ekonomi makro 2
gambar 3.3 diatas menunjukkan fungsi
konsumsi jangka panjang. bila pendapatan sebesar Oy
0
maka besarnya pengeluaran konsumsi yang terjadi sebesar
By
0
. bila pendapatan rumah tangga ini mengalami
penurunan dari Oy
0
menjadi Oy
2
, maka besarnya pengeluaran
konsumsi tidak akan turun ke titik E sepanjang kurva konsumsi
jangka panjang CL, namun akan turun ke titik A pada kurva
pengeluaran konsumsi jangka pendek C1. Hal ini sebab pada
saat terjadinya penurunan pendapatan, pola konsumsi rumah
tangga tidak mudah turun drastis. Penurunan pendapatan akan
menyebabkan pengeluaran konsumsi turun secara perlahan
dan rumah tangga cenderung akan mengurangi tabungan untuk
menunjang pola konsumsi yang lama. bila pendapatan
kemudian naik kembali dari Oy
2
ke Oy
0
pengeluaran konsumsi
rumah tangga juga tidak akan naik secara dratis, akan tetapi
kenaikannya secara perlahan. Ini disebabkan sebab rumah
tangga ini berusaha untuk mengembalikan tabungannya
yang berkurang pada saat penghasilan turun. Setelah pendapatan
OY
0
tercapai dan tabungan sudah mencapai tingkat semula,
sehingga bila terjadi kenaikan pendapatan dari Oy
0
menjadi
Oy
1
, maka pengeluaran konsumsi rumah tangga akan meningkat
secara drastis dari titik B ke titik D. Seterusnya, bila
pendapatan turun kembali menjadi OY
0
maka pengeluaran
konsumsi tidak turun di titik B namun turun ke titik F yaitu
pada fungsi konsumsi yang berada pada kurva pengeluaran
konsumsi jangka pendek C2 yang lebih tinggi kurva konsumsi
jangka pendek C1. Ini yaitu yang di sebut Ratchet effect oleh
sebab itu penurunan ekonomi akan menyebabkan pengeluaran
konsumsi turun sepanjang kurva konsumsi jangka pendek, dan
tidak pada kurva fungsi konsumsi jangka panjang.
Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Pendapatan Permanen
(Permanent Income Hypothesis)
Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen
ini dikemukakan oleh M Friedman berdasar teori ini
pendapatan yang diterima warga dapat dibagi menjadi 2
bagian yaitu : (1) pendapatan permanen (permanent income) dan
(2) pendapatan sementara (transitory income).
Adapun yang dimaksud dengan pendapatan permanen
yaitu :
• Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode
tertentu dan dapat diperkirakan terlebih
dahulu, misalnya pendapatan dari upah, gaji.
• Hasil dari semua faktor yang menentukan kekayaan
seseorang(yang menciptakan kekayaan). Kekayaan
sebuah rumah tangga terdiri dari dua kategori, yaitu
kekayaan non-manusia dan kekayaan manusia.
Kekayaan non manusia misalnya kekayaan fisik(barang
konsumsi tahan lama, gedung dan sebagainya)
dan kekayaan financial(saham,sumbangan berharga),
sedangkan kekayaan manusia yaitu kekayaan yang
melekat pada diri manusia itu sendiri, seperti
keahlian, keterampilan, pendidikan.
Dengan demikian kekayaan(W) dapat dirumuskan
sebagai berikut:
W = Yp/i W sehingga Yp = i W
Dimana :
W : kekayaan seseorang
Yp : pendapatan permanen orang ini
i : tingkat bunga
Yang dimaksut pendapatan sementara yaitu pendapatan
yang baik dapat dihasilkan terlebih dahulu dan nilainya dapat
positif bila nasibnya baik atau negatif bila mendapat
nasib buruk. Seseorang yang mendapatkan pendapatan transitory
positif, sedangkan seorang petani yang gagal panen sebab iklim/
cuaca buruk dikatakan mendapatkan pendapatan transitory yang
negatif.
Jadi pendapatan terukur seseorang dipengaruhi oleh
pendapatan permanen dan pendapatan transitory dengan
persamaan sebagai berikut:
Y = Yp + Yt
Y = pendapatan yang terukur
Yp = pendapatan permanen
Yt = pendapatan sementara
Selanjutnya dalam teori Friedman membuat 2 buah
asumsi mengenai hubungan antara pendapatan permanen dengan
pendapatan sementara,yaitu:
• Tidak ada korelasi Yp Yt atau dengan kata lain pendapatan
transitory yang diterima semata-mata merupakan suatu
faktor kebetulan saja.
• Pendapatan transitory tidak mempengaruhi pengeluaran
konsumsi yang berarti bila ditabung. Sebaliknya
bila pendapatan seseorang mengalami pendapatan
transitory negatif maka reaksinya yaitu dengan
mengurangi tabungan serta tidak mempengaruhi
pengeluaran konsumsi.
Menurut pendapatan Friedman pengeluaran konsumsi
juga dibagi dua kategori yaitu konsumsi permanen (Cp) dan
konsumsi sementara/transitory (Ct). Pengeluaran konsumsi
permanen yaitu kosumsi yang direncanakan, sedangkan
konsumsi sementara/transitory merupakan pengeluaran
konsumsi yang tidak di rencanakan. Hubungan antara pendapatan
terukur (Y) dan konsumsi terukur (C) akan tetapi hubungan
antara pendapatan permanen dan konsumsi permanen.
TEORI INVESTASI
Bab ini bertujuan untuk menjelaskan:
• Teori-teori tentang investasi.
• Investasi dan kapasitas produksi.
• Pelaksana-pelaksana investasi.
TEORI-TEORI INVESTASI
Investasi merupakan salah satu indikator penting didalam
kaitannya dengan pendapatan nasional. Hubungan antara
investasi dan pendapatan nasional itu sedemikian pentingnya,
sehingga dapatlah dimengerti mengapa dalam semua teori
ekonomi makro investasi dibahas dalam bagian tersendiri.
Berbagai kegoncangan dalam investasi (melalui proses
multiplier) out-put nasional. Multiplier yaitu angka yang
menunjukkan berapa besarnya perubahan pendapatan nasional
sebagai akibat berubahnya investasi. Perubahan investasi yang
sering menyebabkan mengapa tingkat pendapatan nasional
turun dibawah kapasitas produksi potensial, dan sering pula
menyebabkan mengapa pendapatan nasional pada suatu waktu
meningkat jauh diatas kapasitas potensial dalam warga ,
sehingga meningalkan gejala-gejala investasi.
Investasi merupakan suatu masalah yang langsung
berhubungan dengan besarnya pengharapan akan pendapatan
(prospect of yield) dari barang modal dimasa depan. Pengharapan
akan pendapatan masa depan inilah faktor yang penting untuk
penentuan besarnya investasi. Mengenai persoalan kapan atau
dalam keadaan bagaimana seorang pengusaha akan melakukan
investasi, ada dua teori yang membahasnya, (I) teori konvensional
(klasik) dan (II) teori dari Keynes.
Teori Konvensional (Klasik)
Teori konvensional (klasik) tentang investasi pada
pokoknya didasarkan atas teori produktivitas batas (marginal
productive) dari faktor produksi modal (capital). berdasar
teori ini besarnya modal yang akan di investasikan dalam
proses produksi ditentukan oleh produktivitas marginalnya
dibandingkan dengan tingkat bunga, sehinga investasi itu akan
terus dilakukan bilamana produktivitas batas dari investasi
masih lebih tinggi dari tingkat bunga yang akan diterima.
Kenyataan menunjukkan bahwa berbagai bentuk
kekayaan itu memberikan hasil yang berbeda-beda, dan juga
mengandung resiko yang tidak sama, maka haruslah dipilih cara
mana yang lebih baik, yang menguntungkan dan memberikan
kepuasan secara maksimal bagi seorang yang memiliki kekayaan.
Pemilik kekayaan harus memilih dan menentukan putusan
tentang manakan yang lebih menguntungkan antara membeli
saham, obligasi jangka panjang, obligasi jangka pendek, atau di
investasikan dalam perusahaan.
berdasar teori produktivitas batas, maka soal
investasi oleh ahli-ahli ekonomi klasik dipecah atas prinsip-
prinsip maksimisasi laba dari perusahaan-perusahaan individual.
Sebab suatu perusahaan akan memaksimir labanya dalam
situasi persaingan sempurna, bila mana perusahaan ini
memakai modalnya sampai dalam jumlah produk marginal
dari modal itu sama dengan harga modal, yaitu suku bunga.
Adapun secara garis besar teori klasik tentang investasi
yaitu sebagai berkut:
• Investasi akan dijalankan bilamana pendapatan dari investasi
itu (prospected yield) lebih besar dari tingkat bunga. Bila
hendak membandingkan antara pendapatan dari investasi
dangan suku bunga maka tidak boleh dilupakan bahwa
barang-barang modal umumnya memiliki penggunaan
yang panjang dan tidak hanya sekali pakai, sehingga
pendapatan dari investasi (yang akan dibaandingkan dengan
bunga) yaitu terdiri dari jumlah-jumlah pendapatan yang
akan diterima setiap akhir tahun, selama penggunaan
barang modal itu dalam produksi (umur ekonomis), jumlah
pendapatan tiap-tiap tahun selanjutnya dibandingkan
dengan tingkat bung yang berlaku sekarang.
• Investasi dalam suatu barang modal yaitu menguntungkan
bilamana baiaya (ongkos) plus bunga lebih kecil dari hasil
pendapatan yang diharapkan dari investasi itu. Dengan
demikian unsur-unsur yang diperhitungkan dalam penentuan
investasi yaitu : (1) tingkat ongkos (biaya) atas modal; (2)
tingkat bunga; dan (3) tingginya hasil pendapatan yang
diterima. Berubahnya salah satu dari ketiga faktor diatas,
akan memicu berubahnya perhitungan profitabilitas.
Teori Dari JM.Keynes
Menurut pandangan dari JM. Keynes, masalah investasi,
baik penentuan jumlah maupun kesempatan untuk melakukan
investasi didasarkan atas konsep Marginal Effeciency of
Investment (MEI). Dengan mendasarkan atas konsep pemikiran
ini investasi akan dilaksanakan bila MEI masih lebih
tinggi daripada tingkat bunga.
Secara grafis MEI itu digambarkan sebagai suatu skedul
yang menurun, skedul ini menggambarkan jumlah investasi yang
akan terlaksana pada setiap tingkat bunga. Menurunya tingkat
skedul MEI ini antara lain disebabkan oleh dua hal, yaitu:
• Bahwa semakin banyak jumlah investasi yang terlaksana
dalam masyaraka, semakin rendahnya MEI itu.
• Semakin banyak investasi dilakukan, maka ongkos dan
barang modal (asset) menjadi lebih tinggi.
Pada bagian berikut menunjukkan skedul MEI pada
Gambar 3.4. berikut ini.
Gambar 3.4 Marginal Efficiency of Investment (MEI)
Menurut teori Keynes tentang investasi, pertimbangan
pokok untuk terlaksananya investasi yaitu faktor efisiensi
marginal dari investasi itu sendiri. Efisiensi marginal dari
investasi ini sangat tergantung pada perkiraan-perkiraan dan
perhitungan pengusaha terhadap pekembangan situasi ekonomi
masa depan. Oleh sebab itu tingkat MEI tidak dapat ditentukan
dengan pasti.
Pandangan kehari depan bagi pengusaha dengan
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik faktor-faktor ekonomi maupun faktor-
faktor psikologis. Menghubungkan antara pengusaha dengan
kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan investasi,
perlulah diketahui tentang apa yang disebut entrepreneur.
Entrepreneur, merupakan sejenis pengusaha yang memiliki
kelakuan dan bakat-bakat khusus yang tidak didapati pada
pengusaha-pengusaha lainnya. Golongan entrepreneur ini
memiliki peranan yang sangat penting artinya dalam sejarah
perkembangan ekonomi di dunia barat.
Entrepreneur yaitu seorang innovator, yaitu orang yang
mengusahakan kombinasi-kombinasi dari dalam proses produksi
guna menciptakan kemajuan-kemajuan baru dan kenaikan-
kenaikan hasil produksi. Para entrepreneur inilah yang mampu
mempergunakan kesempatan investasi yang potensial sehingga
kemungkinan keberhasilan sangat besar.
INVESTASI DAN KAPASITAS PRODUKSI NASIONAL
(Masalah COR dan ICOR)
Masalah Capital Output Ratio (COR) dan incremental
Capital Output Ratio) merupakan alat yang banyak dipergunakan
dalam teori pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi itu
bertujuan utama untuk menaikkan kemakmuran dan tingkat
hidup warga . Sampai berapa jauh, tingginya kemakmuran
dan tingkat hidup di cerminkan oleh pendapatan nasional yang
dicapai oleh kegiatan ekonomi warga itu sendiri.
Investasi yaitu aktivitas ekonomi baik yang berupa
penambahan faktor produksi maupun berupa peningkatan-
peningkatan kualitas fakto produksi. Investasi ini jadinya
akan memperbesar pengeluaran warga yang kemudian di
perkuat oleh efek multiplier yang akhirnya akan memperbesar
pendapatan nasional.
Agar susaha produksi nasional tidak berkurang maka
penyusutan produksivitas haruslah diimbangi dengan investasi
itu akan terjadi bila investasi baru lebih besar dari penyusutannya.
Dalam konsep multiplier, pendapatan nasional akan
berubah bilamana besarnya investasi mengalami perubahan.
Sehubungan dengan hal itu, timbul persoalan berapakah
jumlah investasi harus ditanamkan ke dalam warga , agar
susaha pendapatan dapat dinaikkan dengan jumlah tertentu.
Hal ini dilakukan dan tergantung pada COR, yaitu angka yang
menyatakan perbandingan (ratio) antara besarnya investasi
dengan besarnya hasil produksi nasional.
Jadi bilamana COR itu 4, sedangkan kenaikan pendapatan
nasional yang diinginkan yaitu 5, maka besarnya investasi
yang harus ditanamkan yaitu 4x5=20
Perhitungan COR dapat dirumuskan
Dimana :
K : jumlah investasi yang diperlukan
Q : besarnya hasil produksi nasional yang ingin dicapai denagn
investasi ini
bila yang diperbandingkan itu yaitu tambahan
investasi dengan tambahan pendapatan, maka diperoleh ICOR.
Oleh sebab itu maka :
• Untuk menghitung besarnya kapasitas produksi nasional
digunakan COR.
• Untuk menghitung besarnya pertambahan kapasitas
produksi nasional digunakan ICOR.
• Masalah besarnya penyusutan
Besarnya penyusutan dinyatakan dengan presentase (D).
Bilamana besarnya kapasitas produksi nasional pada
suatu tahun yaitu K, maka besarnya kapasitas produksi
pada suatu tahun yaitu DK. Pada akhir tahun itu juga
kapasitas produksi nasional warga yang baru yaitu
:
K-DK=(1-D)K
Kapasitas produksi warga itu pada tahun
berikutnya bilamana tidak ada investasi baru dengan
sendirinya yaitu tetap, yakni (1-D)K. Jumlah hasil
produksi dalam tahun berikutnya yaitu Q dan
Pada kelanjutannya bilamana dalam tahun
berikutnya tadi terjadi penambahan investasi baru,
maka penambahan kapasitan produsinya yaitu
dan jumlah kapasitas dalam dua tahun ini yaitu
Contoh
Diketahui :
Dalam suatu perekonomian ada data sebagai berikut:
1. Pada awal tahun 1980 dalam perekonomian
ini memiliki peralatan kapital yang mampu
menghasilkan output seharga Rp. 8000 milyar.
2. Besarnya COR dan ICOR masing masing ^ dan %.
3. Dalam tahun 1970 itu terjadi gross investment Rp.
3000 milyar.
4. Besarnya penyusutan ditapsir 10%
Dinyatakan :
1. Besarnya kapasitas produksi nasional perekonomianb
ini , untuk tahun 1981 !
2. Besarnya penyusutan tahun 1981 !
Penyelesian
1. Besarnya kapasitas produksi tahun 1981
Jadi kapasitas produksi nasional tahun 1981 :
PELAKSANA-PELAKSANA INVESTASI
bila di lihat dari sisi siapa yang akan melaksanakan
investasi, dapat dibedakan atas : (1) investasi pemerintah (2)
investasi swasta dan (3) investasi pemerintah dan swasta. Ketiga
unsur pelaksana investasi ini secara garis besar dapat
diuraikan sebagai berikut :
Investasi Pemerintah (Public Investment)
Investasi pemerintah ini umumnya dilakukan tidak
dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan, tetapi tujuan
utamanya adalag untuk memenuhi kebutuhan warga
seperti pembangunan jalan, jembatan, bendungan dan lain-lain.
Investasi-investasi itu sering disebut Social Overhead Capital
(SOC).
Keuntungan bagi investasi-investasi ini baru terasa
bilamana timbulah pertambahan permintaan dalam warga .
Bertambahnya permintaan efektif, juga menaikkan pendapatan.
Public investment ini sering juga disebut sebagai
investasi yang otonom, yaitu investasi yang timbul bukan
sebab nya adanya tambahan pendapatan. Investasi ini tidak
menarik bagi swasta, sebab investasi ini memerlukan biaya yang
sangat besar, dan investasi ini tidak memberikan keuntungan
secara langsung, melainkan secara berangsur-angsur dalam
beberapa tahun.
Adapun bentuk kurva autonomous, investment terlihat
dalam Gambar 3.5 berikut ini.
Gambar 3.5 Bentuk Kurva Autonomous Investment
berdasar Gambar 3.5, besar kecilnya investasi
tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan tetapi dapat berubah
oleh sebab adanya perubahan-perubahan faktor-faktor di
luar pendapatan sekalipun investasi ini tidak dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan tetapi akiabat dari tingkat pendapatan dalam
warga .
Investasi Swasta (private investment)
Private investment yaitu jenis investasi yang dilakukan
swasta dan ditunjukan untuk memperoleh pendapatan dan
diring oleh sebab adanya pertambahan pendapatan. Oleh sebab
itu bila pendapatan bertambah konsumsi bertambah dan
bertambah pula effective demand. Investasi swasta ini juga
disebut induced investment, Induced investment yaitu suatu
investasi yang ditimbulkan oleh sebab bertambahnya permintaan
yang sumbernya terletak pada penambahan pendapatan.
Adapun bentuk kurva inclued investment terlihat Gambar 3.6
berikut ini.
Gambar 3.6 bentuk kurva Induced Investment
berdasar Gambar 3.6 di atas investasi diletakkan
pada sumbu tegak, sedang sumbu datar untuk menyatakan
pendapatan. Fungsi investasi yaitu I (Y), dimana fungsi ini
menyatakan tingginya tingkat investasi terimbas pada berbagai
tingkat pendapatan.
Fungsi investasi ini naik dari kiri ke bawah ke kanan
atas, dan mulai dari suatu tingkat pendapatan tertentu. Fungsi
investasi I (Y), itu juga dilukiskan sedemikian rupa, sehingga
memotong sumbu Y dari bawah, hal ini dimaksudkan untuk
menyatakan bahwa ada investasi negatif. Pada suatu tingkat
pendapatan yang rendah. Dengan perkataan lain rendah tingkat
pendapatan nasioanal (kurang atau sama dengan OY2) justru
akan membawa bencana bagi kehidupan mereka di masa depan.
Investasi Pemerintah Dan Swasta
Jenis investasi yang dilakukan oleh publik dan swasta
yaitu investasi luar negri (foreign investment). Foreign
Investment terjadi dari selisih antara export di atas import.
Induced investment dalam hal ini yaitu disebabkan oleh
perkembangan ekonomi diluar negeri. Jadi sifat induced
investment yaitu suatu investasi sebab adanya pertambahan
pendapatan.
Investasi dalam jenis ini sangat memungkinkan
dikembangkan dalam era globalisasi ekonomi di mana batas-
batas wilayah ekonomi suatu negara menjadi tidak jelas.
Masalahnya sekarang yaitu bagaimana tiap-tiap negara dapat
memberikan rangsangan agar investasi asing masuk.
ANALISA PENDAPATAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN
TERTUTUP SEDERHANA
Yang dimaksud dengan perekonomian tertutup yaitu
suatu perekonomian yang tidak mengenal hubungan ekonomi
dengan Negara lain.
Dalam perekonomian semacam ini kita tidak akan
menjumpai persoalan-persoalan yang timbul dari adanya
transaksi-transaksi ekonomi luar negeri, seperti eksport dan
import.
Sedangkan istilah sederhana disini kita gunakan
sekedar untuk menunjukkan bahwa perekonomian yang diberi
predikat sederhana ini tidak mengenal adanya transaksi
ekonomi yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian bentuk
perokoniman yang akan kita bahas yaitu perekonomian tanpa
hubungan ekonomi dengan Negara lain dan tanpa adanya
transaksi ekonomi oleh pemerintah.
Di dalam perekonomian tertutup sederhana ini
pengeluaran warga pada tiap tahunnya, atau pada tiap
satuan waktunnya, akan terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi
rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi. Pengeluaran
total dari warga ini , sekaligus merupakan pendapatan
warga itu juga. Dengan cara lebih singkat, pernyataan
ini dapat ditulis:
Y=C+I
Dimana:
Y : Menunjukkaan besarnya pendapatan nasional per tahunnya
C : Menunjukkan besarnya konsumsi rumah tangga per tahun
I : Besarnya investasi per tahun
Dalam analisis sederhana tentang pendapatan nasional
ini, investasi kita pandang sebagai suatu variable yang eksogen.
Yang dimaksud dengan variable yang tidak diuraikan oleh model
yang kita gunakan, melainkan merupakan variable-variabel yang
ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar modal
yang digunakan. Jadi dengan kata lain, semua nilai dan pada
variable yang eksogen kita anggap sebagai datum, atau sebagai
suatu variable yang nilainya tidak kita cari asalnya.
------ 79
FUNGSI KONSUMSI APC DAN MPC
Dalam bentuknya yang umum, fungsi konsumsi yang
merupakan garis lurus (liner) memiliki persamaan sebagai
berikut:
C=a+Cy
Dimana:
a : Menunjukkan besarnya konsumsi pada pendapatan nasional
sebesar nol
c : Menunjukkan besarnya Marginal Propencity to Consume.
Sedangkan MPC yaitu angka perbandingan antara
besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya perubahan
pendapatan nasional. Adapun MPC ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Dimana:
c : MPC
ΔC : Besarnya perubahan konsumsi
ΔY : Besarnya perubahan pendapatan
Besarnya angka MPC itu umumnya lebih kecil dari
satu, akan tetapi lebih besar dari setengah. Dan yang lebih
pasti angka MPC itu memiliki tanda positif. Positifnya
MPC mengandung arti bahwa bertambahnya pendapatan akan
memicu bertambahnya konsumsi. Angka MPC yang
lebih kecil dari satu, menunjukkan bahwa tambahan pendapatan
yang diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk
konsumsi, melankan sebagian disisihkan untuk ditabung. Angka
MPC yang lebih besar dari setengan menunjukkan bahwa
penggunaan tambahan pendapatan sebagai besar diguanakan
untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya, yaitu
yang jumlahnya lebih kecil, akan merupakan tambahan sebagai
berikut:
menunjukkan besarnya APC pada tingkat
pendapatan nasional n yang dimaksud dengan APC yaitu
perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat
pendapatan nasional dengan besarnya pendapatan nasional itu
sendiri. bila dirumuskan akan terlihat dalam formula berikut:
Adapun pembuktian perumusan di atas yaitu sebagai
berikut :
Gambar 5.1 Menemukan Persamaan Fungsi Konsumsi
berdasar Gambar 4.1 di atas maka :
Pada tingkat pendapatan nasional per tahun sebesar Rp 100
milyar besarnya konsumsi sebesar Rp 95 milyar pertahun.
Pada tingkat pendapatan nasional sebesar Rp 120 milyar per
tahun, besarnya konsumsi per tahunya Rp 110 milyar per tahun.
Ditanyakan :
a. Cari fungsi konsumsinya !
b. Break-even point tercapainya pada tingkat pendapatan
nasional berapa ?
Penyelesaian :
Kesimpulan :
a. Persamaan fungsi konsumsinya yaitu :
C= 0,75Y+20 milyar rp
b. Tingkat pendapatan break-even :
80 milyar rp
FUNGSI SAVING, APS DAN MPS
Saving yaitu bagian dari pada pendapatan nasional per
tahunnya yang tidak dikonsumsi.
Yang dimaksud dengan Marginal Propencity to
Save (MPS) yaitu perbandingan antara bertambahnya
saving dengan bertambahnya pendapatan nasional yang
memicu bertambahnya saving di maksud, sedang
penerusnya yaitu :
Yang dimaksud dengan Average Propensity to
Save (APS) yaitu perbandingan antara besarnya saving
pada suatu tingkat pendapatan nasional dengan besarnya
pendapatan nasional bersangkutan. Sedang perumusanya
yaitu sebagai berikut:
HUBUNGAN ANTARA MPC,MPS,APC DAN APS
Hubungan antara MPC dan MPS dapat kita nyatakan
sebagai berikut:
MPC+MPS = 1
Pembuktian dari rumus di atas:
Y= C+ S
Maka:
Sedangkan hubungan antara APC dan APS yaitu :
APC + APS = 1
Pembuktian dari rumus di atas:
y= C+S
Ini berarti Yn= Cn +Sn
Kalau ruas dari kiri masing-masing dibagi Yn maka:
Penerapanya Dalam Contoh Soal :
Diketahui :
Fungsi konsumsi suatu warga merupakan
persamaan :
C =0,75Y+20 milyar rp
Ditanyakan :
Hitung besarnya C,S,MPC,APS,MPS dan APS untuk
pendapatan-pendapatan sebagai berikut:
20,40,60,80,100,120 dan 140 dalam milyar rp
Penyelesaian:
Dari jawaban contoh di atas juga dapat digambarkan
bentuknya dalam kurva konsumsi dan saving :
Gambar 5.2 Kurva Konsumsi dan Saving
PENDAPATAN NASIONAL EKUILIBRIUM
bila dilihat dari sisi sumbernya, pendapatan nasional
terdiri dari konsumsi dan investasi. Jadi C + I = Y. sedangkan
bila dilihat dari sisi penggunaanya, pendapatan nasional
sebagian dipergunakan untuk pengeluaran konsumsi, sedangkan
selebihnya yaitu merupakan saving, sehingga Y= C+ S
bila pendapatan dalam periode o digunakan dalam
periode 1, pendapatan nasional pada periode 1 digunakan untuk
periode 2, pendapatan periode 2 digunakan untuk periode 3,
-
demikian seterusnya, maka hubungan konsumsi, investasi,
saving dan pendapatan nasional dapat dituliskan sebagai berikut
:
Yang dimaksud dengan pendapatan nasional
ekuilibrium yaitu tingkat pendapatan nasional di mana
tidak ada kekuatan ekonomi yang memiliki tendensi
untuk mengubahnya. Pendapatan nasional dalam
keseimbangan akan tercapai bila dipenuhi syarat :
S = I
ada tiga buah cara untuk menemukan
formula untuk menghitung tingkat pendapatan nasional
ekuilibrium.
Kedua cara itu yaitu sebagai berikut:
Cara ke I :
Y= C+ 1
C= a+cY
Maka Y= a+cY+I
Y-cY= a+ I
(1-c) Y= a+ I
Y= (a+1)
Dengan demikian formula (rumus) untuk mencari
pendapatan nasional ekuilibrium yaitu :
Contoh soal
Diketahui :
Fungsi konsumsi per tahun :
C= 0,75 Y+ 20 milyar rp
Besarnya investasi per tahun
I= 40 milyar rp
Ditanyakan :
a. Hitung besarnya Y,C,dan S dalam keseimbangan !
b. Gambarkan!
Penyelesaian :
a. Besarnya Y dalam keseimbangan:
Y= (a+1)
= (20+40)
Y= 4(60)= 240 milyar rp
Besarnya konsumsi keseimbangan :
C= 0,75Y+20
= 0,75(240)+20
C= 200 milyar rp
Besarnya saving keseimbangan :
S= Y-S
= 240- 200
S= 40 milyar rp
b. Gambarnya yaitu :
Gambar 5.3 Keadaan Ekuilibrium
PENGERTIAN DAN PROSES BEKERJANYA
MULTIPLIER
bila pada suatu saat besarnya investasi
tidak sama dengan besarnya saving, maka akan terjadilah
ketidakseimbangan dalam perekonomian pendapatan nasional,
pengeluaran konsumsi dan besarnya saving berada dalam
keadaan disekuilibrium. Pendapatan nasional besarnya akan
terus berubah, sehingga tingkat pendapatan nasional ekuilibrium
yang baru akan tercapai, yaitu pendapatan nasional di mana
besarnya sama dengan besarnya investasi. Demikian juga
halnya dengan pengeluaran konsumsi dan saving. Hubungan
antara perubahan investasi dan perubahan pendapatan nasional
ekuilibrium yang diakibatkan oleh perubahan investasi ini ,
diterangkan dalam konsep multiplier.
Multiplier yaitu angka atau formula yang menunjukkan
berapa kali lipat pendapatan nasional akan berubah sebagai
akibat adanya perubahan investasi. Pendapatan lain mengatakan
multiplier yaitu bilangan dengan mana investasi harus kita
kalikan, bila kita ingin mengetahui besarnya perubahan
pendapatan nasional ekuilibrium yang diakibatkan oleh
perubahan investasi ini .
Jadi kalau k menunjukkan besarnya multiplier, maka:
Dan besarnya multiplier :
Kalau misalnya tambahan investasi (ΔI), memicu
pendapatan nasional berubah dari Y menjadi Y+ΔY, maka:
Kalau persamaan diatas ruas kanan dan kiri kita kurangkan
dengan Y, yang besarnya sama dengan
Gambar 5.4 Proses Multiplier Secara Grafis
INFLATIONARY GAP DAN DEFLATIONARY GAP
Konsep tentang inflationary Gap dan deflationary Gap
berkaitan dengan persoalan sejauh mana tingkat employment
yang terjadi menyimpang dari kapasitas produk yang ada.
Dalam hal ini bila semakin besar angka inflationary Gap
akan berrati semakin besar over employmentnya. Dan semakin
besar angka deflationary gap-nya berrati semakin jauh tingkat
employment berada dibawah tingkat full-employment, yang
dengan perkataan lain, semakin besar tingkat penggangguran
yang terjadi.
Yang dimaksud denga Inflationary Gap yaitu besarnya
perbedaan antara jumlah investasi yang terjadi dengan besarnya
full employment saving (saving pada tingkat full employment
saving). Sedangkan yang dimaksud dengan Deflationary Gap
yaitu angka yang menunjukkan besarnya perbedaan antara
investasi yang terjadi dengan full-employment saving, dimana
besarnya investasi ini lebih kecil dibandingkan dengan full
employment savingnya.
Contoh soal tentang inflationary Gap dan Deflationary
Gap yaitu sebagai berikut:
Diketahui:
Fungsi konsumsi per tahun
C=0,75Y+20milyar rp
Besarnya investasi per tahun
I=40 milyar rp
Ditanyakan:
1. hitung besarnya IG dan DG, kalau diketahui bahwa
perekonomian memiliki kapasitas produksi masing-
masing per tahun.
a. 200 milyar rp
b. 280 milyar rp
2. Gambarkan bentuk kurvanya!
Penyelesaian:
1. a. Pada perekonomian yang kurang kapasitas produksi
sebesar 200 milyar rp besarnya full-employment
savingnya yaitu :
S= Y-C
S=Y-(0,75+20)
= 200-(0,75.200+20)
= 30 milyar
Oleh sebab besarnya investasi I=40 milyar rp, maka
akan terjadi Inflationary Gap.
IG= Investasi- full-employment saving
= 40 milyar rp – 30 milyar rp
= 10 milyar rp
b.Pada perekonomian yang memiliki kapasitas produksi
sebesar 280 milyar rp. Besarnya full-employment savingnya
yaitu :
S= Y-C
= Y- (0,75Y+20)
=280-(0,75.280+20)
= 280 milyar rp- 230 milyar rp
= 50 milyar rp
Oleh sebab besarnya investasi I= 40 milyar rp. Maka
akan terjadi Deflationary Gap.
DG= Full-employment saving- Investasi
= 50 milyar rp – 40 milyar rp
= 10 milyar rp
2. Gambar yaitu sebagai berikut :
Gambar 5.5 proses terjadinya IG dan DG
Besarnya Gambar 5.5 di atas agar tidak dapat terjadi
IG kapasitas produksi dapat ditingkatkan dari 200 milyar
rp menjadi 240 milyar rp. Sedangkan agar tidak terjadi DG
kapasitas produksi dapat diturunkan dari 280 milyar rp menjadi
240 milyar rp.
Kesimpulan
Dalam perekonomian tertutup sederhana, pengeluaran
warga pada setiap tahunnya terdiri atas pengeluaran
konsumsi dan pengeluaran investasi.
MPC selalu lebih kecil dari satu tetapi lebih besar dari
setengah.
S = -a + MPS Y
MPS yaitu perbandingan antara bertambahnya saving
dengan bertambahnya penapatan nasional.
MPC + MPS = 1 ( mutlak )
Pendapatan nasional ekuilibrium yaitu tingkat
pendapatan nasional dimana tidak ada kekuatan ekonomi
yang memiliki tendensi untuk mengubahnya.
Hubungan antara perubahan investasi dan perubahan
pendapatan nasional ekuilibirium yang di akibatkan oleh
perubahan investasi ini .
Infaltionary Gap yaitu besarnya perbedaan antara jumlah
investasi yang terjadi dengan besarnya full employment
saving ( saving pada tingkat full employment saving ).
Dapat dihitung dengan mencari S = Y - C
ANALISA KEBIJAKAN FISKAL DALAM
PEREKONOMIAN TERTUTUP
Bab ini bertujuan untuk menjelaskan :
• Masalah kebijakan fiskal
• Analisis kebijakan fiskal dalam sistem perpajakan yang
sederhana
• Pendapatan nasional ekuilibrium
• Macam-macam angka pengganda
MASALAH KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal atau politik yaitu segala kebijakan
pemerintah yang ditujukan untuk memengaruhi jalanya atau
proses kehidupan ekonomi warga melalui anggaran belanja
Negara.
Anggaran belanja ( budget ) Negara yaitu suatu
anggaran yang disusun oleh pemerintah mengenai pendapatan-
pendapatan atau penerimaan-penerimaan Negara serta
pengeluaran-pengeluaran Negara yang disusun selama masa
tertentu,biasanya satu tahun.
Dalam hubungannya dengan kebijakan anggaran belanja
Negara,ada tiga fungsi pokok,yaitu :
• Fungsi Alokasi
berdasar fungsi ini, kebijakan anggaran belanja
diarahkan untuk mengalokasi faktor-faktor produksi yang
tersedia di dalam warga sedemikian rupa,sehingga
kebutuhan warga akan apa yang disebut public
goods. Tanpa adanya prakarsa dari pemerintah dalam hal
ini kecil kemungkinannya warga dapat memenuhi
secara cukup kebutuhan-kebutuhan mereka akan
terselenggaranya keamanan, keadilan, pendidikan dan
lain-lain.
• Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi ini memiliki tujuan demi
terselenggaranya pembagian pendapatan nasional yang
relatif lebih adil. Kenyataan menunjukkan ketimpangan
dalam pembagian pendapatan sering kali menimbulkan
gejolak dalam warga .
• Fungsi stabilisasi
Fungsi stabilisasi ini antara lain bertujuan untuk
terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yang tinggi,
tingkat harga yang stabil dan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang cukup memadahi.
Kenyataan ini menunjukkan,bahwa volume transaksi
yang diadakan oleh pemerintah di kebanyakan Negara dari
tahun terus mengalami peningkatan. Ini berarti bahwa peranan
dari pada tindakan fiskal pemerintah dalam ikut menentukan
tingkat pendapatan nasional menjadi besar.
Untuk Negara yang sudah maju perekonomiannya,semakin
besarnya peranan tindakan fiskal pemerintah dalam mekanisme
pembentukan tingkat pendapatan nasional terutama dimaksudkan
agar susaha pemerintah dapat lebih mampu dalam mempengaruhi
jalannya perekonomian. Dengan demikian diharapkan bahwa
dengan kebijakan fiskalnya, pemerintah dapat mengusahakan
terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak
diinginkan, seperti banyak pengangguran,inflasi,dan sebagainya.
Bagi Negara-negara yang sedang berkembang pemerintah
pada umumnya menyadari akan rendahnya investasi yng timbul
atas inisiatif dari warga . Hal ini disebabkan masih sangat
rendahnya tingkat pendapatan warga sehingga usaha untuk
menghimpun dana guna investasi juga terbatas. Oleh sebab itu,
maka tanpa campur tangan pemerintah kecil kemungkinan suatu
perekonomian yang masih terbelakang dapat melaksanakan
investasi neto yang cukup besar, untuk mempertinggi kapasitas
produksi nasional demi kemakmuran warga nya. Dari
seluruh uraian di atas dapat kita pahami betapa besarnya
peranan kebijakan fiskal pemerintah bagi warga yang ingin
memajukan perekonomiannya.
Pada dasarnya ada dua komponen besar dari pada
anggaran belanja yaitu komponen penerimaan dan komponen
pengeluaran.
Komponenen Anggaran Belanja Negara
Komponen anggaran belanja terdiri atas komponen
penerimaan dan komponen pengeluaran. Sedangkan secara
lebih rinci yaitu sebagai berikut :
• Penerimaan, yang dalam buku ini kita asumsikan hanya
terdiri dari pada hasil penerimaan pajak.
• Pengeluaran, yang dilakukan pemerintah terdiri atas :
Pengeluaran konsumsi pemerintah yang biasa
disebut government expenditure.
Pengeluaran pemerintah yang berupa government
transfer.
Pajak dimaksudkan sebagai uang atau daya beli yang
diserahkan oleh warga kepada pemerintah dimana ada
penyerahan uang atau daya beli ini pemerintah tidak
memberikan balas jasa yang langsung. Alasan mengapa kita
katakan tidak ada balas jasa yang langsung diterima oleh si
pembayar pajak yaitu sebab bagaimanapun juga bentuk dari
pada pajak yang dibayar oleh warga kepada pemerintah,
warga tentu akan memperoleh jasa-jasa juga hanya
saja,balas jasa yang diterima oleh si pembayar pajak sifatnya
yaitu tidak langsung.
Seorang wajib pajak ( pembayaran pajak ) pendapatan,
misalnya dari pembayaran pajak ini si pembayar pajak
tidak memperoleh sesuatu apapun dari pemerintah. Akan tetapi
mengingat bahwa hasil pungutan pajak oleh pemerintah ini
nantinya akan dipergunakan untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran pemerintah yang bermanfaat bagi warga
dimana termasuk wajib pajak.
Agar penerimaan pajak bisa berfungsi optimal,
diperlukan kesadaran wajib pajak sebagai suatu warga Negara
yang baik. Sedangkan pada sisi yang lain diperlukan aparat
pajak yang bersih dari unsur kolusi dan korupsi.
bila dua hal ini dapat dilaksanakan dengan baik,
warga akan dapat menikmati semua kebutuhan hidupnya
dengan baik,khususnya berkaitan dengan berbagai prasarana
kehidupan.
Pengeluaran konsumsi pemerintah yang dimaksudkan
yaitu semua pengeluaran pemerintah dimana pemerintah
secara langsung menerima balas jasanya. Contohnya pemerintah
membayar gaji PNS yang bersangkutan. Suatu harapan
dari warga yaitu semua macam-macam pngeluaran
pemerintah ini ,secara langsung atau tidak langsung
nantinya akan diperoleh manfaat yang besar bagi warga
secara keseluruhan per satuan waktu ditandai dengan symbol G.
Disamping itu ada pengeluaran yang kita sebut
government transfer,yaitu pengeluaran pemerintah tanpa balas
jasa langsung. Adapun beberapa contoh dari pada transfer
pemerintah yaitu :
• Sumbangan pemerintah yang diberikan kepada kaula
Negara yang menderita sebagai akibat dari pada adanya
bencana alam.
• Sumbangan yang diberikan oleh pemerintah kepada para
penganggur.
• Uang pension yang diterima oleh para pegawai negeri
yang telah pension.
• Subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan.
• Bea siswa yang diberikan oleh pemerintah kepada
mahasiswa dan sebagainya.
ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL DALAM SISTEM
PERPAJAKAN SEDERHANA
Fungsi Konsumsi dan Saving dengan Adanya Tindakan
Fiskal Pemerintah.
Setelah adanya tindakan fiskal pemerintah pengeluaran
warga untuk konsumsi tidak lagi secara langsung ditentukan
oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional sebagai earning,akan
tetapi oleh tinggi rendahnya pendapatan yang siap dibelanjakan
(disposable income ).
Pendapatan nasional sebagai earning yaitu jumlah
pendapatan yang diterima oleh para anggota warga untuk
jangka waktu tertentu, sebagai balas jasa atas faktor produksi
yang mereka sumbangkan dalam membentuk produk nasional.
bila YD menunjukkan besarnya disposable
income, Tr menunjukkan besarnya transfer pemerintah dan Tx
menunjukkan besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah,
maka secara matematik sebagai berikut :
Dengan mendasarkan,bahwa besar kecilnya konsumsi
suatu warga dalam analisis sekarang tidak lagi tergantung
kepada besar kecilnya pendapatan nasional sebagai earning,
melainkan tergantung kepada besar kecilnya disposable income,
maka fungsi konsumsi yang berlaku untuk perekonomian tanpa
adanya tindakan pemerintah tidak lagi dapat dipergunakan.
YD = Y + Tr +Tx
Untuk perekonomian yang mengenal adanya tindakan
fiskal pemerintah fungsi konsumsi memiliki persamaan :
Dimana :
YD = Y + Tr – Tx
Sedangkan fungsi saving dapat kita temukan dengan cara
Dengan demikian persamaan fungsi saving yaitu sebagai
berikut :
Catatan :
S = Marginal Propencity ti Save (MPS)
Contoh soal
1. Diketahui :
Fungsi Konsumsi C = 0,75Y
D
+ 20 M. Rp
Tranfers pemerintah Tr = 40 M.rp
Pajak Tx = 20 M.rp
Ditanya :
1. Carilah persamaan fungsi konsumsi
2. Carilah fungsi saving sesudah Tr dam Tx
3. Gambarkan pertanyaan no 1 dan no 2 diatas !
Penyelesaian :
PENDAPATAN NASIONAL EKUILIBRIUM
Pendapatan nasional dengan adanya tindakan fiskal oleh
pemerinah terdiri dari pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran
investasi (I), pengeluaran konsumsi pemerintah (G). Kegiatan
diatas kalau diformulasikan yaitu sebagai berikut :
C = C + I + G
Dari pendapatan ini oleh penerima pendapatan sebagian
dipergunakan untuk membayar pajak kepada pemerintah.
Akan tetapi sebaliknya pemerintah memberikan kepada orang-
orang atau badan hukum tanpa mengaharapkan balas jsa yang
berlangsung tanpa ini disebut dengan transfer pemerintah (Tr).
Dengan demikian maka besarnya disposable income (Y
D
) sama
dengan besarnya pendapatan nasional (Y) ditambah transfer (Tr)
dikurangi besarnya pajak (Tx). Dan secara matematik yaitu :
Mengingat disposable income itulahyang dipergunakan untuk
konsumsi dan sisanya untuk saving,makadapat ditulis:
Formula menemukan pendapatan nasional Ekuilibrium
Ada dua cara untuk menurunkan formula yang dapat
dipergunakan untuk menemukan besarnya pendapatan nasional
ekuilibrium.kedua cara yang dimaksud yaitu :
MACAM-MACAM ANGAKA PENGGANDA PAJAK
Dalam perekonomian tertutup sederhana,kita mengenal
satu macam angka pengganda,yaitu angaka pengganda investasi
yang bisa disebut investment multiplier.akan tetapi dalam
perekonomia yang melibatkan campur tangan pemerintah
dalam perekonomian,kita mengenal macam-macam angka
pengganda,yaitu:
Angka pengganda investasi
Angaka pengganda konsumsi
Angka pengganda penggeluaran konsumsi pemerintah
Angka pengganda transfer pemerintah
Angka pengganda pajak
Angka pengganda anggaran belanja seimbanbg.
Secara garis besar, masing-masing angka pengganda
akan di uraikan pada bagian berikut ini.
Angka Pengganda Investasi
Yang dimaksud dengan angka pengganda investasi yaitu
angka yang menunjukkan perbandingan antara berubahnya
tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dengan berubahnya
jumlah pengeluaran investasi.
Adapun formulanya yaitu sebagai berikut:
K1 = = =
Cara untuk menurunkan formula angka pengganda
investasi yaitu :
bila investasi bertambah dari sebesar 1 per tahun
menjadi ( I + I ) per tahun, dan perubahan ini memicu
berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dari semula
setinggi Y per tahun berubah menjadi ( Y + Y ) per tahun,
maka kalau kita liat secara aljabar sebagai berikut :
Y =
Sesudah adanya perubahan investasi :
Y + =
Y + = +
=
------ 111
=
K1= =
Angka Pengganda Konsumsi
Yang dimaksud dengan angka pengganda konsumsi
yaitu angka perbadingan antara tingkat pendapatan nasional
ekuilibrium dengan perubahan jumlah pengeluaran konsumsi
warga yang memicu berubahnya tingkat pendapatan
nasional ekuilibrium ini .
Adapun formula angka pengganda konsumsi yaitu
sebagai berikut :
Kc = =
Cara menurunkan yaitu :
bila fungsi konsumsi bergeser dengan jumlah pengeluaran
konsumsi pada tingkat disposable income sebesar nol berubah
dari semula sebesar a menjadi sebessar ) memicu tingkat
pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula Y menjadi
sebesar maka ini berarti sebelumnya adanya bergeseran fungsi
konsumsi :
Y =
Sesudah fungsi konsumsi bergeser sejauh :
Angka Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Yang dimaksud dengan angka pengganda pengeluaran
konsumsi pemerintah atau goverment exoenditure multiplier
yaitu nilai perbandingan anatara berubahnya jumlah pendapatan
nasional ekuilibrium sebagai akibat dari pada berubahnya
jumlah pengeluaran konsumsi pemerintah yang memicu
pendapatan nasional ini :
Adapun formula angka pengganda penguluaran konsumsi
pemerintah yaitu :
KG = =
Prinsip dasar menurunkan formula ini sama dengan angka
pengganda di atas.
Angka Pengganda Transfer Pemerintah
Yang dimaksud dengan angka pengganda transfer
pemerintah atau goverment transfer multiplier yaitu nilai
perbandingan antara berubahnya jumlah pendapatan nasional
ekuilibrium sebagai akibat dari pada berubahnya jumlah
transfer pemerintah dengan berubahnya jumlah transfer
pemerintah dengan perubahnya jumlah transfer pemerintah
yang memicu berubahnya tingkat pendapatan nasional
ekuilibrium ini .
Adapun formula angka pengganda pengeluaran transfer
pemerintah :
KTr = =
Prinsip dasar menurunkan formula ini sama dengan
angka pengganda di atas.
Angka Pengganda Pajak
Yang dimaksud dengan angka pengganda pajak yaitu
nilai perbandingan antara perubahan tingkat pendapatan nasional
ekuilibrum dengan perubahan jumlah pajak yang dipungut oeh
pemerintah yang menyebabkan berubahnya tingkat pendapatan
nasional ekuilibrium ini .
Adapun formula angka pengganda pajak yaitu :
KTx = = =
Prinsip dasar menurunkan formula ini sama dengan
angka pengganda di atas.
Angka Pengganda Anggaran Belanja Yang Seimbang
Yang dimaksud dengan angka pengganda belanja yang
seimbang yaitu angka pengganda yang kita pergunakan untuk
mengalikan perubahan goverment expenditure yang dibarengi
oleh berubahnya pajak dengan jumlah yang sama untuk
menemukan perubahan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium
yang terjadi.
Adapun formulanya yaitu sebagai berikut :
KB = = 1
Prinsip dasar menurunkan formula ini sama dengan
angka pengganda di atas.
Ditanyakan :
• Dengan hanya merubah besarnya transfer pemerintah,
dengan jumlah berapakah transfer pemerintah harus di
perbesar/diperkecil agarsusaha pendapatan nasional
mencapai ekuilibrium pada tingkat fuul employment?
• Dengan hanya merubah besarnya “government
expenditure” dengan berapakah pengeluaran konsumsi
pemerintah perlu ditambah/dikurangi agar susaha
pendapatan nasional mencapai ekuilibrium pada tingkat
full employment?
• Dengan merubah besarnya “government expenditure”
dan merubah besarnya pajak dengan jumlah yang sama,
berapakah “government expenditure” dan pajak masing-
masing perlu diperbesar atau diperkecil agar susaha
pendapatan nasional mencapai ekuilibrium pada tingkat
full employment?
Penyelesaian :
• Pendapatan nasioanal ekuilibrium yang terjadi :
Y =
= 540
• Untuk tercapainya ekuilibrium pada tingkat full
employment, pendapatan nasional perlu mengalami
perubahan sebesar :
Y
1
+ ∆Y = Q
m
540 + ∆Y = 600
∆Y = 600 = 540
∆Y = +60
Dimana Q
m
= pendapatan nasional pada tingkat full
employment.
• Untuk menaikkan pendapatan nasional sebesar 60
milyar rupiah, kita dapat memilih salah satu diantara
keempat cara ini di bawah ini :
a) Merubah besarnya transfer pemerintah sebesar :
K
Tr
∆ Tr = 60
x ∆Tr =60
3 ∆Tr = 60
∆Tr = 20
b) Merubah besarnya pengeluaran konsumsi
pemerintah dengan :
K
G
∆ G = 60
x ∆G = 60
4 ∆G = 60
∆G = 15
c) Merubah besarnya pajak sebesar :
K
Tx
∆ Tx = 60
x ∆Tx = 60
3 ∆Tx = 60
∆Tx = 20
d) Dengan : balanced budget policy “atau kebijakan
anggaran seimbang, konsumsi pemerintah dan
pajak masing-masing harus diubah besarnya
dengan :
KD . ∆G = 60
1 x ∆G = 60
∆G = 60 = ∆Tx
BAB VII ANALISA PENDAPATAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA
Bab ini bertujuan untuk menjelaskan :
• Hubungan ekonomi internasional
• Analisa pendapatan nasional dalam perekonomian
HUBUNGAN EKONOMI INTERNASIONAL
Hubungan ekonomi antara suatu negara dengan negara
lain meliputi berbagai macam bentuk yaitu :
• Pertukaran atau perdagangan barang dan jasa yang
dihasilkan
• Pertukaran sumber daya ekonomi atau faktor-faktor
produksi dan
• Hubungan tentang hutang piutang
Ketiga macam hubungan ekonomi ini diatas
memiliki kaitan yang erat satu sama lain. Misalnya hubungan
hutang piutang antara negara dengan negara lain mungkin timbul
sebab adanya perdagangan atas barang dan jasa.
Walaupun ketiga macam hubungan ini saling
berkaitan,namun tetap perlu dibedakan, sebab kadang-kadang
perkembangan ketiga macam hubungan ini tidak selalu
sejalan.
Manfaat Hubungan Internasional
Hubungan ekonomi yang berlangsung antar negara
akan memberi manfaat dan keuntungan bagi masing-masing
negara yang melakukan hubungan ekonomi. Beberapa manfaat
atau keuntungan yang dapat dinikmati dari adanya hubungan
ekonomi internasional antara lain :
• Melalui hubungan ekonomi dan perdaganan antar negara,
negara-negara yang bersangkutan dapat memperoleh
barang-barang dan jasa yang tidak dapat dihasilkan
dalam negeri.
• Memungkinkan masing-masing negara melakukan
spesialisasi dalam menghasilkan barang atau jasa yang
efisiensinya lebih tinggi dari negara lain,atau sebab
dapat dihasilkan dengan harga yang relatif lebih rendah
dari negara lain. Dengan adanya spesialisasi faktor-faktor
produksi dapat dipergunakan lebih efisien, sehingga
barang-barang dapat diproduksi dengan lebih murah,dan
penduduk dapat menikmati lebih banyak barang.
• Memungkinkan diadakannya perluasan pasar bagi
barang-barang yang diproduksi didalam negeri,tetapi
tidak dapat lagi dinaikkan penjualannya. Kebutuhan
akan beberapa jenis barang atau hasil industri tertentu
yang diptoduksi didalam negeri, mungkin sudah
terpenuhi,namun kapasitas penggunaan mesin-mesin
belum mencapai optimal. Dengan melakukan eksport
keluar negeri kapasitas produksi dapat ditingkatkan dan
alat-alat produksi yang digunakan makin efesien dan
ongkos produksi dapat dikurangi
• Melalui hubungan ekonomi internasional memungkinkan
suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang
lebih baik dan cara-cara memimpin perusahaan yang
lebih modern. Hal ini akan memungkinkan negara yang
bersangkutan menaikkan tingkat produktivitasnya dan
mempercepat peningkatan produksi nasionalnya.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Eksport dan Import
Besar kecilnya eksport dan import ditentukan oleh
tempat, yaitu :
• Harga-harga dalam negeri. Makin tinggi harga-harga
dalam negeri, produsen dalam negeri akan makin sulit
bersaing dengan produsen luar negeri. Dengan main
tingginya harga-harga dalam negeri, eksport makin
berkurang. Kondisi sebaliknya akan berpengaruh pada
import.
• Jika harga-harga diluar negeri makin tinggi, maka
produsen dalam negeri akan mengalami kesulitan dalam
persaingan dengan produsen dalam negeri. Jadi harga-
harga yang semakin tinggi diluar negeri akan mendorong
eksport. Eksport dari Indonesia ke Amerika Serikat atau
ke Jepang akan terdorong bila kenaikan harga-harga di
Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan
harga di Amerika Serikat atau Jepang, sebaliknya juga
berpengaruh pada import.
• Perubahan nilai kurs valuta asing juga mempengaruhi
eksport. bila nilai rupiah terdepresiasi atau didevaluasi
atas mata uang dollar Amerika Serikat, maka eksport
Indonesia-Amerika Serikat juga mengalami kenaikan.
Demikian juga kalau mata uang rupiah terapresiasi akan
terjadi sebaliknya (berpengaruh pada import).
• Makin tinggi pendapatan penduduk luar negeri, makin
besar permintaan terhadap barang-barang eksport.
Kondisi sebaliknya berpengaruh pada import.
Eksport merupakan salah satu komponen pengeluaran
agregat. sebab makin besar nilai eksport, maka pendapatan
nasional semakin tinggi. Tetapi sebaliknya besarnya pendapatan
nasional tidak berpengaruh terhadap besarnya eksport. Walaupun
pendapatan nasional meningkat, eksport belum tentu meningkat.
Besarnya import suatu negara akan berpengaruh pada besarnya
cadangan devisa suatu negara.
ANALISA PENDAPATAN NASIONAL DALAM
PEREKONOMIAN TERBUKA
Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Untuk perekonomian terbuka dimana pendapatan
investasi pada neraca pembayaran memiliki saldo no berlaku
persamaan :
Y = C + I + X – M
Dimana variabel barunya yaitu :
X : nilai eksport
Y : nilai import
Oleh sebab .
Maka :
C + S = C + I + X – M
S + M = I + M
Dalam model ini pengeluaran investasi dan eksport
kedua-duanya diperlukan sebagai variabel yang eksogen,
sedangkan S dan M masing-masing diperlukan sebagai variabel
yang endogen dengan persamaan dibawah ini :
S = S
0
+ sY
M = M
0
+ m Y
Dimana :
S
0
= Besarnya saving pada tingkat pendapatan nasional
sebesar nol. S
0
disini menggantikan –a pada persamaan
S = -a + (1 - c) Y.
S = (Marginal Propensity to Save)
S disini menggantikan (1-c) pada persamaan
S = -a + (1-c) Y
M
0
= Besarnya import pada tingkat pendapatan nasional
sebesar nol
m = (Marginal Propensity to Import)
Dengan memasukkan persamaan-persamaan diatas,
maka pendapatan nasional ekuilibrium dapat
diperoleh :
S
0
+ sY + M
0
= mY = I + X
sY + mY = I + X – S
0
– M
0
(s – m) Y = I + X – S
0
– M
0
Contoh Soal :
Diketahui :
Fungsi saving S : -40 + 0,30 Y
Fungsi Import M : 20 + 0.20 Y
Pengeluaran Investasi I : 280
Eksport X : 100
Ditanyakan :
Pendapatan nasional, saving, import, konsumsi dan
neraca perdagangan dalam keseimbangan!
Penyelesaian :
• Pendapatan nasional ekuilibrium
•
Y =
= 800
• Saving ekuilibrium
S = -40 + 0,30 Y
S = -40 + 0,20 . 800
S = 200
• Import ekuilibrium
M = 20 + 0,20 Y
M = 20 + 0,20 . 800
M = 180
• Konsumsi ekuilibrium
Y = C + I + X – M
800 = C + 280 + 100 – 180
800 = C + 20
600 = C
• Neraca perdagangan ekuilibrium
X = 100 , M = 180
• Neraca perdagangan dalam keadaan pasif
M – X = 80
Pencocokan :
S + M = I + X
280 + 180 = 280 + 100
380 = 380
BBM, SUBSIDI DAN KEMANDIRIAN
BANGSA
BLOK CEPU DAN BANGSA MANDIRI
Perundingan antara Pertamina dan Exxon Mobil (EM)
guna mencapai titik temu kerjasama mengeksplotasi sumur Blok
Cepu amat alot.Perundingan telah lama dimulai.saat saya
masih duduk sebagai anggota Dewan Komisaris Pemerintah
untuk Pertamina ex official, Pemerintah AS sudah ikut campur.
Pemimpin tertinggi EM, lalu Dubes Ralph Boyce, dan
terakhir Presidan George W. Bush ikut menekan Pemerintah
Indonesia jangan sampai EM tidak dibolehkan ikut mendapatkan
manfaat dari minyak disumur Blok Cepu. Semua kontraktor asing
boleh mengeksplorasi dengan peraturan dan syarat jelas. Maka
tidak perlu ada perundingan a lot sampai melibatkan presiden
kedua pihak. Alotnya perundingan disebabkan sebab EM yang
sejak awal harus ditolak sama sekali tak mau berunding.
Dijual Tommy Soeharto
Menurut Kwik Kian Gie (2006) Semula Tommy
Soeharto memiliki izin untuk mengeksplotasi minyak di
sumur “kecil” Cepu. Lisensi itu berakhir tahun 2010, lalu
dijual ke EM. Mengetahui ada cadangan minyak 600 juta barel,
EM mengusulkan agar kontarak antara Indonesia dan EM
diperpanjang hingga 2030 disertai deal bisnis rinci.
Saat itu status hokum Pertamina masih perum. Menurut
undang-undang, yang berhak memutuskan yaitu Dewan
Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP), terdiri atas
lima menteri dengan acara aklamasi. Jika tidak, keputusan oleh
presiden. Tiga anggaota DKPP setuju, dua menolak diperpanjang.
sebab aklamasi tidak dicapai, Presiden Megawati menerima
“bola panas”.
Sebelum keputusan diambil, badan hokum Pertamina
berubah dari perum menjadi persero. Kekuasaan tertinggi
terletak di pemegang saham, yaitu pemerintah. Namun sebab
bentuk hukumnya persero, pemerinyah harus berpura-pura
Memeberikan wewenang kepada Direksi Pertamina.
Ternyata Direksi Pertamina dibawah Widya Purnama tak mau
menyerah dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Namun
sebab pemerintah dan Presiden AS ikut campur, menarik
disimak bila setelah diambil alih oleh presiden keputusannya
menjadi lebih lunak daripada yang dikehendaki oleh Widya
Purnama?
Kita telusuri argumentasi pro-kontraterus bersama EM
atau 100 persen di eksplotasi oleh Pertamina. Mengapa EM
ngotot? sebab mereka menemukan kandungan minyak 600 juta
barel. Belakangan disebutkan, kandungannya 1,2 miliar sampai
dua miliar barel.
Kontrak yaitu kontrak, setelah 2010 Blok Cepu harus
100 persen dieksplotasi oleh Pertamina. Alasanya sederhana,
Jika EM ngotot, pasti labanya besar. Maka, jika sepenuhnya
dieksplotasi Oleh Pertamina, 100 persen laba jatuh ke Pertamina.
Mampukah Pertamina? Dirut Pertamina saat itu, Baihaki
Hakim menyatakan mampu, apalagi terletak di Pulau Jawa dan
mudah aksesnya. Soal apartise bisa disewa, bukan mengundang
EM sebagai majikan. Apakah ada dana, jelas ada, sebab banyak
bank antre member kredit jika kandungan minyak begitu besar.
Pesan Bung Karno
Setelah 60 tahun merdeka, pantaskah 92 persen minyak
Indonesia dieksplotasi oleh asing? Kini saatnya memperbesar
porsi Indonesia dalam eksplotasi minyak sendiri. Khusus Blok
Cepu, sumur ini dijadikan titik awal menjalankan strategi.
Sekitar dua Wan setelah menjadi Dirut Pertamina,
Baihaki dan jajarannya memberikan paparan kepada saya selaku
menko ekuin kala itu tentang kebijakannya. Dikemukakan, visi
dan misinya yaitu menjadikan Pertamina perusahaan kelsa
dunia yang mampu mengembangkan diri menjadi perusahaan
multinasional, seperti BP, Shell, dan EM.
Pertamina sudah menjadi organisasi besar, sementara
cadangan minyak terus menyusut, dan minyak dalah sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewable resource).
Maka jika cadangan sudat menyusut,Pertamina harus menjadi
perusahaan multinasional besar sehingga sumber-sumber
minyak mentah diperoleh dari mana saja. Jika tidak, mau
diapakan organisasi Pertamina dengan cadangan minyak yang
sudah habis?
Itulah sebabnya Presiden Aburrahman Wahid waktu itu
memerintahkan saya menyetujui Pertamina mengambil risiko
menanamkan modalnya untuk eksplorasi dimana saja. Saya
berpesan agar dicermati susaha risiko yang diambil sudah
diperhitungkan (well calculated risk).
saat Executive Vice President EM mendatani saya
dan mencoba meyakinkan, saya katakan, “Please, bolehkan saya
belajar menjadi perusahan seperti Anda di Tanah Air sendiri,
memakai cadangan minyak sendiri sebagai modal awal?
Apakah EM saat mulai tidak mengambil risiko besar, yang Anda
gambarkan menakutkan? Saya bukan Inlander.”
Saya kisahkan sikap Bung Karno yang membatasi
eksploitasi sumber daya alam oleh asing. Yang lain, “Kita
simpan ditanah sampai para insinyur kita mampu menggarap
sendiri,” kata Bung Karno. Referansi lain, bagian pleidoi
Bung Hatta dipengadilan Scheveningen 1932. Dalam sidang,
mempertanyakan pakah bangsa Indonesia mampu diri sendiri
dialam merdeka yang dikehendaki olah Bung Hatta bersama
mahasisiwa Indonesia yang beragabung dalam Perhimpunan
Indonesia di Negeri Belanda.
Bung Hattab mengatakan, “Saya lebih suka melihat
Nusantara tenggelan dilaut daripada dijajah Tuan-Tuan. Majelis
Hakim memvonis Bung Hatta bebas murni, tetapi di Nederlands-
Indie (Hindia-Belanda) dengan alas an yang sama, tiga tahun
sebelumnya, Bung Karno divonis dibuang dan dipenjara.
Haruskah kita berjiwa terjajah sampai sekarang? Presiden
Yudhoyono selayaknya tidak menuruti kemauan EM dan tidak
takut tekanan AS. Tidak semestinya pemerintah ikut dalam deal
bisnis.
DIALOG MAMAD DAN DJAJANG TENTANG SUBSIDI
BBM
Seperti orang lain, Mamad dan Djadjang banyak me-
nonton TV yang penuh dengan acara kampanye capres. Yang
melakukan kampanye tentu sangat banyak ekonomi terkenal dan
hamper semuanya bertitle doctor, bahkan banyak yang professor.
Mamad ( M ) dan Djadjang (D) , mahasiswa ekonomi dan baru
tingkat tiga .Jadi, belum banyaklah pengetahuannya. Tetapi, se-
dikit – sedikit, kalau hanya yang mendasar saja cukup mengerti.
Mereka tidak mengerti satu hal, yaitu tentang subsidi ba-
han bakar minyak (BBM). Maka di antara mereka terjadi dis-
kusi berjalan sebagai berikut:
D : Mad, apakah elo perhatikan juga ketakutan para ahli
ekonomi yang menjadi tim suksesnya para capres tentang
meningkatnya subsidi BBM yang begitu menggila.Mereka,
kan , terus mengatakan bagaimana presiden baru nanti
mengatasinya , siapapun dia yang nantinya terpilih.
M : Memang gue perhatikan Djang .Hanya saya tidak mengerti
apa yang diartikan dengan subsidi?
D : Bodoh amat elo,Mad.Subsidi itu artinya sumbangan untuk
tujuan tertentu .Misalnya,elo sangat membutuhkan rumah
yang paling sederhana, dan harganya Rp 10 juta,tetapi elo
Cuma punya uang Rp 8 juta.Gue baik hati dan memberi
elo kekurangan yangRp 2 juta dengan Cuma-Cuma.Itu
namanya gue member elo subsidiRp 2 juta susaha bisa
membeli rumah.
M : Jadi elobenar-benar keluar Rp 2 juta uang betulan untuk
disumbangkan kepada gue?
D : Jelas dong , memangnya gue bisa mencetak uang palsu
tanpa ketahuan ?
M : Gue tanya ini sebab para ekonomi itu mengatakan para
pemerintah akan babak belur mengeluarkan subsidi BBM
puluhan triliun rupiah.Gue tidak mengerti mengapa kalau
harga BBM dipasar dunia menghubung tinggi , pemerintah
mesti keluar uang?Minyak bumi itu kan,ada didalam perut
bumi Indonesia?
D : Iya, rumah sangat sederhana yang elo itukan,juga ada di
Depok?Terus apa yang elo katakan?
M : Rumah itu milik pengembangnya dan untuk membangun
rumah itu pengembang rumah benar – benar keluar uang
Rp 9,5 juta. Dia ingin laba 0,5 juta. Maka memasang harga
mati Rp 10 juta.
D : Lho iya, tetapi dalam hal minyak, kan tidak ada yang
punya. Itu,kan ada dalam perut bumi Indonesia
miliknya rakyat semuanya ? Kalau itu disedot sampai
keluar harganya minyak mentah itu kan tidak ada ? Artinya,
minyak mentahnya kan tida yang keluar uang ?
M : Memangnya disedot pakai mulut ? Untuk menyedot
minyak susaha bisa keluar dari perut bumi kan peralatan
mahal dan ini semua kan pengeluaran betulan.Masa elo
katakana tidak ada uang yang keluar?
D : Ada mad, gue memang tidak pandai seperti elo , tapi kalau
dianggap tidak mengerti menyedot minyak butuh peralatan
, elo menghina gue dong.
M : Terus yang elo artikan apa ?
D : Begini lho mad, semua biaya peralatan dan biaya untuk
tenaga manusia yang harus dikeluarkan untuk menyedot
minyak kita catat. Lantas biaya penggarapan sampai
menjadi bensin kita tambahkan. Dalam prose situ
dihasilkan berbagai macam produk yang laku dijual.Hasil
penjualannya kita kurangkan. Kan , keluar sebuah angka?
Angka ini pasti jauh lebih kecil daripada harga bensin per
liter, baik itu premium maupun premix.
M : Susah ngomong sama elo, lha minyaknya yang disedot
itulah yang paling mahal dan oleh elo di hargai 0.Yang
terang saja jauh di bawah harga bensin per liternya !
D : Kalau tidak dihargai 0 , terus dihargai berapa ?
M : Ya harga yang setiap harinya ditentukan oleh pasar minyak
di New York dan diumumkan oleh Reuters itu, yang sekarang
membumbung sampai 40 dollar AS per barrel.Kalau ini
ditambahkan dalam hitung – hitungan elo tadi,harganya
selangit tapi pemerintah hanya menerima Rp 1.850 untuk
premium dan Rp 2150 untuk p