Selasa, 30 April 2024

anjing











 

bedah anjing


Pyometra merupakan infeksi atau inflamasi pada dinding uterus yang ditandai dengan adanya 

akumulasi nanah pada lumen uterus. Faktor predisposisinya berupa umur, ras, infeksi bakteri, dan hormon. 

Penyakit lain yang sering berkorelasi akibat ketidakseimbangan hormon reproduksi yaitu  tumor mammae. 

Anjing ras Pitbull betina belum steril berumur 7 tahun dengan berat badan 27,9 kg memiliki gejala klinis sering 

mengeluarkan leleran mukopurulen berwarna coklat kemerahan yang berbau busuk dari vagina. Kelenjar 

mammae kiri puting kedua, ketiga dan keempat terdapat benjolan berdiameter sekitar 20 cm, berkonsitensi 

padat, berbatas jelas, berwarna sama seperti permukaan kulit dan dapat digerakkan. Diagnosa berdasar  

pemeriksaan fisik, hematologi, kimia darah dan sitologi yaitu  pyometra dan tumor mammae. Penanganan 

dilakukan dengan ovariohisterektomi dan mastektomi unilateral. Terapi pasca operasi yang diberikan yaitu  

enrofloxacin 5 mg/kg, ketoprofen 2 mg/kg, phytomenadion 1 mg/kg, dan Biodin® 0,1 ml/kg dan disertai 

perawatan intensif luka operasi. Pasien mengalami kesembuhan sesudah  2 bulan perawatan. 

Anjing merupakan salah satu hewan 

peliharaan yang sering mengidap penyakit 

pyometra dan tumor. Pyometra yaitu  infeksi dan 

inflamasi pada dinding uterus yang bersifat akut 

maupun kronis yang ditandai dengan adanya 

akumulasi nanah di dalam lumen uterus ,Beberapa faktor seperti umur, ras, infeksi 

bakteri, dan hormon menjadi pendukung 

terjadinya penyakit ini ,

Penanganan yang dapat dilakukan yaitu  

ovariohisterektomi yaitu tindakan operasi untuk 

mengambil ovarium, corpus uteri dan cornua 

uteri ,

Penyakit lain yang sering berkorelasi akibat 

ketidakseimbangan hormon reproduksi pada 

anjing betina yaitu  tumor mammae. Tumor 

mammae merupakan salah satu tipe tumor yang 

sering menyerang anjing betina dengan tingkat 

insidensi sekitar 52% dan memberi sumbangan 

angka kematian tertinggi selain usia tua 

. Anjing betina muda berumur di 

bawah dua tahun memiliki resiko rendah, 

sedangkan anjing betina dewasa yang berumur 

diatas enam tahun memiliki resiko yang semakin 

meningkat secara substansial , Tumor yang terjadi pada 

anjing betina, 60% berasal dari kelenjar mammae 

abdomen dan inguinal , Faktor 

usia, hormon dan genetik juga berpengaruh dalam 

proses terjadinya tumor karena dapat 

menyebabkan perubahan struktur dan fungsi 

dalam kelenjar mammae ,

Penanganan dilakukan dengan mastektomi yaitu 

tindakan pembedahan untuk memotong satu atau 

lebih kelenjar mammae 

Alat dan Bahan 

Satu set instrumen bedah mayor, 

acepromazine 1,5%, ketamine HCl 10%, xylazine 

2%, NaCl 0,9%, iodine povidone 10%, mesin 

anestesi dan isoflurane, enrofloxacin injeksi 10%, 

ketoprofen injeksi, pyhtomenadion injeksi, 

scalpel, benang monofilament absorbable 

(Monosyn®) ukuran 2.0 dan 3.0, benang silk non 

absorbable (Onemed®) ukuran 2.0, spuit 1 ml, 3 

ml, 5 ml, Diff- quick stain, heater pad, Hemo-

analyzer Rayto 7600® dan Abaxis Vetscan 2®. 

 

Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik 

Anjing ras Pitbull betina belum steril 

berumur 7 tahun dengan berat badan 27,9 kg 

memiliki keluhan sering mengeluarkan leleran 

mukopurulen berwarna coklat kemerahan berbau 

busuk dari vagina (Gambar 1A). Hasil 

pemeriksaan fisik diketahui suhu tubuh 38,4 ºC, 

frekuensi denyut jantung 120 kali/menit dan 

ritmis, frekuensi pernafasan 36 kali/menit dengan 

suara vesikuler. Benjolan pada kelenjar mammae 

kiri puting kedua, ketiga dan keempat 

berdiameter sekitar 20 cm, berkonsitensi padat, 

berbatas jelas, berwarna sama seperti permukaan 

kulit dan dapat digerakkan (Gambar 1B). 

 

Pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia 

Darah 

Sampel darah sebanyak 3 ml diambil melalui 

vena saphena dan disimpan dalam tabung darah 

EDTA. Pemeriksaan darah lengkap 

menggunakan mesin Veterinary Hematology 

Analyzer Rayto RT-7600® dan pemeriksaan kimia 

darah menggunakan mesin Veterinary Blood 

Chemistry Analyzer Abaxis Vetscan 2®. Hasil 

Tabel 1 menunjukkan adanya leukositosis, 

granulositosis (neutrofilia), dan hiperglikemia. 

 

Pemeriksaan Sitologi 

Pengambilan sampel sitologi dengan metode 

Fine Needle Aspiration (FNA) pada kelenjar 

mammae kiri puting ke-2, 3 dan 4. Pewarnaan 

menggunakan Diff-quick stain. Hasil evaluasi 

mikroskopis, yaitu: (1) tampak adanya infiltrasi 

sel radang polimorfonuklear (neutrofil) pada 

apusan darah berjumlah >8 sel per lapang 

pandang, sel monokuklear monosit dan limfosit 

berjumlah 1 – 3 sel per lapang pandang, (2) 

tampak bentukan bakteri bacillus dan bakteri 

coccus antisipasi terhadap kemungkinan infeksi 

baketri Staphylococcus sp. atau Streptococcus sp., 

(3) tampak adanya sel mesenkimal dengan 

bentukan anisositosis dan anisokariosis 

mengindikasikan sel tumor (Gambar 2). 

 

Tindakan Operasi 

Pasien dipuasakan selama 12 jam sebelum 

operasi. Terapi cairan menggunakan infus NaCl 

0,9% secara intravena melalui vena cephalica. 

Premedikasi menggunakan acepromazine 0,02 

mg/kg BB diinjeksikan secara intramuskular 15 

menit sebelum induksi. Induksi anestesi 

menggunakan kombinasi ketamine 10 mg/kg BB 

dan xylazine 1 mg/kg BB yang diinjeksikan 

secara intramuskular. Pemasangan endotrakeal 

tube dilakukan sesudah  pasien teranestesi untuk 

memberikan isoflurane melalui mesin anestesi 

sebagai maintenance dengan dosis 2 – 3%. Pasien 

diposisikan rebah dorsal di atas meja operasi yang 

telah diberi heater pad dengan keempat kaki 

terfiksasi. Area kulit yang telah dicukur 

rambutnya dan disteril menggunakan alkohol 

70%, kemudian dioles iodine povidone 10% dan 

dipasang duk operasi. 

Tindakan pertama yaitu  ovariohisterektomi 

untuk mengangkat uterus yang mengalami 

pyometra. Operasi diawali dengan melakukan 

sayatan pada bagian midline dinding abdomen 

sampai linea alba secara hati-hati untuk 

menghindari organ di dalam rongga abdomen.  

 

   

Tabel 1. Hasil pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah 

Pemeriksaan Hasil Satuan Kisaran Normal Anjing 

Hematologi:  

Sel Darah Putih (WBC)  18.2* 103/μL 6.0 - 17.0 

Sel Darah Merah (RBC)  7.24 106/μL 5.5 - 8.5 

Hemoglobin (Hb)  12.1 g/dL 12.0 - 18.0 

Hematokrit (HCT)  52.1 % 37.0 - 55.0 

MCV  71.9 fL 60.0 - 77.0 

MCH  16.7 pg 19.5 - 24.5 

MCHC  23.3 g/dL 32.0 - 36.0 

Trombosit (PLT)  352 103/μL 200 – 500 

Limfosit  25.3 % 12.0 - 30.0 

Monosit  3.7 % 3.0 - 10.0 

Granulosit  84.7* % 60.0 - 80.0 

Limfosit  2.1 103/μL 1.0 - 4.8 

Monosit  0.7 103/μL 0.15 - 1.35 

Granulosit  15.4 103/μL 3.5 - 14.0 

Kimia Darah: 

ALT/SGPT  36 U/L 10-118 

Ureum (BUN)  9 mg/dL 7.0-25 

Kreatinin  1 mg/dL 0.3-1.4 

Total Protein  8.2 g/dL 5.4-8.2 

Albumin  3.4 g/dL 2.5-4.4 

Globulin  4.8 g/dL 2.3-5.2 

Total Bilirubin  0.4 mg/dL 0.1-0.6 

Alkalin Phosphatase (ALP)  63 U/L 20-150 

Glukosa  112* mg/dL 60-110 

Amilase  631 U/L 200-1200 

Notasi (*) menunjukkan parameter mengalami kenaikan dibanding kisaran normal ,


 

Gambar 2. Hasil pemeriksaan sitologi kelenjar mammae. (A) Infiltrasi sel radang 

polimorfonuklear (neutrofil) (panah merah). (B) Sel-sel mesenkimal dengan bentukan 

anisositosis dan anisokariosis (panah biru). Foam cell ditunjukkan panah warna 

kuning. (Diff Quick Stain, lensa objektif 40x). 

 


Corpus dan cornu uteri yang mengalami 

pembesaran dan peradangan dikeluarkan dari 

rongga abdomen untuk mempermudah 

menemukan kedua ovarium (Gambar 3). 

Ligamentum suspensory, arteri dan vena ovarica 

diligasi menggunakan benang monofilament 

absorbable ukuran 3.0 yang selanjutnya 

dilakukan pemotongan. Tindakan tersebut 

dilakukan pada kedua sisi ovarium. Ligasi 

dilanjutkan pada corpus uteri dekat serviks dan 

arteri uterina pada kedua sisi sebelum dilakukan 

pemotongan. Irigasi pada rongga abdomen 

menggunakan cairan NaCl 0,9% sebelum 

dilakukan penutupan dinding abdomen. Bagian 

muskulus dijahit dengan pola jahitan simple 

interrupted dengan benang monofilament 

absorbable ukuran 2.0. 

Tindakan mastektomi dilakukan dengan 

teknik mastektomi unilateral. Jaringan di sekitar 

kelenjar mammae sinister dilakukan eksisi sejauh 

3-5 cm dari puting. Kulit dipisahkan dari 

subkutan dengan cara preparasi tumpul. 

Pembuluh darah yang mensuplai kelenjar 

mammae sinistra (cranial superficial epigastric 

dan caudal superficial epigastric) dilakukan 

ligasi menggunakan benang monofilament 

absorbable ukuran 3.0 untuk mencegah 

perdarahan ketika dilakukan pemotongan. 

Kelenjar mammae dieksisi dari area thoraks 

sampai inguinal hingga terpisah dengan otot 


 

abdomen. Irigasi area eksisi tumor menggunakan 

NaCl 0,9% sebelum dilakukan penjahitan. 

Subkutan dijahit dengan pola simple continous 

menggunakan benang monofilament absorbable 

ukuran 2.0 dan kulit dijahit dengan benang silk 

ukuran 2.0 menggunakan pola jahitan simple 

interrupted. Luka jahitan dibersihkan dan diberi 

iodine povidone 10% sebelum ditutup 

menggunakan kassa perban steril (Gambar 4). 

Terapi pasca operasi yang diberikan yaitu  

antibiotik enrofloxacin injeksi 5 mg/kg BB 1 kali 

per hari selama 7 hari dan dilanjutkan secara per 

oral untuk 7 hari berikutnya, analgesik ketoprofen 

2 mg/kg BB 1 kali per hari selama 5 hari, vitamin 

K1 0,5-1 mg/kg BB 1 kali sehari selama 5 hari, 

dan Biodin® 0,1 mL/kg BB 1 kali sehari selama 7 

hari. Luka jahitan dibersihkan setiap hari 

menggunakan NaCl 0,9% dan diberi salep 

antibiotik yang kemudian ditutup dengan kasa 

perban steril. 

 

Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, darah 

dan sitologi mengindikasikan bahwa pasien 

menderita pyometra dan tumor mammae. 

Identifikasi temuan klinis melalui anamnesis dan 

pemeriksaan fisik yang mengindikasikan 

keganasan meliputi diameter tumor ≥5 cm, 

pertumbuhan yang cepat, inlfiltrasi jaringan di 

sekitarnya, erythema dan edema ,

Anjing betina dewasa yang belum steril 

memiliki resiko yang besar terhadap kedua 

penyakit tersebut. Estrogen yang berfungsi dalam 

meningkatkan massa endometrium dan 

miometrium serta peningkatan amplitude dan 

frekuensi kontraksi dengan pengaruh oksitosin 

dan PGF2α akan semakin menurun kadarnya 

seiring bertambahnya usia ,

Stimulasi estrogen yang rendah dan tingginya 

progesteron menyebabkan hiperplasia 

endometrium, tertutupnya serviks uterus, 

peningkatan sekresi kelenjar endometrium, dan 

penurunan kontraksi miometrium sehingga 

uterus tidak dapat mengeluarkan sekresi 

cairannya (). 

Akumulasi cairan di dalam uterus menjadi media 

pertumbuhan bakteri dan menghambat kerja 

leukosit sehingga leukosit mati didalam uterus. 

Bakteri normal yang berada di dalam uterus 

menjadi patogen akibat pengaruh hormonal 

().  

Leleran mukopurulen yang merupakan 

kumpulan dari cairan, leukosit, dan bakteri di 

dalam uterus akan keluar melalui vagina pada 

kasus pyometra terbuka ,

penyakit ini diklasifikasikan menjadi 2 jenis, 

yaitu tertutup yang ditandai dengan tidak adanya 

leleran pada vagina dan terbuka ditandai dengan 

adanya leleran pada vagina. 

Patofisiologi pyometra juga sering terjadi 

bersamaan dengan tumor mammae yang 

diakibatkan oleh ketidakstabilan hormon pada 

hewan dalam masa produktif dan biasanya saat 

fase luteal (diestrus) dimana progesteron sedang 

mengalami kenaikan ,

Resiko peningkatan sel tumor dapat terjadi 

sesudah  hewan mengalami siklus estrus. Faktor 

endokrin memiliki pengaruh dalam proses 

terjadinya tumor karena dapat menyebabkan 

perubahan struktur dan fungsi dalam kelenjar 

mammae  Aktivasi lokal 

reseptor progesteron memicu rangkaian molekul 

spesifik setiap elemen kelenjar yang merangsang 

proliferasi kelenjar susu ,

Pada kondisi abnormal, faktor usia dan genetik 

yang disertai dengan adanya peningkatan 

sensitivitas reseptor estrogen memicu aktivasi 

faktor transkripsi dari growth hormone. 

Peningkatan growth hormone oleh rangsangan 

progrestin, menyebabkan peningkatan IGF-1 dan 

IGF-2 dalam pembuluh darah sehingga 

merangsang poliferasi sel mammae. Oleh karena 

itu, jaringan mammae terus mengalami 

perkembangan ,

Hasil sitolgi menunjukkan adanya infiltasi 

sel radang (neutrofil) dan adanya sel tumor yang 

mengalami anisositosis dan anisokariosis. 

 pasien yang 

mengalami karsinoma mammae memiliki hasil 

pemeriksaan sitologi adanya agregat seluler 

dengan fitur neoplastik, seperti sel pleomorfik 

dengan inti aneh, yang menunjukkan tingkat 

keganasan yang tinggi. Sel tumor tampak berinti 

banyak dan menunjukkan anisositosis, 

anisokariosis, dan inti multipel prominen, 

mengindikasikan tingkat keganasan yang tinggi. 

Sel inflamasi, terutama neutrofil dan limfosit 

juga banya ditemukan. 

Leukositosis dan granulositosis 

mengindikasikan adanya pertumbuhan tumor dan 

infeksi. Leukosit berfungsi dalam 

mempertahankan tubuh dari serangan agen 

patogen, racun, dan memfagosit sel rusak atau 

abnormal ,

Leukositosis dalam kasus ini dapat terjadi karena 

adanya pertumbuhan tumor, sehingga tubuh 

meresponnya sebagai antigen atau benda asing, 

yang menyebabkan leukosit merespon dengan 

meningkatkan produksinya. Granulositosis lebih 

mengarah terjadinya neutrofilia. Neutrofilia 

umumnya terjadi karena adanya infeksi bakteri, 

sistemik mikosis, serta peradangan (neoplasma, 

trauma jaringan, dan nekrosis jaringan) 

Interpretasi hasil kimia 

klinik menunjukkan semua parameter normal 

sebagai indikasi fungsi hati dan ginjal yang 

normal. Hiperglikemia ringan sebagai indikasi 

stress ,

Acepromazine 0,02 mg/kg BB secara 

intramuskular dipakai  sebagai premedikasi. 

Dosis acepromazine yang disarankan pada anjing 

berkisar 0,02-0,05 mg/kg BB dan mekanisme 

kerjanya memblok post sinapsis dopamine yang 

berfungsi menghambat aktivitas otak sehingga 

hewan menjadi tenang ,

Ketamine dapat diberikan dengan dosis 10-20 

mg/kg BB , Ketamine 

yaitu  disosiatif anestetikum bersifat anestetik, 

analgesik, dan kataleptik yang bekerja dengan 

cara menghambat efek membrane dan 

neurotransmitter eksitasi asam glutamat pada 

reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA) , Ketamine dapat menimbulkan kekejangan 

dan depresi ringan terhadap saluran respirasi, 

sehingga penggunaannya sering dikombinasikan 

dengan xylazine ,

Xylazine bekerja dengan mendepresi susunan 

syaraf pusat oleh α2-adrenoreseptor yang 

menyebabkan penurunan aktivitas saraf simpatis 

sehingga mengurangi sekresi saliva, penurunan 

tekanan darah dan frekuensi denyut jantung, serta 

memiliki pengaruh relaksasi yang baik. 

Penggunaan xylazine pada kombinasi ketamine-

xylazine dapat menekan metabolisme dan kerja 

jantung sehingga dapat menurunkan frekuensi 

respirasi dan denyut jantung , Dosis xylazine yang diberikan pada anjing 

yaitu 1-2 mg/kg BB) ,

Endotracheal Tube (ETT) dipasang untuk 

memastikan oksigen dan isoflurane tetap 

tersuplai sekaligus sebagai penyalur anestesi 

inhalasi yang dipakai  untuk mempertahankan 

anestesi  ,Isoflurane yaitu  volatile 

methyl ethyl ether yang berfungsi menurunkan 

aliran darah ginjal, filtrasi glomerulus, dan 

produksi urin . Efek ini 

memberikan pengaruh terhadap penurunan 

tekanan darah, tetapi tidak menunjukkan efek 

toksik terhadap ginjal. Konsentrasi isoflurane 

yang dipakai  untuk anestesi pada 

ovariohisterektomi dalam kasus pyometra 

dipertahankan dalam konsentrasi 2-3% dan 

campuran oksigen 50% dipakai  pada aliran 

20-40 ml/kg/menit dalam sistem lingkaran 

pernapasan ,

Kondisi hipotermia pada pasien dapat 

terjadi akibat suhu rendah pada ruang operasi, 

cairan infus yang dingin, pemberian inhalasi gas, 

kavitas atau luka terbuka pada tubuh, penurunan 

aktivitas otot, serta agen obat-obatan yang 

dipakai seperti vasodilator ,

Pemasangan alat penghangat sebagai alas operasi 

merupakan salah satu bentuk upaya untuk 

menurunkan resiko hipotermia. Terapi cairan 

yang diberikan bertujuan untuk memulihkan 

volume sirkulasi darah pada keadaan 

hipovolemia, utamanya pada pasien yang 

dioperasi, mengatasi dehidrasi, serta memulihkan 

status elektrolit (Na+ dan K+) dalam tubuh. 

Larutan isotonik NaCl 0,9% memiliki 

osmolalitas yang sama dengan serum darah, 

sehingga dapat dipakai  sebagai terapi 

maintenance dan shock hypovolemic ,

Ovariohisterektomi yaitu  penanganan 

terbaik pada sebagian besar penyakit uterus, 

termasuk pyometra. Tindakan bedah 

ovariohisterektomi dapat mengurangi kejadian 

tumor mammae yang disebabkan oleh 

ketidakseimbangan hormon khususnya esterogen 

dan progesterone , Manfaat 

ovariohisterektomi yang sekaligus dilakukan 

dalam tindakan pengangkatan tumor mammae 

dapat memberikan keuntungan menurunkan 

resiko pertumbuhan tumor di kelenjar mammae 

yang lain , Teknik 

mastektomi unilateral yang dilakukan pada 

pasien sebagai antisipasi terhadap adanya 

metastasis tumor yang berkelanjutan 

Selain itu, pemilihan 

teknik ini untuk penanganan tumor kelejar 

mammae ganda, yaitu tumor muncul di lebih dari 

satu kelenjar mammae, terdapat lesi berukuran 

>3 cm pada kelenjar kranial abdomen dan ketika 

nodul tersebar di sepanjang rantai kelenjar 

mammae serta untuk membuat satu luka bedah 

tunggal ,

Pertimbangan lainnya bahwa penanganan bedah 

tumor mammae harus didasarkan pada faktor 

drainase limfatik, jumlah dan ukuran lesi, dan 

faktor prognostik yang ditetapkan pada masing-

masing kasus . Insisi pada 

mastektomi unilateral dibuat dengan 

mengelilingi kelenjar mammae yang akan 

diangkat. Margin antara insisi dan massa yaitu 2-

3 cm bertujuan untuk menghilangkan 

keseluruhan massa dengan sempurna agar tidak 

menimbulkan metastasis atau pertumbuhan 

ulang massa . Tepian 

dari insisi dikuakkan lalu dilakukan preparasi 

tumpul yang bertujuan untuk memisahkan 

subkutan dari fascia abdominal dan mencegah 

perdarahan dan kerusakan pada jaringan 

 Benang yang dipakai  yaitu  

monofilament absorbable (Monosyn®). Benang 

sintetik absorbable untuk menjahit jaringan 

lunak yang memiliki komposisi kimia Glyconate 

yang terbuat dari 72% glikolida, 14% trimetilen 

karbonat, serta 14% Éœ-kaprolakto. 

Penyerapannya terjadi secara hidrolisis dalam 

waktu 60-90 hari dan memiliki retensi kekuatan 

tarik simpul sebesar 70% sesudah  7 hari 

implantasi, 50% sesudah  14 hari implantasi, dan 

20% sesudah  21 hari implantasi ,

Pasien diberikan enrofloxacin yaitu 

antibiotik berspektrum luas untuk pengobatan 

penyakit akibat infeksi bakteri gram positif dan 

bakteri gram negatif (Widiyanti dkk., 2019). 

Obat ini bekerja dengan menghambat DNA 

gyrase yang diperlukan oleh bakteri untuk 

replikasi DNA sehingga mengakibatkan efek 

sitotoksik pada sel target (Babaahmady dan 

Khosravi, 2011). Dosis yang diberikan pada 

anjing yaitu 5 mg/kg BB q24h (Allerton, 2020). 

Ketoprofen sebagai analgesik dan antiinflamasi 

memiliki mekanisme aksi menghambat COX-1 

sehingga menurunkan produksi prostaglandin 

dan penghambatan enzim lipoxygenase yang 

memiliki efek poten dalam fase peradangan 

vaskular dan selular ,

Phytomenadion yaitu  bentuk vitamin K1 

sintetis larut lemak yang dipakai  untuk 

mengatasi koagulopati. Vitamin K1 berfungsi 

untuk mencegah perdarahan yang lebih parah 

dengan cara memberikan agen faktor koagulasi 

aktif pasca operasi ,. Kondisi 

neoplasia dan inflamasi merupakan salah satu 

penyebab dari terjadinya trombositopenia dari 

segi faktor penurunan produksi dan destruksi 

primer ,Pemberian Biodin® 

untuk meningkatkan energi hewan pasca operasi. 

Biodin® mengandung Adenosin Triphosphat 

(ATP) yang berfungsi sebagai energi cadangan 

siap pakai yang berperan dalam proses 

metabolisme sel tubuh hewan. Kandungan lain 

seperti selenite untuk metabolisme sel, vitamin 

B12 untuk pembentukan sel darah merah 

sehingga baik untuk pemulihan kondisi hewan 

berdasar  anamnesa, pemeriksaan fisik, 

hematologi, kimia darah dan sitologi, anjing ras 

Pitbull didiagnosa pyometra dan tumor mammae. 

Penanganan yang dilakukan yaitu  

ovariohisterektomi dan mastektomi unilateral 

dalam satu waktu untuk menurunkan resiko 

metastasis. Terapi pasca operasi diberikan 

enrofloxacin, ketoprofen, phytomenadion, dan 

Biodin® disertai dengan perawatan intensif luka 

operasi. Pasien mengalami kesembuhan sesudah  2 

bulan perawatan. 

 

 


 


Banyak binatang peliharaan yang dapat diajak bermain, bersosialisasi dengan manusia bahkan tinggal bersama. Klinik-klinik 

khusus hewan pun bermunculan untuk melayani dan merawat binatang peliharaan. studi  ini berfokus kepada binatang 

peliharaan Anjing. jika  Anjing terserang penyakit dan tidak dirawat dengan baik, akan memberi dampak buruk kepada 

Anjing ini . Dalam menangani masalah penyakit Anjing, pemilik Anjing bisa saja mengalami kesulitan dikarenakan 

keterbatasan jumlah klinik dan dokter hewan terutama di daerah pedalaman. Sebagai solusi, dipakai lah Kecerdasan Buatan 

dengan  memakai  sistem pakar yang dapat membantu tenaga medis muda dalam mendiagnosa awal penyakit Anjing. 

Metode penelusuran yang dipakai  dalam studi  ini adalah Forward Chaining dan dipakai  metode Teorema Bayes 

untuk menangani ketidakpastian yang muncul. berdasar  akuisisi pengetahuan yang dilakukan, diperolehlah   penyakit 

dengan    gejala dan  0 kasus. berdasar  pengujian yang dilakukan maka diperoleh nilai sensitivitas  0%, nilai akurasi 

  . % yang menunjukkan bahwa sistem pakar ini mampu mendiagnosa penyakit anjing 


Anjing merupakan salah satu hewan yang dapat diajak 

bermain, tinggal bersama manusia dan diajak 

bersosialisasi dengan manusia [ ]. Tidak sedikit 

masyarakat yang tertarik memilih anjing sebagai hewan 

peliharaan. Anjing dapat dilatih untuk berbagai hal yang 

bermanfaat seperti menjaga rumah, serta membantu 

polisi dalam penyelidikan suatu kasus. Sebagai hewan 

peliharaan, anjing memiliki keistimewaan tersendiri 

bagi setiap pemilik anjing. 

Anjing bisa saja memiliki pemilik yang pengetahuannya 

terbatas sehingga tidak semua pemilik anjing 

mengetahui bagaimana merawat anjing dengan baik. 

jika  anjing tidak dirawat dengan baik,maka akan 

berdampak buruk bagi kondisi kesehatan anjing dan 

dapat terserang penyakit sehingga dapat menyebabkan 

kematian.  

Terkadang para pemilik anjing kesulitan dalam 

menangani masalah penyakit anjing karena jarak dan 

jumlah klinik dokter hewan terlebih lagi untuk daerah 

pedalaman. Sistem pakar dalam bidang kesehatan ini 

diharapkan dapat membantu seorang tenaga medis muda 

dalam melakukan diagnosa awal.  

berdasar  permasalahan diatas, sebagai salah satu 

solusinya adalah dengan melakukan bantuan kecerdasan 

buatan sistem pakar. Sistem pakar ini memiliki basis  

pengetahuan dari seorang pakar yaitu dokter hewan. 

Sebagai metode inferensinya dipakai  Forward 

Chaining dan untuk menangani ketidakpastian yang 

muncul maka dipakai  metode Teorema Bayes. 

pemakaian  teorema bayes ini berdasar  nilai 

ketidakpastian pakar yang diambil dari data gejala-

gejala dan penyakit yang akan menjadi masukan dalam 

sistem yang dilakukan oleh pakar (dokter hewan) 

sebagai akuisisi pengetahuan. Sistem pakar yang dibuat 

bukanlah untuk menggantikan para pakar atau dokter 

hewan, akan tetapi hanya dipakai  sebagai alat bantu 

tenaga medis muda. Studi kasus studi  ini dilakukan 

pada Riau Animal Clinic dan Klinik Hewan Pekanbaru 


Studi kepustakaan yang pertama adalah berdasar  

studi  yang dilakukan Yulianti dan Mewati [ ], 

dalam studi nya melakukan diagnosis penyakit 

anjing dengan Forward Chaining. Pada studi  

ini  bertujuan untuk membangun sebuah sistem 

pakar dalam membantu mendiagnosis penyakit anjing 

yang merupakan hewan yang banyak dipelihara oleh 

manusia sehingga dapat melakukan pertolongan 

pertama untuk anjing kesayangan mereka atau 

pengobatan mandiri untuk penyakit anjing yang tidak 

terlalu berat. 

Persamaan yang ada  pada studi  ini adalah 

mendiagnosis penyakit anjing berdasar  gejala-gejala 

yang diamati dan  memakai  metode penelusuran 

Forward Chaining. studi  ini tidak membahas 

metode ketidakpastian yang dipakai . Dari hasil 

akuisisi ada     penyakit dengan    gejala. 

Kesimpulan yang dapat diambil dari studi  ini  

adalah pengembangan sistem pakar penyakit anjing 

dapat mendiagnosis penyakit anjing berdasar  gejala-

gejala yang diamati dan pengembangan perangkat lunak 

sistem pakar diagnosis anjing dapat memperbaharui 

basis pengetahuan, yaitu berdasar  rule. 

studi  yang dilakukan Ningrum dkk [ ] membahas 

tentang sistem pakar diagnosa penyakit menular pada 

anjing  memakai  metode Dempster Shafer. 

studi  ini  bertujuan untuk mendiagnosis 

penyakit menular pada anjing sehingga dibutuhkan 

suatu alternatif untuk mengatasi penyakit anjing yang 

dapat memberikan kemudahan kepada pemilik anjing 

untuk dapat mengetahui penyakit menular yang diderita 

oleh anjing peliharaannya. 

Persamaan yang ada  antara studi  ini  

dengan studi  ini  adalah mendiagnosa penyakit 

anjing dengan  memakai  metode Dempster Shafer 

terhadap   penyakit. Kesimpulan dari studi  ini  

adalah sistem dapat mendiagnosa penyakit menular 

pada anjing berdasar  gejala-gejala yang tampak pada 

anjing dengan menerapkan metode Dempster Shafer 

dengan tingkat keakuratan sebesar  00%. 

studi  yang dilakukan Witari dkk [ ] juga dalam 

domain yang sama yaitu sistem pakar penyakit menular 

pada anjing  memakai  metode Certainty Factor. 

Menurut studi  ini  penanganan dini terhadap 

penyakit menular yang diderita oleh anjing dapat 

dilakukan untuk mencegah penyakit menjadi semakin 

parah dan mengurangi resiko yang berdampak buruk 

bagi manusia, sehingga sebelum melakukan penanganan 

dini, pengetahuan mengenai gejala-gejala dari penyakit 

menular yang diderita anjing sangat diperlukan karena 

dapat memprediksi penyakit yang diderita oleh anjing 

dan dapat melakukan penanganan dini yang tepat. 

Persamaan antara studi  ini  dengan ini adalah 

mendiagnosa penyakit anjing dan  memakai  metode 

penelusuran forward chaining. studi  ini  

 memakai  metode certainty factor  berbasis android. 

studi  yang keempat dilakukan oleh Russari [ ], 

tentang sistem pakar diagnosa penyakit batu ginjal 

 memakai  Teorema bayes. Kesimpulan yang dapat 

diambil dari studi  ini  adalah pengembangan 

sistem pakar penyakit batu ginjal dapat mendiagnosis 

penyakit berdasar  gejala-gejala yang diamati. 

Senada dengan studi  ini  Yuhandri [ ] 

melakukan diagnosa penyakit osteoporosis 

 memakai  metode certainty factor yang merupakan 

sebuah sistem pakar dalam membantu mendiagnosis 

penyakit osteoporosis. Sistem pakar penyakit 

osteoporosis ini  dapat memperbaharui basis 

pengetahuan yaitu berdasar  rule. Labellapansa [ ] 

melakukan diagnosa dini defisiensi vitamin dan mineral 

berdasar  gejala-gejala yang diamati dengan 

 memakai  forward chainning. Demikian pula 

studi  Sembiring [ ] melakukan diagnosa infeksi 

TORCH pada kehamilan dengan  memakai  forward 

chaining.  


Macam-macam Penyakit Anjing: 

 . Canine Parvovirus (CPV), merupakan penyakit 

yang penting pada anjing yang biasanya disebut 

dengan penyakit muntah berak yang sangat ganas. 

Penyakit ini sangat menular dan menjadi penyebab 

kematian paling tinggi terutama menyerang anak 

anjing umur   –   bulan [ ]. 

 . Distemper, anjing merupakan penyakit viral yang 

paling umum pada anjing dan sedikit anjing yang 

benar-benar terisolasi tidak terpapar atau terinfeksi 

oleh virus ini. Virus ini tersusun atas RNA, bentuk 

simmetri helical, beramplop, virus ini agak labil 

dan aktifitasnya dapat dirusak oleh panas, 

kekeringan, deterjen, pelarut lemak dan[ ]. 

 . Rabies atau anjing gila adalah penyakit menular 

yang bersifat zoonosis yaitu dapat menulari 

manusia melalui gigitan anjing yang mengidap 

rabies. Rabies merupakan penyakit yang sangat 

menakutkan dan sangat ganas. Rabies langsung 

menyerang susunan syaraf pusat (otak)[ ]. 



Sistem pakar adalah sistem komputer yang bisa 

menyamai kemampuan seorang pakar. Sistem bekerja 

untuk mengadopsi pengetahuan manusia  ke omputer 

yang menggabungkan dasar pengetahuan dengan sistem 

inferensi untuk  menggantikan fungsi seorang pakar 

dalam  menyelesaikan suatu masalah [ ] [ 0] dan  

konsep dasar sistem pakar mengandung: keahlian, ahli, 

pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan 

menjelaskan [ ].  


Mesin inferensi merupakan komponen sistem pakar 

yang mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran 

yang dipakai  oleh pakar dalam menyelesaikan suatu 

masalah [ ]. Pelacakan kedepan (forward chaining) 

adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven). 

Dalam pendekatan ini pelacakan ini dmulai dari 

informasi masukan, selanjutnya mencoba 

menggambarkan kesimpulan. Forward chaining disebut 

juga penalaran dari bawah keatas karena penalaran dari 

evidence (fakta) pada level bawah menuju konklusi 

pada level atas didasarkan fakta [ ]. 


Sensitivitas atau true positive rate mengukur proporsi 

positif asli yang diprediksi secara benar sebagai positif. 

Sensitifitas berhubungan erat dengan konsep error tipe I 

dan II dalam bidang statistik. Spesifisitas atau true 

negative rate mengukur proporsi negatif asli yang 

diprediksi secara benar sebagai negatif [  ]. 

             

     

        

TN (True Negative) menyatakan bahwa ketika kondisi 

sebenarnya negative maka kondisi yang diberikan oleh 

sistem juga negative. TP (True Positive) menyatakan 

bahwa ketika kondisi sebenarnya positive maka kondisi 

yang diberikan oleh sistem juga positive. FP (False 

positive) menandakan bahwa sistem memberikan hasil 

positive sementara kondisi sebenarnya negatif dan 

demikian kebalikannya untuk FN (False negative) 




berdasar  akuisisi pengetahuan, diperolehlah data 

gejala, penyakit dan rule. Tabel   merupakan data 

penyakit yang terdiri dari   macam penyakit yaitu CPV, 

Distemper dan Rabies 


Adapun nilai probabilitas dari setiap gejala dan penyakit 

ditunjukkan pada Tabel  . Nilai probabilitas ini 

diperoleh dengan menghitung kemunculan suatu gejala 

dalam suatu peyakit. Misalnya muntah-muntah muncul 

sebanyak 0,  untuk penyakit CPV 

 


 

Pada Tabel   diperoleh relasi antara gejala dan penyakit 

yang terdiri dari    rule. Relasi ini diperoleh 

berdasar  akusisi yang diberikan dari pakar 

berdasar  kemunculan gejala dalam sebuah penyakit. 

Penyakit P00  memiliki gejalan  , , , , , , , , , 0,   

dan  0 demikian seterusnya penyakiit P00  dan P00  

 


Pengujian Perhitungan Pada Sistem 

Pengujian terhadap sistem dilakukan langsung kepada 

user pakar sebanyak  0 kali pengujian sebagaimana 

tertera pada Tabel  . Diperoleh hasil bahwa dari  0 kali 

pengujian, ada    perbedaan hasil antara yang 

diberikan pakar dan yang diberikan oleh sistem yaitu 

pada data nomor   dan  0. Pada pengujian ke  , pakar 

memberikan gejala G00  dan G0 0 dengan hasil 

diagnosa adalah Rabies namun sistem memberikan hasil 

diagnosa Cavine Parvovirus. 

 


 

Dilakukan pengujian sistem dengan menghitung nilai 

sensitivitas dan akurasi untuk mengetahui hasil sistem 

yang telah dibangun. Pengujian dilakukan dengan 

 memakai  confusion matrix yaitu sebuah matrik dari 

prediksi yang akan dibandingkan dengan kelas yang asli 

dari data inputan. Pengujian dilakukan  memakai   0 

data oleh pakar. Data ini  dibandingkan dengan 

basis kasus yang dilakukan oleh sistem. Tabel   

merupakan hasil Confusion Matrix 


 

Pada Tabel   penyakit CPV dapat terdiagnosa 

keseluruhan secara benar baik menurut sistem maupun 

realnya namun untuk peyakit Distamper dan Rabies, 

masing-masing ada    hasil diagnosa yang 

menunjukkan perbedaan antara hasil yang diberikan 

sistem dengan kondisi realnya. 


 

berdasar  data pada Tabel   dan   dapat diketahui 

nilai akurasi pada Tabel  0 di bawah dimana diperoleh 

nilai akurasi sebesar   , % 

 


 

Table  0 merupakan perhitungan yang diperoleh dengan 

 memakai  formula   dan   dengan nilai sensitivitas 

 0% dan nlai akurasi sebesar   . % sehingga sistem 

pakar diagnosa penyakit anjing ini layak untuk 

dipakai  oleh tenaga medis sebagai alat bantu untuk 

mendiagnosa penyakit anjing 


Dari hasil perancangan dan pembuatan sistem pakar 

diagnosa penyakit anjing, dapat disimpulkan bahwa: 

 . Sistem pakar diagnosa penyakit anjing dapat 

diterapkan untuk mendiagnosa penyakit anjing 

berdasar  gejala-gejala yang dialami oleh anjing. 

Pemanfaatan metode Teorema Bayes dapat 

memperkuat diagnosa penyakit anjing karena 

Teorema Bayes merupakan salah satu cara untuk 

mengatasi ketidakpastian data dengan  memakai  

rumus formula bayes sebagai perhitungan untuk 

menghitung probabilitas setiap gejala dan penyakit 

anjing. 

 . Sistem pakar diagnosa penyakit anjing layak untuk 

dipakai  oleh pakar dan tenaga medis sebagai alat 

bantu untuk mendiagnosa penyakit anjing karena 

berdasar  hasil persentase pengujian antar muka 

dan kinerja sistem pakar yang dilakukan memiliki  

nilai sensitivitas  0% dan nlai akurasi adalah   . %

 . Penilaian performance sistem yang dilakukan 

dengan pengisian kuisioner memiliki presentase total 

ya atau bagus sebesar   %. 


Anjing merupakan hewan yang mudah beradaptasi dan dapat menjadi teman baik bagi manusia. Kecerobohan pemilik dalam menjaga dan 

merawat anjing dapat mengakibatkan kematian bagi anjing. Salah satu penyakit yang sering di jumpai adalah penyakit kulit pada anjing. 

Pemahaman masyarakat akan penyakit kulit pada anjing masih rendah, sehingga masih banyak masyarakat yang masih mengandalkan 

keahlian dari pakar secara manual. Selain itu, biaya untuk pengobatan ke dokter hewan sangatlah mahal dan keberadaan dokter hewan 

masih sangat sedikit. Oleh karena itu, dibuatlah aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kulit pada anjing yang dapat digunakan 

untuk membantu mendeteksi adanya penyakit kulit pada tubuh anjing. Aplikasi ini berbasis web yang dapat diakses setiap saat sehingga 

mendukung pemeriksaan rutin yang bisa dilakukan oleh diri sendiri. Penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode Bayes. Dengan 

adanya aplikasi ini, pengetahuan yang dimiliki oleh pakar mengenai penyakit kulit pada anjing dapat tersusun dalam bentuk basis data, dan 

diharapkan dapat membantu pasien dalam mendiagnosa penyakit kulit pada anjing secara dini. 



Masyarakat yang memelihara anjing pada umunya banyak yang anjing peliharaannya menderita penyakit kulit karena 

masyarakat kurang memiliki pengetahuan bagaimana gejala awal penyakit kulit pada anjing tersebut, dan masyarakat juga 

kurang mengetahui solusi untuk mengatasi anjing peliharaan yang menderita penyakit kulit.   

Diharapkan penelitian ini dapat membantu permasalahan yang ada dengan pembuatan sistem pakar yang dapat 

mendiagnosa penyakit kulit pada anjing. Sistem pakar sebagai program yang difungsikan utuk meniru pakar harus bisa 

melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan oleh seorang pakar. Sistem pakar yang akan dirancang menggunakan metode Bayes 

berbasis nilai kepastian atau tingkat keyakinan. 

Penyakit yang menyerang pada kulit anjing sangat bervariasi sehingga sangat dibutuhkan seorang pakar yang mampu 

memberikan solusinya. Akan tetapi waktu dan biaya yang menjadi alasan bagi masyarakat untuk tidak melakukan konsultasi 

kepada pakarnya sehingga sering terjadi kesalahan dalam memberikan solusi penanganannya. Untuk membantu mengatasi 

permasalahan tersebut, maka dirancang suatu sistem pakar diagnosa penyakit kulit pada anjing yang dapat meniru cara kerja 

seorang pakar [3]. 


Agar penelitian lebih terarah, maka diperlukan kerangka penelitian sebagai gambaran dari penelitian yang dilakukan. 

Kerangka penelitian yang digunakan adalah alur pengembangan perangkat lunak, karena penelitian ini menghasilkan sebuah 

sistem yang bisa digunakan oleh masyarakat. Adapun kerangka penelitian yang digunakan adalah seperti gambar berikut :  

 

Tahapan penelitian yang dilakukan dimulai dari penelitian pendahuluan yaitu mengidentifikasi masalah dengan cara 

mengunjungi klinik dokter hewan untuk mencari masalah yang umum terjadi tentang penyakit kulit pada anjing. Setelah 

masalah ditemukan, maka dilakukan pengumpulan data dengan cara wawancara dengan dokter hewan untuk mendapatkan 

pengetahuan yang valid. Kemudian dilakukan analisa data dan mengolah data tersebut dengan menggunakan metode Bayes. 

Perancangan yang dilakukan adalah membuat diagram use case sebagai gambaran hubungan aktor dengan sistem. Diagram 

yang dihasilkan diterjemahkan kedalam bentuk program dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database 

MySQL. Terakhir dilakukan pengujian secara online agar semua pemilik anjing bisa konsultasi dengan sistem pakar. 


Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai penyakit kulit pada anjing. Wawancara dilakukan dengan dokter 

hewan di R4 Pet Shop dan Klinik Hewan Padang. Setelah melakukan wawancara dengan pakar, sehingga mendapatkan 

kejelasan tentang penyakit tersebut. Terdapat 5 penyakit kulit pada anjing yaitu Demodexcosis / Demodex, Scabies, Invasi  

Jamur (Ringworm), Alergi serta Infeksi bakteri dan kutu.  

Misal untuk penyakit kulit Demodex (H1) dan Scabies (H2) memiliki gejala : 


1. Kulit kemerah-merahan (G01) 

2. Meradang (G02) 

3. Gatal-gatal (G03) 

4. Kulit dan bulu terlihat kusam (G04) 

5. Terdapat lesi disekitar badan (G05) 

6. Kulit terkelupas (G06) 

7. Adanya tungau yang hidup dilapisan epidermis kulit (G07) 

8. Terdapat kudis yang bernanah (G08) 

9. Terjadi pembengkakan dan peradangan (G09) 

10. Bagian tubuh yang mengalami lesi dilapisi oleh sisik berwarna abu-abu (G10) 

11. Terbentuknya alopesia (kebotakan) (G11) 

12. Terjadinya kekurusan pada anjing (G12) 

Berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan maka didapatkan kemunculan setiap gejala seperti Tabel 1: 


 


Selanjutnya akan dicari nilai kemunculan atau probabilitas terhadap masing-masing penyakit seperti berikut yaitu mencari  

nilai Probabilitas Prior 

Jumlah Data Penyakit Keseluruhan : 12 

Probabilitas Demodex  P(H1)  : 5 / 12 = 0,417 

Probabilitas Scabies   P(H2)  : 7 / 12 = 0,583 

Jika diberikan satu contoh konsultasi dengan jawaban user seperti berikut : 

G1  = Tidak   G5  = Ya  G9    = Tidak 

G2  = Ya   G6  = Ya  G10  = Tidak 

G3  = Ya   G7  = Ya  G11  = Ya  

G4  = Ya   G8  = Tidak  G12  = Ya 

Selanjutnya akan dicari perkalian terhadap nilai probabilitas penyakit dan nilai probabilitas gejala : 

P(H1 | G2G3G4G5G6G7G11)

=

0,12 ∗ 0,08 ∗ 0,08 ∗  0,04 ∗ 0,08 ∗ 0,04 ∗ 0,04 ∗ 0,417

(0,12 ∗ 0,08 ∗ 0,08 ∗  0,04 ∗ 0,08 ∗ 0,04 ∗ 0,04 ∗ 0,417) + (0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,16 ∗ 0,20 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,583) 

 

= 0,0035 

 

P(H2 | G2G3G4G5G6G7G11)

=

0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,16 ∗ 0,20 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,583

(0,12 ∗ 0,08 ∗ 0,08 ∗  0,04 ∗ 0,08 ∗ 0,04 ∗ 0,04 ∗ 0,417) + (0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,16 ∗ 0,20 ∗ 0,12 ∗ 0,12 ∗ 0,583) 

 

= 0,9965 

Dari hasil perkalian probabilitas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anjing terkena penyakit kulit jenis Scabies (H2) 

dengan nilai probabilitas 0,9965 atau 99,65 %  

 


Pada proses perancangan, dibuat sebuah use case diagram untuk melihat hubungan antara aktor dengan sistem. Aktor yang 

terlibat dalam sistem pakar ini adalah Admin (Pengelola sistem pakar), Member (Pemilik anjing yang sudah terdaftar) dan 

Non Member (Pemilik anjing yang belum terdaftar). Use case diagram dapat dilihat pada gambar berikut : 

 

 


Implementasi dari penelitian ini adalah merubah bentuk diagram diatas menjadi sebuah program sistem pakar dengan bantuan 

bahasa pemrograman PHP dan dibantu dengan MySQL Server sebagai databasenya. Hasil dari program sistem pakar, diuji 

secara online dengan menyarankan pemilik anjing untuk melakukan konsultasi dengan sistem pakar, agar bisa mendapatkan 

diagnosa awal dari penyakit kulit yang diderita oleh anjing. Berikut digambarkan bentuk dari antar muka sistem pakar yang 

sudah digunakan eleh pemilik anjing untuk melakukan konsultasi. Gambar berikut adalah halaman utama dari sistem pakar. 

 


 


Dari uraian masalah di atas, serta berdasarkan analisa dari penelitian yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 

1. Sistem pakar ini bermanfaat dan dapat membantu masyarakat dalam mengenali penyakit kulit pada anjing peliharaan 

meraka. 

2. Aplikasi sistem pakar ini dapat memberikan informasi gejala awal penyakit kulit pada anjing yang sebelumnya tidak di 

ketahui oleh masyarakat secara umum. 

3. Aplikasi sistem pakar ini dapat melakukan penelusuran serta mengelurkan hasil diagnosa dan memberikan solusi terbaik. 

Dengan pengujian yang dilakukan oleh member, maka didapat hasil diagnosa dari sebuah penyakit berdasarkan fakta 

yang terjadi sebelumnya.