forward chaining. studi ini
memakai metode certainty factor berbasis android.
studi yang keempat dilakukan oleh Russari [ ],
tentang sistem pakar diagnosa penyakit batu ginjal
memakai Teorema bayes. Kesimpulan yang dapat
diambil dari studi ini adalah pengembangan
sistem pakar penyakit batu ginjal dapat mendiagnosis
penyakit berdasar gejala-gejala yang diamati.
Senada dengan studi ini Yuhandri [ ]
melakukan diagnosa penyakit osteoporosis
memakai metode certainty factor yang merupakan
sebuah sistem pakar dalam membantu mendiagnosis
penyakit osteoporosis. Sistem pakar penyakit
osteoporosis ini dapat memperbaharui basis
pengetahuan yaitu berdasar rule. Labellapansa [ ]
melakukan diagnosa dini defisiensi vitamin dan mineral
berdasar gejala-gejala yang diamati dengan
memakai forward chainning. Demikian pula
studi Sembiring [ ] melakukan diagnosa infeksi
TORCH pada kehamilan dengan memakai forward
chaining.
Macam-macam Penyakit Anjing:
. Canine Parvovirus (CPV), merupakan penyakit
yang penting pada anjing yang biasanya disebut
dengan penyakit muntah berak yang sangat ganas.
Penyakit ini sangat menular dan menjadi penyebab
kematian paling tinggi terutama menyerang anak
anjing umur – bulan [ ].
. Distemper, anjing merupakan penyakit viral yang
paling umum pada anjing dan sedikit anjing yang
benar-benar terisolasi tidak terpapar atau terinfeksi
oleh virus ini. Virus ini tersusun atas RNA, bentuk
simmetri helical, beramplop, virus ini agak labil
dan aktifitasnya dapat dirusak oleh panas,
kekeringan, deterjen, pelarut lemak dan[ ].
. Rabies atau anjing gila adalah penyakit menular
yang bersifat zoonosis yaitu dapat menulari
manusia melalui gigitan anjing yang mengidap
rabies. Rabies merupakan penyakit yang sangat
menakutkan dan sangat ganas. Rabies langsung
menyerang susunan syaraf pusat (otak)[ ].
Sistem pakar adalah sistem komputer yang bisa
menyamai kemampuan seorang pakar. Sistem bekerja
untuk mengadopsi pengetahuan manusia ke omputer
yang menggabungkan dasar pengetahuan dengan sistem
inferensi untuk menggantikan fungsi seorang pakar
dalam menyelesaikan suatu masalah [ ] [ 0] dan
konsep dasar sistem pakar mengandung: keahlian, ahli,
pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan
menjelaskan [ ].
Mesin inferensi merupakan komponen sistem pakar
yang mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran
yang dipakai oleh pakar dalam menyelesaikan suatu
masalah [ ]. Pelacakan kedepan (forward chaining)
adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven).
Dalam pendekatan ini pelacakan ini dmulai dari
informasi masukan, selanjutnya mencoba
menggambarkan kesimpulan. Forward chaining disebut
juga penalaran dari bawah keatas karena penalaran dari
evidence (fakta) pada level bawah menuju konklusi
pada level atas didasarkan fakta [ ].
Sensitivitas atau true positive rate mengukur proporsi
positif asli yang diprediksi secara benar sebagai positif.
Sensitifitas berhubungan erat dengan konsep error tipe I
dan II dalam bidang statistik. Spesifisitas atau true
negative rate mengukur proporsi negatif asli yang
diprediksi secara benar sebagai negatif [ ].
TN (True Negative) menyatakan bahwa ketika kondisi
sebenarnya negative maka kondisi yang diberikan oleh
sistem juga negative. TP (True Positive) menyatakan
bahwa ketika kondisi sebenarnya positive maka kondisi
yang diberikan oleh sistem juga positive. FP (False
positive) menandakan bahwa sistem memberikan hasil
positive sementara kondisi sebenarnya negatif dan
demikian kebalikannya untuk FN (False negative)
berdasar akuisisi pengetahuan, diperolehlah data
gejala, penyakit dan rule. Tabel merupakan data
penyakit yang terdiri dari macam penyakit yaitu CPV,
Distemper dan Rabies
Adapun nilai probabilitas dari setiap gejala dan penyakit
ditunjukkan pada Tabel . Nilai probabilitas ini
diperoleh dengan menghitung kemunculan suatu gejala
dalam suatu peyakit. Misalnya muntah-muntah muncul
sebanyak 0, untuk penyakit CPV
Pada Tabel diperoleh relasi antara gejala dan penyakit
yang terdiri dari rule. Relasi ini diperoleh
berdasar akusisi yang diberikan dari pakar
berdasar kemunculan gejala dalam sebuah penyakit.
Penyakit P00 memiliki gejalan , , , , , , , , , 0,
dan 0 demikian seterusnya penyakiit P00 dan P00
Pengujian Perhitungan Pada Sistem
Pengujian terhadap sistem dilakukan langsung kepada
user pakar sebanyak 0 kali pengujian sebagaimana
tertera pada Tabel . Diperoleh hasil bahwa dari 0 kali
pengujian, ada perbedaan hasil antara yang
diberikan pakar dan yang diberikan oleh sistem yaitu
pada data nomor dan 0. Pada pengujian ke , pakar
memberikan gejala G00 dan G0 0 dengan hasil
diagnosa adalah Rabies namun sistem memberikan hasil
diagnosa Cavine Parvovirus.
Dilakukan pengujian sistem dengan menghitung nilai
sensitivitas dan akurasi untuk mengetahui hasil sistem
yang telah dibangun. Pengujian dilakukan dengan
memakai confusion matrix yaitu sebuah matrik dari
prediksi yang akan dibandingkan dengan kelas yang asli
dari data inputan. Pengujian dilakukan memakai 0
data oleh pakar. Data ini dibandingkan dengan
basis kasus yang dilakukan oleh sistem. Tabel
merupakan hasil Confusion Matrix
Pada Tabel penyakit CPV dapat terdiagnosa
keseluruhan secara benar baik menurut sistem maupun
realnya namun untuk peyakit Distamper dan Rabies,
masing-masing ada hasil diagnosa yang
menunjukkan perbedaan antara hasil yang diberikan
sistem dengan kondisi realnya.
berdasar data pada Tabel dan dapat diketahui
nilai akurasi pada Tabel 0 di bawah dimana diperoleh
nilai akurasi sebesar , %
Table 0 merupakan perhitungan yang diperoleh dengan
memakai formula dan dengan nilai sensitivitas
0% dan nlai akurasi sebesar . % sehingga sistem
pakar diagnosa penyakit anjing ini layak untuk
dipakai oleh tenaga medis sebagai alat bantu untuk
mendiagnosa penyakit anjing
Dari hasil perancangan dan pembuatan sistem pakar
diagnosa penyakit anjing, dapat disimpulkan bahwa:
. Sistem pakar diagnosa penyakit anjing dapat
diterapkan untuk mendiagnosa penyakit anjing
berdasar gejala-gejala yang dialami oleh anjing.
Pemanfaatan metode Teorema Bayes dapat
memperkuat diagnosa penyakit anjing karena
Teorema Bayes merupakan salah satu cara untuk
mengatasi ketidakpastian data dengan memakai
rumus formula bayes sebagai perhitungan untuk
menghitung probabilitas setiap gejala dan penyakit
anjing.
. Sistem pakar diagnosa penyakit anjing layak untuk
dipakai oleh pakar dan tenaga medis sebagai alat
bantu untuk mendiagnosa penyakit anjing karena
berdasar hasil persentase pengujian antar muka
dan kinerja sistem pakar yang dilakukan memiliki
nilai sensitivitas 0% dan nlai akurasi adalah . %
. Penilaian performance sistem yang dilakukan
dengan pengisian kuisioner memiliki presentase total
ya atau bagus sebesar %.
Anjing merupakan hewan yang mudah beradaptasi dan dapat menjadi teman baik bagi manusia. Kecerobohan pemilik dalam menjaga dan
merawat anjing dapat mengakibatkan kematian bagi anjing. Salah satu penyakit yang sering di jumpai adalah penyakit kulit pada anjing.
Pemahaman masyarakat akan penyakit kulit pada anjing masih rendah, sehingga masih banyak masyarakat yang masih mengandalkan
keahlian dari pakar secara manual. Selain itu, biaya untuk pengobatan ke dokter hewan sangatlah mahal dan keberadaan dokter hewan
masih sangat sedikit. Oleh karena itu, dibuatlah aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kulit pada anjing yang dapat digunakan
untuk membantu mendeteksi adanya penyakit kulit pada tubuh anjing. Aplikasi ini berbasis web yang dapat diakses setiap saat sehingga
mendukung pemeriksaan rutin yang bisa dilakukan oleh diri sendiri. Penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode Bayes. Dengan
adanya aplikasi ini, pengetahuan yang dimiliki oleh pakar mengenai penyakit kulit pada anjing dapat tersusun dalam bentuk basis data, dan
diharapkan dapat membantu pasien dalam mendiagnosa penyakit kulit pada anjing secara dini.
Masyarakat yang memelihara anjing pada umunya banyak yang anjing peliharaannya menderita penyakit kulit karena
masyarakat kurang memiliki pengetahuan bagaimana gejala awal penyakit kulit pada anjing tersebut, dan masyarakat juga
kurang mengetahui solusi untuk mengatasi anjing peliharaan yang menderita penyakit kulit.
Diharapkan penelitian ini dapat membantu permasalahan yang ada dengan pembuatan sistem pakar yang dapat
mendiagnosa penyakit kulit pada anjing. Sistem pakar sebagai program yang difungsikan utuk meniru pakar harus bisa
melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan oleh seorang pakar. Sistem pakar yang akan dirancang menggunakan metode Bayes
berbasis nilai kepastian atau tingkat keyakinan.
Penyakit yang menyerang pada kulit anjing sangat bervariasi sehingga sangat dibutuhkan seorang pakar yang mampu
memberikan solusinya. Akan tetapi waktu dan biaya yang menjadi alasan bagi masyarakat untuk tidak melakukan konsultasi
kepada pakarnya sehingga sering terjadi kesalahan dalam memberikan solusi penanganannya. Untuk membantu mengatasi
permasalahan tersebut, maka dirancang suatu sistem pakar diagnosa penyakit kulit pada anjing yang dapat meniru cara kerja
seorang pakar [3].
Agar penelitian lebih terarah, maka diperlukan kerangka penelitian sebagai gambaran dari penelitian yang dilakukan.
Kerangka penelitian yang digunakan adalah alur pengembangan perangkat lunak, karena penelitian ini menghasilkan sebuah
sistem yang bisa digunakan oleh masyarakat. Adapun kerangka penelitian yang digunakan adalah seperti gambar berikut :
Tahapan penelitian yang dilakukan dimulai dari penelitian pendahuluan yaitu mengidentifikasi masalah dengan cara
mengunjungi klinik dokter hewan untuk mencari masalah yang umum terjadi tentang penyakit kulit pada anjing. Setelah
masalah ditemukan, maka dilakukan pengumpulan data dengan cara wawancara dengan dokter hewan untuk mendapatkan
pengetahuan yang valid. Kemudian dilakukan analisa data dan mengolah data tersebut dengan menggunakan metode Bayes.
Perancangan yang dilakukan adalah membuat diagram use case sebagai gambaran hubungan aktor dengan sistem. Diagram
yang dihasilkan diterjemahkan kedalam bentuk program dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database
MySQL. Terakhir dilakukan pengujian secara online agar semua pemilik anjing bisa konsultasi dengan sistem pakar.
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai penyakit kulit pada anjing. Wawancara dilakukan dengan dokter
hewan di R4 Pet Shop dan Klinik Hewan Padang. Setelah melakukan wawancara dengan pakar, sehingga mendapatkan
kejelasan tentang penyakit tersebut. Terdapat 5 penyakit kulit pada anjing yaitu Demodexcosis / Demodex, Scabies, Invasi
Jamur (Ringworm), Alergi serta Infeksi bakteri dan kutu.
Misal untuk penyakit kulit Demodex (H1) dan Scabies (H2) memiliki gejala :
1. Kulit kemerah-merahan (G01)
2. Meradang (G02)
3. Gatal-gatal (G03)
4. Kulit dan bulu terlihat kusam (G04)
5. Terdapat lesi disekitar badan (G05)
6. Kulit terkelupas (G06)
7. Adanya tungau yang hidup dilapisan epidermis kulit (G07)
8. Terdapat kudis yang bernanah (G08)
9. Terjadi pembengkakan dan peradangan (G09)
10. Bagian tubuh yang mengalami lesi dilapisi oleh sisik berwarna abu-abu (G10)
11. Terbentuknya alopesia (kebotakan) (G11)
12. Terjadinya kekurusan pada anjing (G12)
Berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan maka didapatkan kemunculan setiap gejala seperti Tabel 1:
Selanjutnya akan dicari nilai kemunculan atau probabilitas terhadap masing-masing penyakit seperti berikut yaitu mencari
nilai Probabilitas Prior
Jumlah Data Penyakit Keseluruhan : 12
Probabilitas Demodex P(H1) : 5 / 12 = 0,417
Probabilitas Scabies P(H2) : 7 / 12 = 0,583
Jika diberikan satu contoh konsultasi dengan jawaban user seperti berikut :
G1 = Tidak G5 = Ya G9 = Tidak
G2 = Ya G6 = Ya G10 = Tidak
G3 = Ya G7 = Ya G11 = Ya
G4 = Ya G8 = Tidak G12 = Ya
Selanjutnya akan dicari perkalian terhadap nilai probabilitas penyakit dan nilai probabilitas gejala :
P(H1 | G2G3G4G5G6G7G11)
=
0,12 ∗ 0,08 ∗ 0,08 ∗ 0,04 ∗ 0,08 ∗ 0,04 ∗ 0,04 ∗ 0,417
(0,12 ∗ 0,08 ∗ 0,08 ∗ 0,04 ∗ 0,08 ∗ 0,04 ∗ 0,04 ∗ 0,417) + (0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,16 ∗ 0,20 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,583)
= 0,0035
P(H2 | G2G3G4G5G6G7G11)
=
0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,16 ∗ 0,20 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,583
(0,12 ∗ 0,08 ∗ 0,08 ∗ 0,04 ∗ 0,08 ∗ 0,04 ∗ 0,04 ∗ 0,417) + (0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,16 ∗ 0,20 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,583)
= 0,9965
Dari hasil perkalian probabilitas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anjing terkena penyakit kulit jenis Scabies (H2)
dengan nilai probabilitas 0,9965 atau 99,65 %
Pada proses perancangan, dibuat sebuah use case diagram untuk melihat hubungan antara aktor dengan sistem. Aktor yang
terlibat dalam sistem pakar ini adalah Admin (Pengelola sistem pakar), Member (Pemilik anjing yang sudah terdaftar) dan
Non Member (Pemilik anjing yang belum terdaftar). Use case diagram dapat dilihat pada gambar berikut :
Implementasi dari penelitian ini adalah merubah bentuk diagram diatas menjadi sebuah program sistem pakar dengan bantuan
bahasa pemrograman PHP dan dibantu dengan MySQL Server sebagai databasenya. Hasil dari program sistem pakar, diuji
secara online dengan menyarankan pemilik anjing untuk melakukan konsultasi dengan sistem pakar, agar bisa mendapatkan
diagnosa awal dari penyakit kulit yang diderita oleh anjing. Berikut digambarkan bentuk dari antar muka sistem pakar yang
sudah digunakan eleh pemilik anjing untuk melakukan konsultasi. Gambar berikut adalah halaman utama dari sistem pakar.
Dari uraian masalah di atas, serta berdasarkan analisa dari penelitian yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pakar ini bermanfaat dan dapat membantu masyarakat dalam mengenali penyakit kulit pada anjing peliharaan
meraka.
2. Aplikasi sistem pakar ini dapat memberikan informasi gejala awal penyakit kulit pada anjing yang sebelumnya tidak di
ketahui oleh masyarakat secara umum.
3. Aplikasi sistem pakar ini dapat melakukan penelusuran serta mengelurkan hasil diagnosa dan memberikan solusi terbaik.
Dengan pengujian yang dilakukan oleh member, maka didapat hasil diagnosa dari sebuah penyakit berdasarkan fakta
yang terjadi sebelumnya.