Tampilkan postingan dengan label Manajemen UMKM 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Manajemen UMKM 5. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Oktober 2025

Manajemen UMKM 5


 


ng 

seharusnya mempunyai amanah luhur, yaitu membantu pemerintah untuk 

mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial, belum dapat menjalani 

peranannya secara maksimal. 

78. Membangun koperasi menuju kepada peranan dan kedudukannya yang 

diharapkan merupakan hai yang sangat sulit, walau bukan merupakan hal 

yang tidak mungkin. Oleh karena itu, kita berkeyakinan, bahwa seburuk 

apapun keadaan koperasi saat ini, kalau semua komponen bergerak 

bersama, tentunya ada titik terang yang diharapkan muncul. 

79. Juga diharapkan mampu menjadi pencerahan bagi kita semua, tentang 

bagaimana koperasi dikembalikan kepada cita-cita para pendiri bangsa mi, 

menjadikan kegiatan ekonomi menjadi milik semua rakyat. Dengan 

demikian, kesenjangan ekonomi yang merembet pada kesenjangan sosial 

219  

dan penyakit-penyakit warga  lainnya dapat dikurangi (Nuhung, 

2002). 

80. Citra koperasi di warga  saat ini identik dengan badan usaha marginal, 

yang hanya bisa hidup bila mendapat bantuan dari pemerintah. Hal ini 

sebenarnya tidak sepenuhnya benar, karena banyak koperasi yang bisa 

menjalankan usahanya tanpa bantuan pemerintah. Tantangan koperasi ke 

depan sebagai badan usaha yaitu   harus mampu bersaing secara sehat 

sesuai etika dan norma bisnis yang berlaku. 

81. Pendapat mengenai keberadaan unit usaha koperasi dalam sistem ekonomi 

Indonesia, yaitu  : Pertama yaitu   yang mengutarakan perlunya mengkaji 

ulang apakah koperasi masih perlu dipertahankan keberadaannya dalam 

kegiatan ekonomi. Kedua, yaitu   pendapat yang memandang bahwa unit 

usaha koperasi dipandang perlu untuk dipertahankan sekadar untuk tidak 

dianggap menyeleweng dari UUD 1945. Ketiga, yaitu   pendapat yang 

menganggap bahwa koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang 

harus dikembangkan menjadi unit usaha yang kukuh dalam rangka proses 

demokratisasi ekonomi. 

82. Tantangan bagi dunia usaha, terutama pengembangan Usaha Kecil 

Menengah, mencakup aspek yang luas, antara lain : peningkatan kualitas 

SDM dalam hal kemampuan manajemen, organisasi dan teknologi, 

kompetensi kewirausahaan, akses yang lebih luas terhadap permodalan, 

informasi pasar yang transparan, faktor input produksi lainnya, dan iklim 

usaha yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan dan praktek 

bisnis serta persaingan yang sehat (Haeruman, 2000). 

83. Menurut Undang-undang No. 25/1992, koperasi yaitu   badan usaha yang 

beranggotakan orang-perorangan atau badan hukum Koperasi dengan 

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai 

220  

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan (Sitio dan 

Tamba, 2001). 

84. Elemen yang terkandung dalam koperasi menurut International Labour 

Organization (Sitio dan Tamba, 2001) yaitu  : 

a. perkumpulan orang-orang, 

b. penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan, 

c. terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai, 

d. koperasi yang dibentuk yaitu   suatu organisasi bisnis (badan usaha) 

yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis, 

e. terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan, 

f. anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang. 

85. Prinsip-prinsip atau sendi-sendi dasar Koperasi menurut UU No. 12 tahun 

1967, yaitu   sebagai berikut: 

a. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warg negara 

Indonesia 

b. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan 

demokrasi dalam koperasi 

c. Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing anggota 

d. Adanya pembatasan bunga atas modal 

e. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan warga  

pada umumnya 

f. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka 

g. Swadaya, swakarta, dan swasembada sebagai pencerminan prinsip 

dasar percaya pada diri sendiri 

86. Menurut UU No. 25 Tahun 1992, prinsip-prinsip koperasi yaitu   sebagai 

berikut: 

Prinsip-prinsip koperasi yaitu  : 

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 

221  

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan 

besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 

d. Pemberian balas jasa tidak terkait dengan besarnya setoran modal. 

e. Kemandirian 

f. Pendidikan koperasi 

g. Kerja sama antar koperasi 

 

87. Masalah mutu sumberdaya manusia pada berbagai perangkat organisasi 

koperasi menjadi masalah yang menonjol dan mendapat sorotan. 

Subyakto (1996) mempunyai pandangan bahwa, kendala yang sangat 

mendasar dalam pemberdayaan koperasi dan usaha kecil yaitu   masalah 

sumberdaya manusia. Juga Pengurus dan karyawan secara bersama-sama 

ataupun saling menggantikan menjadi pelaku organisasi yang aktif, dan 

menjadi front line staff dalam melayani anggota koperasi. Keadaan saling 

menggantikan seperti itu, banyak terjadi dalam praktik manajemen 

koperasi di Indonesia. Hal lain yaitu   Kinerja front line staff yang kurang 

memadai memiliki dampak terhadap kepuasan pihak-pihak yang memiliki 

kaitan dengan pengembangan koperasi. 

88. Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya 

lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah 

pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen. 

Demikian juga dalam badan usaha koperasi, manajemen merupakan satu 

hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan. 

89. Prof. Ewell Paul Roy mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 

4 (empat) unsur yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. 

Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para 

karyawan agar mempertahankan produktivitas yang tinggi. Karyawan 

222  

merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan 

90. Menurut Suharsono Sagir, sistem manajemen di lembaga koperasi harus 

mengarah kepada manajemen partisipatif yang di dalamnya terdapat 

kebersamaan, keterbukaan, sehingga setiap anggota koperasi baik yang 

turut dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun yang di luar 

kepengurusan (anggota biasa), memiliki rasa tanggung jawab bersama 

dalam organisasi koperasi 

91. A.H. Gophar mengatakan bahwa manajemen koperasi pada dasarnya 

dapat ditelaah dan tiga sudut pandang, yaitu organisasi, proses, dan gaya 


92. Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya 

terbentuk dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Dapat 

dibedakan struktur atau alat perlengkapan organisasi yang sepintas yaitu   

sama yaitu: Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas. Untuk itu, 

hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen. 

93. Unsur Pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi 

koperasi, pada hakekatnya yaitu   merupakan perpanjangan tangan dan 

anggota, untuk mendampingi Pengurus dalam melakukan fungsi kontrol 

sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. 

94. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur 

organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi. 

 

95. Sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan 

demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara 

(one man one vote) sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi. 

Karena itu, manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien, 

kurang efektif, dan sangat mahal. 

223  

96. Ditinjau dan sudut pandang gaya manajemen (management style), 

manajemen koperasi menganut gaya partisipatif (participation 

management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan 

manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya. 

97. Telah diuraikan sebelumnya bahwa, watak manajemen koperasi ialah gaya 

manajemen partisipatif. Pola umum manajemen koperasi yang partisipatif 

tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen 

koperasi. Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing 

unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup 

keputusan (decision area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup 

keputusan yang dilakukan secara bersama (shared decision areas). 

98. Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi 

yaitu   sebagai berikut (Sitio dan Tamba, 2001): 

a. Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam 

menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan 

usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan 

dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota 

diselenggarakan sekali setahun. 

b. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan 

demikian, Pengurus dapat dikatakan sebagai pemegang kuasa Rapat 

Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis 

yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah 

kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha. 

c. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap 

pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas 

dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. Oleh sebab itu, dalam 

struktur organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus yaitu   

sama. 

224  

d. Pengelola yaitu   tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh 

Pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. 

Hubungan Pengelola usaha (managing director) dengan pengurus 

koperasi yaitu   hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk 

perjanjian atau kontrak kerja. 

 

99. Secara definitif seorang wirausaha termasuk wirausaha koperasi yaitu   

orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan- 

kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan 

guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat 

guna memastikan sukses . 

100. Para wirausaha koperasi yaitu   orang yang mempunyai sikap mental 

positif yang berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi 

dalam mengambil risiko pada saat mengejar tujuannya. Tetapi mereka 

juga orang-orang yang cermat dan penuh perhitungan dalam mengambil 

keputusan tentang sesuatu yang hendak dikerjakan, Setiap mengambil 

keputusan tidak didasarkan pada metode coba-coba, melainkan 

dipelajari setiap peluang bisnis dengan mengumpulkan informasi- 

informasi yang berharga bagi keputusan yang hendak dibuat. 

101. Selanjutnya menurut Meredith (1984) para wirausaha (termasuk 

wirausaha koperasi) mempunyai ciri dan watak yang berlainan dengan 

individu kebanyakan. Ciri-ciri dan watak tersebut dijelaskan sebagai 

berikut: 

a. Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri. 

b. Berorientasi pada tugas dan basil yang didorong oleh keutuhan untuk 

berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan 

ketabahan, mempunyai tekad kerja keras, dan mempunyai energi 

inisiatif. 

225  

c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil 

keputusan-keputusan secara cepat dan cermat. 

d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi 

saran-saran dan kritik. 

e. Berjiwa inovatif, kreatif dan tekun. 

f. Berorientasi ke masa depan. 

102. Kewirausahaan koperasi yaitu   suatu sikap mental positif dalam 

berusaha secara koperatif dengan mengambil prakarsa inovatif serta 

keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas 

koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta 

peningkatan kesejahteraan bersama (Hendar dan Kusnadi, 1999). 

103. Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha 

secara kooperatif ini. 

104. Tugas utama wirausaha koperasi yaitu   mengambil prakarsa inovatif, 

artinya berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang 

ada demi kepentingan bersama  

105. Bertindak inovatif tidak hanya dilakukan pada saat memulai usaha tetapi 

juga pada saat usaha itu berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi berada 

dalam kemunduran. Pada saat memulai usaha agar koperasi dapat 

tumbuh dengan cepat dan menghasilkan. Kemudian pada saat usaha 

koperasi berjalan, agar koperasi paling tidak dapat mempertahankan 

eksistensi usaha koperasi yang sudah berjalan dengan lancar. 

106. Perihal yang lebih penting yaitu   tindakan inovatif pada saat usaha 

koperasi berada dalam kemunduran (stagnasi). 

107. Wirausaha koperasi harus mempunyai keberanian mengambil risiko. 

Karena dunia penuh dengan ketidakpastian, sehingga hal-hal yang 

diharapkan kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi 

di lapangan. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu 

226  

diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil 

risiko. Tentu saja pengambilan risiko ini dilakukan dengan perhitungan- 

perhitungan yang cermat. 

108. Pada koperasi risiko-risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian sedikit 

terkurangi oleh orientasi usahanya yang lebih banyak di pasar internal. 

Pasar internal memungkinkan setiap usaha menjadi beban koperasi dan 

anggotanya karena koperasi yaitu   milik anggota. 

109. Oleh karena itu secara nalar tidak mungkin anggota merugikan 

koperasinya. Kalaupun terjadi kerugian dalam kegiatan operasional, 

maka risiko tersebut akan ditanggung bersama-sama, sehingga risiko per 

anggota menjadi relatif kecil. Tetapi bila orientasi usaha koperasi lebih 

banyak ke pasar eksternal seperti KUD, maka risiko yang ditimbulkan 

oleh ketidakpastian akan mempunyai bobot yang sama dengan risiko 

yang dihadapi oleh pesaingnya. 

110. Dalam kondisi ini tugas wirausaha koperasi lebih berat dibanding dengan 

wirausaha koperasi yang lebih banyak orientasinya di pasar internal. 

111. Kegiatan wirausaha koperasi harus berpegang teguh pada prinsip 

identitas koperasi, yaitu anggota sebagai pemilik dan, sekaligus sebagai 

pelanggan. 

112. Wirausaha koperasi bertugas meningkatkan pelayanan dengan jalan 

menyediakan berbagai kebutuhan anggotanya. 

113. Tujuan utama setiap wirausaha koperasi yaitu   memenuhi kebutuhan 

nyata anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Tugas 

seorang wirausaha koperasi sebenamya cukup berat karena banyak pihak 

yang berkepentingan di lingkungan koperasi, seperti anggota, 

perusahaan koperasi, karyawan, warga  di sekitarnya, dan lain-lain. 

114. Seorang wirausaha koperasi terkadang dihadapkan pada masalah konflik 

kepentingan di antara masing-masing pihak. Bila ia lebih mementingkan 

227  

usaha koperasi, otomatis ia harus berorientasi di pasar eksternal dan hal 

ini berarti mengurangi nilai pelayanan terhadap anggota. 

115. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer, 

birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu 

orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi. Keempat jenis 

wirausaha koperasi ini tentunya mempunyai kebebasan bertindak dan 

insentif yang berbeda-beda yang selanjutnya menentukan tingkat 

efektivitas yang berbeda-beda pula. 

116. Istilah kewirausahaan sudah lama menjadi wacana di Indonesia baik 

pada tingkat formal di perguruan tinggi dan pemerintahan ataupun pada 

tingkat nonformal pada kehidupan ekonomi di warga . Dilihat dari 

terminilogi, dulu dikenal adanya istilah wiraswasta dan kewirausahaan. 

Sekarang tampaknya sudah ada semacam konvensi sehingga istilah 

tersebut menjadi wirausaha (entrepreneur) dan kewirausahaan 

(entrepreneurship). 

117. Dahulu orang beranggapan bahwa kewirausahaan yaitu   bakat bawaan 

sejak lahir (entrepreneurship are born nat made) dan hanya diperoleh dari 

hasil praktek ditingkat lapangan dan tidak dapat dipelajari dan diajari, 

tetapi sekarang kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat 

dipelajari dan diajarkan. 

118. Ilmu kewirausahaan yaitu   suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang 

nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi 

tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko 

yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2001). 

119. Dalam konteks bisnis, menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001), 

kewirausahaan yaitu   hasil. 

120. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan 

ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan 

228  

kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an dibeberapa Negara seperti di 

Eropa, Amerika, dan Canada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas 

yang mengajarkan entrepreneurship atau small business management. 

121. Pada tahun 1980-an,hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan 

pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru 

terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. 

Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis 

ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal 

maupun pelatihan-pelatihan disegala lapisan warga  kewirausahaan 

menjadi berkembang. 

122. Dalam bidang pemerintahan seperti dikemukakan oleh Osborne dan 

Gaebler (1992), pemerintahan saat ini dituntut untuk memberi corak 

kewirausahaan (entrepreunerial governmemt). Dengan memiliki 

jiwa/corak kewirausahaan, maka birokrasi dan institusi akan memiliki 

motivasi, optimism, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru 

yang lebih efisien, efektif, fleksible dan adaptif. 

123. Tedapat banyak definisi kewirausahaan yang pada intinya relatif sama 

seperti dikemukakan oleh Drucker (1994), Zimemerer (1996) Suryana 

(2001), Longenecker dkk (2001),Syis dalam Wijandi (1988), Say (1800) 

dalam Osborne & Gaebler (1992), Sumahawijaya (1980) dalam Wijandi 

(1988) dan Siagian. 

124. Seorang dikatakan sebagai wirausahawan apabila memiliki segenap ciri- 

ciri wirausaha tangguh , dan wirausahawan unggul. Sedangkan dilihat 

dari jenisnya terbagi kedalam tiga kelompok yaitu Administrative 

Entrepreuner, Innovative Entrepreuner, dan Catalist Entrepreuner. 

125. Pemicu kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor 

eksternal serta faktor lainnya seperti penyebab keberhasilan, kegagalan, 

229  

dan kerugian berwirausaha. Model proses kewirausahaan terdiri atas fase 

awal (perintisan) dan fase pertumbuhan. 

 

 KAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN 

 

126. Kegiatan wirausaha tidak dapat dilepaskan dari unsur individu 

wirausahawan itu sendiri. Maju mundurnya usaha wirausahawan akan 

sangat ditentukan oleh inisiatif, gagasan dan inovasi, karya dan 

kreatifitas serta berfikir positif. 

127. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausahawan menggunakan 

gagasan terhadap produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk 

mengendalikan perubahan. 

128. Inovasi ala Schumpeter terdiri dari dua sisi pengertian yaitu, technical 

world and business world. Dari sisi teknis, perubahan teknologi disebut 

invensi namun manakala bisnis terlibat didalamnya maka upaya itu 

disebut inovasi. 

129. Drucker (1998) berpandangan bahwa inovasi sesungguhnya bersumber 

pada suatu yang eksis di perusahaan, dan diluar perusahaan. 

Ducker(1998) dalam Kadjatmiko & gama (2001) menyatakan bahwa 

inovasi yang efektif yaitu   sederhana, focus, menerima apa ang 

dikatakan orang, spesifik, jelas, dimulai dari tang kecil dan design 

aplikasi yang hati-hati. 

130. Ciri utama wirausahawan (Drucker, 1983) diperkuat oleh purnomo 

(1999), yaitu   mereka yang selalu mencari perubahan, berusaha 

mengikuti dan menyesuaikan pada perubahan itu, serta manfaatkannya 

sebagai peluang serta mampu memilih dan mengambil keputusan 

alternative yang paling tinggi produktivitasnya. 

131. Terdapat Sembilan ciri pokok keberhasilan, dan bukan ciri-ciri pribadi 

(personal traits) 

230  

1. dorongan prestasi yang tinggi, 

2. bekerja keras, tidak tinggal diam, 

3. memperhatikan kualitas produknya, baik barang maupun jasa, 

4. bertanggung jawab penuh, 

5. berorientasi pada imbalan yang wajar, 

6. optimis, 

7. berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented), 

8. mampu mengorganisasikan, dan 

9. berorientasi pada uang 

132. Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil. 

Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluang- 

peluang, melalui proyek-proyek, mengumpulkan sumber daya (bahan, 

teknologi, manusia dan modal) yang diperlukan untuk melaksanakan 

proyek, menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk 

orang lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai 

tujuan. 

133. Mundurnya usaha wirausahawan akan sangat ditentukan oleh inisiatif, 

gagasan dan inovasi, karya dan kreatifitas serta berfikir positif. 

134. Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih 

baik. Pemimpin yang berhasil yaitu   jika dalam kegiatan percaya pada 

pertumbuhan yang berkesinambungan, efisien yang meningkat, dan 

keberhasilan yang berkesinambungan dari bisnis perusahaannya. 

135. Kadarsan (2001), menyatakan bahwa kepemimpinan (leadership) yaitu   

proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan 

pekerjaan dari anggota kelompok sehingga memiliki empat aplikasi 

tentang kepemimpinan. 

136. Berdasarkan unsur-unsurnya kepemimpinan terbagi ke dalam lima yaitu, 

leader, pengikut, organisasi, objective dan lingkungan. 

231  

137. Seorang pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya dapat 

menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan yang dirasakan (perceived 

power), seperti Memaksa (Coercive), Imbalan (Reward), Sah 

(Legitimate), Ahli (Expert), Dan Referensi (Referent). Begitu pula dalam 

melakukan kegiatan seorang pemimpin dipengaruhi oleh lingkungan 

baik internal maupun eksternal perusahaan. 

138. Menurut Marshall (1996), kepemimpinan yang tepat pada saat ini yaitu   

kepemimpinan kolaborasi, dimana seorang pemimpin memiliki fungsi 

utama sebagai sponsor, sebagai fasilitator, sebagai pelatih, sebagai papan 

gema, sebagai agen katalis, sebagai dokter, sebagai anggota, serta 

sebagai manajer administrator. 

232  

 IDENTIFIKASI PELUANG BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN 

 

139. Seorang wirausahawan dapat menambahkan nilai suatu barang dan jasa 

melalui inovasi. Keberhasilan wirausahawan dicapai apabila 

wirausahawan menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi 

sebagai alat untuk menggeli perubahan. Oleh sebab itu, inovasi 

merupakan instrument penting untuk memberdayakan sumber-sumber 

yang ada agar menghasilkan suatu yang baru dan menciptakan nilai. 

Wirausahawan dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua 

tantangan menjadi peluang melalui ide-idenya dan pada akhirnya 

menjadi pengendali. 

140. Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide-ide untuk menghasilkan 

barang-barang dan jasa-jasa baru. Ide dapat digerakkan secara internal 

melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan 

memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya (produk dan jasa 

baru). 

141. Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih 

baik. Pemimpin yang berhasil yaitu   jika dalam kegiatan percaya pada 

pertumbuhan yang berkesinambungan, efisien yang meningkat, dan 

keberhasilan yang berkesinambungan dari bisnis perusahaannya. 

142. Banyak wirausahawan yang berhasil bukan berdasarkan ide sendiri 

tetapi berdasarkan hasil pengamatan dan penerapan ide-ide lain. Agar 

ide-ide yang potensial menjadi peluang bisnis real, maka wirausahawan 

harus mencari dan mengidentifikasi sumber-sumber potensial peluang 

bisnis tersebut. 

143. Kegiatan mengidentifikasi merupakan upaya awal dari wirausahawan 

untuk dapat masuk ke pasar. Dengan kegiatan identifikasi ini, 

wirausahawan akan dapat mengetahui tingkat persaingan, strategi 

industri, tujuan pesaing, menilai kekuatan dan kelemahan pesaing, dan 

233  

mengestimasi pola persaingan. Untuk dapat menganalisis peluang usaha, 

wirausahawan harus mengetahui beberapa alat analisis seperti SWOT, 

Matrik Profil Kompetitif, dan Matrik BCG. 

144. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau 

memasuki dunia usaha, yaitu merintis usaha baru (starting), membeli 

perusahaan orang lain (buying), dan kerja sama manajemen 

(franchingsing). 

145. Kekuatan usaha kecil mempunyai beberapa kelebihan, yaitu memiliki 

kebebasan untuk bertindak, fleksible, dan tidak mudah goncang, 

sedangkan beberapa kelemahannya, yaitu dalam bentuk kelemahan 

structural dan fokus (focus). 

146. Fokus utama dalam mengembangkan kewirausahaan ini harusnya 

ditekankan pada penciptaan nilai tambah untuk meraih keunggulan daya 

saing (competitive advantage) melalui pengembangan kemampuan 

khusus (kewirausahaan) sehingga perusahaan kecil tidak lagi 

mengendalikan strategi kekuatan pasar melalui monopoli dan fasilitas 

pemerintah. 

147. Suatu usaha yang telah dipilih oleh wirausahawan tidak serta merta akan 

memberikan jaminan bahwa usaha yang dipilihnya tersebut akan 

mendatangkan keuntungan jika usaha tersebut tidak dikelola secara 

professional. Pengelolaan usaha yang baik dapat anda lakukan dengan 

mengacu pada manajemen bisnis, langkah ini merupakan salah satu jalan 

menuju keberhasilan usaha. 

148. Dalam manajemen bisnis, aspek-aspek yang melalui perubahan cara- 

cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan 

dalam memenuhi kebutuhannya (produk dan jasa baru). 

149. Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer begitu 

pula bagi seorang wirausahawan. Kegiatan pembuatan keputusan 

234  

meliputi mengidentifikasian masalah, pencarian alternative keputusan 

yang baik. Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahapan 

kegiatan manajemen baik pada saat proses pembuatan perencanaan, pada 

tahap implementasi atau operasionalisasi kegiatan maupun pada tahap 

pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian 

(evaluasi) terhadap hasil pelaksanaan dari rencana agar hasil yang 

diperoleh sesuai dengan target baik dalam jumlah, mutu, biaya serta 

penggunaan sumber lainnya secara efektif dan efisien. 

150. Di dalam kegiatan usahanya, wirausahawan akan dihadapkan pada 

berbagai resiko yang akan mempengaruhi kelangsungan usahanya. Oleh 

karena itu, wirausahawan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam 

menghadapinya. Kemampuan tersebut meliputi pemahaman tentang 

jenis resiko, cara menyikapi resiko, dan metode pengambilan resiko. 

 

6.5. ETIKA BISNIS, TANTANGAN SERTA PERMASALAHAN DALAM 

KEWIRAUSAHAAN 

 

151. Wirausahawan sebagai pelaku bisnis dalam interaksinya dengan mitra- 

mitra usaha akan dihadapkan pada kondisi yang menguntungkan 

maupun yang merugikan. Wirausahawan akan berada pada lingkungan 

yang beragam, bila dilihat dari aspek dunia usahanya, status sosialnya, 

maupun dari aspek norma yang dianutnya. 

152. Wirausahawan yang berhasil salah satu cirinya dapat dilihat dari segi 

kemampuan bergaul dalam kehidupan bisnisnya. Oleh karena itu aspek 

pergaulan memegang peranan penting, maka bagi seorang wirausahawan 

disamping memiliki kemampuan memimpin dan berbisnis harus 

memiliki serta memahami etika bisnis. Disamping dipahaminya etika 

bisnis, kemampuan mengindentifikasi dan menghadapi permasalahan 

bisnis pun juga tidak dapat dikesampingkan. 

235  

153. Rencana usaha tidaklah semata-mata dapat langsung anda putuskan 

untuk dilakukan karena ada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan 

agar usaha-usaha yang akan dilakukan nantinya dapat menguntungkan 

bukan sebaliknya menyebabkan kerugian. Oleh karena itu, rencana 

usaha harus dikaji secara mendalam melalui studi kelayakan usaha yang 

hasil dari studi itu tersebut membantu anda apakah rencana usaha layak 

atau tidak untuk dilaksanakan. 

 

 TAHAPAN STUDI KELAYAKAN USAHA DAN ASPEK-ASPEK 

KELAYAKAN USAHA 

 

154. Studi kelayakan usaha bukanlah suatu yang sederhana tetapi merupakan 

suatu kegiatan yang harus dianggap sebagai proses karena terdiri dari 

beberapa tahapan. Studi kelayakan juga cukup komplek karena 

didalamnya terdapat beberapa aspek kelayakan usaha yang harus dikaji 

untuk menentukan layak atau tidaknya suatu rencana usaha. Oleh karena 

itu, untuk memperoleh hasil studi kelayakan usaha yang baik, maka 

kegiatan studi kelayakan usaha haruslah dilakukan secara sistematis 

sesuai dengan tahapan-tahapannya serta memperhatikan aspek-aspek 

yang mempengaruhi usaha tersebut. 

 

 WIRAUSAHA DALAM PRAKTEK KEHIDUPAN 

 

155. Mencari pekerjaan dirasakan sulit di zaman ini. Jumlah angkatan kerja 

tidak sesuai dengan ketersediaan formasi pekerjaan. Angka 

pengangguran meningkat setiap tahun. Data tentang pengangguran 

terbuka dari tahun 1996 ke 2000 meningkat, yaitu sebesar 4,228,115 

orang (4,9%) tahun 1996 menjadi 5,965,795 orang (6,1%) pada tahun 

2000. 

236  

156. Usaha sektor non formal menjadi pilihan mereka yang tidak 

mendapatkan pekerjaan. Ironinya, kesempatan mendirikan usaha kecil 

tidak menarik bagi mereka yang memiliki latar belakang pendidikan 

perguruan tinggi. 

157. Idealnya lulusan perguruan tinggi memiliki kemampuan melakukan 

analitis, yaitu merubah persoalan yang rumit menjadi sederhana. 

Kemampuan analitis dapat digunakan untuk mengungkapkan 

kemungkinan resiko dan peluang 

158. Sayangnya para lulusan sekolah tersebut kebanyakan lebih menonjolkan 

aspek munculnya dampak negatif daripada peluang bisnis itu sendiri. 

Sehingga mereka tidak memiliki keberanian untuk memulai usaha. 

159. Hal lain yang menyebabkan mereka tidak memulai menjadi wirausaha 

yaitu   aspek permodalan. Modal dianggap segala-galanya. Perhitungan 

investasi, operasional, dan tingkat pengembalian modal menjadi begitu 

rumit dan menakutkan. Sehingga mereka lebih memilih sebagai sosok 

pencari  kerja  daripada  membuka  usaha  dan  lapangan  kerja.  

160Bila diperhatikan sebenarnya Modal usaha penting tetapi bukan 

dijadikan alasan untuk tidak memulai usaha. Modal merupakan 

sumberdaya kekayaan perusahaan. Pemodal berarti pemilik modal. 

Sedangkan Modal tidak selalu dalam wujud uang. Sehingga Pemodal 

yaitu   pemilik sumberdaya yang bukan selalu uang. 

161. Jadi bagi seseorang yang tak memiliki uang banyak masih terbuka 

peluang untuk menjadi pemilik usaha “bussines owner”. Pernyataan 

banyak orang bahwa modal non uang yaitu   modal dengkul. Dengan 

bermodalkan dengkul kaki sendiri, seseorang dapat menahan beban dan 

berjalan serta beraktivitas usaha. Artinya tanpa diawali modal uang 

sebuah usaha dapat berdiri dan berjalan serta tumbuh dan berkembang 

membawa harapan pemiliknya. 

237  

162. Kalau seseorang tidak memiliki dengkul sendiri, gunakan dengkul orang 

lain. Orang lain tidak akan pernah marah sepanjang ada kompensasi yang 

menarik dan fleksibel. Membangun kemitraan permodalan merupakan 

kombinasi yang rasional dan menjadi kekuatan lebih besar daripada 

modal dengan dengkul sendiri. 

163. Sekalipun demikian, keberanian mengambil resiko yaitu   syarat utama 

untuk menjadi pebisnis. Keberanian memulai usaha dengan modal 

dengkul menandakan kapasitas, kekuatan dan daya saing pebisnis itu 

sendiri. Semua orang memiliki potensi menjadi pebisnis modal dengkul. 

Jadi yang menjadi perbedaan menyolok satu orang untuk menjadi 

wirausahawan dengan yang lain yaitu   keberanian bertindak. 

164. Sikap berani bertindak mampu mengeliminir hambatan terbesar merintis 

bisnis, yaitu permodalan. Hambatan ketidaktersediaan modal hendaknya 

jangan dijadikan alasan untuk tidak memulai, tetapi sebaiknya memicu 

lahirnya kreatifitas dan gagasan yang gemilang. 

165. Setiap gagasan atau ide yang lahir dari rahim seorang tak ber-uang 

memiliki daya tahan untuk bertahan dan berpotensi tumbuh berkembang. 

Beranikah anda menjadi wirausahawan dengan modal dengkul? 

166. Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber 

acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, 

diantaranya yaitu   penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), 

menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), 

ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian 

(Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi 

(Say, 1803). 

167. Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya yaitu   

sebagai berikut: Israel Kirzner (1979): Wirausahawan mengenali dan 

bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami 

238  

University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, 

mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut 

bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam 

menjalankan sesuatu. 

168. Hasil akhir dari proses tersebut yaitu   penciptaan usaha baru yang 

dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. 

169. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut 

yaitu   bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup 

eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. 

170. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau 

peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang 

kreatif dan inovatif. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan 

peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada 

operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. 

171. Dalam pengembangan kewirausahaan sangat diperlukan ketrampilan 

dan keuletan. Seseorang tidak akan berhasil merebut kesempatan bila 

hanya bermodal ketrampilan tanpa dilandasi keuletan dan sebaliknya 

orang yang hanya bermodal keuletan tanpa memiliki ketrampilan maka 

dalam mencari penghidupan juga akan menemui kesulitan. 

171. Ketrampilan dapat diperoleh dari kuliah secara formal atau melalui 

pemagangan bahkan ada yang secara otodidak. Sedangkan keuletan 

harus terus diupayakan dan dipertahankan mengingat pada dasarnya 

manusia ingin hidup dengan seenaknya tanpa ada yang mengatur dan 

mendapatkan. 

172. Kalau kita sadari sebenarnya manusia yang terlahir di dunia sudah 

melalui proses seleksi dan kompetisi alamiah. Seleksi karena ketika 

sperma dari ayah yang jumlahnya jutaan setidaknya hanya satu atau dua 

yang sampai menembus sel telur milik ibu kita dan jelas yang dapat 

239  

menembusnya yaitu   yang berkualitas baik. Sedangkan kompetisi 

terjadi ketika pembuahan berlangsung dapat digambarkan semacam 

perlombaan yang diikuti oleh sekian ratus juta orang dan kitalah 

pemenangnya yang pertama kali masuk garis finish dan diberikan hadiah 

berupa kelahiran. Jadi masing-masing manusia sebenarnya sudah 

terlatih, teruji dan terpilih untuk hidup dan mendapat tugas sebagai 

kholifah di dunia. Konsekwensinya kita mendapat bekal berupa akal 

yang harus kita gunakan sebaik-baiknya untuk beribadah atau mengabdi 

kepadaNya. 

173. Tuhan memberikan kita waktu semua manusia sama duapuluh empat jam 

sehari kemudian sama diberikan akal. Tetapi seringkali kita 

menggunakan kesempatan berupa waktu yang longgar tersebut untuk 

hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak kita gunakan untuk mengkaji, 

menelaah atau belajar. Benar memang menjelang lahir Tuhan telah 

menentukan 3 hal yakni ketetapan mengenai usia, jodoh dan rejeki. 

Namun bukankah Tuhan tidak akan merubah nasib kita kalau kita tidak 

mau merubahnya. Jadi bagaimanapun antara usaha dan doa harus 

seimbang. 

174. Permasalahannya yaitu   usaha apa yang dapat kita lakukan untuk 

mencari penghidupan ? Tentu diperlukan kemampuan didukung jiwa 

kewirausahaan. Kemampuan sebenarnya ada dalam diri setiap orang 

yang dibekali Tuhan ketika lahir tinggal bagaimana 

mendayagunakannya. Jiwa kewirausahaan pada prinsipnya yaitu   

keberanian untuk membuka usaha dengan mencermati peluang di pasar. 

175. Itulah perlunya wirausaha yakni agar kesempatan yang diberikan Tuhan 

dapat dipergunakan sebaik baiknya untuk kebaikan diri kita keluarga dan 

lingkungan. 

240  

176. Untuk memulai wirausaha, kita perlu mendayagunakan potensi yang 

diberikan oleh Tuhan agar kita dapat menciptakan peluang yang 

menghasilkan uang. Bagaimana caranya? Yakni dengan menggunakan 

kekuatan-kekuatan yang ada diri kita. 

177. Kekuatan pertama, yaitu Kekuatan Keyakinan atau The Power of Belief. 

Mengapa harus dimulai dengan Kekuatan Keyakinan? Keyakinan yaitu   

fondasi untuk melakukan apa saja. Kita baru akan bertindak bila kita 

merasa yakin mampu melakukan sesuatu. Jika tidak yakin maka upaya 

yang kita lakukan akan dikerjakan dengan setengah hati. Dan kita tahu, 

apapun yang dilakukan dengan setengah hati, tanpa kesungguhan, maka 

hasilnya pasti tidak akan pernah maksimal. Seringkali upaya kita, jika 

diawali dengan perasaan tidak yakin, akan berakhir dengan kegagalan. 

Yakin pun ada syaratnya, tidak asal yakin. Yakin yang dimaksudkan di 

sini yaitu   yakin yang berlandaskan kebijaksanaan dan akal sehat. Tidak 

asal “yakin” dan “ngotot” dengan prinsip “pokoknya” 

178. Yakin ini sebenarnya ada tiga macam. Pertama, yakin yang hanya 

bermain di level kognisi atau pikiran sadar. Kedua, yakin yang bermain 

pada level afeksi atau pikiran bawah sadar. Ada lagi yakin yang tipe 

ketiga yaitu yakin yang “ngaco” alias “ngawur”. Yakin tipe ini yaitu   

yakin yang berlebihan atau overconfident tapi tidak logis. 

179. Kekuatan kedua untuk mengembangkan potensi diri yaitu   dengan 

Kekuatan Semangat atau The Power of Enthusiasm. Yang menjadi 

komponen atau bagian dari Kekuatan Semangat yaitu   konsistensi, 

persistensi, kegigihan, atau whatever it takes. Kekuatan Semangat ini 

yang membuat seseorang akan terus mencoba walaupun telah gagal 

berkali-kali. Kekuatan Semangat ini yang mendasari peribahasa “Tidak 

ada yang namanya kegagalan. Yang ada hanyalah hasil yang tidak seperti 

yang kita inginkan”, “Winners never quit. Quitters never win”, “Tidak 

241  

penting berapa kali anda jatuh, yang penting yaitu   berapa kali anda 

bangkit setelah anda jatuh.” Kekuatan Semangat ini yang menjadi 

pendorong Thomas Edison untuk terus mencoba walaupun ia telah 

berkali-kali “belum berhasil” menemukan bahan yang sesuai untuk 

membuat bola lampu listrik. Kekuatan Semangat ini pula yang 

mendorong Harland Sanders untuk terus menawarkan resep ayam 

gorengnya yang istimewa Kentucky Fried Chicken, walaupun ia telah 

ditolak berkali-kali. 

180. Kekuatan ketiga yaitu   Kekuatan Fokus atau The Power of Focus. Fokus 

berarti kita hanya melakukan hal-hal yang memang berhubungan dengan 

target yang ingin kita capai. Pikiran kita. 

181. Saat Kekuatan Fokus bekerja kita akan sangat memperhatikan hal-hal 

detil dalam upaya mencapai keberhasilan. Kekuatan Fokus ini yang 

mendorong kita untuk menghasilkan master piece. 

182. Kekuatan keempat yaitu   Kekuatan Kedamaian Pikiran atau The Power 

of Peace of Mind. Kekuatan keempat ini sangat penting diperhatikan 

karena ini merupakan barometer untuk menentukan apakah keyakinan 

kita terhadap sesuatu itu ekologis atau tidak. Saat kita yakin, semangat, 

dan fokus melakukan sesuatu maka kita perlu memeriksa apakah kita 

merasakan ketenangan baik di pikiran maupun di hati. Jika jawabannya 

“Tidak” maka kita perlu memeriksa ulang keyakinan kita. 

183. Bila keyakinan kita logis, didasari dengan pikiran yang benar dan 

kebijaksanaan, maka saat kita bekerja keras dan giat untuk mencapai 

impian-impian kita, pikiran dan hati kita akan tetap merasa tenang, 

damai, dan bahagia. Ini yaitu   satu aspek penting yang jarang sekali 

diperhatikan oleh kebanyakan orang. Perasaan tenang, damai, dan 

bahagia merupakan indikasi bahwa apa yang kita lakukan benar-benar 

kita yakini akan berhasil. Kita hanya tinggal melakukan kerjanya saja 

242  

dan sukses sudah pasti akan kita dapatkan. Sukses hanyalah efek 

samping yang pasti akan terjadi. 

184. Kekuatan kelima yaitu   Kekuatan Kebijaksanaan atau The Power of 

Wisdom. Kekuatan ini sangat penting karena digunakan untuk 

melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita lakukan pada empat 

langkah pertama. Dengan menggunakan kebijaksanaan kita dapat 

melakukan evaluasi dengan baik, benar, akurat, dan tanpa melibatkan 

emosi. Jika hasil yang dicapai belum seperti yang kita inginkan maka 

dengan menggunakan kebijaksanaan kita dapat mengetahui 

permasalahannya dan dapat meningkatkan diri kita. Apakah kita sudah 

benar-benar yakin secara benar ataukah kita sebenarnya tidak yakin tapi 

memaksa diri yakin karena kita takut? 

185. Bila kita menggunakan lima  kekuatan  yang  telah  dijelaskan  di  

depan maka dengan bekal yakin, semangat, fokus, damai, dan bijaksana 

niscaya kita akan dapat mengembangkan potensi diri secara optimal. 

186. dalam kondisi yang terdesak dan tidak diberikan pilihan untuk "tidak 

bisa", manusia akan mencari jalan untuk berfikir "Bagaimana Harus 

Bisa". Tetapi kenapa sukses, kaya, membahagiakan orang tua atau 

keluarga, seolah bukan suatu kebutuhan yang mendesak? 

187. Sesungguhnya manusia telah diciptakan dengan potensi luar biasa, diluar 

apa yang kita pikirkan. Hanya saja potensi tersebut seringkali hanya akan 

keluar pada kondisi terdesak, seperti seorang nenek bisa melompat dari 

gedung setinggi 5 meter, saat kebakaran. 

188. Coba amati biografi orang-orang sukses, banyak dari mereka yang 

'kepepet' sebelumnya. Seperti per atau pegas, saat kita tekan, maka akan 

menimbulkan gaya yang lebih besar. Lalu, apa yang harus kita lakukan? 

189. Cara Pertama untuk mengeluarkan 'potensi kepepet' kita, yaitu   dengan 

cara menvisualisasikan (membayangkan) seolah-olah kita dalam kondisi 

243  

kepepet, maka kita akan memfungsikan organ tubuh dan hormon- 

hormon kita, bekerja secara maksimal. Misalnya, bayangkan jika hari ini 

anda di PHK, apa yang akan anda lakukan? 

190. Cara kedua, menciptakan kondisi kepepet secara Nyata. Misalnya 

dengan berhutang untuk modal usaha, secara otomatis akan membuat 

kita termotivasi untuk mengembalikan hutang. Atau, bisa juga kita 

terima orderan langsung, meskipun usaha belum mulai. Ada juga yang 

memberanikan diri membayar DP (uang muka) sewa ruko/ kios, setelah 

itu terpaksa berfikir bagaimana melunasinya. Jika anda masih single dan 

tidak punya tanggungan keluarga, mungkin anda mau langsung mencoba 

keluar kerja atau mengundurkan diri dari perusahaan yang selama ini 

Anda bekerja kemudian mulai menjadi wirausahawan. 

191. Semua itu pilihan anda ,tapi jangan salahkan siapa-siapa untuk 

resikonya. Tergantung dari karakter masing-masing orang. Ternyata ada 

juga yang menempuh jalan itu ,rasanya cukup konyol, tapi berhasil. 

Kuncinya: Tetap jaga KREDIBILITAS Anda. 

192. Dalam    melakukan    usaha    atau     berwirausaha     maka     harus 

ada keseimbangan agar rejeki yang diperolehnya dapat selalu 

bermanfaat atau berkah. Keseimbangan tersebut yaitu   meliputi 

keseimbangan antara usaha dan doa. Kita pernah mendengar rumus „3 

ong‟ yang harus dihindari juga‟ 3 er‟ yang harus dipenuhi. „Tiga Ong‟ 

artinya kita tidak boleh kosong, bohong dan sombong tapi kita harus 

selalu „tiga er‟ yakni pinter dan bener. 

193. Prinsipnya yaitu   jangan hanya terpaku pada jumlahnya yang kita 

peroleh . Maka jangan pesimis ketika pendapatan kita masih pas-pasan, 

syukurilah sambil terus berusaha dan berdoa. Sebab belum tentu yang 

sedikit tidak berarti, malah sebaliknya bisa saja dapat sekaligus banyak 

namun kemudian tertimpa masalah. Orang jawa bilang ketika berusaha 

244  

kita “golek jeneng ojo ngoyak jenang” cari nama untuk sebuah 

kepercayaan jangan mengejar pendapatan yang sebanyak banyaknya 

tanpa memperhatikan kaidah yang bisa jadi membuat jerat kesesatan. 

Kesimpulannya yaitu   yang penting bukan jumlah tapi berkah syukur 

jumlahnya banyak dan membawa berkah. 

194. Seorang motivator handal bernama Ainy Fauziyah memberikan nasihat 

bahwa untuk dapat meraih kesuksesan diperlukan kejujuran, komitmen, 

konsistensi, kegigihan, keyakinan, keikhlasan, fokus serta tindak nyata. 

Kejujuran diperlukan karena dalam pengembangan usaha perlu adanya 

kepercayaan dari pelanggan. Dengan adanya ketidakjujuran maka akan 

membunuh usaha kita sendiri secara perlahan lahan. Komitmen juga 

diperlukan agar dalam mencapai tujuan tidak mudah tergoda oleh bujuk 

rayu pihak lain yang akan membelokkan tujuan awal. Sedangkan 

konsistensi diperlukan karena bagaimanapun seorang wirausahawan 

harus dengan terus menerus melakukan upaya untuk peningkatan dan 

kelangsungan usahanya agar tidak berhenti di tengah jalan. Selanjutnya 

kegigihan merupakan syarat mutlak usahawan bila ingin berkembang. 

Kita sadari banyak rintangan yang ada di depan yang harus dihadapi dan 

diatasi. Untuk mengatasi segala masalah tersebut rumusnya yaitu   lima 

huruf yakni gigih. 

195. Hal lain yang harus selalu dipegang yaitu   keyakinan akan keberhasilan. 

Artinya kita harus optimis akan usaha yang dilakukan akan berhasil 

maka nikmatilah segala jerih payah untuk menuju puncak kejayaan. 

Syarat lain yang diperlukan yaitu   keikhlasan artinya apapun yang kita 

terima setelah kita berjuang keras, harus kita sadari itulah rejeki kita. 

196. Harian Repubika hari jumat 21 Januari 2011 menulis bahwa Don L 

Gevirts, wirausahawan sukses dari Amerika berpendapat bahwa sosok 

wirausahawan yaitu   orang yang bisa melihat peluang yang tidak dilihat 

245  

orang lain, tak pernah merasa puas ,bisa mengeksploitasi sekecil apapun 

perubahan yang ada ,sabar seperti kucing menunggui tikus, berpikir 

optimis seperti akrobat meniti tambang dan bila perlu cerdik seperti 

pesulap dalam melepaskan diri dari peti. 

AutoBVT