Rabu, 19 Juli 2023
h dari keempat unsur, yaitu
kejutan, yang mengakibatkan rasa malu, ketidakmasukakalan, dan yang membesarbesarkan masalah. Keempat unsur itu dapat terlaksana melalui rangsangan verbal
yang berupa kata-kata atau satuan-satuan bahasa yang sengaja dikreasi sedemikian
rupa oleh pelakunya.
Humor yang bersifat verbal akan menghasilkan wacana humor, yang
penciptaannya dilakukan dengan cara mengolah aspek-aspek linguistik seperti bunyi,
kata, frasa, dan kalimat, terutama pada aspek semantiknya, dengan mengadakan penyimpangan-penyimpangan kaidah maupun logika. Dengan melakukan
penyimpangan-penyimpangan kaidah maupun logika, asumsi-asumsi pragmatik,
implikatur-implikatur, dan pengertian-pengertian yang muncul dalam benak
pendengar atau pembaca mengenai topik yang dibicarakan itu meleset, sehingga
tergelitik untuk tersenyum atau tertawa (Budiyanto 2005:45).
Humor termasuk salah satu sarana komunikasi, seperti menyampaikan
informasi, menyatakan rasa senang, marah, jengkel, dan simpati. Pelanggaran prinsipprinsip percakapan di dalam tuturan merupakan sumber implikatur percakapan yang
seringkali mengakibatkan kejutan-kejutan yang menimbulkan humor.
2.3 Kerangka Berpikir
Wacana humor kartun Benny dan Mice adalah wacana humor yang
mengetengahkan realisme sosial kehidupan rakyat jelata yang dikemas secara
menarik dan lucu sehingga menimbulkan tawa bagi yang membacanya. Selain itu,
kartun Benny dan Mice sudah cukup dikenal dan diakui kepopulerannya. Dari
berbagai rubrik kartun yang ada, penulis memilih kartun Benny dan Mice sebagai
bahan penelitian penulis untuk menjawab masalah pokok penelitian karena wacana
kartun Benny dan Mice diasumsikan mengandung implikatur percakapan sebagai
penunjang humor.
Penelitian ini bertujuan memberikan deskripsi adanya implikatur percakapan
sebagai bentuk pengungkapan humor beserta faktor-faktor yang menjadi sumber
implikatur percakapan di dalam wacana kartun Benny dan Mice. Tuturan-tuturan yang terdapat dalam wacana kartun Benny dan Mice dapat dianalisis dengan teori
pragmatik karena banyak mengandung pelanggaran-pelanggaran prinsip percakapan
sehingga menimbulkan implikatur percakapan. Selain tuturan yang mengandung
pelanggaran-pelanggaran prinsip percakapan, terdapat juga konteks situasi yang
diwujudkan dengan gambar kartun sehingga semakin memperjelas adanya implikatur
percakapan di dalamnya.
Metode yang digunakan untuk meneliti tuturan wacana humor kartun Benny
dan Mice adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan pragmatis.
Pendekatan pragmatis adalah pendekatan penelitian dalam ilmu bahasa yang
mengkaji makna ujaran dalam situasi-situasi tertentu.
Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah metode simak dengan
teknik catat. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis dengan
metode heuristik.
Dari hasil analisis data ditemukan beberapa wujud implikatur percakapan
yang berfungsi sebagai penunjang humor di dalam wacana humor kartun Benny dan
Mice yang meliputi (1) implikatur representatif dengan wujud menyatakan,
melaporkan, dan menunjukkan, (2) implikatur direktif dengan wujud menyuruh,
memohon, menuntut, menyarankan, dan menantang, (3) implikatur ekspresif dengan
wujud memuji, mengucapkan terima kasih, mengritik, dan mengeluh, (4) implikatur
komisif dengan wujud berjanji, bersumpah, dan mengancam, dan (5) implikatur
isbati dengan wujud memutuskan, membatalkan, melarang, dan mengizinkan.
Implikatur representatif yaitu implikatur yang menyatakan fungsi tersirat
representatif, yaitu fungsi pragmatis yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas
implikatur yang dikandung di dalam tuturannya.
Implikatur representatif dengan wujud menyatakan, melaporkan,
menunjukkan, dan menyebutkan adalah fungsi pragmatis tersirat yang diacu oleh
suatu tuturan dengan maksud menyatakan, melaporkan, menunjukkan, dan
menyebutkan sesuatu. Berikut ini hasil analisis wacana humor kartun Benny dan Mice
yang mengandung implikatur percakapan representatif dengan wujud menyatakan,
melaporkan, menunjukkan, dan menyebutkan.
4.1.1.1 Implikatur Representatif dengan Wujud Menyatakan
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur representatif dengan wujud
menyatakan sebagai penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan di bawah ini.
(1) KONTEKS : BENNY DAN MICE HERAN DENGAN TREN IKAT
PINGGANG DENGAN KEPALA BESAR YANG
SEDANG BERKEMBANG DI KALANGAN
MASYARAKAT, ANAK MUDA KHUSUSNYA.
MICE : Kepala sabuk sekarang pada gede-gede ya?!
BENNY : Waaah kita ketinggalan nih …!
(Data 4)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (1), “Waaah kita ketinggalan nih
…!” mengandung implikatur representatif, yaitu menyatakan bahwa Benny dan Mice
adalah orang-orang yang tidak paham tren yang sedang berkembang di masyarakat.
Implikatur representatif menyatakan itu juga berfungsi menunjang humor. Alasannya, implikatur representatif tersebut merupakan ungkapan keluhan Benny karena
ketinggalan tren yang sedang berkembang. Hal ini tentu saja menimbulkan kelucuan
bagi penikmat kartun.
(2) KONTEKS : MICE TERTARIK MENCOBA KALUNG MODEL
BARU YANG SEDANG MARAK.
MICE : Waah keren amat kalungnya … kayak tentara
Amerika di film-film perang Vietnam.
BENNY : Itu namanya Dog Tag. Gue punya dog tag yang
sesungguhnya, kalau lu mau besok tak bawakan.
(Data 7)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (2), “Gue punya dog tag yang
sesungguhnya, kalau lu mau besok tak bawakan.” mengandung implikatur
representatif, yaitu menyatakan bahwa Benny termasuk orang yang gaul karena
mengikuti perkembangan mode yang sedang marak. Implikatur representatif dalam
tuturan Benny pada penggalan wacana (2) juga menunjang humor karena istilah
kalung dog tag yang dimaksudkan Benny sebenarnya adalah kalung yang sering
dipakaikan pada anjing. Kalung tersebut hendak dipakaikannya pada Mice yang tidak
paham hal itu. Tentu saja ini memancing respon tertawa dari penikmat kartun.
(3) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENGUJI
KEMAMPUAN SEORANG PENYULAP DENGAN
PERMAINAN KARTU.
PENYULAP: Diingat-ingat kartunya Mas … kartu Mas sudah saya
selipkan di sini, sekarang saya kocok … kartu kamu
yang ini kan!
MICE : Salah! Bukan itu!
BENNY : Payaah!!
(Data 35)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (3), “Salah! Bukan itu!”
mengandung implikatur representatif, yaitu menyatakan ketidakpercayaan Benny dan
Mice pada seorang penyulap. Tuturan Mice mengandung penjelekan kepada pihak
lain, yaitu penyulap. Implikatur representatif yang dikandung oleh tuturan Mice juga
berfungsi sebagai penunjang humor karena didukung konteks yaitu kenyataan bahwa
kartu yang ditunjukkan oleh si penyulap itu benar dan Mice yang berbohong.
(4) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERENCANA MEMBUAT
PERAHU SEBAGAI SARANA BISNIS
TRANSPORTASI ALTERNATIF KARENA
SEDANG MUSIM BANJIR.
BENNY : Lagi banjir gini, peluang emas buat bisnis transportasi
alternatif.
MICE : Ide brilian! Lets do it!
(Data 36)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (4), “Ide brilian!” mengandung
implikatur representatif, yaitu menyatakan semangat Benny dan Mice untuk mencari
rejeki di tengah-tengah kesulitan karena bencana banjir melanda Jakarta. Implikatur
representatif menyatakan tersebut juga menunjang humor karena ungkapan Mice
merupakan ungkapan semangat yang tidak didukung konteks situasi. Saat mereka
hendak memulai bekerja, ternyata banjir sudah surut. Tentu saja hal ini memancing
respon tertawa dari penikmat kartun.
(5) KONTEKS : MICE MENDAPAT PANGGILAN TELEPON
DARI SEORANG TEMAN WANITANYA.
KARENA SINYAL JELEK, DIA PUN MENCARI
SINYAL KE SANA-KEMARI HINGGA BASAH
KUYUP KEHUJANAN.
SESEORANG: Temennya ya Mas?
BENNY : Bukan!
(Data 42)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (5), “Bukan!” mengandung
implikatur representatif yaitu menyatakan bahwa Benny adalah seorang yang baik
sehingga tidak memiliki teman yang bodoh seperti Mice. Benny tidak bersimpati
sama sekali pada Mice yang sedang kesulitan mencari sinyal, bahkan tidak
mengakuinya sebagai teman. Implikatur representatif menyatakan tersebut juga
berfungsi sebagai penunjang humor dengan alasan implikatur representatif tersebut
sebenarnya merupakan rasa malu Benny pada tingkah Mice. Tindakan Mice yang
mencari sinyal sampai basah kuyup kehujanan adalah hal bodoh sehingga membuat
Benny malu.
(6) KONTEKS : BENNY DAN MICE MENJALANI PROFESI
SEBAGAI PENGELOLA TOILET UMUM.
MEREKA BERLAGAK SEPERTI BOS DI
KANTOR-KANTOR.
MICE : Hanya duduk, tidak berpeluh, uang datang sendiri …
bla … bla … bla … he he he.
BENNY : Kita telah sukses!! Yes!
(Data 64)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (6), “Kita telah sukses!! Yes!”
mengandung implikatur representatif yaitu menyatakan bahwa Benny dan Mice telah
memiliki pekerjaan sehingga tidak menganggur lagi. Implikatur representatif
menyatakan yang dikandung tuturan Benny dalam wacana (6) juga berfungsi
menunjang humor. Alasannya karena implikatur representatif itu sebenarnya
merupakan ungkapan terlalu percaya diri Benny atas kesuksesan dirinya, padahal
dalam kenyataan mereka tidak sesukses itu karena hanya berprofesi sebagai penjaga
toilet umum. Kenyataan ini memancing respon tertawa dari pembaca dan penikmat
kartun.
(7) KONTEKS : BENNY DAN MICE HENDAK BEPERGIAN
MENGGUNAKAN PESAWAT TERBANG.
PRAMUGARI: Maaf, Pak … yang dipakai sekaranmg hanya sabuk
pengamannya saja.
BENNY : Lho … kita kan gak pernah tau kapan musibah
akan datang!!
(Data 26)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (7), “Lho … kita kan gak pernah
tau kapan musibah akan datang!!” mengandung implikatur direktif yaitu Benny
menyatakan pelayanan keamanan yang kurang maksimal dari pihak pengelola
pesawat terbang. Implikatur direktif menyatakan yang terkandung dalam tuturan
Benny dalam penggalan wacana (7) juga berfungsi menunjang humor. Alasannya
adalah apa yang dilakukan oleh Benny tidak lazim. Benny menggunakan semua
fasilitas keamanan yang disediakan pihak pengelola pesawat terbang padahal dalamm
situasi sedang tidak dibutuhkan. Hal ini tentu saja menjadi bahan tertawaan.
(8) KONTEKS : BENNY DAN MICE TRENYUH MELIHAT
KORBAN BENCANA ALAM DI BERBAGAI
DAERAH. MEREKA BERNIAT IKUT
MENGUMPULKAN BANTUAN UNTUK PARA
KORBAN BENCANA ALAM.
BENNY : Kita harus ikut menggalang dana untuk para korban
MICE : Kita perlu sebuah kardus.
(Data 58)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (8), “Kita perlu sebuah kardus.”
mengandung implikatur ekspresif yaitu Mice meyatakan memerlukan kardus untuk
mengumpulkan dana sumbangan yang akan mereka peroleh nanti. Implikatur
ekspresif mengkritik ini juga menunjang kelucuan. Alasannya implikatur ekspresif
tersebut merupakan ungkapan kekurangsetujuan Mice pada para peminta sumbangan
di jalan raya.KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MELIHAT-LIHAT
BROSUR YANG BERISIKAN HARGA RUMAH
BERBAGAI TIPE.
BENNY : Ck … ck … harganya mahal banget! Tipe paling
kecil aja ratusan juta …
MICE : Yang bikin mahal “River Side View”nya
BENNY : Wah, rumah kita “River Side View” juga kan?
(Data 62)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (9), “Wah, rumah kita “River Side
View” juga kan?” mengandung implikatur ekspresif yaitu Benny yang menyatakan
kondisi rumahnya yang berada di bantaran sungai. Implikatur ekspresif yang
terkandung dalam tuturan Benny pada penggalan wacana (9) juga berfungsi
menunjang humor. Alasannya, implikatur ekspresif menyatakan tersebut merupakan
ungkapan keprihatinan Benny karena rumahnya berada di bantaran sungai sehingga
dia sebut River Side View (pemandangan di seberang sungai). Ungkapan tersebut
menimbulkan kelucuan bagi penikmat kartun.
(10) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENCOBA RESEP
PENANGKAL HUJAN.
MICE : Bawang, cabe, mau diapain tuh?
BENNY : Konon, bisa untuk menahan hujan.
MICE : Masa, sih?
(Data 15)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (10), “Konon, bisa untuk menahan
hujan.” mengandung implikatur representatif yaitu Benny menyatakan pada Mice
bahwa resep yang dibuatnya bisa digunakan untuk menangkal hujan. Implikatur
representatif menyatakan yang terkandung dalam tuturan Benny pada penggalan
wacana (10) juga berfungsi untuk menunjang humor. Implikatur representatif tersebut merupakan ungkapan Benny yang berlagak pintar menangkal hujan. Ungkapan
tersebut menimbulkan kelucuan bagi para penikmat kartun.
4.1.1.2 Implikatur Representatif dengan Wujud Melaporkan
Deskripsi wujud implikatur percakapan representatif melaporkan sebagai
penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan di bawah ini.
(11) KONTEKS : SETELAH SEMPAT TERKENA RAZIA POLISI,
BENNY AKHIRNYA MEMBUAT SIM (SURAT
IZIN MENGEMUDI).
POLISI : Silakan, Anda boleh jalan …
BENNY : Kalau ada razia lagi, kabarin dong Pak …
(Data 23)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (11), “Kalau ada razia lagi,
kabarin dong Pak …” mengandung implikatur representatif yaitu melaporkan
bahwa penutur (Benny) sudah memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) kepada mitra
tutur, yaitu polisi. Implikatur representatif melaporkan yang dikandung tuturan
Benny dalam penggalan wacana (11) juga berfungsi sebagai penunjang humor.
Alasannya, tuturan Benny tersebut merupakan sesuatu yang aneh karena biasanya
orang-orang menghindari razia yang dilakukan polisi, tetapi Benny malah minta
dikabari kalau nanti ada razia lagi. Benny menyombongkan diri karena sudah
memiliki SIM. Akibatnya hal itu mengundang tawa bagi pembaca atau penikmat
kartun. KONTEKS : MICE MENDERITA KERUGIAN YANG CUKUP
BESAR KARENA PENJUALAN PARCEL
LEBARANNYA TURUN DRASTIS.
BENNY : Lebaran udah lewat, parsel lu kok masih banyak?
Nggak laku?
MICE : Iya nih … sejak ada aturan KPK, bisnis gue
ambruk!!
(Data 57)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (12), “Iya nih … sejak ada aturan
KPK, bisnis gue ambruk!!” mengandung implikatur representatif yaitu melaporkan
bahwa upaya pemberantasan tindak pidana korupsi saat ini semakin ditingkatkan,
terbukti dengan semakin ketatnya aturan KPK (Komisi pemberantasan Korupsi)
untuk parsel para pejabat negara. Implikatur representatif melaporkan yang
terkandung dalam tuturan Mice dalam penggalan wacana (12) tersebut juga
menunjang kelucuan. Alasannya adalah karena tuturan Mice tersebut merupakan
gugatan pada KPK yang memberlakukan aturan baru sehingga membuat bisnisnya
ambruk.
4.1.1.3 Implikatur Representatif dengan Wujud Menunjukkan
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur percakapan representatif
menunjukkan sebagai penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan berikut ini.
(13) KONTEKS : SAAT BANJIR BESAR TIBA, BENNY DAN MICE
BEROLAH RAGA SELAM SEOLAH-OLAH
SEDANG BERADA DI LAUT.
BENNY : Saatnya berwisata bahari …
MICE : Menikmati keindahan laut kita …
BENNY : Wah … Kayaknya benda itu teropong kapal selam MICE : Kalo gitu, mungkin aja tersimpan harta karun di
bawahnya!
(Data 20)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (13), “Wah … Kayaknya benda itu
teropong kapal selam …” mengandung implikatur representatif yaitu menunjukkan
bahwa kondisi sedang banjir. Implikatur menunjukkan tersebut juga menunjang
kelucuan karena didukung konteks situasi yang menjelaskan bahwa benda yang
dimaksud oleh Benny sebagai teropong kapal selam adalah sebuah lubang angin
septic tank tetangga mereka.
(14) KONTEKS : MICE TERGODA MENCOBA TREN CELANA
BOXER, SAYANGNYA DIA SALAH MEMAKAI
KOSTUM.
MICE : Celana dalam anak sekarang sengaja diliatin ya?
Kayak Superman aja …
BENNY : Itu namanya celana boxer, lagi ngetrend.
MICE : Gimana Ben? Kesan boxernya udah dapet belon?
Ngetrend nggak?
(Data 2)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (14), “Gimana Ben? Kesan
boxernya udah dapet belon? Ngetrend nggak?” mengandung implikatur
representatif yaitu menunjukkan bahwa Mice adalah seorang yang selalu mengikuti
tren mode yang sedang marak seperti halnya celana boxer tersebut. Tuturan Mice
mengesankan kesombongan sehingga memaksimalkan pujian pada diri sendiri.
Implikatur representatif menunjukkan yang terkandung dalam tuturan Mice dalam
penggalan wacana (14) juga menunjang humor. Hal ini didukung oleh konteks situasi
yang menunjukkan Mice salah memakai kostum. Dia memakai celana dan sarung
tangan petinju atau boxer. Padahal yang dimaksud dengan celana boxer bukanlah
celana yang model demikian.
(15) KONTEKS: SAAT BERLANGSUNG PIALA DUNIA, BENNY
DAN MICE INGIN MEMAKAI KOSTUM KLUB
SEPAK BOLA KEBANGGAAN MEREKA.
BENNY : Kita harus pake kostum tim yang lebih hebat …
MICE : Tim apa yaa?! Indonesia? Nggak mungkin!
(Data 9)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (15), “Tim apa yaa?! Indonesia?
Nggak mungkin!” mengandung implikatur representatif yaitu menunjukkan bahwa
negara Indonesia bukanlah negara yang memiliki tim sepak bola yang hebat. Tim
sepak bola Indonesia masih jauh tertinggal kualitasnya dibanding tim sepak bola
negara-negara lain. Tuturan Mice memaksimalkan penjelekan kepada pihak lain yaitu
Indonesia. Tuturan Mice juga menunjang kelucuan karena merupakan keluhan pada
prestasi tim nasional sepak bola Indonesia yang stagnan.
(16) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MEMBICARAKAN
HALAMAN RUMAH MASING-MASING.
BENNY : Menghias halaman biar terlihat asri …
MICE : Asik juga ya …
BENNY : Halaman lu ditanami juga dong … masih tandus
kan?
MICE : Iya … pengen juga ah
BENNY : Rasanya … tanamannya kurang tepat …
MICE : Kenapa? Ada yang salah?
(Data 17)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (16), “Halaman lu ditanami juga
dong … masih tandus kan?”, mengandung implikatur representatif yaitu
menunjukkan keadaan halaman rumah Mice yang masih tandus dan perlu dihijaukan.
Implikatur representatif menunjukkan tersebut juga menunjang humor karena pada
kenyataannya jarang ada warga Jakarta yang masih memiliki lahan halaman yang luas
untuk ditanami. Apa yang diungkapkan Benny menjadi suatu keanehan.
(17) KONTEKS : MICE SEDANG KEBINGUNGAN KARENA
PACARNYA MEMINTA DIBELIKAN SEBUAH
HADIAH.
PACAR : Aku pengen hadiah yang bendanya kecil dan harus
berkilau …
MICE : Bendanya kecil dan harus berkilau? Apa yaa? Duit
tinggal selembar lagi …
BENNY : Ach, itu sih nggak mahal …
(Data 37)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (17), “Ach, itu sih nggak mahal
…” mengandung implikatur representatif yaitu menunjukkan kalau Benny memiliki
ide untuk membantu Mice yang sedang kebingungan mencarikan hadiah untuk
pacarnya. Implikatur representatif yang dikandung oleh tuturan Benny tersebut
juga berfungsi menunjang humor. Alasannya adalah karena implikatur representatif
itu sebenarnya merupakan sesuatu yang dituturkan secara sembarangan oleh Benny.
Benda kecil dan berkilau yang dimaksud oleh pacar Mice adalah cincin emas atau
berlian yang tentu saja harganya amat mahal. Hal ini tentu menimbulkan kelucuan
bagi penikmat kartunnya.
4.1.2 Implikatur Direktif
Implikatur direktif yaitu implikatur yang menyatakan fungsi pragmatis tersirat
direktif, yakni berupa implikatur yang dimaksudkan agar mitra tutur melakukan
tindakan seperti yang disiratkan penutur dengan implikaturnya itu.
Implikatur direktif dengan wujud menyuruh, memohon, menuntut,
menyarankan, dan menantang adalah fungsi pragmatis tersirat yang diacu oleh suatu
tuturan di dalam percakapan dengan maksud menyuruh, memohon, menuntut,
menyarankan, dan menantang mitra tuturnya. Sebagai implikatur percakapan,
tindakan-tindakan itu tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi diekspresi secara
implisit di dalam tindakan-tindakan yang dinyatakan secara eksplisit dengan fungsi
pragmatis tertentu.
4.1.2.1 Implikatur Direktif dengan Wujud Menyuruh
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur percakapan direktif menyuruh
sebagai penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan di bawah ini.
(18) KONTEKS : SEORANG PENJUAL KALENDER MENAWARI
BENNY DAN MICE KALENDER YANG BARU.
PENJUAL : Bang … mau beli kalender 2004? Murah kok …
MICE : Tidak … terima kasih! Kami enggak perlu
kalender baru … tahun baru, enggak mesti punya
kalender baru … yang penting hati dan pikiran
kita harus bersih.
(Data 39)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (18), “Tidak … terima kasih! Kami
enggak perlu kalender baru … tahun baru, enggak mesti punya kalender baru
… yang penting hati dan pikiran kita harus bersih.” mengandung implikatur
direktif yaitu menyuruh penjual kalender agar pergi saja karena mereka tidak akan
membeli. Implikatur direktif yang terkandung dalam tuturan Mice pada
penggalan wacana (18) juga berfungsi sebagai penunjang humor karena implikatur
direktif itu sesuatu yang tidak lazim. Karena tahun sudah berganti seharusnya Benny
dan Mice membeli kalender baru, tetapi mereka malah menolak saat ditawari
kalender baru dan memilih bertahan dengan kalender lama. Ternyata, mereka berdua
sangat menyukai gambar di kalender itu sehingga tidak mau menggantinya dengan
yang baru. Konteks situasi ini tentu saja memancing respon tertawa dari pembaca dan
penikmat kartun.
(19) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENCOBA
BERALIH PROFESI MENJADI TUKANG PIJAT
KELILING.
BENNY : Aduuhh … tukar peran yaa? Udah gak kuat nih!
MICE : Lho?! Tadi perjanjiannya gimana? Payah!
(Data 44)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (19), “Lho?! Tadi perjanjiannya
gimana? Payah!” mengandung implikatur direktif yaitu Mice menyuruh Benny agar
tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai tukang pijit karena telah dicapai kesepakatan.
Implikatur direktif yang terkandung dalam tuturan Mice pada penggalan wacana (19)
juga berfungsi sebagai penunjang humor karena implikatur direktif itu tidak lazim.
Dalam konteksnya, diceritakan bahwa Benny dan Mice bergantian menjadi tukang
pijit yang berpura-pura buta. Hal tersebut tentu saja mengundang kelucuan.
(20) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG BERADA DI
SEBUAH CAFETARIA, MEREKA INGIN
MENIKMATI WAKTU SORE HARI SAMBIL
MINUM KOPI.
BENNY : Jam 4 sore … saatnya untuk ngopi!
MICE : Yo’i …
BENNY : Pesan dua coffe latte, satu croissant …eeh … pinjam
asbak, Mas!
PELAYAN : Maaf! Di sini dilarang merokok!
Tuturan pelayan pada penggalan wacana (20), “Maaf! Di sini dilarang
merokok!” mengandung implikatur direktif yaitu menyuruh Benny dan Mice agar
mematikan rokok mereka. Pelayan tidak memaksimalkan keuntungan pada pihak lain
yaitu Benny dan Mice dengan menyuruh mereka untuk tidak merokok di cafetaria itu.
Implikatur direktif juga berfungsi menunjang humor. Alasannya karena implikatur
direktif tersebut merupakan kejengkelan pelayan cafetaria pada Benny dan Mice yang
merokok seenaknya.
(21) KONTEKS : BENNY DAN MICE MENGIKUTI LOMBA
PANJAT PINANG MEMPERINGATI ULANG
TAHUN KEMERDEKAAN RI. MICE YANG
BERHASIL SAMPAI DI ATAS MALAH TIDAK
MENGAMBIL BARANG-BARANG YANG
BERHARGA MAHAL, MELAINKAN HANYA
SEBUAH ALAT PENGUSIR NYAMUK.
MICE : Abis … kalo HP, DVD Player, compo, gua udah
punya … yang ini belum!
BENNY : Lu kaya tapi tolol ya …
(Data 45)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (21), “Lu kaya tapi tolol ya …”
mengandung implikatur direktif yaitu Benny menyuruh Mice agar mengambil hadiah
lebih banyak lagi. Benny memaksimalkan penjelekan pada Mice dengan
menganggapnya orang kaya yang tolol karena tidak mau mengambil hadiah yang
mahal-mahal. Implikatur direktif menyuruh dalam tuturan Benny pada penggalan
wacana (21) juga berfungsi menunjang humor. Alasannya apa yang dilakukan Mice
yaitu melewatkan hadiah yang mahal-mahal dan lebih memilih hadiah yang murah
adalah tidak lazim. Hal ini tentu menimbulkan respon tertawa dari penikmat kartun.
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur percakapan direktif memohon
sebagai penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan di bawah ini.
(22) KONTEKS : MICE SEDANG KEBINGUNGAN KARENA
PACARNYA MEMINTA DIBELIKAN SEBUAH
HADIAH. DIA PUN MENGADUKAN HAL ITU
KEPADA BENNY.
PACAR : Aku pengen hadiah yang bendanya kecil dan harus
berkilau …
MICE : Bendanya kecil dan harus berkilau? Apa yaa? Duit
tinggal selembar lagi …
BENNY : Ach, itu sih nggak mahal …
(Data 37)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (22), “Duit tinggal selembar lagi …”
mengandung implikatur direktif yaitu Mice memohon pada Benny agar dibantu
menyelesaikan masalah yang menghimpitnya, atau paling tidak meminjaminya uang.
Impikatur direktif memohon yang terkandung dalam tuturan Mice pada penggalan
wacana (22) juga berfungsi menunjang humor. Alasannya karena implikatur direktif
memohon tersebut merupakan keluhan Mice karena kondisi keuangan yang sedang
sulit. Uang yang tinggal selembar seperti yang dikatakan Mice merupakan sebuah
kelucuan karena nominal uang tersebut tidak disebutkan. Bisa jadi nominal uang
tersebut besar walaupun hanya selembar. Hal ini mengakibatkan kelucuan yang
memancing respon tertawa bagi penikmat kartun.
23) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG SUNTUK
BEKERJA DI KANTOR. TIBA-TIBA LISTRIK
PADAM, MEREKA PUN MENJADI
BERGEMBIRA KARENANYA. AKAN TETAPI,
TIBA-TIBA ATASAN MEREKA DATANG.
MICE : Hari ini kayaknya males banget deh gue kerja … huh.
BENNY : Sama …
MICE : Mati lampu?
BENNY : Cihuuuy!! Hidup PLN!
MICE : Cihuuuy!! PLN telah menyelamatkan kita dari
pekerjaan yang membosankan ini …
BOS : Ehem … ekhem …
MICE : Eh, siang Pak … PLN payah nih Pak, mau padam
listrik tidak ada pemberitahuan lebih dahulu.
(Data 61)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (23), “PLN payah nih Pak, mau
padam listrik tidak ada pemberitahuan lebih dahulu.” mengandung implikatur
direktif yakni memohon pemakluman dari atasan mereka. Mice memaksimalkan
penjelekan kepada pihak lain, dalam konteks ini yaitu PLN. Implikatur direktif
memohon yang terkandung dalam tuturan Mice pada penggalan wacana (23) tersebut
juga berfungsi menunjang humor. Implikatur direktif memohon tersebut merupakan
pengkambinghitaman Mice pada PLN yang memadamkan listrik, padahal
kenyataannya Benny dan Mice sangat bergembira karena adanya pemadaman
tersebut. Konteks tersebut menimbulkan kelucuan yang memancing respon tertawa
dari penikmat kartun.
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur percakapan direktif menuntut
sebagai penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan di bawah ini.
(24) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERPROFESI SEBAGAI
PETUGAS KEBERSIHAN KOTA. MEREKA
KESAL DENGAN ATRIBUT KAMPANYE
CALON GUBERNUR JAKARTA YANG
MEMBUAT KOTOR LINGKUNGAN.
BENNY : Nasib mengantarkan kita menjadi petugas kebersihan
MICE : Sabaar … jalani aja dulu … bentar lagi kan ganti
gubernur … kali aja kerjaan kita ini ada
peningkatan
BENNY : Emang bener … belum pada jadi gubernur saja
kerjaan kita meningkat
MICE : Iya ya … meningkat sampahnya!!
(Data 63)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (24), “bentar lagi kan ganti gubernur
… kali aja kerjaan kita ini ada peningkatan” mengandung implikatur direktif
yaitu Benny dan Mice menuntut peningkatan kesejahteraan mereka pada calon
gubernur yang akan terpilih nanti. Implikatur direktif menuntut yang terkandung
dalam tuturan Mice pada penggalan wacana (24) juga berfungsi menunjang humor.
Alasannya, implikatur direktif menuntut tersebut merupakan harapan Mice agar
gubernur yang akan datang lebih memperhatikan nasib buruh kecil sepertinya. Hal ini
menjadi sumber kelucuan karena berdasarkan pengalaman jarang ada pejabat yang
peduli dengan nasib rakyat kecil, mereka lupa dengan janji-janji yang pernah
diucapkan saat kampanye dulu. (25) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERPROFESI SEBAGAI
PETUGAS KEBERSIHAN KOTA. MEREKA
KESAL DENGAN ATRIBUT KAMPANYE
CALON GUBERNUR JAKARTA YANG
MEMBUAT KOTOR LINGKUNGAN.
BENNY : Nasib mengantarkan kita menjadi petugas kebersihan
MICE : Sabaar … jalani aja dulu … bentar lagi kan ganti
gubernur … kali aja kerjaan kita ini ada peningkatan
BENNY : Emang bener … belum pada jadi gubernur saja
kerjaan kita meningkat
MICE : Iya ya … meningkat sampahnya!!
(Data 63)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (25), “Emang bener … belum pada
jadi gubernur saja kerjaan kita meningkat” mengandung implikatur direktif yaitu
Benny dan Mice menuntut para koordinator kampanye masing-masing calon gubernur
agar lebih tertib dalam menyelenggarakan kampanye. Akibat kampanye yang tidak
teratur, pekerjaan mereka sebagai tukang sampah menjadi meningkat karena banyak
atribut kampanye yang berserakan di tempat-tempat umum. Implikatur direktif ini
menunjang humor. Alasannya karena implikatur direktif ini merupakan keluhan
Benny dan Mice karena sampah bekas atribut kampanye yang berserakan banyak
sekali sehingga menambah berat kerjaan mereka.
4.1.2.4 Implikatur Direktif dengan Wujud Menyarankan
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur percakapan direktif menyarankan
sebagai penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan di bawah ini.6) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERBELANJA DI
SWALAYAN. SAAT HENDAK MEMBAYAR DI
KASIR MEREKA MENGANTRI DI BELAKANG
SEORANG IBU YANG KESULITAN
MEMBAYAR DENGAN KARTU KREDITNYA.
BENNY : Daripada kelamaan, shampoonya saya yang
bayarin deh Bu … kontan lagi.
MICE : Maksudnya biar cepet, Bu, kasihan yang antri.
(Data 3)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (26), “Daripada kelamaan,
shampoonya saya yang bayarin deh Bu … kontan lagi.” mengandung implikatur
direktif yaitu Benny menyarankan agar ibu itu mau dibayarkan shampoonya daripada
kelamaan menunggu kartu kredit. Implikatur direktif menyarankan yang
terkandung dalam tuturan Benny pada penggalan wacana (26) juga berfungsi
menunjang humor. Alasannya, implikatur direktif menyarankan tersebut merupakan
ungkapan kekesalan Benny yang terlalu lama mengantri di belakang ibu tersebut.
Approval kartu kredit yang lama membuat antrian juga menjadi lama. Hal ini menjadi
bahan tertawaan bagi penikmat kartun.
4.1.2.5 Implikatur Direktif dengan Wujud Menantang
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur percakapan direktif menantang
sebagai penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan di bawah ini.
(27) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENGAMATI
MOBIL MILIK SEORANG TETANGGA.
TETANGGA: Mobil saya dilengkapi dengan TV LCD, juga lengkap
dengan box pendingin untuk soft drink.
BENNY : Mobil kami jauh lebih lengkap!!
Tuturan Benny pada penggalan wacana (27), “Mobil kami jauh lebih
lengkap!!” mengandung implikatur direktif yakni menantang tetangganya untuk
beradu kelengkapan mobil dengannya. Implikatur direktif menantang yang
terkandung dalam tuturan Benny pada penggalan wacana (27) tersebut juga
menunjang humor. Alasannya, implikatur direktif menantang tersebut berupa tuturan
sembarangan Benny yang dimaksudkan untuk menciutkan nyali tetangganya. Padahal
pada kenyataannya mobil Benny bukanlah mobil hebat, melainkan sebuah mobil colt
bak terbuka biasa yang digunakan untuk menjual berbagai alat rumah tangga
sehingga dikatakan ‘jauh lebih lengkap’.
(28) KONTEKS : SEORANG ANAK JALANAN MEMINTA-MINTA
UANG PADA BENNY DAN MICE. TETAPI
BENNY DAN MICE MEMERGOKI ANAK ITU
MALAH MEMBELI LEM UNTUK MABUK
(NGELEM). AKHIRNYA MICE MEMBERIKAN
LEM PADA ANAK ITU
ANAK : Bagi duit, Om … buat makan …
MICE : Buat Lu nih … Sedot tuh! Lebih mantep!!!
(Data 31)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (28), “Buat Lu nih … Sedot tuh! Lebih
mantep!!!” mengandung implikatur direktif yakni menantang anak jalanan itu agar
menghirup lem yang diberikan Mice seperti yang biasa dilakukan anak jalanan itu
untuk mabuk. Implikatur direktif menantang ini juga menunjang kelucuan. Alasannya
implikatur direktif ini adalah ungkapan kekesalan Mice melihat banyak anak jalanan
yang menggunakan cara-cara bodoh agar bisa mabuk. Konteks situasi juga
mendukung kelucuan yang memancing respon tertawa dari penikmat kartun.Implikatur ekspresif yaitu implikatur yang memiliki fungsi pragmatis tersirat
ekspresif, yaitu fungsi pragmatis yang disiratkan dengan maksud agar implikaturnya
diartikan sebagai bahan evaluasi tentang hal yang diimplikasikan dalam tuturannya.
Implikatur ekspresif dengan wujud memuji, berterima kasih, mengritik, dan
mengeluh adalah fungsi pragmatis tersirat yang diacu oleh suatu tuturan dengan
maksud memuji, berterima kasih, mengritik, dan mengeluh. Sebagai implikatur
percakapan, tindakan-tindakan itu tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi diekspresi
secara implisit.
4.1.3.1 Implikatur Ekspresif dengan Wujud Memuji
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur ekspresif memuji sebagai penunjang
humor terdapat dalam tuturan-tuturan di bawah ini.
(29) KONTEKS : BENNY SEDANG MENGUNJUNGI TOKO BARU
MILIK MICE
BENNY : Waah … buka toko nih …
MICE : Kelebihannya, konsumen bisa pesan barang lewat
SMS.
(Data 11)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (29), “Kelebihannya, konsumen bisa
pesan barang lewat SMS.” mengandung implikatur ekspresif yaitu memuji toko
barunya yang memiliki kelebihan bisa menerima pesanan lewat SMS. Implikatur
ekspresif memuji yang terkandung dalam tuturan Mice pada penggalan wacana (29)
juga berfungsi menunjang humor. Alasannya, apa yang diusahakan oleh Mice tidak lazim dilakukan di Indonesia. Toko kelontong di Indonesia jarang sekali yang
menyediakan layanan SMS, apalagi yang berada di daerah pedesaan. Pemilik toko
pun akan menderita kerugian biaya transport jika harus mengantar pesanan ke rumah
pelanggannya yang jauh. Konteks situasi juga mendukung kelucuan sehingga
memancing respon tertawa dari para penikmat kartun.
(30) KONTEKS : BENNY SEDANG RAJIN MENCUCI MOTOR
SAAT PUASA. MICE MENJADI KEHERANAN
DENGAN KELAKUAN BENNY.
MICE : Waah … nyuci motor sendiri?
BENNY : Di bulan puasa, kita harus bersih lahir dan batin.
(Data 53)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (30), “Waah … nyuci motor
sendiri?” mengandung implikatur ekspresif yaitu Mice memuji Benny yang rajin
mencuci motornya sendiri setiap hari. Implikatur ekspresif memuji yang terkandung
dalam tuturan Mice pada penggalan wacana (30) juga berfungsi menunjang humor.
Implikatur ekspresif memuji pada kenyataannya adalah ungkapan keheranan Mice
pada kelakuan Benny yang rajin mencuci motor setiap hari. Ternyata Benny memiliki
maksud lain yakni mendinginkan badan saat puasa. Konteks situasi ini tentu saja
memancing respon tertawa dari penikmat kartun.
4.1.3.2 Implikatur Ekspresif dengan Wujud Mengucapkan Terima Kasih
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur ekspresif mengucapkan terima kasih
sebagai penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan di bawah ini.(31) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENIKMATI
PERJALANAN DENGAN TIKET MURAH.
BENNY : Tiket pesawat terbang udah murah ya … ke
mana-mana kita bisa naik pesawat.
MICE : Waah, dapet makan.
(Data 50)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (31), “Tiket pesawat terbang udah
murah ya … ke mana-mana kita bisa naik pesawat.” mengandung implikatur
ekspresif yaitu mengucapkan terima kasih pada pengelola layanan pesawat terbang
yang telah menyediakan tiket murah untuk kalangan ekonomi menengah. Implikatur
ekspresif mengucapkan terima kasih ini juga menunjang kelucuan. Alasannya karena
implikatur ekspresif tersebut merupakan ungkapan Benny yang merasa senang bisa
naik pesawat terbang. Konteks situasi juga menunjang kelucuan sehingga memancing
respon tertawa.
4.1.3.3 Implikatur Ekspresif dengan Wujud Mengkritik
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur ekspresif mengkritik sebagai
penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan berikut ini.
(32) KONTEKS : MICE SEDANG MENCOBA TREN CELANA
BARU YANG SEMPIT PADA UJUNGNYA. DIA
MENGALAMI KESULITAN SAAT HENDAK
MELEPAS CELANA ITU. DIA PUN MEMINTA
BANTUAN BENNY
MICE : Tolong tarikin doong … aduuh … aduuh …
BENNY : Lagian seneng amat sih, menyiksa diri.
(Data 1)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (32), “Lagian seneng amat sih,
menyiksa diri.” mengandung implikatur ekspresif yaitu Benny mengkritik Mice yang latah ikut-ikutan tren meskipun menyusahkan dirinya sendiri. Implikatur ekspresif
mengkritik yang terkandung dalam tuturan Benny pada penggalan wacana (32) juga
berfungi menunjang humor. Alasannya, implikatur mengkritik tersebut adalah
ungkapan kejengkelan Benny pada Mice yang keras kepala dan tetap memakai celana
dengan ujung ketat meski sangat menyusahkan pemakainya.
(33) KONTEKS : MICE MENGANTARKAN PIZZA PESANAN
BENNY KE RUMAHNYA. MICE RUPANYA
BEKERJA SEBAGAI PETUGAS DELIVERY.
BENNY : Waah … kerjaan lo sekarang tuh, ini yaaa?
MICE : He he iya nih …
(Data 8)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (33), “Waah … kerjaan lo sekarang
tuh, ini yaaa?” mengandung implikatur ekspresif yaitu Benny mengkritik Mice yang
hanya bekerja sebagai petugas delivery pizza. Benny tidak meminimalkan penjelekan
kepada pihak lain, yaitu Mice. Implikatur ekspresif mengkritik yang terkandung
dalam tuturan Benny pada penggalan wacana (33) juga berfungsi menunjang humor.
Alasannya, implikatur ekspresif mengkritik tersebut merupakan ungkapan
kesombongan Benny saat mengetahui Mice menjadi petugas delivery pizza. Padahal,
Benny pun memiliki pekerjaan serupa, yaitu menjadi kurir paket barang. Konteks ini
tentu saja menimbulkan kelucuan.
(34) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERTUGAS MELAYANI
PELANGGAN DI COUNTER HANDPHONE.
BENNY : Yang ini 7 juta … ngapain beli yang mahal sih,
Mbak?
MICE : Paling-paling cuma buat nelpon ama SMS-an?Tuturan Benny pada penggalan wacana (34), “Yang ini 7 juta … ngapain
beli yang mahal sih, Mbak?” mengandung implikatur ekspresif yaitu mengkritik
calon pembeli yang ingin membeli handphone mahal. Implikatur ekspresif mengkritik
yang terkandung dalam tuturan Benny pada penggalan wacana (34) juga berfungsi
sebagai penunjang humor karena implikatur ekspresif mengkritik tersebut tidak lazim.
Seorang penjaga toko seharusnya bertugas membujuk calon pembeli agar mau
membeli barang dagangannya. Akan tetapi yang dilakukan oleh Benny dan Mice
justru menyarankan agar calon pembeli tidak usah membeli barang yang dijualnya.
Tentu saja hal ini menjadi bahan tertawaan.
(35) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG BEPERGIAN NAIK
PESAWAT TERBANG YANG TIKETNYA
MURAH. MEREKA MENDAPAT JATAH SNACK
TETAPI SANGAT SEDIKIT.
BENNY : Apa boleh buat, daripada manyun! You get what you
pay …
MICE : Perut gue masih laper nih …
(Data 49)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (35), “Perut gue masih laper nih …”
mengandung implikatur ekspresif yaitu Mice mengkritik layanan yang diberikan
pihak pengelola pesawat terbang. Implikatur ekspresif mengkritik yang terkandung
dalam tuturan Mice pada penggalan wacana (35) juga berfungsi sebagai penunjang
humor. Alasannya, implikatur ekspresif tersebut merupakan keluhan Mice yang
merasa perutnya masih lapar walau sudah mendapat jatah makanan dari pihak
pengelola pesawat. Hal ini tentu saja menimbulkan kelucuan.KONTEKS: BENNY DAN MICE HENDAK BERANGKAT KE
RAWAMANGUN. MEREKA HENDAK
MENGGUNAKAN JASA BAJAJ. BENNY PUN
TAWAR-MENAWAR ONGKOS DENGAN SOPIR
BAJAJ.
BENNY : Rawamangun berape, Bang?
SOPIR : Enam rebu deh!
(Data 59)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (36), “Rawamangun berape, Bang?”
mengandung implikatur ekspresif yaitu mengkritik tarif angkutan yang tidak jelas.
Implikatur ekspresif mengkritik ini menunjang kelucuan. Alasannya karena
implikatur tersebut merupakan tawaran Benny pada sopir bajaj. Konteks situasi juga
menunjang kelucuan sehingga memancing respon tertawa dari penikmat humor.
4.1.3.4 Implikatur Ekspresif dengan Wujud Mengeluh
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur ekspresif mengeluh sebagai
penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan di bawah ini.
(37) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENONTON
SIARAN BERITA SEPAK BOLA. SAAT BERITA
BERPINDAH KE DALAM NEGERI, MEREKA
SEGERA MEMATIKAN TV.
MICE : Paling juga berita pengurus PSSI lagi rapat …
(Data 21)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (37), “Paling juga berita pengurus
PSSI lagi rapat …” mengandung implikatur ekspresif yaitu Mice mengeluh karena
tidak ada perkembangan yang berarti dalam dunia sepak bola Indonesia. Mice tidak
meminimalkan penjelekan terhadap pihak lain, dalam konteks ini yaitu PSSI.
Implikatur ekspresif mengeluh yang terkandung dalam tuturan Mice pada penggalan
wacana (37) juga berfungsi menunjang humor. Implikatur ekspresif tersebut adalah
ungkapan kejengkelan Mice pada PSSI yang program-programnya seperti jalan di
tempat dan hanya sibuk melakukan rapat. Kejengkelan tersebut menjadi bahan
tertawaan bagi penikmat kartun ini.
(38) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENGURUS
ADMINISTRASI DAN SURAT-SURAT DI
SEBUAH DEPARTEMEN.
BENNY : Habis ini masih ada berapa meja lagi Pak? Kami
nyerah deh …
(Data 33)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (38), “Habis ini masih ada berapa
meja lagi Pak? Kami nyerah deh …” mengandung implikatur ekspresif yaitu
Benny mengeluh karena uangnya habis akibat pungli (pungutan liar) saat mengurus
dokumen dan surat-surat. Implikatur ekspresif mengeluh dalam tuturan Benny pada
penggalan wacana (38) juga berfungsi sebagai penunjang humor. Implikatur ekspresif
tersebut merupakan ungkapan kepasrahan Benny atas tindakan pungli yang sudah
menjadi rahasia umum dilakukan oleh oknum pegawai di departemen tersebut.
(39) KONTEKS : BENNY DAN MICE MERASA KESAL KARENA
HARUS ANTRI PADAHAL HANYA MEMBELI
ROTI.
BENNY : Makan roti aja ngantri yaa?
MICE : Kelamaan ach!!!
(Data 5)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (39), “Kelamaan ach!!!”
mengandung implikatur representatif yaitu mengeluh karena harus antri. Implikatur
representatif mengeluh tersebut juga berfungsi menunjang humor. Implikatur
representatif mengeluh tersebut adalah ungkapan ketidaksabaran Mice menghadapi
antrian yang demikian panjang dan melelahkan. Tuturan tersebut didukung konteks
situasi yang menunjang humor karena Benny dan Mice digambarkan keluar dari
antrian dan memilih pergi membeli roti di pedagang keliling.
(40) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERNIAT MENUKARKAN
TV LAMA MEREKA DENGAN TV YANG BARU.
NAMUN, MEREKA HARUS MENUNGGU
SELAMA DUA MINGGU DULU AGAR MODEL
TV YANG MEREKA INGINKAN DIKIRIM.
PENJAGA : Barangnya baru ada 2 minggu lagi, tv Bapak
ditinggal.
BENNY : Sama aja kita manyun 2 minggu! Nggak bisa
nonton bola …!!! Huh!!
MICE : Bawa pulang lagi deh … berat nih!!!
(Data 32)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (40), “Sama aja kita manyun 2
minggu! Nggak bisa nonton bola …!!! Huh!!” mengandung implikatur isbati, yaitu
Benny mengeluh karena pilihan sulit yang harus dihadapinya, yaitu antara
menukarkan TV atau tidak menonton siaran sepak bola selama dua minggu.
Implikatur isbati di dalam wacana humor berbahasa Indonesia dapat berfungsi
sebagai penunjang kelucuan. Jenis implikatur yang dikandung oleh tuturan Benny di
dalam penggalan wacana (40) juga sebagai penunjang kelucuan. Alasannya
implikatur isbati itu sebenarnya kekhawatiran Benny jika tidak bisa menonton siaran
sepak bola sehingga batal menukarkan televisi lamanya dengan yang baru. Konteks
situasi ini menunjang kelucuan sehingga memancing respon tertawa bagi para
penikmat humorImplikatur komisif yaitu implikatur yang memiliki fungsi pragmatis tersirat
komisif, yakni implikatur yang mengikat penuturnya untuk melakukan tindakan yang
diimplikasikannya.
Implikatur komisif dengan wujud berjanji, bersumpah, dan mengancam
merupakan fungsi pragmatis tersirat yang diacu oleh suatu tuturan dengan maksud
berjanji, bersumpah, dan mengancam. Sebagai implikatur percakapan, tindakan itu
tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi diekspresi secara implisit di dalam sejumlah
tuturan dengan fungsi pragmatis tertentu.
4.1.4.1 Implikatur Komisif dengan Wujud Berjanji
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur komisif berjanji sebagai penunjang
humor terdapat dalam tuturan pada penggalan wacana di bawah ini.
(41) KONTEKS : MICE DAN PACARNYA HENDAK MENONTON
BIOSKOP. MICE MEMINTA PADA BENNY
AGAR MEMBELIKAN DUA TIKET KARENA
ANTRIANNYA SANGAT PANJANG.
PACAR : Waah … ngantrinya panjang …!!
MICE : Tenaaang … aku titip temanku!
(Data 41)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (41), “Tenaaang … aku titip
temanku!” mengandung implikatur komisif yaitu Mice berjanji akan mendapatkan
tiket untuk pacarnya. Implikatur komisif yang terkandung dalam tuturan Mice pada
penggalan wacana (41) juga berfungsi untuk menunjang humor. Alasannya,
implikatur komisif tersebut merupakan ungkapan Mice yang tidak mau berusah
untuk menyenangkan pacarnya, malah dia melimpahkan tugas ke orang lain yaitu
Benny. Hal ini tentu saja mengundang respon tertawa dari penikmat kartun.
4.1.4.2 Implikatur Komisif dengan Wujud Mengancam
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur komisif mengancam sebagai
penunjang humor terdapat dalam tuturan pada penggalan wacana di bawah ini.
(42) KONTEKS : MICE SEDANG ASYIK MENGOLEKSI
BINATANG KESAYANGAN, NAMUN BENNY
SELALU MENGEJEKNYA. MICE PUN MENJADI
JENGKEL. DIA LALU MENUNJUKKAN BUAYA
PELIHARAANNYA.
MICE : Nih … peliharaan gue yang terbaru!! Pasti lagi
musim!!! Lagunya terdengar di mana-mana!!!
Puas?!!!
BENNY : Buaya darat?! Busyet!!!
(Data 19)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (42), “Nih … peliharaan gue yang
terbaru!! Pasti lagi musim!!! Lagunya terdengar di mana-mana!!! Puas?!!!”
mengandung implikatur komisif yaitu Mice mengancam Benny agar tidak
mengejeknya lagi. Implikatur komisif mengancam yang terkandung dalam tuturan
Mice pada penggalan wacana (42) tersebut juga berfungsi menunjang humor.
Alasannya, implikatur komisif tersebut merupakan ungkapan Mice yang jengkel
karena selalu diejek Benny karena binatang peliharaannya. Mice pun akhirnya
memelihara buaya yang dianggap tidak ketinggalan jaman karena sesuai dengan lagu
Buaya Darat yang juga sedang meledak di pasaran.
(43) KONTEKS: BENNY DAN MICE TERKENA RAZIA KARENA
MEROKOK DI TEMPAT UMUM. MEREKA PUN
DIINTEROGASI OLEH PETUGAS.
PETUGAS : Merokok di tempat umum!! Pilih kurungan 6
bulan apa didenda 50 juta?
(Data 24)
Tuturan petugas pada penggalan wacana (43), “Merokok di tempat umum!!
Pilih kurungan 6 bulan apa didenda 50 juta?” mengandung implikatur komisif
yaitu mengancam Benny dan Mice dengan denda atau hukuman. Implikatur komisif
mengancam yang terkandung dalam tuturan petugas pada wacana (43) tersebut juga
sebagai penunjang humor. Implikatur komisif tersebut adalah ungkapan seorang
petugas yang jengkel dengan ulah Benny dan Mice yang masih nekat merokok di
tempat umum. Konteks situasi juga mendukung kelucuan sehingga memancing
respon tertawa bagi para penikmat kartun.
4.1.5 Implikatur Isbati
Implikatur isbati yaitu implikatur yang memiliki fungsi pragmatis tersirat
isbati, yaitu implikatur yang disiratkan penuturnya untuk menciptakan sesuatu yang
diimplikasinya.
Impikatur isbati dengan wujud memutuskan, membatalkan, melarang,
mengizinkan, dan memberikan maaf adalah implikasi pragmatis tersirat yang diacu
oleh suatu tuturan dengan maksud memutuskan, membatalkan, melarang,
mengizinkan, dan memberikan maaf. Sebagai implikatur percakapan, tindakan itu tidak dituturkan, tetapi dinyatakan secara implisit di dalam tindakan yang dinyatakan
secara eksplisit dengan fungsi pragmatis tertentu.
4.1.5.1 Implikatur Isbati dengan Wujud Memutuskan
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur isbati memutuskan sebagai
penunjang humor terdapat dalam tuturan pada penggalan wacana berikut ini.
(44) KONTEKS : MICE SEDANG MEMPERINDAH TAMAN DI
DEPAN RUMAHNYA. BENNY MENYARANKAN
AGAR MICE MENAMBAHKAN GAZEBO DI
TAMAN TERSEBUT.
MICE : Gazebo? Tolong dong bikinin gue yang unik …
BENNY : Beresss … serahin aja ke gue …
(Data 18)
Tuturan Benny, “Beresss … serahin aja ke gue …” di dalam penggalan
wacana (44) itu mengandung implikatur isbati, yaitu Benny memutuskan pada mitra
tuturnya, Mice, untuk membuatkan gazebo seperti yang diinginkan Mice di halaman
rumahnya. Benny memaksimalkan pujian pada dirinya sendiri yang dianggapnya
mampu membuat gazebo pesanan Mice. Implikatur isbati dapat berfungsi sebagai
penunjang humor. Implikatur isbati yang dikandung oleh tuturan Benny dalam
penggalan wacana (44) juga sebagai pendukung kelucuan karena implikatur itu
menempatkan Benny seolah orang yang ahli menata taman dan gazebo, padahal
kenyataannya tidak.Deskripsi hasil analisis wujud implikatur isbati membatalkan sebagai
penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan dalam penggalan wacana di bawah
ini.
(45) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG BEKERJA
MENJADI JOKI DI JALAN RAYA, TETAPI
MEREKA MEMILIH-MILIH MOBIL YANG KAN
DITUMPANGI.
PENGENDARA: Joki ya Mas? Ayo ikut cepetan …
MICE : Bukan joki!! Enak aja …
(Data 38)
Tuturan Mice, “Bukan joki!! Enak aja …” dalam penggalan wacana (45)
mengandung implikatur isbati yaitu Mice membatalkan statusnya yang sebenarnya
yaitu sebagai joki untuk kendaran-kendaraan pribadi. Implikatur isbati yang
terkandung dalam tuturan Benny dalam penggalan wacana (45) juga sebagai
menunjang humor. Alasannya, implikatur isbati itu sebenarnya ungkapan keengganan
Mice untuk menjadi joki bagi sembarang pengendara kendaraan. Dia lebih memilih
menjadi joki untuk mobil dengan pengendara yang cantik. Konteks ini tentu
menimbulkan keucuan bagi para penikmat kartun.
4.1.5.3 Implikatur Isbati dengan Wujud Melarang
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur isbati melarang sebagai penunjang
humor terdapat dalam tuturan-tuturan dalam penggalan wacana di bawah ini.KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG DIPERIKSA OLEH
SATPAM DI SEBUAH PUSAT PERBELANJAAN.
SATPAM : Bawa tas besar amat? Coba buka tasnya!
(Data 25)
Tuturan satpam dalam penggalan wacana (46), “Bawa tas besar amat? Coba
buka tasnya!” mengandung implikatur isbati yaitu satpam melarang Benny dan
Mice membawa tas besar karena mencurigakan. Implikatur isbati yang terkandung
dalam tuturan satpam dalam penggalan wacana (46) juga berfungsi sebagai
penunjang humor. Alasannya karena implikatur isbati tersebut sebenarnya adalah
tuduhan bahwa Benny dan Mice membawa benda-benda yang mencurigakan ke
dalam pusat perbelanjaan. Penikmat humor pun merespon dengan tertawa karena
mendengar tuturan satpam dengan implikatur isbati berupa larangan membawa tas
besar ke pusat perbelanjaan.
(47) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG MENGENDARAI
MOBIL DI JALAN RAYA. SAAT BERHENTI DI
LAMPU MERAH, SEORANG PENGEMIS
MEMINTA UANG.
PENGEMIS: Kasihan Oom … orang cacat nih …
BENNY : Nih!! Pasti kaki lu pegel kan?
(Data 30)
Tuturan Benny, “Nih!! Pasti kaki lu pegel kan?” dalam penggalan wacana
(47) mengandung implikatur isbati yaitu Benny melarang pengemis yang meminta
uang tersebut menipunya dengan berlagak seolah-olah kakinya buntung. Implikatur
isbati yang terkandung dalam tuturan Benny dalam penggalan wacana (47) juga
berfungsi sebagai penunjang humor. Alasannya adalah implikatur isbati tersebut
sebenarnya adalah ungkapan jengkel Benny pada pengemis yang telah menipunya dengan berlagak buntung kakinya. Hal ini memancing respon tertawa dari penikmat
humor.
(48) KONTEKS: BENNY AKAN MEMBELI VCD BARU. DIA DAN
MICE PUN PERGI KE TOKO VCD.
MICE : Beli bajakan ya? Yang original dong ..
BENNY : Mahal kan?
MICE : Hargailah hasil karya …
(Data 60)
Tuturan Mice, “Beli bajakan ya? Yang original dong ..” dalam penggalan
wacana (48) mengandung implikatur isbati yaitu melarang Benny membeli VCD
bajakan. Implikatur isbati dalam tuturan Mice dalam penggalan wacana (48) itu juga
berfungsi menunjang humor. Alasannya adalah implikatur isbati itu sebenarnya
ejekan Mice pada Benny yang membeli VCD bajakan. Mice berasumsi Benny sedang
tidak punya uang yang cukup untuk membeli VCD original atau asli. Penikmat
humor pun tertawa karena tuturan Mice dengan implikatur isbati berupa larangan
membeli VCD bajakan.
(49) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG MENANTI
WAKTU BERBUKA PUASA.
BENNY : Udah mau buka tuh, kita gak punya apa-apa lho,
untuk buka?
MICE : Tenang … gua punya stock!
BENNY : Bener loh?! Loe memang teman yang baik! Yes!
Udah bedug!!! Stock loe apaan? Kayaknya makan
besar nih?
MICE : Berbukalah dengan yang manis.
(Data 55)
Tuturan Mice, “Berbukalah dengan yang manis” dalam penggalan wacana
(49) mengandung implikatur isbati yaitu melarang Benny agar tidak terburu-buru
berbuka puasa. Implikatur isbati yang terkandung dalam tuturan Mice dalam penggalan wacana (49) juga berfungsi menunjang humor. Alasannya adalah tuturan
Mice yang mengandung implikatur isbati tersebut ternyata tiruan dari slogan sebuah
iklan minuman di televisi. Hal ini memancing respon tertawa dari penikmat humor.
4.1.5.4 Implikatur Isbati dengan Wujud Mengizinkan
Deskripsi hasil analisis wujud implikatur isbati mengizinkan sebagai
penunjang humor terdapat dalam tuturan-tuturan dalam penggalan wacana di bawah
ini.
(50) KONTEKS : SEPASANG KEKASIH SEDANG MELIHATLIHAT KOLEKSI TAS DI SEBUAH OUTLET.
P-1 : Yang ini boleh ya Om?
P-2 : Untuk cintaku, sayangku … belahan jiwaku.
Apapun yang kamu mau …
(Data 6)
Tuturan P-2, “Untuk cintaku, sayangku … belahan jiwaku. Apapun yang
kamu mau …” mengandung implikatur isbati yaitu mengizinkan mitra tuturnya
untuk memilih benda yang disukainya. P-2 tidak meminimalkan pujian pada dirinya
sendiri dengan menyombongkan diri akan membayar apa saja benda yang diinginkan
oleh mitra tuturnya. Implikatur isbati yang terkandung dalam tuturan P-2 dalam
penggalan wacana (50) juga berfungsi menunjang humor. Alasannya adalah
implikatur isbati tersebut ternyata rayuan gombal P-2 yang sedang jatuh cinta pada P-
1. Penikmat humor pun menjadi geli karena tuturan tersebut didukung konteks situasi
yaitu Benny dan Mice yang geram mendengar rayuan p-2 tersebut.(51) KONTEKS : MICE MEMINJAM HANDPHONE BENNY
KARENA PULSANYA HABIS.
MICE : Engh … pinjem hp loe dong … sebentar aja … mau
nelpon balik pacar gua nih …
BENNY : Lho? … kok …? Hp loe kenapa?
MICE : Engh … anu … pulsanya habis semua … please …
(Data 10)
Tuturan Benny “Lho? … kok …? Hp loe kenapa?” mengandung implikatur
isbati yaitu mengizinkan Mice untuk meminjam handphone. Implikatur isbati
yang terkandung dalam tuturan Benny dalam penggalan wacana (51) itu juga
berfungsi sebagai penunjang humor. Alasannya adalah implikatur isbati tersebut
ternyata pertanyaan Benny kepada Mice dengan nada heran karena Mice memiliki
dua handphone tetapi masih meminjam milik Benny. Ternyata di dalam dua
handphone milik Mice tersebut tidak ada pulsanya sama sekali.
4.2 Faktor-Faktor Sumber Implikatur Percakapan dalam Wacana Humor
Kartun Benny dan Mice
4.2.1 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama
Salah satu sumber implikatur percakapan adalah pelanggaran prinsip kerja
sama. Prinsip kerja sama memiliki empat bidal yaitu bidal kuantitas, kualitas,
relevansi, dan cara. Berikut ini hasil analisis pelanggaran prinsip kerja sama yang
terdapat dalam tuturan dalam penggalan wacana humor kartun Benny dan Mice.Bidal kuantitas pada hakikatnya peserta percakapan harus memberikan
informasi yang tepat dalam peristiwa tutur. Bidal kuantitas menghendaki setiap
peserta pertuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang
dibutuhkan oleh lawan bicaranya. Bidal ini berprinsip bahwa informasi yang
diberikan harus seinformatif yang dibutuhkan dan jangan melebihi yang dibutuhkan.
Berikut ini tuturan-tuturan dalam penggalan wacana humor kartun Benny dan Mice
yang mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal kuantitas.
(52) KONTEKS : MICE MENDERITA KERUGIAN YANG CUKUP
BESAR KARENA PENJUALAN PARCEL
LEBARANNYA TURUN DRASTIS.
BENNY : Lebaran udah lewat, parsel lu kok masih banyak?
Nggak laku?
MICE : Iya nih … sejak ada aturan KPK, bisnis gue
ambruk!!
(Data 57)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (52), “Iya nih … sejak ada aturan
KPK, bisnis gue ambruk!!” mengandung implikatur representatif yaitu melaporkan
bahwa upaya pemberantasan tindak pidana korupsi saat ini semakin ditingkatkan,
terbukti dengan semakin ketatnya aturan KPK (Komisi pemberantasan Korupsi)
untuk parsel para pejabat negara. Implikatur representatif melaporkan tersebut terjadi
karena pelanggaran prinsip kerja sama bidal kuantitas oleh Mice sebagai penuturnya.
Mice memberikan kontrinusi yang terlalu besar dibandingkan informasi yang
dibutuhkan mitra tuturnya.(53) KONTEKS : SEORANG PENJUAL KALENDER MENAWARI
BENNY DAN MICE KALENDER YANG BARU.
PENJUAL : Bang … mau beli kalender 2004? Murah kok …
MICE : Tidak … terima kasih! Kami enggak perlu
kalender baru … tahun baru, enggak mesti punya
kalender baru … yang penting hati dan pikiran
kita harus bersih.
(Data 39)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (53), “Tidak … terima kasih!
Kami enggak perlu kalender baru … tahun baru, enggak mesti punya kalender
baru … yang penting hati dan pikiran kita harus bersih.” mengandung implikatur
direktif yaitu menyuruh penjual kalender agar pergi saja karena mereka tidak akan
membeli. Implikatur direktif menyuruh terjadi karena pelanggaran prinsip kerja sama
bidal kuantitas. Mice memberikan kontribusi tuturan yang terlalu banyak pada
penjual kalender melebih kebutuhan yang diperlukan.
(54) KONTEKS : BENNY SEDANG RAJIN MENCUCI MOTOR
SAAT PUASA. MICE MENJADI KEHERANAN
DENGAN KELAKUAN BENNY.
MICE : Waah … nyuci motor sendiri?
BENNY : Di bulan puasa, kita harus bersih lahir dan batin.
(Data 53)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (54), “Waah … nyuci motor
sendiri?” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal kuantitas. Benny
memberikan kontribusi jawaban yang terlalu berlebihan dari yang dibutuhkan Mice.Bidal kualitas berprinsip informasi yang diberikan harus benar. Bidal
percakapan ini mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan hal yang
sebenarnya. Kontribusi peserta percakapan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti
yang memadai. Bidal kualitas memiliki prinsip jangan mengatakan sesuatu yang
diyakini tidak benar dan jangan mengatakan sesuatu yang bukti kebenarannya kurang
meyakinkan atau kurang sahih. Berikut ini tuturan-tuturan dalam penggalan wacana
humor kartun Benny dan Mice yang mengandung pelanggaran prinsip kerja sama
bidal kualitas sebagai sumber implikatur percakapan.
(55) KONTEKS : MICE TERTARIK MENCOBA KALUNG MODEL
BARU YANG SEDANG MARAK.
MICE : Waah keren amat kalungnya … kayak tentara
Amerika di film-film perang Vietnam.
BENNY : Itu namanya Dog Tag. Gue punya dog tag yang
sesungguhnya, kalau lu mau besok tak bawakan.
(Data 7)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (55), “Gue punya dog tag yang
sesungguhnya, kalau lu mau besok tak bawakan.” mengandung implikatur
representatif, yaitu menyatakan bahwa Benny termasuk orang yang gaul karena
mengikuti perkembangan mode yang sedang marak. Implikatur menyatakan ini
terjadi karena pelanggaran prinsip kerja sama bidal kualitas. Benny menyatakan
sesuatu yang tidak ada buktinya, yaitu dirinya tidak benar-benar memiliki kalung dog
tag seperti yang dia katakan sebelumnya. (56) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERENCANA MEMBUAT
PERAHU SEBAGAI SARANA BISNIS
TRANSPORTASI ALTERNATIF KARENA
SEDANG MUSIM BANJIR.
BENNY : Lagi banjir gini, peluang emas buat bisnis transportasi
alternatif.
MICE : Ide brilian! Lets do it!
(Data 36)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (56), “Ide brilian!” mengandung
implikatur representatif, yaitu menyatakan semangat Benny dan Mice untuk mencari
rejeki di tengah-tengah kesulitan karena bencana banjir melanda Jakarta. Implikatur
menyatakan ini terjadi karena pelanggaran prinsip kerja sama bidal kualitas. Mice
mengungkapkan sesuatu yang tidak ada buktinya karena tidak mungkin ide membuat
perahu dilaksanakan saat banjir sudah mulai surut.
(57) KONTEKS : SAAT BANJIR BESAR TIBA, BENNY DAN MICE
BEROLAH RAGA SELAM SEOLAH-OLAH
SEDANG BERADA DI LAUT.
BENNY : Saatnya berwisata bahari …
MICE : Menikmati keindahan laut kita …
BENNY : Wah … Kayaknya benda itu teropong kapal selam
…
MICE : Kalo gitu, mungkin aja tersimpan harta karun di
bawahnya!
(Data 20)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (57), “Wah … Kayaknya benda itu
teropong kapal selam …” mengandung implikatur representatif yaitu melaporkan
bahwa kondisi sedang banjir. Implikatur representatif melaporkan itu terjadi karena
pelanggaran prinsip kerja sama bidal kualitas. (58) KONTEKS : MICE SEDANG KEBINGUNGAN KARENA
PACARNYA MEMINTA DIBELIKAN SEBUAH
HADIAH.
PACAR : Aku pengen hadiah yang bendanya kecil dan harus
berkilau …
MICE : Bendanya kecil dan harus berkilau? Apa yaa? Duit
tinggal selembar lagi …
BENNY : Ach, itu sih nggak mahal …
(Data 37)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (58), “Ach, itu sih nggak mahal
…” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal kualitas. Benny mengatakan
sesuatu yang tidak bisa diuji kebenarannya. Bisa jadi benda kecil dan harus berkilau
seperti yang dimaksud oleh Mice adalah benda yang sangat mahal harganya.
(59) KONTEKS : BENNY DAN MICE MENJALANI PROFESI
SEBAGAI PENGELOLA TOILET UMUM.
MEREKA BERLAGAK SEPERTI BOS DI
KANTOR-KANTOR.
MICE : Hanya duduk, tidak berpeluh, uang datang sendiri …
bla … bla … bla … he he he.
BENNY : Kita telah sukses!! Yes!
(Data 64)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (59), “Kita telah sukses!! Yes!”
mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal kualitas. Benny menuturkan hal
yang tidak ada buktinya, yaitu mereka sudah sukses. Hal ini didasarkan pada
kenyataan pada konteks karena Benny dan Mice hanya berprofesi sebagai penjaga
toilet umum. (60) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENCOBA RESEP
PENANGKAL HUJAN.
MICE : Bawang, cabe, mau diapain tuh?
BENNY : Konon, bisa untuk menahan hujan.
MICE : Masa, sih?
(Data 15)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (60), “Konon, bisa untuk menahan
hujan.” mengandung Pelanggaran prinsip kerja sama bidal kualitas. Benny
mengatakan sesuatu yang tidak ada buktinya bahwa bawang dan cabe bisa digunakan
untuk menangkal hujan.
4.2.1.3 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Bidal Relevansi
Bidal relevansi berprinsip, usahakan agar perkataan penutur ada relevansinya.
Penutur disarankan mengatakan apa-apa yang relevan. Setiap peserta percakapan
hendaknya memberikan tuturan yang relevan dengan masalah pembicaraan. Berikut
ini tuturan-tuturan dalam penggalan wacana humor kartun Benny dan Mice yang
mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal relevansi sebagai sumber
implikatur percakapan.
(61) KONTEKS : BENNY DAN MICE MERASA KESAL KARENA
HARUS ANTRI PADAHAL HANYA MEMBELI
ROTI.
BENNY : Makan roti aja ngantri yaa?
MICE : Kelamaan ach!!!
(Data 5)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (61), “Kelamaan ach!!!”
mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal relevansi. Pertanyaan Benny
disambut dengan jawaban Mice yang tidak relevan dengan situasi(62) KONTEKS: BENNY SEDANG MENGUNJUNGI TOKO BARU
MILIK MICE
BENNY : Waah … buka toko nih …
MICE : Kelebihannya, konsumen bisa pesan barang lewat
SMS.
(Data 11)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (62), “Kelebihannya, konsumen bisa
pesan barang lewat SMS.” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal
relevansi. Mice memberikan jawaban yang tidak relevan dengan apa yang ditanyakan
Benny. Benny menanyakan apakah Mice membuka toko atau tidak, tetapi Mice
malah merespon dengan menyatakan kalau bisa pesan lewat SMS.
(63) KONTEKS : MICE DAN PACARNYA HENDAK MENONTON
BIOSKOP. MICE MEMINTA PADA BENNY
AGAR MEMBELIKAN DUA TIKET KARENA
ANTRIANNYA SANGAT PANJANG.
PACAR : Waah … ngantrinya panjang …!!
MICE : Tenaaang … aku titip temanku!
(Data 41)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (63), “Tenaaang … aku titip
temanku!” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal relevansi. Pada tuturan
Mice tersebut, jawaban yang diberikan tidak relevan dengan pertanyaan sebelumnya.
Pacar Mice menyatakan kalau keadaan sedang ramai, tetapi Mice malah merespon
dengan mengatakan kalau dia sudah titip.
(64) KONTEKS : BENNY DAN MICE HERAN DENGAN TREN IKAT
PINGGANG DENGAN KEPALA BESAR YANG
SEDANG BERKEMBANG DI KALANGAN
MASYARAKAT, ANAK MUDA KHUSUSNYA.
MICE : Kepala sabuk sekarang pada gede-gede ya?!
BENNY : Waaah kita ketinggalan nih …!Tuturan Benny dalam penggalan wacana (64), “Waaah kita ketinggalan nih
…!” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal relevansi. Pernyataan Benny
tidak relevan dengan pertanyaan Mice. Benny menyatakan bahwa mereka ketinggalan
padahal Mice menanyakan tentang sabuk yang sekarang kepalanya besar-besar.
4.2.1.4 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Bidal Cara
Bidal cara sebagai bagian prinsip kerja sama menyarankan penutur untuk
mengatakan sesuatu dengan jelas. Strategi agar tuturan peserta tutur mudah
dimengerti yaitu (1) hindari pernyataan-pernyataan yang samar, (2) hindari ketaksaan,
(3) usahakan agar ringkas, (4) usahakan agar berbicara dengan teratur. Prinsip bidal
ini adalah penutur hendaknya mengatakan sesuatu dengan jelas. Berikut ini tuturantuturan dalam penggalan wacana humor kartun Benny dan Mice yang mengandung
pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara sebagai sumber implikatur percakapan.
(65) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MEMBICARAKAN
HALAMAN RUMAH MASING-MASING.
BENNY : Menghias halaman biar terlihat asri …
MICE : Asik juga ya …
BENNY : Halaman lu ditanami juga dong … masih tandus
kan?
MICE : Iya … pengen juga ah
BENNY : Rasanya … tanamannya kurang tepat …
MICE : Kenapa? Ada yang salah?
(Data 17)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (65), “Halaman lu ditanami juga
dong … masih tandus kan?”, mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal
cara. Benny ingin mengejek Mice tetapi dengan tuturan yang berbelit-belit(66) KONTEKS : SETELAH SEMPAT TERKENA RAZIA POLISI,
BENNY AKHIRNYA MEMBUAT SIM (SURAT
IZIN MENGEMUDI).
POLISI : Silakan, Anda boleh jalan …
BENNY : Kalau ada razia lagi, kabarin dong Pak …
(Data 23)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (66), “Kalau ada razia lagi,
kabarin dong Pak …” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara.
Benny menyampaikan maksud bahwa dirinya sudah tidak takut lagi dengan razia
karena sudah mempunyai SIM dengan samar.
(67) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENCOBA
BERALIH PROFESI MENJADI TUKANG PIJAT
KELILING.
BENNY : Aduuhh … tukar peran yaa? Udah gak kuat nih!
MICE : Lho?! Tadi perjanjiannya gimana? Payah!
(Data 44)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (67), “Lho?! Tadi perjanjiannya
gimana? Payah!” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Mice
mengungkapkan keengganannya untuk bergantian peran bersama Benny dengan
tuturan yang samar yaitu dengan pertanyaan.
(68) KONTEKS: MICE SEDANG KEBINGUNGAN KARENA
PACARNYA MEMINTA DIBELIKAN SEBUAH
HADIAH.
PACAR : Aku pengen hadiah yang bendanya kecil dan harus
berkilau …
MICE : Bendanya kecil dan harus berkilau? Apa yaa? Duit
tinggal selembar lagi …
BENNY : Ach, itu sih nggak mahal …
Tuturan Mice pada penggalan wacana (68), “Duit tinggal selembar lagi …”
mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Mice mengungkapkan
keluhannya dan meminta tolong pada Benny dengan tuturan yang samar dan kurang
jelas. Mice menyatakan uangnya tinggal selembar dengan maksud agar Benny
meminjaminya uang.
(69) KONTEKS : BENNY DAN MICE HENDAK BEPERGIAN
MENGGUNAKAN PESAWAT TERBANG.
PRAMUGARI: Maaf, Pak … yang dipakai sekaranmg hanya sabuk
pengamannya saja.
BENNY : Lho … kita kan gak pernah tau kapan musibah
akan datang!!
(Data 26)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (69), “Lho … kita kan gak pernah
tau kapan musibah akan datang!!” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama
bidal cara. Benny mengungkapkan rasa khawatirnya akan keselamatan penerbangan
dengan tuturan yang samar.
(70) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERPROFESI SEBAGAI
PETUGAS KEBERSIHAN KOTA. MEREKA
KESAL DENGAN ATRIBUT KAMPANYE
CALON GUBERNUR JAKARTA YANG
MEMBUAT KOTOR LINGKUNGAN.
BENNY : Nasib mengantarkan kita menjadi petugas kebersihan
MICE : Sabaar … jalani aja dulu … bentar lagi kan ganti
gubernur … kali aja kerjaan kita ini ada
peningkatan
BENNY : Emang bener … belum pada jadi gubernur saja
kerjaan kita meningkat
MICE : Iya ya … meningkat sampahnya!!
(Data 63)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (70), “bentar lagi kan ganti gubernur
… kali aja kerjaan kita ini ada peningkatan” mengandung pelanggaran prinsipkerja sama bidal cara. Mice mengungkapkan kegelisahannya dengan perubahan yang
entah akan dilaksanakan oleh calon gubernur yang baru atau tidak dengan tuturan
yang mengambang.
(71) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERPROFESI SEBAGAI
PETUGAS KEBERSIHAN KOTA. MEREKA
KESAL DENGAN ATRIBUT KAMPANYE
CALON GUBERNUR JAKARTA YANG
MEMBUAT KOTOR LINGKUNGAN.
BENNY : Nasib mengantarkan kita menjadi petugas kebersihan
MICE : Sabaar … jalani aja dulu … bentar lagi kan ganti
gubernur … kali aja kerjaan kita ini ada peningkatan
BENNY : Emang bener … belum pada jadi gubernur saja
kerjaan kita meningkat
MICE : Iya ya … meningkat sampahnya!!
(Data 63)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (71), “Emang bener … belum pada
jadi gubernur saja kerjaan kita meningkat” mengandung pelanggaran prinsip
kerja sama bidal cara. Tuturan Benny sebenarnya mengritik para calon gubernur yang
tim suksesnya tidak tertib dalam menjalankan kampanye.
(72) KONTEKS: SEORANG ANAK JALANAN MEMINTA-MINTA
UANG PADA BENNY DAN MICE. TETAPI
BENNY DAN MICE MEMERGOKI ANAK ITU
MALAH MEMBELI LEM UNTUK MABUK
(NGELEM). AKHIRNYA MICE MEMBERIKAN
LEM PADA ANAK ITU
ANAK : Bagi duit, Om … buat makan …
MICE : Buat Lu nih … Sedot tuh! Lebih mantep!!!
(Data 31)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (72), “Buat Lu nih … Sedot tuh!
Lebih mantep!!!” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Tuturan
Mice sebenarnya memiliki maksud menantang anak jalanan itu agar mabuk menggunakan lem yang diberikan Mice. Mice mengungkapkan maksudnya dengan
tuturan yang cenderung lebih bermakna menyuruh.
(73) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG MENIKMATI
PERJALANAN DENGAN TIKET MURAH.
BENNY : Tiket pesawat terbang udah murah ya … ke
mana-mana kita bisa naik pesawat.
MICE : Waah, dapet makan.
(Data 50)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (73), “Tiket pesawat terbang udah
murah ya … ke mana-mana kita bisa naik pesawat.” mengandung pelanggaran
prinsip kerja sama bidal cara. Benny bermaksud mengucapkan terima kasih pada
pihak pengelola jasa penerbangan namun menggunakan tuturan yang menyatakan
tiket pesawat sudah murah.
(74) KONTEKS: BENNY DAN MICE BERTUGAS MELAYANI
PELANGGAN DI COUNTER HANDPHONE.
BENNY : Yang ini 7 juta … ngapain beli yang mahal sih,
Mbak?
MICE : Paling-paling cuma buat nelpon ama SMS-an?
(Data 12)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (74), “Yang ini 7 juta … ngapain
beli yang mahal sih, Mbak?” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal
cara. Tuturan Benny sebenarnya memiliki maksud untuk mengkritik para pembeli
handphone mahal.
(75) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG BEPERGIAN NAIK
PESAWAT TERBANG YANG TIKETNYA
MURAH. MEREKA MENDAPAT JATAH SNACK
TETAPI SANGAT SEDIKIT.
BENNY : Apa boleh buat, daripada manyun! You get what you
pay …
MICE : Perut gue masih laper nih …
Tuturan Mice pada penggalan wacana (75), “Perut gue masih laper nih …”
mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Tuturan Benny yang
bermaksud untuk mengkritik pihak pengelola jasa penerbangan karena memberikan
pelayanan yang kurang memuaskan tidak disampaikan secara langsung tetapi dengan
samar dan kurang jelas.
(76) KONTEKS: BENNY DAN MICE TRENYUH MELIHAT
KORBAN BENCANA ALAM DI BERBAGAI
DAERAH. MEREKA BERNIAT IKUT
MENGUMPULKAN BANTUAN UNTUK PARA
KORBAN BENCANA ALAM.
BENNY : Kita harus ikut menggalang dana untuk para korban
MICE : Kita perlu sebuah kardus.
(Data 58)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (76), “Kita perlu sebuah kardus.”
mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Mice bermaksud mengkritik
para peminta sumbangan di jalan yang mengumpulkan dana dengan menggunakan
kardus sebagai medianya tetapi diungkapkan dengan tuturan yang mengungkapkan
kalau mereka memerlukan sebuah kardus seperti yang biasa digunakan oleh para
peminta sumbangan di jalan.
(77) KONTEKS: BENNY DAN MICE HENDAK BERANGKAT KE
RAWAMANGUN. MEREKA HENDAK
MENGGUNAKAN JASA BAJAJ. BENNY PUN
TAWAR-MENAWAR ONGKOS DENGAN SUPIR
BAJAJ.
BENNY : Rawamangun berape, Bang?
SOPIR : Enam rebu deh!
(Data 59)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (77), “Rawamangun berape, Bang?”
mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Tuturan Benny sebenarnya
bermaksud mengkritik para pengemudi angkutan umum yang sering menaikkan tariff
seenaknya sendiri. Kritik benny tersebut diungkapkan dengan kalimat tanya yang
berisi tawaran ongkos kepada sopir bajaj.
(78) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG MENGURUS
ADMINISTRASI DAN SURAT-SURAT DI
SEBUAH DEPARTEMEN.
BENNY : Habis ini masih ada berapa meja lagi Pak? Kami
nyerah deh …
(Data 33)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (78), “Habis ini masih ada berapa
meja lagi Pak? Kami nyerah deh …” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama
bidal cara. Benny bermaksud menyampaikan keluhannya pada pungli yang dilakukan
oknum pejabat di kantor pemerintahan tetapi diungkapkan dengan kalimat tanya.
(79) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG MELIHAT-LIHAT
BROSUR YANG BERISIKAN HARGA RUMAH
BERBAGAI TIPE.
BENNY : Ck … ck … harganya mahal banget! Tipe paling
kecil aja ratusan juta …
MICE : Yang bikin mahal “River Side View”nya
BENNY : Wah, rumah kita “River Side View” juga kan?
(Data 62)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (79), “Wah, rumah kita “River Side
View” juga kan?” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Tuturan
Benny sebenarnya bermaksud mengeluhkan nasibnya yang memiliki rumah di
bantaran sungai.
(80) KONTEKS: MICE SEDANG ASYIK MENGOLEKSI
BINATANG KESAYANGAN, NAMUN BENNY
SELALU MENGEJEKNYA. MICE PUN MENJADI
JENGKEL. DIA LALU MENUNJUKKAN BUAYA
PELIHARAANNYA.
MICE : Nih … peliharaan gue yang terbaru!! Pasti lagi
musim!!! Lagunya terdengar di mana-mana!!!
Puas?!!!
BENNY : Buaya darat?! Busyet!!!
(Data 19)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (80), “Nih … peliharaan gue yang
terbaru!! Pasti lagi musim!!! Lagunya terdengar di mana-mana!!! Puas?!!!”
mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Tuturan Mice mempunyai
maksud mengungkapkan kejengkelannya pada Benny yang sering mengejek koleksi
hewan peliharaannya.
(81) KONTEKS: BENNY DAN MICE TERKENA RAZIA KARENA
MEROKOK DI TEMPAT UMUM. MEREKA PUN
DIINTEROGASI OLEH PETUGAS.
PETUGAS : Merokok di tempat umum!! Pilih kurungan 6
bulan apa didenda 50 juta?
(Data 24)
Tuturan petugas pada penggalan wacana (81), “Merokok di tempat umum!!
Pilih kurungan 6 bulan apa didenda 50 juta?” mengandung pelanggaran prinsip
kerja sama bidal cara. Petugas sebenarnya mengungkapkan rasa jengkelnya dengan
ulah Benny dan Mice yang masih melanggar peraturan dilarang merokok di tempat
umum. Petugas tidak langsung menegur Benny dan Mice tetapi malah langsung
memberikan dua pilihan hukuman.
(82) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERNIAT MENUKARKAN
TV LAMA MEREKA DENGAN TV YANG BARU.
PENJAGA : Barangnya baru ada 2 minggu lagi, tv Bapak
ditinggal.
BENNY : Sama aja kita manyun 2 minggu! Nggak bisa
nonton bola …!!! Huh!!
MICE : Bawa pulang lagi deh … berat nih!!!
(Data 32)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (82), “Sama aja kita manyun 2
minggu! Nggak bisa nonton bola …!!! Huh!!” mengandung pelanggaran prinsip
kerja sama bidal cara. Tuturan Benny sebenarnya berisi kekhawatiran jika akhirnya
nanti tidak dapat menikmati siaran sepak bola.
(83) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG DIPERIKSA OLEH
SATPAM DI SEBUAH PUSAT PERBELANJAAN.
SATPAM : Bawa tas besar amat? Coba buka tasnya!
(Data 25)
Tuturan satpam dalam penggalan wacana (83), “Bawa tas besar amat? Coba
buka tasnya!” mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Satpam
sebenarnya curiga dengan Benny dan Mice yang membawa tas besar ke sebuah pusat
perbelanjaan namun disampaikan dengan tuturan yang samar maknanya.
(84) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG MENGENDARAI
MOBIL DI JALAN RAYA. SAAT BERHENTI DI
LAMPU MERAH, SEORANG PENGEMIS
MEMINTA UANG.
PENGEMIS: Kasihan Oom … orang cacat nih …
BENNY : Nih!! Pasti kaki lu pegel kan?
(Data 30)
Tuturan Benny, “Nih!! Pasti kaki lu pegel kan?” dalam penggalan wacana
(84) mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Tuturan Benny
sebenarnya bermaksud mengungkapkan kejengkelan pada pengemis yang berpura-pura buntung kakinya. Benny mengungkapkan kekesalannya dengan tuturan yang
meminta pengemis itu menerima balsem yang disodorkannya.
(85) KONTEKS: BENNY AKAN MEMBELI VCD BARU. DIA DAN
MICE PUN PERGI KE TOKO VCD.
MICE : Beli bajakan ya? Yang original dong ..
BENNY : Mahal kan?
MICE : Hargailah hasil karya …
(Data 60)
Tuturan Mice, “Beli bajakan ya? Yang original dong ..” dalam penggalan
wacana (85) mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Tuturan Mice
sebenarnya berisi ejekan pada Benny yang membeli VCD bajakan.
(86) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG MENANTI
WAKTU BERBUKA PUASA.
BENNY : Udah mau buka tuh, kita gak punya apa-apa lho,
untuk buka?
MICE : Tenang … gua punya stock!
BENNY : Bener loh?! Loe memang teman yang baik! Yes!
Udah bedug!!! Stock loe apaan? Kayaknya makan
besar nih?
MICE : Berbukalah dengan yang manis.
(Data 55)
Tuturan Mice, “Berbukalah dengan yang manis” dalam penggalan wacana
(86) mengandung pelanggaran prinsip kerja sama bidal cara. Tuturan Mice
sebenarnya bermaksud mengkritik Benny yang terlalu terburu-buru berbuka puasa
tetapi diungkapkan dengan tuturan yang meniru slogan iklan salah satu minuman di
televisi. Prinsip kesantunan (politeness principle) berkenaan dengan aturan tentang
hal-hal yang bersifat sosial, estetis, dan moral di dalam bertindak tutur. Prinsip
kesantunan memiliki enam bidal yaitu bidal ketimbangrasaan, kearifan atau
kemurahhatian, keperkenaan, kerendahhatian, kesetujuan, dan kesimpatian.
4.2.2.1 Pelanggaran Prinsip Kesantunan Bidal Ketimbangrasaan
Prinsip kesantunan bidal ketimbangrasaan memiliki dua subbidal yaitu (1)
“Buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin!”, dan (2) “Buatlah keuntungan orang
lain sebesar mungkin!”. Berikut ini tuturan-tuturan dalam penggalan wacana humor
kartun Benny dan Mice yang mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal
ketimbangrasaan sebagai sumber implikatur percakapan.
(87) KONTEKS : BENNY DAN MICE BERBELANJA DI
SWALAYAN. SAAT HENDAK MEMBAYAR DI
KASIR MEREKA MENGANTRI DI BELAKANG
SEORANG IBU YANG KESULITAN
MEMBAYAR DENGAN KARTU KREDITNYA.
BENNY : Daripada kelamaan, shampoonya saya yang
bayarin deh Bu … kontan lagi.
MICE : Maksudnya biar cepet, Bu, kasihan yang antri.
(Data 3)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (87), “Daripada kelamaan,
shampoonya saya yang bayarin deh Bu … kontan lagi.” mengandung pelanggaran
prinsip kesantunan bidal ketimbangrasaan. Tuturan Benny tersebut merugikan mitra
tuturnya ya
itu seorang ibu yang sedang membayar di kasir. Tuturan Benny tersebut
memiliki tingkat kesantunan yang rendah karena memaksimalkan keuntungan pada
diri sendiri dan memaksimalkan biaya kepada pihak lain sebagai mitra tutur.
(88) KONTEKS : MICE MEMINJAM HANDPHONE BENNY
KARENA PULSANYA HABIS.
MICE : Engh … pinjem hp loe dong … sebentar aja … mau
nelpon balik pacar gua nih …
BENNY : Lho? … kok …? Hp loe kenapa?
MICE : Engh … anu … pulsanya habis semua … please …
(Data 10)
Tuturan Benny “Lho? … kok …? Hp loe kenapa?” dalam penggalan
wacana (88) mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal ketimbangrasaan.
Tuturan Benny tersebut memiliki tingkat kesantunan yang rendah karena diekspresi
dengan jumlah kata yang sedikit sehingga meminimalkan kerugian pada diri sendiri.
4.2.2.2 Pelanggaran Prinsip Kesantunan Bidal Kemurahhatian
Prinsip kesantunan bidal kemurahhatian memiliki dua subbidal yaitu (1)
“Minimalkan keuntungan kepada diri sendiri!” dan (2) “Maksimalkan keuntungan
kepad pihak lain!”. Berikut ini tuturan dalam penggalan wacana humor kartun Benny
dan Mice yang mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal kemurahhatian.
(89) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG BERADA DI
SEBUAH CAFETARIA, MEREKA INGIN
MENIKMATI WAKTU SORE HARI SAMBIL
MINUM KOPI.
BENNY : Jam 4 sore … saatnya untuk ngopi!
MICE : Yo’i …
BENNY : Pesan dua coffe latte, satu croissant …eeh … pinjam
asbak, Mas!
PELAYAN : Maaf! Di sini dilarang merokok!
Tuturan pelayan pada penggalan wacana (89), “Maaf! Di sini dilarang
merokok!” mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal kemurahhatian.
Pelayan tidak memaksimalkan keuntungan pada pihak lain yaitu Benny dan Mice
dengan menyuruh mereka untuk tidak merokok di cafetaria itu.
4.2.2.3 Pelanggaran Prinsip Kesantunan Bidal Keperkenaan
Prinsip kesantunan bidal keperkenaan memiliki dua subbidal yaitu (1)
“Minimalkan penjelekan kepada pihak lain!” dan (2) “Maksimalkan pujian kepada
orang lain!”. Berikut ini tuturan dalam penggalan wacana humor kartun Benny dan
Mice yang mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal keperkenaan.
(90) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENGUJI
KEMAMPUAN SEORANG PENYULAP DENGAN
PERMAINAN KARTU.
PENYULAP: Diingat-ingat kartunya Mas … kartu Mas sudah saya
selipkan di sini, sekarang saya kocok … kartu kamu
yang ini kan!
MICE : Salah! Bukan itu!
BENNY : Payaah!!
(Data 35)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (90), “Salah! Bukan itu!”
mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal keperkenaan. Tuturan Mice
mengandung penjelekan kepada pihak lain, yaitu penyulap. Hal ini melanggar prinsip
kesantunan bidal keperkenaan yang seharusnya memaksimalkan pujian kepada pihak
KONTEKS : SAAT BERLANGSUNG PIALA DUNIA, BENNY
DAN MICE INGIN MEMAKAI KOSTUM KLUB
SEPAK BOLA KEBANGGAAN MEREKA.
BENNY : Kita harus pake kostum tim yang lebih hebat …
MICE : Tim apa yaa?! Indonesia? Nggak mungkin!
(Data 9)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (91), “Tim apa yaa?! Indonesia?
Nggak mungkin!” mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal keperkenaan.
Tuturan Mice memaksimalkan penjelekan kepada pihak lain yaitu Indonesia. Negara
Indonesia berdasarkan tuturan Mice bukanlah negara yang memiliki tim sepak bola
yang hebat. Tim sepak bola Indonesia masih jauh tertinggal kualitasnya dibanding
tim sepak bola negara-negara lain.
(92) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG SUNTUK
BEKERJA DI KANTOR. TIBA-TIBA LISTRIK
PADAM, MEREKA PUN MENJADI
BERGEMBIRA KARENANYA.
MICE : Hari ini kayaknya males banget deh gue kerja … huh.
BENNY : Sama …
MICE : Mati lampu?
BENNY : Cihuuuy!! Hidup PLN!
MICE : Cihuuuy!! PLN telah menyelamatkan kita dari
pekerjaan yang membosankan ini …
BOS : Ehem … ekhem …
MICE : Eh, siang Pak … PLN payah nih Pak, mau padam
listrik tidak ada pemberitahuan lebih dahulu.
(Data 61)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (92), “PLN payah nih Pak, mau
padam listrik tidak ada pemberitahuan lebih dahulu.” mengandung pelanggaran
prinsip kesantunan bidal keperkenaan. Mice memaksimalkan penjelekan kepada
pihak lain, dalam konteks ini yaitu PLN. PLN dikatakan payah oleh Mice karena
sering memadamkan listrik tanpa pemberitahuan.
(93) KONTEKS : BENNY DAN MICE MENGIKUTI LOMBA
PANJAT PINANG MEMPERINGATI ULANG
TAHUN KEMERDEKAAN RI. MICE YANG
BERHASIL SAMPAI DI ATAS MALAH TIDAK
MENGAMBIL BARANG-BARANG YANG
BERHARGA MAHAL, MELAINKAN HANYA
SEBUAH ALAT PENGUSIR NYAMUK.
MICE : Abis … kalo HP, DVD Player, compo, gua udah
punya … yang ini belum!
BENNY : Lu kaya tapi tolol ya …
(Data 45)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (93), “Lu kaya tapi tolol ya …”
mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal keperkenaan. Benny melanggar
prinsip kesantunan bidal keperkenaan karena memaksimalkan penjelekan pada Mice
dengan menganggapnya orang kaya yang tolol.
(94) KONTEKS : MICE MENGANTARKAN PIZZA PESANAN
BENNY KE RUMAHNYA. MICE RUPANYA
BEKERJA SEBAGAI PETUGAS DELIVERY.
BENNY : Waah … kerjaan lo sekarang tuh, ini yaaa?
MICE : He he iya nih …
(Data 8)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (94), “Waah … kerjaan lo sekarang
tuh, ini yaaa?” mengandung prinsip kesantunan bidal keperkenaan. Benny
melanggar prinsip kesantunan bidal keperkenaan karena tidak meminimalkan
penjelekan kepada mitra tutur, yaitu Mice, yang hanya berprofesi sebagai seorang
pengantar (delivery) pizza.
KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENONTON
SIARAN BERITA SEPAK BOLA. SAAT BERITA
BERPINDAH KE DALAM NEGERI, MEREKA
SEGERA MEMATIKAN TV.
MICE : Paling juga berita pengurus PSSI lagi rapat …
(Data 21)
Tuturan Mice pada penggalan wacana (95), “Paling juga berita pengurus
PSSI lagi rapat …” mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal keperkenaan.
Mice tidak meminimalkan penjelekan terhadap pihak lain, dalam konteks ini yaitu
PSSI, karena dinilai tidak ada perkembangan dalam dunia sepak bola Indonesia
belakangan ini.
4.2.2.4 Pelanggaran Prinsip Kesantunan Bidal Kerendahhatian
Prinsip kesantunan bidal kerendahhatian memiliki dua subbidal yaitu (1)
“Minimalkan pujian kepada diri sendiri!” dan (2) “Maksimalkan penjelekan kepada
diri sendiri!”. Berikut ini tuturan dalam penggalan wacana humor kartun Benny dan
Mice yang mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal kerendahhatian.
(96) KONTEKS : MICE TERGODA MENCOBA TREN CELANA
BOXER, SAYANGNYA DIA SALAH MEMAKAI
KOSTUM.
MICE : Celana dalam anak sekarang sengaja diliatin ya?
Kayak Superman aja …
BENNY : Itu namanya celana boxer, lagi ngetrend.
MICE : Gimana Ben? Kesan boxernya udah dapet belon?
Ngetrend nggak?
(Data 2)
Tuturan Mice dalam penggalan wacana (96), “Gimana Ben? Kesan
boxernya udah dapet belon? Ngetrend nggak?” mengandung pelanggaran prinsipkesantunan bidal kerendahhatian. Tuturan Mice memaksimalkan pujian pada diri
sendiri sehingga mengesankan kesombongan.
(97) KONTEKS : BENNY DAN MICE SEDANG MENGAMATI
MOBIL MILIK SEORANG TETANGGA.
TETANGGA: Mobil saya dilengkapi dengan TV LCD, juga lengkap
dengan box pendingin untuk soft drink.
BENNY : Mobil kami jauh lebih lengkap!!
(Data 14)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (97), “Mobil kami jauh lebih
lengkap!!” mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal kerendahhatian.
Tuturan Benny tersebut melanggar prinsip kesantunan bidal kerendahhatian karena
mengesankan kesombongan dengan mengatakan kalau mobilnya jauh lebih lengkap.
(98) KONTEKS : MICE SEDANG MEMPERINDAH TAMAN DI
DEPAN RUMAHNYA. BENNY MENYARANKAN
AGAR MICE MENAMBAHKAN GAZEBO DI
TAMAN TERSEBUT.
MICE : Gazebo? Tolong dong bikinin gue yang unik …
BENNY : Beresss … serahin aja ke gue …
(Data 18)
Tuturan Benny, “Beresss … serahin aja ke gue …” di dalam penggalan
wacana (98) itu mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal kerendahhatian.
Benny memaksimalkan pujian pada dirinya sendiri yang dianggapnya mampu
membuat gazebo pesanan Mice padahal pada kenyataannya dia bukan ahlinya.
(99) KONTEKS : SEPASANG KEKASIH SEDANG MELIHATLIHAT KOLEKSI TAS DI SEBUAH OUTLET.
P-1 : Yang ini boleh ya Om?
P-2 : Untuk cintaku, sayangku … belahan jiwaku.
Apapun yang kamu mau …Tuturan P-2, “Untuk cintaku, sayangku … belahan jiwaku. Apapun yang
kamu mau …” dalam penggalan wacana (99) mengandung pelanggaran prinsip
kesantunan bidal kerendahhatian yang menjadi sumber implikatur isbati mengizinkan.
P-2 tidak meminimalkan pujian pada dirinya sendiri dengan menyombongkan diri
akan membayar apa saja benda yang diinginkan oleh mitra tuturnya.
4.2.2.5 Pelanggaran Prinsip Kesantunan Bidal Kesetujuan
Prinsip kesantunan bidal kesetujuan memiliki dua subbidal yaitu (1)
“Minimalkan ketidaksetujuan antara diri sendiri dan pihak lain!” dan (2)
“Maksimalkan kesetujuan antara diri sendiri dan pihak lain!”. Berikut ini tuturan
dalam penggalan wacana humor kartun Benny dan Mice yang mengandung
pelanggaran prinsip kesantunan bidal kesetujuan.
(100) KONTEKS: BENNY DAN MICE SEDANG BEKERJA
MENJADI JOKI DI JALAN RAYA, TETAPI
MEREKA MEMILIH-MILIH MOBIL YANG KAN
DITUMPANGI.
PENGENDARA: Joki ya Mas? Ayo ikut cepetan …
MICE : Bukan joki!! Enak aja …
(Data 38)
Tuturan Mice, “Bukan joki!! Enak aja …” dalam penggalan wacana (100)
mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal kesetujuan menjadi yang menjadi
sumber implikatur isbati membatalkan. Tuturan Mice melanggar prinsip kesantunan
bidal kesetujuan karena tidak memaksimalkan kesetujuan antara diri sendiri dengan
pihak lain, dalam konteks ini yaitu pengendara mobil. Prinsip kesantunan bidal kesetujuan memiliki dua subbidal yaitu (1)
“Minimalkan antipati antara diri sendiri dan pihak lain!” dan (2) “Maksimalkan
simpati antara diri sendiri dan pihak lain!”. Berikut ini tuturan dalam penggalan
wacana humor kartun Benny dan Mice yang mengandung pelanggaran prinsip
kesantunan bidal kesimpatian.
(101) KONTEKS : MICE MENDAPAT PANGGILAN TELEPON
DARI SEORANG TEMAN WANITANYA.
KARENA SINYAL JELEK, DIA PUN MENCARI
SINYAL KE SANA-KEMARI HINGGA BASAH
KUYUP KEHUJANAN.
SESEORANG: Temennya ya Mas?
BENNY : Bukan!
(Data 42)
Tuturan Benny dalam penggalan wacana (101), “Bukan!” mengandung
pelanggaran prinsip kesantunan bidal kesimpatian. Benny tidak bersimpati sama
sekali pada Mice yang sedang kesulitan mencari sinyal, bahkan tidak mengakuinya
sebagai teman.
(102) KONTEKS : MICE SEDANG MENCOBA TREN CELANA
BARU YANG SEMPIT PADA UJUNGNYA. DIA
MENGALAMI KESULITAN SAAT HENDAK
MELEPAS CELANA ITU. DIA PUN MEMINTA
BANTUAN BENNY
MICE : Tolong tarikin doong … aduuh … aduuh …
BENNY : Lagian seneng amat sih, menyiksa diri.
(Data 1)
Tuturan Benny pada penggalan wacana (102), “Lagian seneng amat sih,
menyiksa diri.” mengandung pelanggaran prinsip kesantunan bidal kesimpatian.
Pelanggaran prinsip kesantunan bidal kesimpatian ini menjadi sumber implikaturpercakapan. Alasannya karena Benny memaksimalkan antipati terhadap mitra tutur
melalui tuturannya dengan menyatakan kalau Mice adalah orang yang senang
menyiksa diri.