Manajemen UMKM 5
ng
seharusnya mempunyai amanah luhur, yaitu membantu pemerintah untuk
mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial, belum dapat menjalani
peranannya secara maksimal.
78. Membangun koperasi menuju kepada peranan dan kedudukannya yang
diharapkan merupakan hai yang sangat sulit, walau bukan merupakan hal
yang tidak mungkin. Oleh karena itu, kita berkeyakinan, bahwa seburuk
apapun keadaan koperasi saat ini, kalau semua komponen bergerak
bersama, tentunya ada titik terang yang diharapkan muncul.
79. Juga diharapkan mampu menjadi pencerahan bagi kita semua, tentang
bagaimana koperasi dikembalikan kepada cita-cita para pendiri bangsa mi,
menjadikan kegiatan ekonomi menjadi milik semua rakyat. Dengan
demikian, kesenjangan ekonomi yang merembet pada kesenjangan sosial
219
dan penyakit-penyakit warga lainnya dapat dikurangi (Nuhung,
2002).
80. Citra koperasi di warga saat ini identik dengan badan usaha marginal,
yang hanya bisa hidup bila mendapat bantuan dari pemerintah. Hal ini
sebenarnya tidak sepenuhnya benar, karena banyak koperasi yang bisa
menjalankan usahanya tanpa bantuan pemerintah. Tantangan koperasi ke
depan sebagai badan usaha yaitu harus mampu bersaing secara sehat
sesuai etika dan norma bisnis yang berlaku.
81. Pendapat mengenai keberadaan unit usaha koperasi dalam sistem ekonomi
Indonesia, yaitu : Pertama yaitu yang mengutarakan perlunya mengkaji
ulang apakah koperasi masih perlu dipertahankan keberadaannya dalam
kegiatan ekonomi. Kedua, yaitu pendapat yang memandang bahwa unit
usaha koperasi dipandang perlu untuk dipertahankan sekadar untuk tidak
dianggap menyeleweng dari UUD 1945. Ketiga, yaitu pendapat yang
menganggap bahwa koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang
harus dikembangkan menjadi unit usaha yang kukuh dalam rangka proses
demokratisasi ekonomi.
82. Tantangan bagi dunia usaha, terutama pengembangan Usaha Kecil
Menengah, mencakup aspek yang luas, antara lain : peningkatan kualitas
SDM dalam hal kemampuan manajemen, organisasi dan teknologi,
kompetensi kewirausahaan, akses yang lebih luas terhadap permodalan,
informasi pasar yang transparan, faktor input produksi lainnya, dan iklim
usaha yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan dan praktek
bisnis serta persaingan yang sehat (Haeruman, 2000).
83. Menurut Undang-undang No. 25/1992, koperasi yaitu badan usaha yang
beranggotakan orang-perorangan atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai
220
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan (Sitio dan
Tamba, 2001).
84. Elemen yang terkandung dalam koperasi menurut International Labour
Organization (Sitio dan Tamba, 2001) yaitu :
a. perkumpulan orang-orang,
b. penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan,
c. terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai,
d. koperasi yang dibentuk yaitu suatu organisasi bisnis (badan usaha)
yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis,
e. terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan,
f. anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.
85. Prinsip-prinsip atau sendi-sendi dasar Koperasi menurut UU No. 12 tahun
1967, yaitu sebagai berikut:
a. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warg negara
Indonesia
b. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan
demokrasi dalam koperasi
c. Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing anggota
d. Adanya pembatasan bunga atas modal
e. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan warga
pada umumnya
f. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka
g. Swadaya, swakarta, dan swasembada sebagai pencerminan prinsip
dasar percaya pada diri sendiri
86. Menurut UU No. 25 Tahun 1992, prinsip-prinsip koperasi yaitu sebagai
berikut:
Prinsip-prinsip koperasi yaitu :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
221
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa tidak terkait dengan besarnya setoran modal.
e. Kemandirian
f. Pendidikan koperasi
g. Kerja sama antar koperasi
87. Masalah mutu sumberdaya manusia pada berbagai perangkat organisasi
koperasi menjadi masalah yang menonjol dan mendapat sorotan.
Subyakto (1996) mempunyai pandangan bahwa, kendala yang sangat
mendasar dalam pemberdayaan koperasi dan usaha kecil yaitu masalah
sumberdaya manusia. Juga Pengurus dan karyawan secara bersama-sama
ataupun saling menggantikan menjadi pelaku organisasi yang aktif, dan
menjadi front line staff dalam melayani anggota koperasi. Keadaan saling
menggantikan seperti itu, banyak terjadi dalam praktik manajemen
koperasi di Indonesia. Hal lain yaitu Kinerja front line staff yang kurang
memadai memiliki dampak terhadap kepuasan pihak-pihak yang memiliki
kaitan dengan pengembangan koperasi.
88. Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya
lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah
pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen.
Demikian juga dalam badan usaha koperasi, manajemen merupakan satu
hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan.
89. Prof. Ewell Paul Roy mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan
4 (empat) unsur yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan.
Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para
karyawan agar mempertahankan produktivitas yang tinggi. Karyawan
222
merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan
90. Menurut Suharsono Sagir, sistem manajemen di lembaga koperasi harus
mengarah kepada manajemen partisipatif yang di dalamnya terdapat
kebersamaan, keterbukaan, sehingga setiap anggota koperasi baik yang
turut dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun yang di luar
kepengurusan (anggota biasa), memiliki rasa tanggung jawab bersama
dalam organisasi koperasi
91. A.H. Gophar mengatakan bahwa manajemen koperasi pada dasarnya
dapat ditelaah dan tiga sudut pandang, yaitu organisasi, proses, dan gaya
92. Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya
terbentuk dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Dapat
dibedakan struktur atau alat perlengkapan organisasi yang sepintas yaitu
sama yaitu: Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas. Untuk itu,
hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen.
93. Unsur Pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi
koperasi, pada hakekatnya yaitu merupakan perpanjangan tangan dan
anggota, untuk mendampingi Pengurus dalam melakukan fungsi kontrol
sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi.
94. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur
organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi.
95. Sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan
demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara
(one man one vote) sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi.
Karena itu, manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien,
kurang efektif, dan sangat mahal.
223
96. Ditinjau dan sudut pandang gaya manajemen (management style),
manajemen koperasi menganut gaya partisipatif (participation
management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan
manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.
97. Telah diuraikan sebelumnya bahwa, watak manajemen koperasi ialah gaya
manajemen partisipatif. Pola umum manajemen koperasi yang partisipatif
tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen
koperasi. Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing
unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup
keputusan (decision area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup
keputusan yang dilakukan secara bersama (shared decision areas).
98. Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi
yaitu sebagai berikut (Sitio dan Tamba, 2001):
a. Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam
menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan
usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan
dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota
diselenggarakan sekali setahun.
b. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan
demikian, Pengurus dapat dikatakan sebagai pemegang kuasa Rapat
Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis
yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah
kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.
c. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas
dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. Oleh sebab itu, dalam
struktur organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus yaitu
sama.
224
d. Pengelola yaitu tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh
Pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha.
Hubungan Pengelola usaha (managing director) dengan pengurus
koperasi yaitu hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk
perjanjian atau kontrak kerja.
99. Secara definitif seorang wirausaha termasuk wirausaha koperasi yaitu
orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan
guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat
guna memastikan sukses .
100. Para wirausaha koperasi yaitu orang yang mempunyai sikap mental
positif yang berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi
dalam mengambil risiko pada saat mengejar tujuannya. Tetapi mereka
juga orang-orang yang cermat dan penuh perhitungan dalam mengambil
keputusan tentang sesuatu yang hendak dikerjakan, Setiap mengambil
keputusan tidak didasarkan pada metode coba-coba, melainkan
dipelajari setiap peluang bisnis dengan mengumpulkan informasi-
informasi yang berharga bagi keputusan yang hendak dibuat.
101. Selanjutnya menurut Meredith (1984) para wirausaha (termasuk
wirausaha koperasi) mempunyai ciri dan watak yang berlainan dengan
individu kebanyakan. Ciri-ciri dan watak tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
a. Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri.
b. Berorientasi pada tugas dan basil yang didorong oleh keutuhan untuk
berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan
ketabahan, mempunyai tekad kerja keras, dan mempunyai energi
inisiatif.
225
c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil
keputusan-keputusan secara cepat dan cermat.
d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi
saran-saran dan kritik.
e. Berjiwa inovatif, kreatif dan tekun.
f. Berorientasi ke masa depan.
102. Kewirausahaan koperasi yaitu suatu sikap mental positif dalam
berusaha secara koperatif dengan mengambil prakarsa inovatif serta
keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas
koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta
peningkatan kesejahteraan bersama (Hendar dan Kusnadi, 1999).
103. Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha
secara kooperatif ini.
104. Tugas utama wirausaha koperasi yaitu mengambil prakarsa inovatif,
artinya berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang
ada demi kepentingan bersama
105. Bertindak inovatif tidak hanya dilakukan pada saat memulai usaha tetapi
juga pada saat usaha itu berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi berada
dalam kemunduran. Pada saat memulai usaha agar koperasi dapat
tumbuh dengan cepat dan menghasilkan. Kemudian pada saat usaha
koperasi berjalan, agar koperasi paling tidak dapat mempertahankan
eksistensi usaha koperasi yang sudah berjalan dengan lancar.
106. Perihal yang lebih penting yaitu tindakan inovatif pada saat usaha
koperasi berada dalam kemunduran (stagnasi).
107. Wirausaha koperasi harus mempunyai keberanian mengambil risiko.
Karena dunia penuh dengan ketidakpastian, sehingga hal-hal yang
diharapkan kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi
di lapangan. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu
226
diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil
risiko. Tentu saja pengambilan risiko ini dilakukan dengan perhitungan-
perhitungan yang cermat.
108. Pada koperasi risiko-risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian sedikit
terkurangi oleh orientasi usahanya yang lebih banyak di pasar internal.
Pasar internal memungkinkan setiap usaha menjadi beban koperasi dan
anggotanya karena koperasi yaitu milik anggota.
109. Oleh karena itu secara nalar tidak mungkin anggota merugikan
koperasinya. Kalaupun terjadi kerugian dalam kegiatan operasional,
maka risiko tersebut akan ditanggung bersama-sama, sehingga risiko per
anggota menjadi relatif kecil. Tetapi bila orientasi usaha koperasi lebih
banyak ke pasar eksternal seperti KUD, maka risiko yang ditimbulkan
oleh ketidakpastian akan mempunyai bobot yang sama dengan risiko
yang dihadapi oleh pesaingnya.
110. Dalam kondisi ini tugas wirausaha koperasi lebih berat dibanding dengan
wirausaha koperasi yang lebih banyak orientasinya di pasar internal.
111. Kegiatan wirausaha koperasi harus berpegang teguh pada prinsip
identitas koperasi, yaitu anggota sebagai pemilik dan, sekaligus sebagai
pelanggan.
112. Wirausaha koperasi bertugas meningkatkan pelayanan dengan jalan
menyediakan berbagai kebutuhan anggotanya.
113. Tujuan utama setiap wirausaha koperasi yaitu memenuhi kebutuhan
nyata anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Tugas
seorang wirausaha koperasi sebenamya cukup berat karena banyak pihak
yang berkepentingan di lingkungan koperasi, seperti anggota,
perusahaan koperasi, karyawan, warga di sekitarnya, dan lain-lain.
114. Seorang wirausaha koperasi terkadang dihadapkan pada masalah konflik
kepentingan di antara masing-masing pihak. Bila ia lebih mementingkan
227
usaha koperasi, otomatis ia harus berorientasi di pasar eksternal dan hal
ini berarti mengurangi nilai pelayanan terhadap anggota.
115. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer,
birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu
orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi. Keempat jenis
wirausaha koperasi ini tentunya mempunyai kebebasan bertindak dan
insentif yang berbeda-beda yang selanjutnya menentukan tingkat
efektivitas yang berbeda-beda pula.
116. Istilah kewirausahaan sudah lama menjadi wacana di Indonesia baik
pada tingkat formal di perguruan tinggi dan pemerintahan ataupun pada
tingkat nonformal pada kehidupan ekonomi di warga . Dilihat dari
terminilogi, dulu dikenal adanya istilah wiraswasta dan kewirausahaan.
Sekarang tampaknya sudah ada semacam konvensi sehingga istilah
tersebut menjadi wirausaha (entrepreneur) dan kewirausahaan
(entrepreneurship).
117. Dahulu orang beranggapan bahwa kewirausahaan yaitu bakat bawaan
sejak lahir (entrepreneurship are born nat made) dan hanya diperoleh dari
hasil praktek ditingkat lapangan dan tidak dapat dipelajari dan diajari,
tetapi sekarang kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat
dipelajari dan diajarkan.
118. Ilmu kewirausahaan yaitu suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi
tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko
yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2001).
119. Dalam konteks bisnis, menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001),
kewirausahaan yaitu hasil.
120. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan
ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
228
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an dibeberapa Negara seperti di
Eropa, Amerika, dan Canada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas
yang mengajarkan entrepreneurship atau small business management.
121. Pada tahun 1980-an,hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.
Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis
ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan-pelatihan disegala lapisan warga kewirausahaan
menjadi berkembang.
122. Dalam bidang pemerintahan seperti dikemukakan oleh Osborne dan
Gaebler (1992), pemerintahan saat ini dituntut untuk memberi corak
kewirausahaan (entrepreunerial governmemt). Dengan memiliki
jiwa/corak kewirausahaan, maka birokrasi dan institusi akan memiliki
motivasi, optimism, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru
yang lebih efisien, efektif, fleksible dan adaptif.
123. Tedapat banyak definisi kewirausahaan yang pada intinya relatif sama
seperti dikemukakan oleh Drucker (1994), Zimemerer (1996) Suryana
(2001), Longenecker dkk (2001),Syis dalam Wijandi (1988), Say (1800)
dalam Osborne & Gaebler (1992), Sumahawijaya (1980) dalam Wijandi
(1988) dan Siagian.
124. Seorang dikatakan sebagai wirausahawan apabila memiliki segenap ciri-
ciri wirausaha tangguh , dan wirausahawan unggul. Sedangkan dilihat
dari jenisnya terbagi kedalam tiga kelompok yaitu Administrative
Entrepreuner, Innovative Entrepreuner, dan Catalist Entrepreuner.
125. Pemicu kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal serta faktor lainnya seperti penyebab keberhasilan, kegagalan,
229
dan kerugian berwirausaha. Model proses kewirausahaan terdiri atas fase
awal (perintisan) dan fase pertumbuhan.
KAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
126. Kegiatan wirausaha tidak dapat dilepaskan dari unsur individu
wirausahawan itu sendiri. Maju mundurnya usaha wirausahawan akan
sangat ditentukan oleh inisiatif, gagasan dan inovasi, karya dan
kreatifitas serta berfikir positif.
127. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausahawan menggunakan
gagasan terhadap produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk
mengendalikan perubahan.
128. Inovasi ala Schumpeter terdiri dari dua sisi pengertian yaitu, technical
world and business world. Dari sisi teknis, perubahan teknologi disebut
invensi namun manakala bisnis terlibat didalamnya maka upaya itu
disebut inovasi.
129. Drucker (1998) berpandangan bahwa inovasi sesungguhnya bersumber
pada suatu yang eksis di perusahaan, dan diluar perusahaan.
Ducker(1998) dalam Kadjatmiko & gama (2001) menyatakan bahwa
inovasi yang efektif yaitu sederhana, focus, menerima apa ang
dikatakan orang, spesifik, jelas, dimulai dari tang kecil dan design
aplikasi yang hati-hati.
130. Ciri utama wirausahawan (Drucker, 1983) diperkuat oleh purnomo
(1999), yaitu mereka yang selalu mencari perubahan, berusaha
mengikuti dan menyesuaikan pada perubahan itu, serta manfaatkannya
sebagai peluang serta mampu memilih dan mengambil keputusan
alternative yang paling tinggi produktivitasnya.
131. Terdapat Sembilan ciri pokok keberhasilan, dan bukan ciri-ciri pribadi
(personal traits)
230
1. dorongan prestasi yang tinggi,
2. bekerja keras, tidak tinggal diam,
3. memperhatikan kualitas produknya, baik barang maupun jasa,
4. bertanggung jawab penuh,
5. berorientasi pada imbalan yang wajar,
6. optimis,
7. berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented),
8. mampu mengorganisasikan, dan
9. berorientasi pada uang
132. Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil.
Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluang-
peluang, melalui proyek-proyek, mengumpulkan sumber daya (bahan,
teknologi, manusia dan modal) yang diperlukan untuk melaksanakan
proyek, menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk
orang lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai
tujuan.
133. Mundurnya usaha wirausahawan akan sangat ditentukan oleh inisiatif,
gagasan dan inovasi, karya dan kreatifitas serta berfikir positif.
134. Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih
baik. Pemimpin yang berhasil yaitu jika dalam kegiatan percaya pada
pertumbuhan yang berkesinambungan, efisien yang meningkat, dan
keberhasilan yang berkesinambungan dari bisnis perusahaannya.
135. Kadarsan (2001), menyatakan bahwa kepemimpinan (leadership) yaitu
proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan
pekerjaan dari anggota kelompok sehingga memiliki empat aplikasi
tentang kepemimpinan.
136. Berdasarkan unsur-unsurnya kepemimpinan terbagi ke dalam lima yaitu,
leader, pengikut, organisasi, objective dan lingkungan.
231
137. Seorang pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya dapat
menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan yang dirasakan (perceived
power), seperti Memaksa (Coercive), Imbalan (Reward), Sah
(Legitimate), Ahli (Expert), Dan Referensi (Referent). Begitu pula dalam
melakukan kegiatan seorang pemimpin dipengaruhi oleh lingkungan
baik internal maupun eksternal perusahaan.
138. Menurut Marshall (1996), kepemimpinan yang tepat pada saat ini yaitu
kepemimpinan kolaborasi, dimana seorang pemimpin memiliki fungsi
utama sebagai sponsor, sebagai fasilitator, sebagai pelatih, sebagai papan
gema, sebagai agen katalis, sebagai dokter, sebagai anggota, serta
sebagai manajer administrator.
232
IDENTIFIKASI PELUANG BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN
139. Seorang wirausahawan dapat menambahkan nilai suatu barang dan jasa
melalui inovasi. Keberhasilan wirausahawan dicapai apabila
wirausahawan menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi
sebagai alat untuk menggeli perubahan. Oleh sebab itu, inovasi
merupakan instrument penting untuk memberdayakan sumber-sumber
yang ada agar menghasilkan suatu yang baru dan menciptakan nilai.
Wirausahawan dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua
tantangan menjadi peluang melalui ide-idenya dan pada akhirnya
menjadi pengendali.
140. Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide-ide untuk menghasilkan
barang-barang dan jasa-jasa baru. Ide dapat digerakkan secara internal
melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan
memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya (produk dan jasa
baru).
141. Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih
baik. Pemimpin yang berhasil yaitu jika dalam kegiatan percaya pada
pertumbuhan yang berkesinambungan, efisien yang meningkat, dan
keberhasilan yang berkesinambungan dari bisnis perusahaannya.
142. Banyak wirausahawan yang berhasil bukan berdasarkan ide sendiri
tetapi berdasarkan hasil pengamatan dan penerapan ide-ide lain. Agar
ide-ide yang potensial menjadi peluang bisnis real, maka wirausahawan
harus mencari dan mengidentifikasi sumber-sumber potensial peluang
bisnis tersebut.
143. Kegiatan mengidentifikasi merupakan upaya awal dari wirausahawan
untuk dapat masuk ke pasar. Dengan kegiatan identifikasi ini,
wirausahawan akan dapat mengetahui tingkat persaingan, strategi
industri, tujuan pesaing, menilai kekuatan dan kelemahan pesaing, dan
233
mengestimasi pola persaingan. Untuk dapat menganalisis peluang usaha,
wirausahawan harus mengetahui beberapa alat analisis seperti SWOT,
Matrik Profil Kompetitif, dan Matrik BCG.
144. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau
memasuki dunia usaha, yaitu merintis usaha baru (starting), membeli
perusahaan orang lain (buying), dan kerja sama manajemen
(franchingsing).
145. Kekuatan usaha kecil mempunyai beberapa kelebihan, yaitu memiliki
kebebasan untuk bertindak, fleksible, dan tidak mudah goncang,
sedangkan beberapa kelemahannya, yaitu dalam bentuk kelemahan
structural dan fokus (focus).
146. Fokus utama dalam mengembangkan kewirausahaan ini harusnya
ditekankan pada penciptaan nilai tambah untuk meraih keunggulan daya
saing (competitive advantage) melalui pengembangan kemampuan
khusus (kewirausahaan) sehingga perusahaan kecil tidak lagi
mengendalikan strategi kekuatan pasar melalui monopoli dan fasilitas
pemerintah.
147. Suatu usaha yang telah dipilih oleh wirausahawan tidak serta merta akan
memberikan jaminan bahwa usaha yang dipilihnya tersebut akan
mendatangkan keuntungan jika usaha tersebut tidak dikelola secara
professional. Pengelolaan usaha yang baik dapat anda lakukan dengan
mengacu pada manajemen bisnis, langkah ini merupakan salah satu jalan
menuju keberhasilan usaha.
148. Dalam manajemen bisnis, aspek-aspek yang melalui perubahan cara-
cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan
dalam memenuhi kebutuhannya (produk dan jasa baru).
149. Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer begitu
pula bagi seorang wirausahawan. Kegiatan pembuatan keputusan
234
meliputi mengidentifikasian masalah, pencarian alternative keputusan
yang baik. Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahapan
kegiatan manajemen baik pada saat proses pembuatan perencanaan, pada
tahap implementasi atau operasionalisasi kegiatan maupun pada tahap
pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian
(evaluasi) terhadap hasil pelaksanaan dari rencana agar hasil yang
diperoleh sesuai dengan target baik dalam jumlah, mutu, biaya serta
penggunaan sumber lainnya secara efektif dan efisien.
150. Di dalam kegiatan usahanya, wirausahawan akan dihadapkan pada
berbagai resiko yang akan mempengaruhi kelangsungan usahanya. Oleh
karena itu, wirausahawan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
menghadapinya. Kemampuan tersebut meliputi pemahaman tentang
jenis resiko, cara menyikapi resiko, dan metode pengambilan resiko.
6.5. ETIKA BISNIS, TANTANGAN SERTA PERMASALAHAN DALAM
KEWIRAUSAHAAN
151. Wirausahawan sebagai pelaku bisnis dalam interaksinya dengan mitra-
mitra usaha akan dihadapkan pada kondisi yang menguntungkan
maupun yang merugikan. Wirausahawan akan berada pada lingkungan
yang beragam, bila dilihat dari aspek dunia usahanya, status sosialnya,
maupun dari aspek norma yang dianutnya.
152. Wirausahawan yang berhasil salah satu cirinya dapat dilihat dari segi
kemampuan bergaul dalam kehidupan bisnisnya. Oleh karena itu aspek
pergaulan memegang peranan penting, maka bagi seorang wirausahawan
disamping memiliki kemampuan memimpin dan berbisnis harus
memiliki serta memahami etika bisnis. Disamping dipahaminya etika
bisnis, kemampuan mengindentifikasi dan menghadapi permasalahan
bisnis pun juga tidak dapat dikesampingkan.
235
153. Rencana usaha tidaklah semata-mata dapat langsung anda putuskan
untuk dilakukan karena ada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan
agar usaha-usaha yang akan dilakukan nantinya dapat menguntungkan
bukan sebaliknya menyebabkan kerugian. Oleh karena itu, rencana
usaha harus dikaji secara mendalam melalui studi kelayakan usaha yang
hasil dari studi itu tersebut membantu anda apakah rencana usaha layak
atau tidak untuk dilaksanakan.
TAHAPAN STUDI KELAYAKAN USAHA DAN ASPEK-ASPEK
KELAYAKAN USAHA
154. Studi kelayakan usaha bukanlah suatu yang sederhana tetapi merupakan
suatu kegiatan yang harus dianggap sebagai proses karena terdiri dari
beberapa tahapan. Studi kelayakan juga cukup komplek karena
didalamnya terdapat beberapa aspek kelayakan usaha yang harus dikaji
untuk menentukan layak atau tidaknya suatu rencana usaha. Oleh karena
itu, untuk memperoleh hasil studi kelayakan usaha yang baik, maka
kegiatan studi kelayakan usaha haruslah dilakukan secara sistematis
sesuai dengan tahapan-tahapannya serta memperhatikan aspek-aspek
yang mempengaruhi usaha tersebut.
WIRAUSAHA DALAM PRAKTEK KEHIDUPAN
155. Mencari pekerjaan dirasakan sulit di zaman ini. Jumlah angkatan kerja
tidak sesuai dengan ketersediaan formasi pekerjaan. Angka
pengangguran meningkat setiap tahun. Data tentang pengangguran
terbuka dari tahun 1996 ke 2000 meningkat, yaitu sebesar 4,228,115
orang (4,9%) tahun 1996 menjadi 5,965,795 orang (6,1%) pada tahun
2000.
236
156. Usaha sektor non formal menjadi pilihan mereka yang tidak
mendapatkan pekerjaan. Ironinya, kesempatan mendirikan usaha kecil
tidak menarik bagi mereka yang memiliki latar belakang pendidikan
perguruan tinggi.
157. Idealnya lulusan perguruan tinggi memiliki kemampuan melakukan
analitis, yaitu merubah persoalan yang rumit menjadi sederhana.
Kemampuan analitis dapat digunakan untuk mengungkapkan
kemungkinan resiko dan peluang
158. Sayangnya para lulusan sekolah tersebut kebanyakan lebih menonjolkan
aspek munculnya dampak negatif daripada peluang bisnis itu sendiri.
Sehingga mereka tidak memiliki keberanian untuk memulai usaha.
159. Hal lain yang menyebabkan mereka tidak memulai menjadi wirausaha
yaitu aspek permodalan. Modal dianggap segala-galanya. Perhitungan
investasi, operasional, dan tingkat pengembalian modal menjadi begitu
rumit dan menakutkan. Sehingga mereka lebih memilih sebagai sosok
pencari kerja daripada membuka usaha dan lapangan kerja.
160Bila diperhatikan sebenarnya Modal usaha penting tetapi bukan
dijadikan alasan untuk tidak memulai usaha. Modal merupakan
sumberdaya kekayaan perusahaan. Pemodal berarti pemilik modal.
Sedangkan Modal tidak selalu dalam wujud uang. Sehingga Pemodal
yaitu pemilik sumberdaya yang bukan selalu uang.
161. Jadi bagi seseorang yang tak memiliki uang banyak masih terbuka
peluang untuk menjadi pemilik usaha “bussines owner”. Pernyataan
banyak orang bahwa modal non uang yaitu modal dengkul. Dengan
bermodalkan dengkul kaki sendiri, seseorang dapat menahan beban dan
berjalan serta beraktivitas usaha. Artinya tanpa diawali modal uang
sebuah usaha dapat berdiri dan berjalan serta tumbuh dan berkembang
membawa harapan pemiliknya.
237
162. Kalau seseorang tidak memiliki dengkul sendiri, gunakan dengkul orang
lain. Orang lain tidak akan pernah marah sepanjang ada kompensasi yang
menarik dan fleksibel. Membangun kemitraan permodalan merupakan
kombinasi yang rasional dan menjadi kekuatan lebih besar daripada
modal dengan dengkul sendiri.
163. Sekalipun demikian, keberanian mengambil resiko yaitu syarat utama
untuk menjadi pebisnis. Keberanian memulai usaha dengan modal
dengkul menandakan kapasitas, kekuatan dan daya saing pebisnis itu
sendiri. Semua orang memiliki potensi menjadi pebisnis modal dengkul.
Jadi yang menjadi perbedaan menyolok satu orang untuk menjadi
wirausahawan dengan yang lain yaitu keberanian bertindak.
164. Sikap berani bertindak mampu mengeliminir hambatan terbesar merintis
bisnis, yaitu permodalan. Hambatan ketidaktersediaan modal hendaknya
jangan dijadikan alasan untuk tidak memulai, tetapi sebaiknya memicu
lahirnya kreatifitas dan gagasan yang gemilang.
165. Setiap gagasan atau ide yang lahir dari rahim seorang tak ber-uang
memiliki daya tahan untuk bertahan dan berpotensi tumbuh berkembang.
Beranikah anda menjadi wirausahawan dengan modal dengkul?
166. Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber
acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda,
diantaranya yaitu penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988),
menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934),
ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian
(Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi
(Say, 1803).
167. Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya yaitu
sebagai berikut: Israel Kirzner (1979): Wirausahawan mengenali dan
bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami
238
University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut
bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu.
168. Hasil akhir dari proses tersebut yaitu penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
169. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut
yaitu bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup
eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar.
170. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau
peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang
kreatif dan inovatif. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan
peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada
operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan.
171. Dalam pengembangan kewirausahaan sangat diperlukan ketrampilan
dan keuletan. Seseorang tidak akan berhasil merebut kesempatan bila
hanya bermodal ketrampilan tanpa dilandasi keuletan dan sebaliknya
orang yang hanya bermodal keuletan tanpa memiliki ketrampilan maka
dalam mencari penghidupan juga akan menemui kesulitan.
171. Ketrampilan dapat diperoleh dari kuliah secara formal atau melalui
pemagangan bahkan ada yang secara otodidak. Sedangkan keuletan
harus terus diupayakan dan dipertahankan mengingat pada dasarnya
manusia ingin hidup dengan seenaknya tanpa ada yang mengatur dan
mendapatkan.
172. Kalau kita sadari sebenarnya manusia yang terlahir di dunia sudah
melalui proses seleksi dan kompetisi alamiah. Seleksi karena ketika
sperma dari ayah yang jumlahnya jutaan setidaknya hanya satu atau dua
yang sampai menembus sel telur milik ibu kita dan jelas yang dapat
239
menembusnya yaitu yang berkualitas baik. Sedangkan kompetisi
terjadi ketika pembuahan berlangsung dapat digambarkan semacam
perlombaan yang diikuti oleh sekian ratus juta orang dan kitalah
pemenangnya yang pertama kali masuk garis finish dan diberikan hadiah
berupa kelahiran. Jadi masing-masing manusia sebenarnya sudah
terlatih, teruji dan terpilih untuk hidup dan mendapat tugas sebagai
kholifah di dunia. Konsekwensinya kita mendapat bekal berupa akal
yang harus kita gunakan sebaik-baiknya untuk beribadah atau mengabdi
kepadaNya.
173. Tuhan memberikan kita waktu semua manusia sama duapuluh empat jam
sehari kemudian sama diberikan akal. Tetapi seringkali kita
menggunakan kesempatan berupa waktu yang longgar tersebut untuk
hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak kita gunakan untuk mengkaji,
menelaah atau belajar. Benar memang menjelang lahir Tuhan telah
menentukan 3 hal yakni ketetapan mengenai usia, jodoh dan rejeki.
Namun bukankah Tuhan tidak akan merubah nasib kita kalau kita tidak
mau merubahnya. Jadi bagaimanapun antara usaha dan doa harus
seimbang.
174. Permasalahannya yaitu usaha apa yang dapat kita lakukan untuk
mencari penghidupan ? Tentu diperlukan kemampuan didukung jiwa
kewirausahaan. Kemampuan sebenarnya ada dalam diri setiap orang
yang dibekali Tuhan ketika lahir tinggal bagaimana
mendayagunakannya. Jiwa kewirausahaan pada prinsipnya yaitu
keberanian untuk membuka usaha dengan mencermati peluang di pasar.
175. Itulah perlunya wirausaha yakni agar kesempatan yang diberikan Tuhan
dapat dipergunakan sebaik baiknya untuk kebaikan diri kita keluarga dan
lingkungan.
240
176. Untuk memulai wirausaha, kita perlu mendayagunakan potensi yang
diberikan oleh Tuhan agar kita dapat menciptakan peluang yang
menghasilkan uang. Bagaimana caranya? Yakni dengan menggunakan
kekuatan-kekuatan yang ada diri kita.
177. Kekuatan pertama, yaitu Kekuatan Keyakinan atau The Power of Belief.
Mengapa harus dimulai dengan Kekuatan Keyakinan? Keyakinan yaitu
fondasi untuk melakukan apa saja. Kita baru akan bertindak bila kita
merasa yakin mampu melakukan sesuatu. Jika tidak yakin maka upaya
yang kita lakukan akan dikerjakan dengan setengah hati. Dan kita tahu,
apapun yang dilakukan dengan setengah hati, tanpa kesungguhan, maka
hasilnya pasti tidak akan pernah maksimal. Seringkali upaya kita, jika
diawali dengan perasaan tidak yakin, akan berakhir dengan kegagalan.
Yakin pun ada syaratnya, tidak asal yakin. Yakin yang dimaksudkan di
sini yaitu yakin yang berlandaskan kebijaksanaan dan akal sehat. Tidak
asal “yakin” dan “ngotot” dengan prinsip “pokoknya”
178. Yakin ini sebenarnya ada tiga macam. Pertama, yakin yang hanya
bermain di level kognisi atau pikiran sadar. Kedua, yakin yang bermain
pada level afeksi atau pikiran bawah sadar. Ada lagi yakin yang tipe
ketiga yaitu yakin yang “ngaco” alias “ngawur”. Yakin tipe ini yaitu
yakin yang berlebihan atau overconfident tapi tidak logis.
179. Kekuatan kedua untuk mengembangkan potensi diri yaitu dengan
Kekuatan Semangat atau The Power of Enthusiasm. Yang menjadi
komponen atau bagian dari Kekuatan Semangat yaitu konsistensi,
persistensi, kegigihan, atau whatever it takes. Kekuatan Semangat ini
yang membuat seseorang akan terus mencoba walaupun telah gagal
berkali-kali. Kekuatan Semangat ini yang mendasari peribahasa “Tidak
ada yang namanya kegagalan. Yang ada hanyalah hasil yang tidak seperti
yang kita inginkan”, “Winners never quit. Quitters never win”, “Tidak
241
penting berapa kali anda jatuh, yang penting yaitu berapa kali anda
bangkit setelah anda jatuh.” Kekuatan Semangat ini yang menjadi
pendorong Thomas Edison untuk terus mencoba walaupun ia telah
berkali-kali “belum berhasil” menemukan bahan yang sesuai untuk
membuat bola lampu listrik. Kekuatan Semangat ini pula yang
mendorong Harland Sanders untuk terus menawarkan resep ayam
gorengnya yang istimewa Kentucky Fried Chicken, walaupun ia telah
ditolak berkali-kali.
180. Kekuatan ketiga yaitu Kekuatan Fokus atau The Power of Focus. Fokus
berarti kita hanya melakukan hal-hal yang memang berhubungan dengan
target yang ingin kita capai. Pikiran kita.
181. Saat Kekuatan Fokus bekerja kita akan sangat memperhatikan hal-hal
detil dalam upaya mencapai keberhasilan. Kekuatan Fokus ini yang
mendorong kita untuk menghasilkan master piece.
182. Kekuatan keempat yaitu Kekuatan Kedamaian Pikiran atau The Power
of Peace of Mind. Kekuatan keempat ini sangat penting diperhatikan
karena ini merupakan barometer untuk menentukan apakah keyakinan
kita terhadap sesuatu itu ekologis atau tidak. Saat kita yakin, semangat,
dan fokus melakukan sesuatu maka kita perlu memeriksa apakah kita
merasakan ketenangan baik di pikiran maupun di hati. Jika jawabannya
“Tidak” maka kita perlu memeriksa ulang keyakinan kita.
183. Bila keyakinan kita logis, didasari dengan pikiran yang benar dan
kebijaksanaan, maka saat kita bekerja keras dan giat untuk mencapai
impian-impian kita, pikiran dan hati kita akan tetap merasa tenang,
damai, dan bahagia. Ini yaitu satu aspek penting yang jarang sekali
diperhatikan oleh kebanyakan orang. Perasaan tenang, damai, dan
bahagia merupakan indikasi bahwa apa yang kita lakukan benar-benar
kita yakini akan berhasil. Kita hanya tinggal melakukan kerjanya saja
242
dan sukses sudah pasti akan kita dapatkan. Sukses hanyalah efek
samping yang pasti akan terjadi.
184. Kekuatan kelima yaitu Kekuatan Kebijaksanaan atau The Power of
Wisdom. Kekuatan ini sangat penting karena digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita lakukan pada empat
langkah pertama. Dengan menggunakan kebijaksanaan kita dapat
melakukan evaluasi dengan baik, benar, akurat, dan tanpa melibatkan
emosi. Jika hasil yang dicapai belum seperti yang kita inginkan maka
dengan menggunakan kebijaksanaan kita dapat mengetahui
permasalahannya dan dapat meningkatkan diri kita. Apakah kita sudah
benar-benar yakin secara benar ataukah kita sebenarnya tidak yakin tapi
memaksa diri yakin karena kita takut?
185. Bila kita menggunakan lima kekuatan yang telah dijelaskan di
depan maka dengan bekal yakin, semangat, fokus, damai, dan bijaksana
niscaya kita akan dapat mengembangkan potensi diri secara optimal.
186. dalam kondisi yang terdesak dan tidak diberikan pilihan untuk "tidak
bisa", manusia akan mencari jalan untuk berfikir "Bagaimana Harus
Bisa". Tetapi kenapa sukses, kaya, membahagiakan orang tua atau
keluarga, seolah bukan suatu kebutuhan yang mendesak?
187. Sesungguhnya manusia telah diciptakan dengan potensi luar biasa, diluar
apa yang kita pikirkan. Hanya saja potensi tersebut seringkali hanya akan
keluar pada kondisi terdesak, seperti seorang nenek bisa melompat dari
gedung setinggi 5 meter, saat kebakaran.
188. Coba amati biografi orang-orang sukses, banyak dari mereka yang
'kepepet' sebelumnya. Seperti per atau pegas, saat kita tekan, maka akan
menimbulkan gaya yang lebih besar. Lalu, apa yang harus kita lakukan?
189. Cara Pertama untuk mengeluarkan 'potensi kepepet' kita, yaitu dengan
cara menvisualisasikan (membayangkan) seolah-olah kita dalam kondisi
243
kepepet, maka kita akan memfungsikan organ tubuh dan hormon-
hormon kita, bekerja secara maksimal. Misalnya, bayangkan jika hari ini
anda di PHK, apa yang akan anda lakukan?
190. Cara kedua, menciptakan kondisi kepepet secara Nyata. Misalnya
dengan berhutang untuk modal usaha, secara otomatis akan membuat
kita termotivasi untuk mengembalikan hutang. Atau, bisa juga kita
terima orderan langsung, meskipun usaha belum mulai. Ada juga yang
memberanikan diri membayar DP (uang muka) sewa ruko/ kios, setelah
itu terpaksa berfikir bagaimana melunasinya. Jika anda masih single dan
tidak punya tanggungan keluarga, mungkin anda mau langsung mencoba
keluar kerja atau mengundurkan diri dari perusahaan yang selama ini
Anda bekerja kemudian mulai menjadi wirausahawan.
191. Semua itu pilihan anda ,tapi jangan salahkan siapa-siapa untuk
resikonya. Tergantung dari karakter masing-masing orang. Ternyata ada
juga yang menempuh jalan itu ,rasanya cukup konyol, tapi berhasil.
Kuncinya: Tetap jaga KREDIBILITAS Anda.
192. Dalam melakukan usaha atau berwirausaha maka harus
ada keseimbangan agar rejeki yang diperolehnya dapat selalu
bermanfaat atau berkah. Keseimbangan tersebut yaitu meliputi
keseimbangan antara usaha dan doa. Kita pernah mendengar rumus „3
ong‟ yang harus dihindari juga‟ 3 er‟ yang harus dipenuhi. „Tiga Ong‟
artinya kita tidak boleh kosong, bohong dan sombong tapi kita harus
selalu „tiga er‟ yakni pinter dan bener.
193. Prinsipnya yaitu jangan hanya terpaku pada jumlahnya yang kita
peroleh . Maka jangan pesimis ketika pendapatan kita masih pas-pasan,
syukurilah sambil terus berusaha dan berdoa. Sebab belum tentu yang
sedikit tidak berarti, malah sebaliknya bisa saja dapat sekaligus banyak
namun kemudian tertimpa masalah. Orang jawa bilang ketika berusaha
244
kita “golek jeneng ojo ngoyak jenang” cari nama untuk sebuah
kepercayaan jangan mengejar pendapatan yang sebanyak banyaknya
tanpa memperhatikan kaidah yang bisa jadi membuat jerat kesesatan.
Kesimpulannya yaitu yang penting bukan jumlah tapi berkah syukur
jumlahnya banyak dan membawa berkah.
194. Seorang motivator handal bernama Ainy Fauziyah memberikan nasihat
bahwa untuk dapat meraih kesuksesan diperlukan kejujuran, komitmen,
konsistensi, kegigihan, keyakinan, keikhlasan, fokus serta tindak nyata.
Kejujuran diperlukan karena dalam pengembangan usaha perlu adanya
kepercayaan dari pelanggan. Dengan adanya ketidakjujuran maka akan
membunuh usaha kita sendiri secara perlahan lahan. Komitmen juga
diperlukan agar dalam mencapai tujuan tidak mudah tergoda oleh bujuk
rayu pihak lain yang akan membelokkan tujuan awal. Sedangkan
konsistensi diperlukan karena bagaimanapun seorang wirausahawan
harus dengan terus menerus melakukan upaya untuk peningkatan dan
kelangsungan usahanya agar tidak berhenti di tengah jalan. Selanjutnya
kegigihan merupakan syarat mutlak usahawan bila ingin berkembang.
Kita sadari banyak rintangan yang ada di depan yang harus dihadapi dan
diatasi. Untuk mengatasi segala masalah tersebut rumusnya yaitu lima
huruf yakni gigih.
195. Hal lain yang harus selalu dipegang yaitu keyakinan akan keberhasilan.
Artinya kita harus optimis akan usaha yang dilakukan akan berhasil
maka nikmatilah segala jerih payah untuk menuju puncak kejayaan.
Syarat lain yang diperlukan yaitu keikhlasan artinya apapun yang kita
terima setelah kita berjuang keras, harus kita sadari itulah rejeki kita.
196. Harian Repubika hari jumat 21 Januari 2011 menulis bahwa Don L
Gevirts, wirausahawan sukses dari Amerika berpendapat bahwa sosok
wirausahawan yaitu orang yang bisa melihat peluang yang tidak dilihat
245
orang lain, tak pernah merasa puas ,bisa mengeksploitasi sekecil apapun
perubahan yang ada ,sabar seperti kucing menunggui tikus, berpikir
optimis seperti akrobat meniti tambang dan bila perlu cerdik seperti
pesulap dalam melepaskan diri dari peti.
AutoBVT
.jpeg)
