Tampilkan postingan dengan label ekonomi makro 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ekonomi makro 2. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Februari 2024

ekonomi makro 2
















 gambar 3.3 diatas menunjukkan fungsi 

konsumsi jangka panjang. bila  pendapatan sebesar Oy

0

 

maka besarnya pengeluaran konsumsi yang terjadi sebesar 

By

0

. bila  pendapatan rumah tangga ini  mengalami 

penurunan dari Oy

0

 menjadi Oy

2

 , maka besarnya pengeluaran 

konsumsi tidak akan turun ke titik E sepanjang kurva konsumsi 

jangka panjang CL, namun akan turun ke titik A pada kurva 

pengeluaran konsumsi jangka pendek C1. Hal ini sebab  pada 

saat terjadinya penurunan pendapatan, pola konsumsi rumah 

tangga tidak mudah turun drastis. Penurunan pendapatan akan 

menyebabkan pengeluaran konsumsi turun secara perlahan 

dan rumah tangga cenderung akan mengurangi tabungan untuk 

menunjang pola konsumsi yang lama. bila  pendapatan 

kemudian naik kembali dari Oy

2

 ke Oy

0

 pengeluaran konsumsi 

rumah tangga juga tidak akan naik secara dratis, akan tetapi 

kenaikannya secara perlahan. Ini disebabkan sebab  rumah 

tangga ini  berusaha untuk mengembalikan tabungannya 

yang berkurang pada saat penghasilan turun. Setelah pendapatan 

OY

0

 tercapai dan tabungan sudah mencapai tingkat semula, 

sehingga bila  terjadi kenaikan pendapatan dari  Oy

0

 menjadi 

Oy

1

, maka pengeluaran konsumsi rumah tangga akan meningkat 

secara drastis dari titik B ke titik D. Seterusnya, bila  

pendapatan turun kembali menjadi OY

0

 maka pengeluaran 

konsumsi tidak turun di titik B namun turun ke titik F yaitu 

pada fungsi konsumsi yang berada pada kurva pengeluaran 

konsumsi jangka pendek C2 yang lebih tinggi kurva konsumsi 

jangka pendek C1. Ini yaitu  yang di sebut Ratchet effect  oleh 

sebab  itu penurunan ekonomi akan menyebabkan pengeluaran 

konsumsi turun sepanjang kurva konsumsi jangka pendek, dan 

tidak pada kurva fungsi konsumsi jangka panjang.  

Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Pendapatan Permanen 

(Permanent Income Hypothesis)

Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen 

ini dikemukakan oleh M Friedman berdasar teori ini 

pendapatan yang diterima warga  dapat dibagi menjadi 2  

bagian yaitu : (1) pendapatan permanen (permanent income) dan 

(2) pendapatan sementara (transitory income).

Adapun yang dimaksud dengan pendapatan permanen 

yaitu :

Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode 

tertentu dan dapat   diperkirakan terlebih 

dahulu, misalnya pendapatan dari upah, gaji.

Hasil dari semua faktor yang menentukan kekayaan 

seseorang(yang menciptakan kekayaan).  Kekayaan 

sebuah rumah tangga terdiri dari dua kategori, yaitu 

kekayaan non-manusia dan  kekayaan manusia. 

Kekayaan non manusia misalnya kekayaan fisik(barang 

konsumsi tahan  lama, gedung dan sebagainya) 

dan kekayaan financial(saham,sumbangan berharga),  

sedangkan kekayaan manusia yaitu  kekayaan yang 

melekat pada diri  manusia itu sendiri, seperti 

keahlian, keterampilan, pendidikan.

Dengan demikian kekayaan(W) dapat dirumuskan 

sebagai berikut:

W = Yp/i W sehingga Yp = i W

Dimana :

W          : kekayaan seseorang

Yp         : pendapatan permanen orang ini 

i             : tingkat bunga

 


Yang dimaksut pendapatan sementara yaitu  pendapatan 

yang baik dapat dihasilkan terlebih dahulu dan nilainya dapat 

positif bila  nasibnya baik atau negatif bila  mendapat 

nasib buruk. Seseorang yang mendapatkan pendapatan transitory 

positif, sedangkan seorang petani yang gagal panen sebab  iklim/

cuaca buruk dikatakan mendapatkan pendapatan transitory yang 

negatif.

Jadi pendapatan terukur seseorang dipengaruhi oleh 

pendapatan permanen dan pendapatan transitory dengan 

persamaan  sebagai berikut:

Y = Yp + Yt 

Y   = pendapatan yang terukur

Yp = pendapatan permanen

Yt  = pendapatan sementara

 Selanjutnya dalam teori Friedman membuat 2 buah 

asumsi mengenai hubungan antara pendapatan permanen dengan 

pendapatan sementara,yaitu:

Tidak ada korelasi Yp Yt atau dengan kata lain pendapatan 

transitory yang diterima semata-mata merupakan suatu 

faktor kebetulan saja.

Pendapatan transitory tidak mempengaruhi pengeluaran 

konsumsi yang berarti bila  ditabung. Sebaliknya 

bila  pendapatan seseorang mengalami pendapatan 

transitory negatif maka reaksinya yaitu  dengan 

mengurangi tabungan serta tidak mempengaruhi 

pengeluaran konsumsi.

Menurut pendapatan Friedman pengeluaran konsumsi 

juga dibagi dua kategori yaitu konsumsi permanen (Cp) dan 

konsumsi sementara/transitory (Ct).  Pengeluaran konsumsi 

permanen yaitu  kosumsi yang direncanakan, sedangkan 

konsumsi sementara/transitory merupakan pengeluaran 

konsumsi yang tidak di rencanakan. Hubungan antara pendapatan 

terukur (Y) dan konsumsi terukur (C) akan tetapi hubungan 

antara pendapatan permanen dan konsumsi permanen.

 


TEORI INVESTASI

Bab ini bertujuan untuk menjelaskan:

Teori-teori tentang investasi.

Investasi dan kapasitas produksi.

Pelaksana-pelaksana investasi.

TEORI-TEORI INVESTASI

Investasi merupakan salah satu indikator penting didalam 

kaitannya dengan pendapatan nasional. Hubungan antara 

investasi dan pendapatan nasional itu sedemikian pentingnya, 

sehingga dapatlah dimengerti mengapa dalam semua teori 

ekonomi makro investasi dibahas dalam bagian tersendiri.

Berbagai kegoncangan dalam investasi (melalui proses 

multiplier) out-put nasional. Multiplier yaitu  angka yang 

menunjukkan berapa besarnya perubahan pendapatan nasional 

sebagai akibat berubahnya investasi. Perubahan investasi yang 

sering menyebabkan mengapa tingkat pendapatan nasional 

turun dibawah kapasitas produksi potensial, dan sering pula 

menyebabkan mengapa pendapatan nasional pada suatu waktu 

meningkat jauh diatas kapasitas potensial dalam warga , 

sehingga meningalkan gejala-gejala investasi.

Investasi merupakan suatu masalah yang langsung 

berhubungan dengan besarnya pengharapan akan pendapatan 

(prospect of yield) dari barang modal dimasa depan. Pengharapan 

akan pendapatan masa depan inilah faktor yang penting untuk 

penentuan besarnya investasi. Mengenai persoalan kapan atau 

dalam keadaan bagaimana  seorang pengusaha akan melakukan 

investasi, ada dua teori yang membahasnya, (I) teori konvensional 

(klasik) dan (II) teori dari Keynes.

Teori Konvensional (Klasik)

 Teori konvensional (klasik) tentang investasi pada 

pokoknya didasarkan atas teori produktivitas batas (marginal 

productive) dari faktor produksi modal (capital). berdasar 

teori ini besarnya modal yang akan di investasikan dalam 

proses produksi ditentukan oleh produktivitas marginalnya 

dibandingkan dengan tingkat bunga, sehinga investasi itu akan 

terus dilakukan bilamana produktivitas batas dari investasi 

masih lebih tinggi dari tingkat bunga yang akan diterima.

 Kenyataan menunjukkan bahwa berbagai bentuk 

kekayaan itu memberikan hasil yang berbeda-beda, dan juga 

mengandung resiko yang tidak sama, maka haruslah dipilih cara 

mana yang lebih baik, yang menguntungkan dan memberikan 

kepuasan secara maksimal bagi seorang yang memiliki kekayaan. 

Pemilik kekayaan harus memilih dan menentukan putusan 

tentang manakan yang lebih menguntungkan antara membeli 

saham, obligasi jangka panjang, obligasi jangka pendek, atau di 

investasikan dalam perusahaan.

 berdasar teori produktivitas batas, maka soal 

investasi oleh ahli-ahli ekonomi klasik dipecah atas prinsip-

prinsip maksimisasi laba dari perusahaan-perusahaan individual. 

Sebab suatu perusahaan akan memaksimir labanya dalam 

situasi persaingan sempurna, bila mana perusahaan ini  

memakai  modalnya sampai dalam jumlah produk marginal 

dari modal itu sama dengan harga modal, yaitu suku bunga.

 Adapun secara garis besar teori klasik tentang investasi 

yaitu  sebagai berkut:

Investasi akan dijalankan bilamana pendapatan dari investasi 

itu (prospected yield) lebih besar dari tingkat bunga. Bila 

hendak membandingkan antara pendapatan dari investasi 

dangan suku bunga maka tidak boleh dilupakan bahwa 

barang-barang modal umumnya memiliki  penggunaan 

yang panjang dan tidak hanya sekali pakai, sehingga 

pendapatan dari investasi (yang akan dibaandingkan dengan 

bunga) yaitu  terdiri dari jumlah-jumlah pendapatan yang 

akan diterima setiap akhir tahun, selama penggunaan 

barang modal itu dalam produksi (umur ekonomis), jumlah 

pendapatan tiap-tiap tahun selanjutnya dibandingkan 

dengan tingkat bung yang berlaku sekarang.

Investasi dalam suatu barang modal yaitu  menguntungkan 

bilamana baiaya (ongkos) plus bunga lebih kecil dari hasil 

pendapatan yang diharapkan dari investasi itu. Dengan 

demikian unsur-unsur yang diperhitungkan dalam penentuan 

investasi yaitu : (1) tingkat ongkos (biaya) atas modal; (2) 

tingkat bunga; dan (3) tingginya hasil pendapatan yang 

diterima. Berubahnya salah satu dari ketiga faktor diatas, 

akan memicu  berubahnya perhitungan profitabilitas.


Teori Dari JM.Keynes

 Menurut pandangan dari JM. Keynes, masalah investasi, 

baik penentuan jumlah maupun kesempatan untuk melakukan 

investasi didasarkan atas konsep Marginal Effeciency of 

Investment (MEI). Dengan mendasarkan atas konsep pemikiran 

ini  investasi akan dilaksanakan bila  MEI masih lebih 

tinggi daripada tingkat bunga.

 Secara grafis MEI itu digambarkan sebagai suatu skedul 

yang menurun, skedul ini menggambarkan jumlah investasi yang 

akan terlaksana pada setiap tingkat bunga. Menurunya tingkat 

skedul MEI ini antara lain disebabkan oleh dua hal, yaitu:

Bahwa semakin banyak jumlah investasi yang terlaksana 

dalam masyaraka, semakin rendahnya MEI itu.

Semakin banyak investasi dilakukan, maka ongkos dan 

barang modal (asset) menjadi lebih tinggi.

 Pada bagian berikut menunjukkan skedul MEI pada 

Gambar 3.4. berikut ini.

Gambar 3.4 Marginal Efficiency of Investment (MEI)

 Menurut teori Keynes tentang investasi, pertimbangan 

pokok untuk terlaksananya investasi yaitu  faktor efisiensi 

marginal dari investasi itu sendiri. Efisiensi marginal dari 

investasi ini sangat tergantung pada perkiraan-perkiraan dan 

perhitungan pengusaha terhadap pekembangan situasi ekonomi 

masa depan. Oleh sebab itu tingkat MEI  tidak dapat ditentukan 

dengan pasti.

 Pandangan kehari depan bagi pengusaha dengan 

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi sangat dipengaruhi 

oleh berbagai faktor, baik faktor-faktor ekonomi maupun faktor-

faktor psikologis. Menghubungkan antara pengusaha dengan 

kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan investasi, 

perlulah diketahui tentang apa yang disebut entrepreneur. 

Entrepreneur, merupakan sejenis pengusaha yang memiliki 

kelakuan dan bakat-bakat khusus yang tidak didapati pada 

pengusaha-pengusaha lainnya. Golongan entrepreneur ini 

memiliki  peranan yang sangat penting artinya dalam sejarah 

perkembangan ekonomi di dunia barat.

 Entrepreneur yaitu  seorang innovator, yaitu orang yang 

mengusahakan kombinasi-kombinasi dari dalam proses produksi 

guna menciptakan kemajuan-kemajuan baru dan kenaikan-

kenaikan hasil produksi. Para entrepreneur inilah yang mampu 

mempergunakan kesempatan investasi yang potensial sehingga 

kemungkinan keberhasilan sangat besar.

INVESTASI DAN KAPASITAS PRODUKSI NASIONAL 

(Masalah COR dan ICOR)

Masalah Capital Output Ratio (COR) dan incremental 

Capital Output Ratio) merupakan alat yang banyak dipergunakan 

dalam teori pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi itu 

bertujuan utama untuk menaikkan kemakmuran dan tingkat 

hidup warga . Sampai berapa jauh, tingginya kemakmuran 

dan tingkat hidup di cerminkan oleh pendapatan nasional yang 

dicapai oleh kegiatan ekonomi warga  itu sendiri.

Investasi yaitu  aktivitas ekonomi baik yang berupa 

penambahan faktor produksi maupun berupa peningkatan-

peningkatan kualitas fakto produksi. Investasi ini jadinya 

akan memperbesar pengeluaran warga  yang kemudian di 

perkuat oleh efek multiplier yang akhirnya akan memperbesar 

pendapatan nasional.

Agar susaha  produksi nasional tidak berkurang maka 

penyusutan produksivitas haruslah diimbangi dengan investasi 

itu akan terjadi bila investasi baru lebih besar dari penyusutannya.

Dalam konsep multiplier, pendapatan nasional akan 

berubah bilamana besarnya investasi mengalami perubahan. 

Sehubungan dengan hal itu, timbul persoalan berapakah 

jumlah investasi harus ditanamkan ke dalam warga , agar 

susaha  pendapatan dapat dinaikkan dengan jumlah tertentu. 

Hal ini dilakukan dan tergantung pada COR, yaitu angka yang 

menyatakan perbandingan (ratio) antara besarnya investasi 

dengan besarnya hasil produksi nasional.

Jadi bilamana COR itu 4, sedangkan kenaikan pendapatan 

nasional yang diinginkan yaitu  5, maka besarnya investasi  

yang harus ditanamkan yaitu  4x5=20

Perhitungan COR dapat dirumuskan

Dimana :

K : jumlah investasi yang diperlukan

Q : besarnya hasil produksi nasional yang ingin dicapai denagn 

investasi ini 

bila  yang diperbandingkan itu yaitu  tambahan 

investasi dengan tambahan pendapatan, maka diperoleh ICOR.

Oleh sebab  itu maka :

Untuk menghitung besarnya kapasitas produksi nasional 

digunakan COR.

Untuk menghitung besarnya pertambahan kapasitas 

produksi nasional digunakan ICOR.

Masalah besarnya penyusutan 

Besarnya penyusutan dinyatakan dengan presentase (D). 

Bilamana besarnya kapasitas produksi nasional pada 

suatu tahun yaitu  K, maka besarnya kapasitas produksi 

pada suatu tahun yaitu  DK. Pada akhir tahun itu juga 

kapasitas produksi nasional warga  yang baru yaitu  

:

K-DK=(1-D)K

Kapasitas produksi warga  itu pada tahun 

berikutnya bilamana tidak ada investasi baru dengan 

sendirinya yaitu  tetap, yakni (1-D)K. Jumlah hasil 

produksi dalam tahun berikutnya yaitu  Q dan 

 

Pada kelanjutannya bilamana dalam tahun 

berikutnya tadi terjadi penambahan investasi baru,  

maka penambahan kapasitan produsinya yaitu                                                   

dan jumlah kapasitas dalam dua tahun ini  yaitu  

Contoh

Diketahui : 

Dalam suatu perekonomian ada  data sebagai berikut:

1. Pada awal tahun 1980 dalam perekonomian 

ini  memiliki  peralatan kapital yang mampu 

menghasilkan output seharga Rp. 8000 milyar.

2. Besarnya COR dan ICOR masing masing ^ dan %.

3. Dalam tahun 1970 itu terjadi gross investment Rp. 

3000 milyar.

4. Besarnya penyusutan ditapsir 10% 

Dinyatakan :

1. Besarnya kapasitas produksi nasional perekonomianb 

ini , untuk tahun 1981 !

2. Besarnya penyusutan tahun 1981 !

Penyelesian 

1. Besarnya kapasitas produksi tahun 1981

Jadi kapasitas produksi nasional tahun 1981 :

 


PELAKSANA-PELAKSANA INVESTASI

bila  di lihat dari sisi siapa yang akan melaksanakan 

investasi, dapat dibedakan atas : (1) investasi pemerintah (2) 

investasi swasta dan (3) investasi pemerintah dan swasta. Ketiga 

unsur pelaksana investasi ini  secara garis besar dapat 

diuraikan sebagai berikut :

Investasi Pemerintah (Public Investment)

Investasi pemerintah ini umumnya dilakukan tidak 

dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan, tetapi tujuan 

utamanya adalag untuk memenuhi kebutuhan warga  

seperti pembangunan jalan, jembatan, bendungan dan lain-lain. 

Investasi-investasi itu sering disebut Social Overhead Capital 

(SOC).

Keuntungan bagi investasi-investasi ini baru terasa 

bilamana timbulah pertambahan permintaan dalam warga . 

Bertambahnya permintaan efektif, juga menaikkan pendapatan.

Public investment ini sering      juga disebut sebagai 

investasi yang otonom, yaitu investasi yang timbul bukan 

sebab nya adanya tambahan pendapatan. Investasi ini tidak 

menarik bagi swasta, sebab  investasi ini memerlukan biaya yang 

sangat besar, dan investasi ini tidak memberikan keuntungan 

secara langsung, melainkan secara berangsur-angsur dalam 

beberapa tahun.

Adapun bentuk kurva autonomous, investment terlihat 

dalam Gambar 3.5 berikut ini.


               

Gambar 3.5 Bentuk Kurva Autonomous Investment

berdasar Gambar 3.5, besar kecilnya investasi 

tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan tetapi dapat berubah 

oleh sebab  adanya perubahan-perubahan faktor-faktor di 

luar pendapatan sekalipun investasi ini tidak dipengaruhi oleh 

tingkat pendapatan tetapi akiabat dari tingkat pendapatan dalam 

warga .

Investasi Swasta (private investment)

Private investment yaitu  jenis investasi yang dilakukan 

swasta dan ditunjukan untuk memperoleh pendapatan dan 

diring oleh sebab  adanya pertambahan pendapatan. Oleh sebab 

itu bila  pendapatan bertambah konsumsi bertambah dan 

bertambah pula effective demand. Investasi swasta ini juga 

disebut induced investment, Induced investment yaitu  suatu   

investasi yang ditimbulkan oleh sebab bertambahnya permintaan 

yang sumbernya terletak pada penambahan pendapatan.

Adapun bentuk kurva inclued investment terlihat Gambar 3.6 

berikut ini.

Gambar 3.6 bentuk kurva Induced Investment

berdasar Gambar 3.6 di atas investasi diletakkan 

pada sumbu tegak, sedang sumbu datar untuk menyatakan 

pendapatan. Fungsi investasi yaitu  I (Y), dimana fungsi ini 

menyatakan tingginya tingkat investasi terimbas pada berbagai 

tingkat pendapatan.

Fungsi investasi ini naik dari kiri ke bawah ke kanan 

atas, dan mulai dari suatu tingkat pendapatan tertentu. Fungsi 

investasi I (Y), itu juga dilukiskan sedemikian rupa, sehingga 

memotong sumbu Y dari bawah, hal ini dimaksudkan untuk 

menyatakan bahwa ada  investasi negatif. Pada suatu tingkat 

pendapatan yang rendah. Dengan perkataan lain rendah tingkat 

pendapatan nasioanal (kurang atau sama dengan OY2) justru 

akan membawa bencana bagi kehidupan mereka di masa depan.

Investasi Pemerintah Dan Swasta

Jenis investasi yang dilakukan oleh publik dan swasta 

yaitu  investasi luar negri (foreign investment). Foreign 

Investment terjadi dari selisih antara export di atas import. 

Induced investment dalam hal ini yaitu  disebabkan oleh 

perkembangan ekonomi diluar negeri. Jadi sifat induced 

investment yaitu  suatu investasi sebab  adanya pertambahan 

pendapatan.

Investasi dalam jenis ini sangat memungkinkan 

dikembangkan dalam era globalisasi ekonomi di mana batas-

batas wilayah ekonomi suatu negara menjadi tidak jelas. 

Masalahnya sekarang yaitu  bagaimana tiap-tiap negara dapat 

memberikan rangsangan agar investasi asing masuk.


ANALISA PENDAPATAN NASIONAL 

DALAM PEREKONOMIAN

TERTUTUP SEDERHANA


Yang dimaksud dengan perekonomian tertutup yaitu  

suatu perekonomian yang tidak mengenal hubungan ekonomi 

dengan Negara lain. 

Dalam perekonomian semacam ini kita tidak akan 

menjumpai persoalan-persoalan yang timbul dari adanya 

transaksi-transaksi ekonomi luar negeri, seperti eksport dan 

import.

Sedangkan istilah sederhana disini kita gunakan 

sekedar untuk menunjukkan bahwa perekonomian yang diberi 

predikat sederhana ini  tidak mengenal adanya transaksi 

ekonomi yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian bentuk 

perokoniman yang akan kita bahas yaitu  perekonomian tanpa 

hubungan ekonomi dengan Negara lain dan tanpa adanya 

transaksi ekonomi oleh pemerintah. 

Di dalam perekonomian tertutup sederhana ini 

pengeluaran warga  pada tiap tahunnya, atau pada tiap 

satuan waktunnya, akan terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi 

rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi. Pengeluaran 

total dari warga  ini , sekaligus merupakan pendapatan 

warga  itu juga. Dengan cara lebih singkat, pernyataan 

ini  dapat ditulis:

Y=C+I

Dimana: 

Y : Menunjukkaan besarnya pendapatan nasional per tahunnya

C :  Menunjukkan besarnya konsumsi rumah tangga per tahun

I : Besarnya investasi per tahun

Dalam analisis sederhana tentang pendapatan nasional 

ini, investasi kita pandang sebagai suatu variable yang eksogen. 

Yang dimaksud dengan variable yang tidak diuraikan oleh model 

yang kita gunakan, melainkan merupakan variable-variabel yang 

ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar modal 

yang digunakan. Jadi dengan kata lain, semua nilai dan pada 

variable yang eksogen kita anggap sebagai datum, atau sebagai 

suatu variable yang nilainya tidak kita cari asalnya. 

------   79     

FUNGSI KONSUMSI APC DAN MPC

Dalam bentuknya yang umum, fungsi konsumsi yang 

merupakan garis lurus (liner) memiliki  persamaan sebagai 

berikut:

C=a+Cy

Dimana: 

a : Menunjukkan besarnya konsumsi pada pendapatan nasional 

sebesar nol

c : Menunjukkan besarnya Marginal Propencity to Consume.  

Sedangkan MPC yaitu  angka perbandingan antara 

besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan 

pendapatan nasional. Adapun MPC ini  dapat dirumuskan 

sebagai berikut: 

Dimana: 

c : MPC

ΔC  : Besarnya perubahan konsumsi 

ΔY  : Besarnya perubahan pendapatan 

Besarnya angka MPC itu umumnya lebih kecil dari 

satu, akan tetapi lebih besar dari setengah. Dan yang lebih 

pasti angka MPC itu memiliki  tanda positif. Positifnya 

MPC mengandung arti bahwa bertambahnya pendapatan akan 

memicu  bertambahnya konsumsi. Angka MPC yang 

lebih kecil dari satu, menunjukkan bahwa tambahan pendapatan  

yang diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk 

konsumsi, melankan sebagian disisihkan untuk ditabung. Angka 

MPC yang lebih besar dari setengan menunjukkan bahwa 

penggunaan tambahan pendapatan sebagai besar diguanakan 

untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya, yaitu 

yang jumlahnya lebih kecil, akan merupakan tambahan sebagai 

berikut: 

 menunjukkan besarnya APC pada tingkat 

pendapatan nasional n yang dimaksud dengan APC yaitu  

perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat 

pendapatan nasional dengan besarnya pendapatan nasional itu 

sendiri. bila  dirumuskan akan terlihat dalam formula berikut:


 

 Adapun pembuktian perumusan di atas yaitu  sebagai 

berikut :  

Gambar 5.1 Menemukan Persamaan Fungsi Konsumsi 

berdasar Gambar 4.1 di atas maka :


Pada tingkat pendapatan nasional per tahun sebesar Rp 100 

milyar besarnya konsumsi sebesar Rp 95 milyar pertahun. 

Pada tingkat pendapatan nasional sebesar Rp 120 milyar per 

tahun, besarnya konsumsi per tahunya Rp 110 milyar per tahun.

Ditanyakan :

a. Cari fungsi konsumsinya !

b. Break-even point tercapainya pada tingkat pendapatan 

nasional berapa ?

Penyelesaian :

Kesimpulan :

a. Persamaan fungsi konsumsinya yaitu : 

C= 0,75Y+20 milyar rp

b. Tingkat pendapatan break-even :

80 milyar rp

FUNGSI SAVING, APS DAN MPS

 Saving yaitu  bagian dari pada pendapatan nasional per 

tahunnya yang tidak dikonsumsi.


 Yang dimaksud dengan Marginal Propencity to 

Save (MPS) yaitu  perbandingan antara bertambahnya 

saving dengan bertambahnya pendapatan nasional yang 

memicu  bertambahnya saving di maksud, sedang 

penerusnya yaitu : 

 Yang dimaksud dengan Average Propensity to 

Save (APS) yaitu  perbandingan antara besarnya saving 

pada suatu tingkat pendapatan nasional dengan besarnya 

pendapatan nasional bersangkutan. Sedang perumusanya 

yaitu  sebagai berikut:

 

HUBUNGAN ANTARA MPC,MPS,APC DAN APS

 Hubungan antara MPC dan MPS dapat kita nyatakan 

sebagai berikut:

MPC+MPS = 1 

Pembuktian dari rumus di atas:

Y= C+ S

Maka: 

Sedangkan hubungan antara APC dan APS yaitu :

APC + APS = 1 

Pembuktian dari rumus di atas:

 y= C+S

Ini berarti Yn= Cn +Sn

Kalau ruas dari kiri masing-masing dibagi Yn maka:


Penerapanya Dalam Contoh Soal :

Diketahui :

Fungsi konsumsi suatu warga  merupakan 

persamaan :

 C =0,75Y+20 milyar rp

Ditanyakan :

Hitung besarnya C,S,MPC,APS,MPS dan APS untuk 

pendapatan-pendapatan sebagai berikut: 

20,40,60,80,100,120 dan 140 dalam milyar rp

Penyelesaian: 


Dari jawaban contoh di atas juga dapat digambarkan 

bentuknya dalam kurva konsumsi dan saving :

Gambar 5.2 Kurva Konsumsi dan Saving 

PENDAPATAN NASIONAL EKUILIBRIUM

 

 bila  dilihat dari sisi sumbernya, pendapatan nasional 

terdiri dari konsumsi dan investasi. Jadi C + I = Y. sedangkan 

bila  dilihat dari sisi penggunaanya, pendapatan nasional 

sebagian dipergunakan untuk pengeluaran konsumsi, sedangkan 

selebihnya yaitu  merupakan saving, sehingga Y= C+ S

 bila  pendapatan dalam periode o digunakan dalam 

periode 1, pendapatan nasional pada periode 1 digunakan untuk 

periode 2, pendapatan periode 2 digunakan untuk periode 3, 

-

demikian seterusnya, maka hubungan konsumsi, investasi, 

saving dan pendapatan nasional dapat dituliskan sebagai berikut 

:


 Yang dimaksud dengan pendapatan nasional 

ekuilibrium yaitu  tingkat pendapatan nasional di mana 

tidak ada kekuatan ekonomi yang memiliki  tendensi 

untuk mengubahnya. Pendapatan nasional dalam 

keseimbangan akan tercapai bila  dipenuhi syarat :

  S = I

 ada  tiga buah cara untuk  menemukan 

formula untuk menghitung tingkat pendapatan nasional 

ekuilibrium. 

Kedua cara itu yaitu  sebagai berikut:

Cara ke I :

 Y= C+ 1

 C= a+cY 

Maka Y= a+cY+I

    Y-cY= a+ I

    (1-c) Y= a+ I

    Y=  (a+1)

      

Dengan demikian formula (rumus) untuk mencari 

pendapatan nasional ekuilibrium yaitu  :

Contoh soal 

Diketahui :

Fungsi konsumsi per tahun :

 C= 0,75 Y+ 20 milyar rp

Besarnya investasi per tahun 

 I= 40 milyar rp

Ditanyakan : 

a. Hitung besarnya Y,C,dan S dalam keseimbangan !

b. Gambarkan!

Penyelesaian :

a. Besarnya Y dalam keseimbangan: 

Y=  (a+1)

   =   (20+40)

Y= 4(60)= 240 milyar rp

Besarnya konsumsi keseimbangan :

C= 0,75Y+20

    = 0,75(240)+20

C= 200 milyar rp

Besarnya saving keseimbangan :

S= Y-S

  = 240- 200

S= 40 milyar rp 


b. Gambarnya yaitu  : 

Gambar 5.3 Keadaan Ekuilibrium 

PENGERTIAN DAN PROSES BEKERJANYA 

MULTIPLIER

bila  pada suatu saat  besarnya investasi 

tidak sama dengan besarnya saving, maka akan terjadilah 

ketidakseimbangan dalam perekonomian pendapatan nasional, 

pengeluaran konsumsi dan besarnya saving berada dalam 

keadaan disekuilibrium. Pendapatan nasional besarnya akan 

terus berubah, sehingga tingkat pendapatan nasional ekuilibrium 

yang baru akan tercapai, yaitu pendapatan nasional di mana 

besarnya sama dengan besarnya investasi. Demikian juga 

halnya dengan pengeluaran konsumsi dan saving. Hubungan 

antara perubahan investasi dan perubahan pendapatan nasional 

ekuilibrium yang diakibatkan oleh perubahan investasi ini , 


diterangkan dalam konsep multiplier. 

Multiplier yaitu  angka atau formula yang menunjukkan 

berapa kali lipat pendapatan nasional akan berubah sebagai 

akibat adanya perubahan investasi. Pendapatan lain mengatakan 

multiplier yaitu  bilangan dengan mana investasi harus kita 

kalikan, bila  kita ingin mengetahui besarnya perubahan 

pendapatan nasional ekuilibrium yang diakibatkan oleh 

perubahan investasi ini . 

Jadi kalau k menunjukkan besarnya multiplier, maka:


Dan besarnya multiplier :

 

 

 Kalau misalnya tambahan investasi (ΔI), memicu  

pendapatan nasional berubah dari Y menjadi Y+ΔY, maka:


Kalau persamaan diatas ruas kanan dan kiri kita kurangkan 

dengan Y, yang besarnya sama dengan

 



Gambar 5.4 Proses Multiplier Secara Grafis 

INFLATIONARY GAP DAN DEFLATIONARY GAP 

Konsep tentang inflationary Gap dan deflationary Gap 

berkaitan dengan persoalan sejauh mana tingkat employment 

yang terjadi menyimpang dari kapasitas produk yang ada. 

Dalam hal ini bila  semakin besar angka inflationary Gap 

akan berrati semakin besar over employmentnya. Dan semakin 

besar angka deflationary gap-nya berrati semakin jauh tingkat 

employment berada dibawah tingkat full-employment, yang 

dengan perkataan lain, semakin besar tingkat penggangguran 

yang terjadi. 

Yang dimaksud denga Inflationary Gap yaitu  besarnya 

perbedaan antara jumlah investasi yang terjadi dengan besarnya 

full employment saving (saving pada tingkat full employment 

saving). Sedangkan yang dimaksud dengan Deflationary Gap 

yaitu  angka yang menunjukkan besarnya perbedaan antara 

investasi yang terjadi dengan full-employment saving, dimana 

besarnya investasi ini  lebih kecil dibandingkan dengan full 

employment savingnya. 

Contoh soal tentang inflationary Gap dan Deflationary 

Gap yaitu  sebagai berikut:

Diketahui: 

Fungsi konsumsi per tahun 

 C=0,75Y+20milyar rp

Besarnya investasi per tahun 

 I=40 milyar rp

Ditanyakan:

1. hitung besarnya IG dan DG, kalau diketahui bahwa 

perekonomian memiliki  kapasitas produksi masing-

masing per tahun. 

a. 200 milyar rp

b. 280 milyar rp

2. Gambarkan bentuk kurvanya!


Penyelesaian:

1. a. Pada perekonomian yang kurang kapasitas produksi 

sebesar 200 milyar rp besarnya full-employment 

savingnya yaitu :

S= Y-C

S=Y-(0,75+20)

  = 200-(0,75.200+20)

  = 30 milyar 

Oleh sebab  besarnya investasi I=40 milyar rp, maka 

akan terjadi Inflationary Gap.

IG= Investasi- full-employment saving

    = 40 milyar rp – 30 milyar rp 

    = 10 milyar rp 

b.Pada perekonomian yang memiliki  kapasitas produksi 

sebesar 280 milyar rp. Besarnya full-employment savingnya 

yaitu :

S= Y-C

   = Y- (0,75Y+20)

   =280-(0,75.280+20)

   = 280 milyar rp- 230 milyar rp

   = 50 milyar rp

 Oleh sebab  besarnya investasi I= 40 milyar rp. Maka 

akan terjadi Deflationary Gap.

 DG= Full-employment saving- Investasi 

                = 50 milyar rp – 40 milyar rp 

                = 10 milyar rp 


2. Gambar yaitu  sebagai berikut :

  

Gambar 5.5 proses terjadinya IG dan DG

 Besarnya Gambar 5.5 di atas agar tidak dapat terjadi 

IG kapasitas produksi dapat ditingkatkan dari 200 milyar 

rp menjadi 240 milyar rp. Sedangkan agar tidak terjadi DG 

kapasitas produksi dapat diturunkan dari 280 milyar rp menjadi 

240 milyar rp. 

Kesimpulan

Dalam perekonomian tertutup sederhana, pengeluaran 

warga  pada setiap tahunnya terdiri atas pengeluaran 

konsumsi dan pengeluaran investasi.

MPC selalu lebih kecil dari satu tetapi lebih besar dari 

 

setengah.

S = -a + MPS Y

MPS yaitu  perbandingan antara bertambahnya saving 

dengan bertambahnya penapatan nasional.

MPC + MPS = 1 ( mutlak )

Pendapatan nasional ekuilibrium yaitu  tingkat 

pendapatan nasional dimana tidak ada kekuatan ekonomi 

yang memiliki  tendensi untuk mengubahnya.

Hubungan antara perubahan investasi dan perubahan 

pendapatan nasional ekuilibirium yang di akibatkan oleh 

perubahan investasi ini .

Infaltionary Gap yaitu  besarnya perbedaan antara jumlah 

investasi yang terjadi dengan besarnya full employment 

saving ( saving pada tingkat full employment saving ). 

Dapat dihitung dengan mencari S = Y - C




 ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DALAM 

PEREKONOMIAN TERTUTUP

Bab ini bertujuan untuk menjelaskan :

Masalah kebijakan fiskal

Analisis kebijakan fiskal dalam sistem perpajakan yang 

sederhana

Pendapatan nasional ekuilibrium

Macam-macam angka pengganda

MASALAH KEBIJAKAN FISKAL

Kebijakan fiskal atau politik yaitu  segala kebijakan 

pemerintah yang ditujukan untuk memengaruhi jalanya atau 

proses kehidupan ekonomi warga  melalui anggaran belanja 

Negara.

Anggaran belanja ( budget ) Negara yaitu  suatu 

anggaran yang disusun oleh pemerintah mengenai pendapatan-

pendapatan atau penerimaan-penerimaan Negara serta 

pengeluaran-pengeluaran Negara yang disusun selama masa 

tertentu,biasanya satu tahun.

 Dalam hubungannya dengan kebijakan anggaran belanja 

Negara,ada  tiga fungsi pokok,yaitu :

Fungsi Alokasi

berdasar fungsi ini, kebijakan anggaran belanja 

diarahkan untuk mengalokasi faktor-faktor produksi yang 

tersedia di dalam warga  sedemikian rupa,sehingga 

kebutuhan warga  akan apa yang disebut public 

goods. Tanpa adanya prakarsa dari pemerintah dalam hal 

ini kecil kemungkinannya warga  dapat memenuhi 

secara cukup kebutuhan-kebutuhan mereka akan 

terselenggaranya keamanan, keadilan, pendidikan dan 

lain-lain.

Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi ini memiliki  tujuan demi 

terselenggaranya pembagian pendapatan nasional yang 

relatif lebih adil. Kenyataan menunjukkan ketimpangan 

dalam pembagian pendapatan sering kali menimbulkan 

gejolak dalam warga .

Fungsi stabilisasi

Fungsi stabilisasi ini antara lain bertujuan untuk 

terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yang tinggi, 

tingkat harga yang stabil dan tingkat pertumbuhan 

ekonomi yang cukup memadahi.

Kenyataan ini menunjukkan,bahwa volume transaksi 

yang diadakan oleh pemerintah di kebanyakan Negara dari 

tahun terus mengalami peningkatan. Ini berarti bahwa peranan 

dari pada tindakan fiskal pemerintah dalam ikut menentukan 

tingkat pendapatan nasional menjadi besar.

Untuk Negara yang sudah maju perekonomiannya,semakin 

besarnya peranan tindakan fiskal pemerintah dalam mekanisme 

pembentukan tingkat pendapatan nasional terutama dimaksudkan 

agar susaha  pemerintah dapat lebih mampu dalam mempengaruhi 

jalannya perekonomian. Dengan demikian diharapkan bahwa 

dengan kebijakan fiskalnya, pemerintah dapat mengusahakan 

terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak 

diinginkan, seperti banyak pengangguran,inflasi,dan sebagainya.

Bagi Negara-negara yang sedang berkembang pemerintah 

pada umumnya menyadari akan rendahnya investasi yng timbul 

atas inisiatif dari warga . Hal ini disebabkan masih sangat 

rendahnya tingkat pendapatan warga  sehingga usaha  untuk 

menghimpun dana guna investasi juga terbatas. Oleh sebab itu, 

maka tanpa campur tangan pemerintah kecil kemungkinan suatu 

perekonomian yang masih terbelakang dapat melaksanakan 

investasi neto yang cukup besar, untuk mempertinggi kapasitas 

produksi nasional demi kemakmuran warga nya. Dari 

seluruh uraian di atas dapat kita pahami betapa besarnya 

peranan kebijakan fiskal pemerintah bagi warga  yang ingin 

memajukan perekonomiannya.

Pada dasarnya ada  dua komponen besar dari pada 

anggaran belanja yaitu komponen penerimaan dan komponen 

pengeluaran.

Komponenen Anggaran Belanja Negara 

Komponen anggaran belanja terdiri atas komponen 

penerimaan dan komponen pengeluaran. Sedangkan secara 

lebih rinci yaitu  sebagai berikut :

Penerimaan, yang dalam buku ini kita asumsikan hanya 

terdiri dari pada hasil penerimaan pajak.

Pengeluaran, yang dilakukan pemerintah terdiri atas :

Pengeluaran konsumsi pemerintah yang biasa 

disebut government expenditure.

Pengeluaran pemerintah yang berupa government 

transfer.

Pajak dimaksudkan sebagai uang atau daya beli yang 

diserahkan oleh warga  kepada pemerintah dimana ada  

penyerahan uang atau daya beli ini  pemerintah tidak 

memberikan balas jasa yang langsung. Alasan mengapa kita 

katakan tidak ada balas jasa yang langsung diterima oleh si 

pembayar pajak yaitu  sebab  bagaimanapun juga bentuk dari 

pada pajak yang dibayar oleh warga  kepada pemerintah, 

warga  tentu akan memperoleh jasa-jasa juga hanya 

saja,balas jasa yang diterima oleh si pembayar pajak sifatnya 

yaitu  tidak langsung.

Seorang wajib pajak ( pembayaran pajak ) pendapatan, 

misalnya dari pembayaran pajak ini  si pembayar pajak 

tidak memperoleh sesuatu apapun dari pemerintah. Akan tetapi 

mengingat bahwa hasil pungutan pajak oleh pemerintah ini  

nantinya akan dipergunakan untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran pemerintah yang bermanfaat bagi warga  

dimana termasuk wajib pajak.

Agar penerimaan pajak bisa berfungsi optimal, 

diperlukan kesadaran wajib pajak sebagai suatu warga Negara 

yang baik. Sedangkan pada sisi yang lain diperlukan aparat 

pajak yang bersih dari unsur kolusi dan korupsi.

bila  dua hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, 

warga  akan dapat menikmati semua kebutuhan hidupnya 

dengan baik,khususnya berkaitan dengan berbagai prasarana 

kehidupan.

Pengeluaran konsumsi pemerintah yang dimaksudkan 

yaitu  semua pengeluaran pemerintah dimana pemerintah 

secara langsung menerima balas jasanya. Contohnya pemerintah 

membayar gaji PNS yang bersangkutan. Suatu harapan 

dari warga  yaitu  semua macam-macam pngeluaran 

pemerintah ini ,secara langsung atau tidak langsung 

nantinya akan diperoleh manfaat yang besar bagi warga  

secara keseluruhan per satuan waktu ditandai dengan symbol G.

Disamping itu ada  pengeluaran yang kita sebut 

government transfer,yaitu pengeluaran pemerintah tanpa balas 

jasa langsung. Adapun beberapa contoh dari pada transfer 

pemerintah yaitu  :

Sumbangan pemerintah yang diberikan kepada kaula 

Negara yang menderita sebagai akibat dari pada adanya 

bencana alam.

Sumbangan yang diberikan oleh pemerintah kepada para 

penganggur.

Uang pension yang diterima oleh para pegawai negeri 

yang telah pension.

Subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada 

perusahaan-perusahaan.

Bea siswa yang diberikan oleh pemerintah kepada 

mahasiswa dan sebagainya.

 

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL DALAM SISTEM 

PERPAJAKAN SEDERHANA

Fungsi Konsumsi dan Saving dengan Adanya Tindakan 

Fiskal Pemerintah.

Setelah adanya tindakan fiskal pemerintah pengeluaran 

warga  untuk konsumsi tidak lagi secara langsung ditentukan 

oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional sebagai earning,akan 

tetapi oleh tinggi rendahnya pendapatan yang siap dibelanjakan 

(disposable income ).

Pendapatan nasional sebagai earning yaitu jumlah 

pendapatan yang diterima oleh para anggota warga  untuk 

jangka waktu tertentu, sebagai balas jasa atas faktor produksi 

yang mereka sumbangkan dalam membentuk produk nasional.

bila  YD menunjukkan besarnya disposable 

income, Tr menunjukkan besarnya transfer pemerintah dan Tx 

menunjukkan besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah, 

maka secara matematik sebagai berikut : 

 Dengan mendasarkan,bahwa besar kecilnya konsumsi 

suatu warga  dalam analisis sekarang tidak lagi tergantung 

kepada besar kecilnya pendapatan nasional sebagai earning, 

melainkan tergantung kepada besar kecilnya disposable income, 

maka fungsi konsumsi yang berlaku untuk perekonomian tanpa 

adanya tindakan pemerintah tidak lagi dapat dipergunakan.

YD  = Y + Tr +Tx


 Untuk perekonomian yang mengenal adanya tindakan 

fiskal pemerintah fungsi konsumsi memiliki  persamaan :

Dimana :

 YD = Y + Tr – Tx

Sedangkan fungsi saving dapat kita temukan dengan cara 

Dengan demikian persamaan fungsi saving yaitu  sebagai 

berikut : 


Catatan :

S = Marginal Propencity ti Save (MPS)

Contoh soal 

1. Diketahui :

Fungsi Konsumsi  C = 0,75Y

D

 + 20 M. Rp

Tranfers pemerintah  Tr = 40 M.rp

Pajak    Tx = 20 M.rp

 

 Ditanya : 

1. Carilah persamaan fungsi konsumsi

2. Carilah fungsi saving sesudah Tr dam Tx

3. Gambarkan pertanyaan no 1 dan no 2 diatas !

Penyelesaian : 


                   

PENDAPATAN NASIONAL EKUILIBRIUM 

 Pendapatan nasional dengan adanya tindakan fiskal oleh 

pemerinah terdiri dari pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran 

investasi (I), pengeluaran konsumsi pemerintah (G). Kegiatan 

diatas kalau diformulasikan yaitu  sebagai berikut : 

C = C + I + G


Dari pendapatan ini oleh penerima pendapatan sebagian 

dipergunakan untuk membayar pajak kepada pemerintah. 

Akan tetapi sebaliknya pemerintah memberikan kepada orang-

orang atau badan hukum tanpa mengaharapkan balas jsa yang 

berlangsung tanpa ini disebut dengan transfer pemerintah (Tr). 

Dengan demikian maka besarnya disposable income (Y

D

) sama 

dengan besarnya pendapatan nasional (Y) ditambah transfer (Tr) 

dikurangi besarnya pajak (Tx). Dan secara matematik yaitu  :

     Mengingat disposable income itulahyang dipergunakan untuk 

konsumsi dan sisanya untuk saving,makadapat ditulis:

 

Formula menemukan pendapatan nasional Ekuilibrium

 Ada dua cara untuk menurunkan formula yang dapat 

dipergunakan untuk menemukan besarnya pendapatan nasional 

ekuilibrium.kedua cara yang dimaksud yaitu :



MACAM-MACAM ANGAKA  PENGGANDA PAJAK

 Dalam perekonomian tertutup sederhana,kita mengenal 

satu macam angka pengganda,yaitu angaka pengganda investasi 

yang bisa disebut investment multiplier.akan tetapi dalam 

perekonomia  yang melibatkan campur tangan pemerintah 

dalam perekonomian,kita mengenal macam-macam angka 

pengganda,yaitu:

Angka pengganda investasi

Angaka pengganda konsumsi

Angka pengganda penggeluaran konsumsi pemerintah

Angka pengganda  transfer pemerintah

Angka pengganda pajak

Angka pengganda anggaran belanja seimbanbg.

 Secara garis besar, masing-masing angka pengganda 

akan di uraikan pada bagian berikut ini.


Angka Pengganda Investasi

 Yang dimaksud dengan angka pengganda investasi yaitu  

angka yang menunjukkan perbandingan antara berubahnya 

tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dengan berubahnya 

jumlah pengeluaran investasi.

Adapun formulanya yaitu  sebagai berikut:

  K1 =  =  =  

 

 Cara untuk menurunkan formula angka pengganda 

investasi yaitu  :

 bila  investasi bertambah dari sebesar 1 per tahun 

menjadi  ( I + I ) per tahun, dan perubahan ini memicu  

berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dari semula 

setinggi Y per tahun berubah menjadi ( Y +  Y ) per tahun, 

maka kalau kita liat secara aljabar sebagai berikut :

  Y = 

Sesudah adanya perubahan investasi :

  Y +   = 

  Y +  =  + 

  

   = 

------   111     

   =  

  

  K1=   = 

Angka Pengganda Konsumsi

 Yang dimaksud dengan angka pengganda konsumsi 

yaitu  angka perbadingan antara tingkat pendapatan nasional 

ekuilibrium dengan perubahan jumlah pengeluaran konsumsi 

warga   yang memicu  berubahnya tingkat pendapatan 

nasional ekuilibrium ini .

 Adapun formula angka pengganda konsumsi yaitu  

sebagai berikut :

  Kc =   = 

Cara menurunkan yaitu  :

bila  fungsi konsumsi bergeser dengan jumlah pengeluaran 

konsumsi pada tingkat disposable income sebesar nol berubah 

dari semula sebesar a menjadi sebessar ) memicu  tingkat 

pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula Y menjadi 

sebesar  maka ini berarti sebelumnya adanya bergeseran fungsi 

konsumsi : 

  Y = 

  

Sesudah fungsi konsumsi bergeser sejauh  : 

  

   

Angka Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

 Yang dimaksud dengan angka pengganda pengeluaran 

konsumsi pemerintah atau goverment exoenditure multiplier 

yaitu  nilai perbandingan anatara berubahnya jumlah pendapatan 

nasional ekuilibrium sebagai akibat dari pada berubahnya 

jumlah pengeluaran konsumsi pemerintah yang memicu  

pendapatan nasional ini  :

 Adapun formula angka pengganda penguluaran konsumsi 

pemerintah yaitu  :

  KG = =

Prinsip dasar menurunkan formula ini sama dengan angka 

pengganda di atas.

  

Angka Pengganda Transfer Pemerintah

 Yang dimaksud dengan angka pengganda transfer 

pemerintah atau goverment transfer multiplier yaitu  nilai 

perbandingan antara berubahnya jumlah pendapatan nasional 

ekuilibrium sebagai akibat dari pada berubahnya jumlah 

transfer pemerintah dengan berubahnya jumlah transfer 

pemerintah dengan perubahnya jumlah transfer pemerintah 

yang memicu  berubahnya tingkat pendapatan nasional 

ekuilibrium ini .

Adapun formula angka pengganda pengeluaran transfer 

pemerintah :

   KTr  = =

 Prinsip dasar menurunkan formula ini sama dengan 

angka pengganda di atas.

Angka Pengganda Pajak

 Yang dimaksud dengan angka pengganda pajak yaitu  

nilai perbandingan antara perubahan tingkat pendapatan nasional 

ekuilibrum dengan perubahan jumlah pajak yang dipungut oeh 

pemerintah yang menyebabkan berubahnya tingkat pendapatan 

nasional ekuilibrium ini .

 Adapun formula angka pengganda pajak yaitu  :

  KTx =   =  = 

 Prinsip dasar menurunkan formula ini sama dengan 

angka pengganda di atas.


Angka Pengganda Anggaran Belanja Yang Seimbang

 Yang dimaksud dengan angka pengganda belanja yang 

seimbang yaitu  angka pengganda yang kita pergunakan untuk 

mengalikan perubahan goverment expenditure yang dibarengi 

oleh berubahnya pajak dengan jumlah yang sama untuk 

menemukan perubahan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium 

yang terjadi.

 Adapun formulanya yaitu  sebagai berikut :

 KB  =  = 1 

 Prinsip dasar menurunkan formula ini sama dengan 

angka pengganda di atas.


Ditanyakan :

Dengan hanya merubah besarnya transfer pemerintah, 

dengan jumlah berapakah transfer pemerintah harus di 

perbesar/diperkecil agarsusaha  pendapatan nasional 

mencapai ekuilibrium pada tingkat fuul employment?

Dengan hanya merubah besarnya “government 


expenditure” dengan berapakah pengeluaran konsumsi 

pemerintah perlu ditambah/dikurangi agar susaha  

pendapatan nasional mencapai ekuilibrium pada tingkat 

full employment?

Dengan merubah besarnya “government expenditure” 

dan merubah besarnya pajak dengan jumlah yang sama, 

berapakah “government expenditure” dan pajak masing-

masing perlu diperbesar atau diperkecil agar susaha  

pendapatan nasional mencapai ekuilibrium pada tingkat 

full employment?

Penyelesaian :

Pendapatan nasioanal ekuilibrium yang terjadi :

Y = 

= 540

Untuk tercapainya ekuilibrium pada tingkat full 

employment, pendapatan nasional perlu mengalami 

perubahan sebesar :

Y

1  

+ ∆Y  = Q

m

540 + ∆Y   = 600

     ∆Y = 600 = 540

     ∆Y = +60

Dimana Q

= pendapatan nasional pada tingkat full 

employment.

Untuk menaikkan pendapatan nasional sebesar 60 

milyar rupiah, kita dapat memilih salah satu diantara 

keempat cara ini  di bawah ini :


a) Merubah besarnya transfer pemerintah sebesar :

K

Tr 

∆ Tr  = 60

 x ∆Tr =60

3 ∆Tr = 60

 ∆Tr = 20

b) Merubah besarnya pengeluaran konsumsi 

pemerintah dengan :

K

∆ G = 60

 x ∆G = 60

4 ∆G = 60

 ∆G = 15

c) Merubah besarnya pajak sebesar :

K

Tx 

∆ Tx = 60

 x ∆Tx = 60

3 ∆Tx = 60

 ∆Tx = 20

d) Dengan : balanced budget policy “atau kebijakan 

anggaran seimbang, konsumsi pemerintah dan 

pajak masing-masing harus diubah besarnya 

dengan :

KD . ∆G  = 60

1 x ∆G  = 60

∆G  = 60  = ∆Tx


BAB VII ANALISA PENDAPATAN NASIONAL

DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA

Bab ini bertujuan untuk menjelaskan :

Hubungan ekonomi internasional

Analisa     pendapatan    nasional dalam perekonomian        

HUBUNGAN EKONOMI INTERNASIONAL

Hubungan ekonomi antara suatu negara dengan negara 

lain meliputi berbagai macam bentuk yaitu :

Pertukaran atau perdagangan barang dan jasa yang 

dihasilkan

Pertukaran sumber daya ekonomi atau faktor-faktor 

produksi dan

Hubungan tentang hutang piutang

Ketiga macam hubungan ekonomi ini  diatas 

memiliki  kaitan yang erat satu sama lain. Misalnya hubungan 

hutang piutang antara negara dengan negara lain mungkin timbul 

sebab   adanya perdagangan atas barang dan jasa.

Walaupun ketiga macam hubungan ini  saling 

berkaitan,namun tetap perlu dibedakan, sebab  kadang-kadang 

perkembangan ketiga macam hubungan ini  tidak selalu 

sejalan.


Manfaat Hubungan Internasional

Hubungan ekonomi yang berlangsung antar negara 

akan memberi manfaat dan keuntungan bagi masing-masing 

negara yang melakukan hubungan ekonomi. Beberapa manfaat 

atau keuntungan yang dapat dinikmati dari adanya hubungan 

ekonomi internasional antara lain :

Melalui hubungan ekonomi dan perdaganan antar negara, 

negara-negara yang bersangkutan dapat memperoleh 

barang-barang dan jasa yang tidak dapat dihasilkan 

dalam negeri.

Memungkinkan masing-masing negara melakukan 

spesialisasi dalam menghasilkan barang atau jasa yang 

efisiensinya lebih tinggi dari negara lain,atau sebab  

dapat dihasilkan dengan harga yang relatif lebih rendah 

dari negara lain. Dengan adanya spesialisasi faktor-faktor 

produksi dapat dipergunakan lebih efisien, sehingga 

barang-barang dapat diproduksi dengan lebih murah,dan 

penduduk dapat menikmati lebih banyak barang.

Memungkinkan diadakannya perluasan pasar bagi 

barang-barang yang diproduksi didalam negeri,tetapi 

tidak dapat lagi dinaikkan penjualannya. Kebutuhan 

akan beberapa jenis barang atau hasil industri tertentu 

yang diptoduksi didalam negeri, mungkin sudah 

terpenuhi,namun kapasitas penggunaan mesin-mesin 

belum mencapai optimal. Dengan melakukan eksport 

keluar negeri kapasitas produksi dapat ditingkatkan dan 

alat-alat produksi yang digunakan makin efesien dan 

ongkos produksi dapat dikurangi


Melalui hubungan ekonomi internasional memungkinkan 

suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang 

lebih baik dan cara-cara memimpin perusahaan yang 

lebih modern. Hal ini akan memungkinkan negara yang 

bersangkutan menaikkan tingkat produktivitasnya dan 

mempercepat peningkatan produksi nasionalnya. 

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Eksport dan Import

Besar kecilnya eksport dan import ditentukan oleh 

tempat, yaitu :

Harga-harga dalam negeri. Makin tinggi harga-harga 

dalam negeri, produsen dalam negeri akan makin sulit 

bersaing dengan produsen luar negeri. Dengan main 

tingginya harga-harga dalam negeri, eksport makin 

berkurang. Kondisi sebaliknya akan berpengaruh pada 

import.

Jika harga-harga diluar negeri makin tinggi, maka 

produsen dalam negeri akan mengalami kesulitan dalam 

persaingan dengan produsen dalam negeri. Jadi harga-

harga yang semakin tinggi diluar negeri akan mendorong 

eksport. Eksport dari Indonesia ke Amerika Serikat atau 

ke Jepang akan terdorong bila kenaikan harga-harga di 

Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan 

harga di Amerika Serikat atau Jepang, sebaliknya juga 

berpengaruh pada import. 

Perubahan nilai kurs valuta asing juga mempengaruhi 

eksport. bila  nilai rupiah terdepresiasi atau didevaluasi 

atas mata uang dollar Amerika Serikat, maka eksport 

Indonesia-Amerika Serikat juga mengalami kenaikan. 

Demikian juga kalau mata uang rupiah terapresiasi akan 

terjadi sebaliknya (berpengaruh pada import).

Makin tinggi pendapatan penduduk luar negeri, makin 

besar permintaan terhadap barang-barang eksport. 

Kondisi sebaliknya berpengaruh pada import.

Eksport merupakan salah satu komponen pengeluaran 

agregat. sebab  makin besar nilai eksport, maka pendapatan 

nasional semakin tinggi. Tetapi sebaliknya besarnya pendapatan 

nasional tidak berpengaruh terhadap besarnya eksport. Walaupun 

pendapatan nasional meningkat, eksport belum tentu meningkat. 

Besarnya import suatu negara akan berpengaruh pada besarnya 

cadangan devisa suatu negara.


ANALISA PENDAPATAN NASIONAL DALAM 

PEREKONOMIAN TERBUKA

Pendapatan Nasional Ekuilibrium

Untuk perekonomian terbuka dimana pendapatan 

investasi pada neraca pembayaran memiliki  saldo no berlaku 

persamaan :

 

 Y = C + I  + X – M


Dimana variabel barunya yaitu  :

 X : nilai eksport

 Y : nilai import

Oleh sebab . 

Maka :

 C + S = C + I + X – M

 S + M = I + M

Dalam model ini pengeluaran investasi dan eksport 

kedua-duanya diperlukan sebagai variabel yang eksogen, 

sedangkan S dan M masing-masing diperlukan sebagai variabel 

yang endogen dengan persamaan dibawah ini :

 S  = S

0

 + sY

 M = M

0

 + m Y 

Dimana :

S

0

 = Besarnya saving pada tingkat pendapatan nasional 

sebesar nol. S

0

 disini menggantikan –a pada persamaan 

S = -a + (1 - c) Y. 

S =    (Marginal Propensity to Save)

S disini menggantikan (1-c) pada persamaan 

S = -a + (1-c) Y

M

=  Besarnya import pada tingkat pendapatan nasional 

sebesar nol

m =  (Marginal Propensity to Import)


Dengan memasukkan persamaan-persamaan diatas, 

maka pendapatan nasional ekuilibrium dapat 

diperoleh : 

S

0

 + sY + M

0

 = mY = I + X

sY + mY = I + X – S

0

 – M

0

 

(s – m) Y = I + X – S

0

 – M

0

Contoh Soal :

Diketahui :

Fungsi saving   S  : -40 + 0,30 Y

Fungsi Import   M :  20 + 0.20 Y

Pengeluaran Investasi  I   : 280 

Eksport    X : 100

Ditanyakan :

Pendapatan nasional, saving, import, konsumsi dan 

neraca perdagangan dalam keseimbangan!

Penyelesaian :

Pendapatan nasional ekuilibrium

Y =  

= 800

Saving ekuilibrium

S = -40 + 0,30 Y

S = -40 + 0,20 . 800

S = 200

Import ekuilibrium

M = 20 + 0,20 Y

M = 20 + 0,20 . 800

M = 180

Konsumsi ekuilibrium

Y = C + I + X – M

800 = C + 280 + 100 – 180

800 = C + 20

600 = C

Neraca perdagangan ekuilibrium 

X = 100 , M = 180

Neraca perdagangan dalam keadaan pasif 

M – X = 80

Pencocokan :

 S + M = I + X

280 + 180 = 280 + 100

   380 = 380




BBM, SUBSIDI DAN KEMANDIRIAN 

BANGSA

BLOK CEPU DAN BANGSA MANDIRI

Perundingan antara Pertamina dan Exxon Mobil (EM) 

guna mencapai titik temu kerjasama mengeksplotasi sumur Blok 

Cepu amat alot.Perundingan telah lama dimulai.saat  saya 

masih duduk sebagai anggota Dewan Komisaris Pemerintah 

untuk Pertamina ex official, Pemerintah AS sudah ikut campur.

Pemimpin tertinggi EM, lalu Dubes Ralph Boyce, dan 

terakhir Presidan George W. Bush ikut menekan Pemerintah 

Indonesia jangan sampai EM tidak dibolehkan ikut mendapatkan 

manfaat dari minyak disumur Blok Cepu. Semua kontraktor asing 

boleh mengeksplorasi dengan peraturan dan syarat jelas. Maka 

tidak perlu ada perundingan a lot sampai melibatkan presiden 

kedua pihak. Alotnya perundingan disebabkan sebab  EM yang 

sejak awal harus ditolak sama sekali tak mau berunding.

Dijual Tommy Soeharto

 Menurut Kwik Kian Gie (2006) Semula Tommy 

Soeharto memiliki  izin untuk mengeksplotasi minyak di 

sumur “kecil” Cepu. Lisensi itu berakhir tahun 2010, lalu 

dijual ke EM. Mengetahui ada cadangan minyak 600 juta barel, 

EM mengusulkan agar kontarak antara Indonesia dan EM 

diperpanjang hingga 2030 disertai deal bisnis rinci.

 Saat itu status hokum Pertamina masih perum. Menurut 

undang-undang, yang berhak memutuskan yaitu  Dewan 

Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP), terdiri atas 

lima menteri dengan acara aklamasi. Jika tidak, keputusan oleh 

presiden. Tiga anggaota DKPP setuju, dua menolak diperpanjang. 

sebab  aklamasi tidak dicapai, Presiden Megawati menerima 

“bola panas”.

 Sebelum keputusan diambil, badan hokum Pertamina 

berubah dari perum menjadi persero. Kekuasaan tertinggi 

terletak di pemegang saham, yaitu pemerintah. Namun sebab  

bentuk hukumnya persero, pemerinyah harus berpura-pura

 Memeberikan wewenang kepada Direksi Pertamina. 

Ternyata Direksi Pertamina dibawah Widya Purnama tak mau 

menyerah dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Namun 

sebab  pemerintah dan Presiden AS ikut campur, menarik 

disimak bila  setelah diambil alih oleh presiden keputusannya 

menjadi lebih lunak daripada yang dikehendaki oleh Widya 

Purnama?

 Kita telusuri argumentasi pro-kontraterus bersama EM 

atau 100 persen di eksplotasi oleh Pertamina. Mengapa EM 

ngotot? sebab  mereka menemukan kandungan minyak 600 juta 

barel. Belakangan disebutkan, kandungannya 1,2 miliar sampai 

dua miliar barel.

 Kontrak yaitu  kontrak, setelah 2010 Blok Cepu harus 

100 persen dieksplotasi oleh Pertamina. Alasanya sederhana, 

Jika EM ngotot, pasti labanya besar. Maka, jika sepenuhnya 

dieksplotasi Oleh Pertamina, 100 persen laba jatuh ke Pertamina.

 Mampukah Pertamina? Dirut Pertamina saat itu, Baihaki    

Hakim menyatakan mampu, apalagi terletak di Pulau Jawa dan 

mudah aksesnya. Soal apartise bisa disewa, bukan mengundang 

EM sebagai majikan. Apakah ada dana, jelas ada, sebab  banyak 

bank antre member kredit jika kandungan minyak begitu besar.

Pesan Bung Karno

 Setelah 60 tahun merdeka, pantaskah 92 persen minyak 

Indonesia dieksplotasi oleh asing? Kini saatnya memperbesar 

porsi Indonesia dalam eksplotasi minyak sendiri. Khusus Blok 

Cepu, sumur ini dijadikan titik awal menjalankan strategi.

 Sekitar dua Wan setelah menjadi Dirut Pertamina, 

Baihaki dan jajarannya memberikan paparan kepada saya selaku 

menko ekuin kala itu tentang kebijakannya. Dikemukakan, visi 

dan misinya yaitu  menjadikan Pertamina perusahaan kelsa 

dunia yang mampu mengembangkan diri menjadi perusahaan 

multinasional, seperti BP, Shell, dan EM.

 Pertamina sudah menjadi organisasi besar, sementara 

cadangan minyak terus menyusut, dan minyak dalah sumber 

daya alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewable resource). 

Maka jika cadangan sudat menyusut,Pertamina harus menjadi 

perusahaan multinasional besar sehingga sumber-sumber 

minyak mentah diperoleh   dari mana saja. Jika tidak, mau 

diapakan organisasi Pertamina dengan cadangan minyak yang 

sudah habis?

 Itulah sebabnya Presiden Aburrahman Wahid waktu itu 

memerintahkan saya menyetujui Pertamina mengambil risiko 

menanamkan modalnya untuk eksplorasi dimana saja. Saya 

berpesan agar dicermati susaha  risiko yang diambil sudah 

diperhitungkan (well calculated risk).

 saat  Executive Vice President EM mendatani saya 

dan mencoba meyakinkan, saya katakan, “Please, bolehkan saya 

belajar menjadi perusahan seperti Anda di Tanah Air sendiri, 

memakai  cadangan minyak sendiri sebagai modal awal? 

Apakah EM saat mulai tidak mengambil risiko besar, yang Anda 

gambarkan menakutkan? Saya bukan Inlander.”

 Saya kisahkan sikap Bung Karno yang membatasi 

eksploitasi sumber daya alam oleh asing. Yang lain, “Kita 

simpan ditanah sampai para insinyur kita mampu menggarap 

sendiri,” kata Bung Karno. Referansi lain, bagian pleidoi 

Bung Hatta dipengadilan Scheveningen 1932. Dalam sidang, 

mempertanyakan pakah bangsa Indonesia mampu diri sendiri 

dialam merdeka yang dikehendaki olah Bung Hatta bersama 

mahasisiwa Indonesia yang beragabung dalam Perhimpunan 

Indonesia di Negeri Belanda.

 Bung Hattab mengatakan, “Saya lebih suka melihat 

Nusantara tenggelan dilaut daripada dijajah Tuan-Tuan. Majelis 

Hakim memvonis Bung Hatta bebas murni, tetapi di Nederlands-

Indie (Hindia-Belanda) dengan alas an yang sama, tiga tahun 

sebelumnya, Bung Karno divonis dibuang dan dipenjara. 

Haruskah kita berjiwa terjajah sampai sekarang? Presiden 

Yudhoyono selayaknya tidak menuruti kemauan EM dan tidak 

takut tekanan AS. Tidak semestinya pemerintah ikut dalam deal 

bisnis.


DIALOG MAMAD DAN DJAJANG TENTANG SUBSIDI 

BBM

 Seperti orang lain, Mamad dan Djadjang banyak me-

nonton TV yang penuh dengan acara kampanye capres. Yang 

melakukan kampanye tentu sangat banyak ekonomi terkenal dan 

hamper semuanya bertitle doctor, bahkan banyak yang professor.

Mamad ( M ) dan Djadjang (D) , mahasiswa ekonomi dan baru 

tingkat tiga .Jadi, belum banyaklah pengetahuannya. Tetapi, se-

dikit – sedikit, kalau hanya yang mendasar saja cukup mengerti.

 Mereka tidak mengerti satu hal, yaitu tentang subsidi ba-

han bakar minyak  (BBM). Maka di antara mereka terjadi dis-

kusi berjalan sebagai berikut:

D : Mad, apakah elo perhatikan juga ketakutan para ahli 

ekonomi yang menjadi tim suksesnya para capres tentang  

meningkatnya subsidi BBM yang begitu menggila.Mereka, 

kan , terus mengatakan bagaimana presiden baru nanti 

mengatasinya , siapapun dia yang nantinya terpilih.

M : Memang  gue perhatikan Djang .Hanya saya tidak mengerti 

apa yang diartikan dengan subsidi?

D :  Bodoh amat elo,Mad.Subsidi itu artinya sumbangan untuk 

tujuan tertentu .Misalnya,elo sangat membutuhkan rumah 

yang paling sederhana, dan harganya Rp 10 juta,tetapi elo 

Cuma punya uang Rp 8 juta.Gue baik hati dan memberi 

elo kekurangan yangRp 2 juta dengan Cuma-Cuma.Itu 

namanya gue member elo subsidiRp 2 juta susaha  bisa 

membeli rumah.

M : Jadi elobenar-benar keluar Rp 2 juta uang betulan untuk 

disumbangkan kepada gue?

D : Jelas dong , memangnya gue bisa mencetak uang palsu 

tanpa ketahuan ?

M : Gue tanya ini sebab  para ekonomi  itu mengatakan para 

pemerintah akan babak belur mengeluarkan subsidi BBM 

puluhan triliun rupiah.Gue tidak mengerti mengapa kalau 

harga BBM dipasar dunia menghubung tinggi , pemerintah 

mesti keluar uang?Minyak bumi itu kan,ada didalam perut 

bumi Indonesia?

D : Iya, rumah sangat sederhana yang elo itukan,juga ada di 

Depok?Terus apa yang elo katakan?

M : Rumah itu milik pengembangnya dan untuk membangun 

rumah itu pengembang rumah benar – benar keluar uang 

Rp 9,5 juta. Dia ingin laba 0,5 juta. Maka memasang harga 

mati Rp 10 juta.

D :  Lho iya, tetapi dalam hal minyak, kan tidak ada yang 

punya. Itu,kan ada  dalam perut bumi Indonesia 

miliknya rakyat semuanya ? Kalau itu disedot sampai 

keluar harganya minyak mentah itu kan tidak ada ? Artinya, 

minyak mentahnya kan tida yang keluar uang ?

M : Memangnya disedot pakai mulut ? Untuk menyedot 

minyak susaha  bisa keluar dari perut bumi kan peralatan 

mahal dan ini semua kan pengeluaran betulan.Masa elo 

katakana tidak ada uang yang keluar?

D : Ada mad, gue memang tidak pandai seperti elo , tapi kalau 

dianggap tidak mengerti menyedot minyak butuh peralatan 

, elo menghina gue dong.

M : Terus yang elo artikan apa ?

D : Begini lho mad, semua biaya peralatan dan biaya untuk 

tenaga manusia yang harus dikeluarkan untuk menyedot 

minyak kita catat. Lantas biaya penggarapan sampai 

menjadi bensin kita tambahkan.  Dalam prose situ 

dihasilkan berbagai macam produk yang laku dijual.Hasil 

penjualannya kita kurangkan. Kan , keluar sebuah angka? 

Angka ini pasti jauh lebih kecil daripada harga bensin per 

liter, baik itu premium maupun premix.

M :  Susah ngomong sama elo, lha minyaknya yang disedot 

itulah yang paling mahal dan oleh elo di hargai 0.Yang 

terang saja jauh di bawah harga bensin per liternya !

D : Kalau tidak dihargai 0 , terus dihargai berapa ?

M :  Ya harga yang setiap harinya ditentukan oleh pasar minyak 

di New York dan diumumkan oleh Reuters itu, yang sekarang 

membumbung sampai 40 dollar AS per barrel.Kalau ini 

ditambahkan dalam hitung – hitungan elo tadi,harganya 

selangit tapi pemerintah hanya menerima Rp 1.850 untuk 

premium  dan Rp 2150 untuk p