Tampilkan postingan dengan label penyakit anjing 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penyakit anjing 1. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 April 2024

penyakit anjing 1


 




Dermatofitosis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh dermatofita. Tujuan dilakukan 

pemeriksaan pada anjing kasus adalah untuk mengetahui agen penyakit yang menyebabkan terjadinya 

banyak lesi pada kulit anjing tesebut. Pada pemeriksaan klinis terdapat kelainan seperti ditemukan lesi 

yang terdiri dari kombinasi alopesia anular, hiperkeratosis, makula, sisik dan krusta. Lesi-lesi tersebut 

ditemukan di bagian daun telinga, wajah, kaki depan, kaki belakang dan bagian perut. Anjing 

mengalami pruritis pada bagian-bagian yang terdapat lesi. Kemudian bagian-bagian lesi tersebut 

dikerok dibagian pinggir lesi menggunakan KOH 10% dan swab. Dari hasil kerokan ditemukan 

arthrospora  dengan bentukan bulat-bulat bening. Pada pemeriksaan mikroskopis rambut (trikogram) 

terlihat rambut mengalami kerusakan pada batangnya. Pemeriksaan Wood’s Lamp menunjukkan hasil 

negatif. Pada pemeriksaan darah lengkap monositosis dan limfositosis menandakan adanya infeksi 

oleh fungi. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan klinis dan laboratoris, dapat 

disimpulkan bahwa anjing lokal bernama Bleky didiagnosa suspect dermatofitosis.   


 Dermatofitosis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh kapang dermatofita. 

Kapang atau cendawan merupakan salah satu jenis parasit yang terdiri atas genus 

Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Berbagai spesies dari tiga genus kapang 

ini dapat menginfeksi kulit, bulu/rambut dan kuku/tanduk dalam berbagai intensitas infeksi 

Dari ribuan spesies yang berbeda, hanya beberapa jamur yang 

memiliki kemampuan untuk menyebabkan penyakit pada hewan ,

Dermatofita akan menginfeksi kulit superfisial dengan satu atau lebih spesies jamur 

yang umumnya bersifat keratofilik seperti Microsporum sp, Trichophyton sp, dan 

Epidermophyton sp. Dermatofita umum yang menginfeksi hewan dibagi menjadi 3 atau 4 

kelompok berdasarkan habitat alami mereka. Dermatofita yang paling umum menginfeksi 

anjing dan kucing adalah Microsporum canis , Dermatofitosis dapat 

menginfeksi kulit, rambut, atau kuku. Pada anjing, sekitar 70% penderita ringworm 

disebabkan kapang Microsporum canis, 20% oleh M. gypseum, dan 10% oleh Trichophyton 

mentagrophytes ,

Dermatofita sering ditemukan di rambut dan lapisan keratin kulit karena  dapat 

memakan protein keratin ,Mortalitas penyakit rendah, namun demikian 

kerugian ekonomis dapat terjadi karena kerusakan kulit dan rambut atau bobot badan turun 

karena hewan menjadi tidak tenang serta adanya risiko zoonosis yang ditimbulkan oleh M. 

canis 

Signalement 

Anjing bernama Bleky, ras lokal, jenis kelamin jantan, umur 1 tahun 6 bulan, berat 

badan 14 kg. 

Anamnesa 

 Anjing menderita sakit kulit selama 6 bulan terakhir. Anjing jarang dimandikan oleh 

pemiliknya dan tidak pernah dikandangkan, dibiarkan. Diberikan pakan  berupa nasi yang 

dicampurkan dengan ayam.  

Pemeriksaan Fisik 

 Berdasarkan pemeriksaan fisik diperoleh data anjing bernama Bleky berupa suhu 

tubuhnya normal 38,2 ○C, Respirasi 33x/menit, denyut jantung 83x/menit, pulsus 80x/menit, 

CRT < 2 detik, kulit banyak terdapat lesi.  

Gejala dan Tanda Klinis 

 Beberapa gejala klinis yang terlihat adalah anjing mengalami kegatalan pada bagian 

tubuh yang terdapat lesi. Sedangkan tanda klinis yang terlihat seperti adanya alopesia anular 

pada daerah daun telinga, kaki depan, kaki belakang, leher dan kelopak mata. Sisik 

ditemukan di bagian kaki depan, kaki belakang dan perut. Krusta di bagian kaki belakang. 

Makula terdapat pada daerah kaki depan dan kaki belakang. Hiperkeratosis pada kaki 

belakang.  

Pemeriksaan Kerokan Kulit dan Wood’s Lamp  

Pemeriksaan secara mikroskopis dilakukan terhadap sampel kerokan kulit dan rambut. 

Dilakukan dengan metode natif/langsung dengan cara mengerok pinggiran atau tepi lesi dan 

debris-debris menggunakan scapel. Kemudian ditaruh di atas objek glas kemudian ditutup 

dengan cover glas. Setelah itu, diberikan KOH 10% berfungsi sebagai agen keratolitik yaitu 

untuk melisiskan keratin yang ada pada kerokan kulit dan rambut. Dari hasil pemeriksaan 

kerokan kulit ditemukan arthrospora dari dermatofita. Spora diidentifikasi berupa bentukan 

bulat yang berkoloni yang berwarna bening. Pada pemeriksaan trikogram, terlihat rambut 

mengalami kerusakan pada batangnya, struktur atau bagian-bagian rambut sudah tidak jelas.  

Pada pemeriksaan dengan menggunakan Wood’s Lamp dilakukan dengan langsung 

diamati pada tiap lesi. Jika ada pendaran berwarna hijau kekuningan itu berarti terdapat agen 

dermatofitosis. Pendaran berwarna hijau kekuningan akibat dari reaksi metabolit dermatofita 

dengan sinar ultra ultraviolet. Pemeriksaan dengan Wood’s Lamp dapat menunjukkan 

pendaran (flourescence) pada jamur patogen tertentu. 

Pemeriksaan Darah 

Hasil pemeriksaan hematologi rutin terhadap sampel darah anjing yang disajikan pada 

Tabel 1.  

Tabel 1. Hasil pemeriksaan darah lengkap pada anjing 

Hematologi    Rutin  Hasil  Nilai  Rujukan Satuan Keterangan 

Leukosit 8,68 6-17 10x3/mm3 Normal 

Neutrofil  2,5 60-77 % Turun 

Limfosit 81,5 12-30 % Tinggi 

Monosit 1,04 12,0 % Tinggi 

Eosinofil 0,00 2-10 % Turun  

Basofil 1,5 0-1 % Tinggi  

Eritrosit 6,33 5,5-8,5 10x6/mm3 Normal  

Hemoglobin 12,8 12,0-18,0 g/dl Normal  

Hematokrit 37,5 37,0-55,0 % Normal  

MCV 59,2 60,0-77,0 Fl Turun  

MCH 20,2 19.5-26.0 Pg Normal  

MCHC 34,1 32,0-36,0 % Normal  

 

 

Diagnosis 

 Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, gajala dan tanda klinis, pemeriksaan 

kerokan kulit dan wood’s lamp, pemeriksaan darah. Dapat disimpulkan bahwa anjing lokal 

yang bernama Bleky didiagnosa dermatofitosis. 

 

Prognosis 

 Dari hasil diagnosis dapat di tarik prognosis bahwa anjing kasus ini adalah  fausta.  

Terapi 

Terapi yang bisa diberikan pada hewan yang didiagnosa dermatofitosis adalah dengan 

pemberian griseofulvin dengan dosis anjuran 15-20 mg/kg BB (jumlah pemberian 1 tablet 

sehari yang diberikan secara per oral untuk terapi sistemik). Sedangkan untuk terapi topikal 

dapat diberikan ketoconazole 2% dua kali sehari yang pada lesi. Anjing dimandikan dengan 

sulfur untuk membantu penyembuhan.  

 

Ringworm atau dermatofitosis adalah infeksi oleh kapang pada bagian kutan (kulit). 

Penyakit kulit menular ini pada ternak tidak berakibat fatal, namun sangat mengganggu. Pada 

anjing, penyakit ini sangat tidak berestetika sebagai hewan peliharaan yang dekat dengan 

manusia. Ringworm menyerang hewan dan manusia. Dermatofitosis ini dapat menular antar 

sesama hewan dan antara manusia dengan hewan (antropozoonosis) dan hewan ke manusia 

(zoonosis) dan merupakan penyakit mikotik yang yang tertua di dunia ,

Dalam pemeriksaan klinis, dermatofitosis pada hewan dengan lesi yang terdiri dari 

kombinasi alopesia, hiperkeratosis, makula, sisik dan krusta. Lesi-lesi tersebut ditemukan di 

bagian daun telinga, wajah, kaki depan, kaki belakang dan bagian perut. Lesi klasik pada 

anjing umumnya memiliki batasan dengan radang aktif di pinggiran lesi. Hal yang sama juga 

diungkapkan oleh Outerbridge (2006) bahwa dermatofitosis pada anjing biasanya 

menimbulkan lesi lokal, paling sering ditemukan pada wajah, kaki depan, kaki belakang, 

perut bagian bawah dan ekor.  

dermatofitosis harus dicurigai pada hewan apapun yang 

menunjukkan lesi yang terdiri atas kombinasi alopecia, eritema, papula, sisik dan krusta. Lesi 

klasik pada anjing dan kucing yang berbatasan dengan daerah yang aktif peradangan 

dipinggiran, biasanya pada wajah atau anggota badan.  Lesi Microsporum canis biasanya 

ditandai alopecia dengan eritema dan  sisik atau kerak. Untuk menimbulkan lesi pada host, 

dermatofita harus mempunyai kemampuan melekat pada kulit dan mukosa, serta mampu 

menembus jaringan dan mampu bertahan hidup. Untuk bertahan hidup dermatofita harus 

mampu mengatasi pertahanan tubuh non spesifik dan spesifik. Gejala inflamasi sering 

muncul dikarenakan terlepasnya mediator proinflamasi sebagai konsekuensi dari 

terdegradasinya keratin sebagai sumber nutrisi dermatofita. Fase penting dalam infeksi 

dermatofita adalah terikatnya dermatofita dengan jaringan keratin yang diikuti oleh invasi 

dan pertumbuhan elemen myocelial. 

Penyebaran penyakit ini dapat terjadi secara kontak langsung dengan lesi pada tubuh 

hewan, yaitu kontak dengan kulit atau bulu yang terkontaminasi ringworm maupun secara 

tidak langsung melalui spora dalam lingkungan tempat tinggal hewan. Pemeliharaan dengan 

cara dilepas (tidak diikat atau tidak dikandangkan) akan membuat penyebaran dermatofitosis 

semakin cepat ,

Dari hasil pemeriksaan darah lengkap menunjukkan bahwa terjadi neutropenia, 

limfositosis, monositosis, eosinopenia dan basofilia. Neutropenia adalah penurunan jumlah 

absolut netrofil yang disebabkan oleh jaringan dalam proses fagositosis. Dalam kasus ini, 

neutropenia dapat disebabkan oleh infeksi jamur yang bersifat kronis. neutrofil berperan dalam respon kekebalan terhadap serangan organisme patogen 

termasuk jamur dan mempunyai sifat fagositik. Neutrofil dalam darah akan meningkat bila 

terjadi infeksi dan berperan sebagai pertahanan pertama dalam tubuh. Penyebab lain 

penurunan jumlah netrofil antara lain infeksi virus, hiperslenism dan infeksi kronis. 

Limpositosis terjadi pada semua keadaan yang disertai dengan penurunan netrofil , Peningkatan jumlah limfosit sering terjadi pada beberapa penyakit kronis dan 

limfositik leukemia. Sel limfosit yang berperan dalam memberikan respon imun spesifik akan 

secara khas mengenali patogen yang pertama kali dihadapi dan jika terjadi paparan berulang 

oleh patogen yang sama maka akan terjadi peningkatan respon imun spesifik. Sel limfosit 

yang berinteraksi dengan patogen akan berproliferasi dan mengaktifkan sel-sel efektor untuk 

menghancurkan patogen yang masuk dalam tubuh. Fungsi dari sel limfosit dalam melawan 

mikroorganisme patogen dapat ditingkatkan dengan pemberian agen imunomodulator. Agen 

imunomodulator dapat berupa imunomodulator biologik seperti bahan asal tanaman, jamur, 

dan bakteri ,Monositosis terjadi selama kebutuhan jaringan untuk proses 

fagositosis makromolekuler meningkat seperti fungi dan protozoa serta membuang sel-sel 

rusak dan mati. Eosinopenia pada umumnya berhubungan dengan efek kortikosteroid. 

Penurunan jumlah eosinofil dapat pula disebabkan oleh keradangan akut dan kronis, 

intoksikasi, trauma. Sedangkan pada basofilia jarang terjadi pada hewan, kalau ada disertai 

dengan eosinofilia dan leukemia mieloid kronik. Penyebab umumnya adalah kelainan 

mieloproliferatif, reaksi alergi, anemia hemolitik kronik terutama setelah splenektomi, infeksi 

variola dan varicella, radang ,Dengan monosit dan limfosit mengalami 

peningkatan jumlah yang tinggi menandakan atau mengindukasikan bahwa adanya infeksi 

oleh fungi/jamur. 

Pengobatan secara sistemik dan topikal untuk infeksi jamur dermatofitosis diberikan 

griseofulvin dan salep ketoconazole 2%. Griseofulvin merupakan obat antifungal yang 

bersifat fungistatik, yang bekerja dengan cara menghambat mitosis sel jamur berikatan 

dengan protein mikrotubular ,Cara mengaplikasikan griseofulvin 

diberikan peroral satu tablet sehari dan dapat diberikan dengan mencampurkan obat tersebut 

dengan makanan. Sedangkan salep ketoconazole 2% merupakan obat antifungal azole 

(imidazole). Mekanisme kerjanya sama dengan obat antifungal azole lain, yaitu menghambat 

sintesis ergosterol pada dinding sel fungi. Efektif membunuh dermatofita dan varietes fungi 

sistemik seperti Histoplasma, Blastomyces dan Coccidioides ,

Ketoconazole 2% dapat dioleskan ke bagian lesi-lesi. Anjing dimandikan dengan sulfur untuk 

membantu penyembuhan. Terapi suportif yang diberikan vi-sorbid yang merupakan 

multivitamin dan cod liver oil untuk membantu regenerasi rambut serta menjaga 

kesehatannya. 

 

Gambar 1. a) Spora dermatofita pada pemeriksaan kulit, b) batang rambut yang 

mengalami kerusakan. 

 

Gambar 2. c) alopesia, d) makula, e) hiperkeratosis, f) sisik, g) krusta 

  

 Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan laboratories, maka anjing lokal yang 

bernama Bleky didiagnosa mengalami dermatofitosis. Dengan prognosa fausta. Terapi yang 

diberikan berupa griseofulvin yang diaplikasikan secara peroral sebagai terapi sistemik dan 

ketoconazole 2% sebagai terapi topikal.  

 

  







Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh per-

tumbuhan sel-sel tubuh secara tidak normal dan tidak ter-

kontrol. Sel-sel tersebut terbentuk karena mutasi gen, induksi 

bahan asing pada dalam tubuh seperti zat bahan tambahan 

makanan, radioaktif, oksidan, ataupun karsinogen yang 

dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah. Sel-sel yang 

mengalami transformasi terus-menerus berproliferasi dan 

menekan pertumbuhan sel normal ,

Fibrosarcoma adalah neoplasma ganas yang berasal dari 

sel mesenkim, dimana secara histopatologi sel yang dominan 

adalah sel fibroblas yang membelah secara berlebihan dan 

tidak terkendali, dapat menyerang jaringan setempat dan 

dapat menuju lokasi lain dalam tubuh (bermetastase). Pem-

belahan sel yang tidak terkontrol dapat menginvansi jaringan 

lokal serta dapat bermetastase jauh ke bagian tubuh lain 

 Fibrosarcoma merupakan bentuk 

kejadian tumor yang sering terjadi pada anjing ras besar, 

berumur muda (<7 tahun), menyerang daerah gingival dan 

palatum. Jenis tumor ini dapat bersifat malignant atau be-

nign. Jenis benign dapat terjadi pada anjing berumur <2 ta-

hun. Tulisan ini melaporkan teknik diagnosa dan penanganan 

kasus fibrosarcoma pada anjing golden retriever 

  -- KASUS 

Anamnesa dan sinyalemen: Anjing Golden Retriver ber-

nama Agra, jenis kelamin jantan dengan umur 9 tahun 

dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH UNAIR Su-

rabaya. Hasil anamnesa pemilik, terdapat benjolan didekat 

kaki kanan depan, makan dan minum normal, urinasi dan 

defekasi normal, benjolan sudah hampir 1 tahun. Pemerik-

saan fisik: Suhu rektal 38,5 °C, frek. pulsus 96 kali/menit, 

frek. nafas 24 kali/menit, berat badan 25 kg, turgor 1 detik, 

dan CRT 1 detik. Kondisi umum normal, namun kelenjar 

limfa axillaris terdapat benjolan keras. Terapi: Bedah 

mengangkat benjolan pada bagian axillaris. Pemeriksaan 

penunjang: Pemeriksaan histopatologi jaringan dilakukan di 

Lab. Patologi FKH Unair. Diagnosa: Fibrosarcoma pada ba-

gian axilaris.  

  --  HASIL DAN PEMBAHASAN 

Bedah dilakukan untuk mengangkat jaringan tumor pada 

axilaris anjing. Jaringan tumor kemudian dibuat preparat 

histopatologi untuk identifikasi jenis tumor 

 

 - Hasil dari pembacaan dan identifikasi tumor, 

disimpulkan bahwa anjing terkena fibrosarcoma. Terapi 

ideal yang seharusnya diberikan pada hewan yang didiagnosa 

fibrosarcoma adalah bedah dengan diikuti radiasi dan kemot-

erapi. Terapi berupa bedah pengangkatan tumor, tanpa dis-

ertai radiasi maupun kemoterapi pada penanganan sehingga 

perlu dilakukan pemantauan teratur terhadap kesehatan 

tubuh anjing, seperti pola makan dan tidak makan semba-

rangan, menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan serta men-

jauhkan dari hal-hal yang dapat memicu timbulnya tumor 

atau kanker. 

Fibrosarcoma dapat dikenali sebagai massa berinfiltrasi 

besar, lunak, putih, dan kelabu mutiara. Area nekrosis atau 

perdarahan sering terdapat yang mencerminkan bahwa 

kecepatan tumbuh jaringan diluar kemampuan perbekalan 

darah. Secara histopatologi, lesi menunjukkan berbagai 

derajat anaplasi. Beberapa fibrosarcoma berdiferensiasi 

dengan baik dengan ditandai oleh fibroblas yang tampak 

matur dengan beberapa sel mitosis dan beberapa 

plemorfiringan (Robbins & Kumar 1995). 

Secara makroskopis fibrosarcoma mempunyai ciri-ciri 

fenotip dengan pertumbuhan yang berlebih, invasi lokal dan 

mempunyai kemampuan penyebaran yang jauh. Sifat-sifat 

tersebut ditemukan pada tahap-tahap penampilan suatu 

fenomena yang disebut progresif kanker. Secara mikroskopis 

fibrosarcoma mempunyai ciri-ciri: susunan sel yang tidak 

teratur, selularitas yang padat, terdapat banyak sel dan 

ukuran sel yang berbeda (pleomorphism), inti sel membesar, 

kromatin menebal, kasar, tidak rata, terjadi hiperkromasi dan 

basofilik (Gambar 1). Anak inti tajam dan sering menonjol 

dengan ukuran yang bervariasi serta terjadi banyak mitosis. 

Bentuk inti bermacam-macam dan kromosomnya aneuploid. 

 

Gambar 1 Histopatologi fibrosarcoma pada subkutan 

 a; pleomorfism, b. susunan se tidak teratur, c: bentuk 

basofilik. 

Fibrosarcoma dapat terjadi akibat pengaruh paparan 

radiasi dari lingkungan yang mengakibatkan terjadinya 

translokasi kromosom pada sekitar 90% kasus. x-radiation 

dan gamma radiation paling berpotensi menyebabkan 

kerusakan jaringan. Ionisasi radiasi menyebabkan terjadinya 

perubahan genetik yang meliputi mutasi gen, mutasi mini-

satellit (perubahan jumlah DNA sequences), formasi 

mikronukleus (tanda kehilangan atau kerusakan kromosom), 

aberasi kromosomal (struktur dan jumlahnya), perubahan 

ploidi (jumlah dan susunan kromosom), DNA stand breaks 

dan instabilitas kromosom. Ionisasi radiasi mempengaruhi 

semua fase dalam siklus sel, namun fase G2 merupakan yang 

paling sensitif ,

Sepanjang hidup sel baik pada sumsum tulang, mukosa 

usus, epitelium testikular seminuferus, maupun folikel 

ovarium yang selalu mengalami proses mitosis sangat rentan 

terhadap trauma. Iradiasi selama proses mitosis 

mengakibatkan aberasi kromosomal. Tingkat kerusakan 

bergantung pada intensitas, durasi, dan kumulatif dari 

radiasi. DNA dapat mengalami kerusakan secara langsung 

maupun tidak langsung melalui interaksi dengan reactive 

products yang berupa radikal bebas. Pengamatan terhadap 

kerusakan DNA diduga sebagai hasil perbaikan DNA atau 

sebagai akibat dari replikasi yang salah. Perubahan ekspresi 

gen memicu timbulnya suatu tumor. Paparan x-radiation dan 

gamma radiation sangat kuat berkorelasi terhadap timbulnya 

keganasan atau kanker pada jaringan. Kerusakan DNA yang 

dimanifestasikan dalam bentuk translokasi kromosom gene 

COL1A1 pada kromosom 17 dan gen platelet-derived 

growth factor B pada kromosom 22 mengakibatkan 

terjadinya keganasan pada jaringan fibrous. Perubahan 

fibrosarcoma dicirikan dengan pertumbuhan pola herring 

bone yang nampak pada klasik fibrosarcoma (Wong 2008). 

  --  SIMPULAN 

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, gejala dan tanda 

klinis, dilakukan pembedahan dan identifikasi patologi 

jaringan diketahui bahwa anjing golden retriever bernama 

Agra di diagnosa fibrosarcoma pada bagian axilaris.