Jumat, 06 Desember 2024

penyakit unggas 2










 di dalam bahan 

organik. Pasteurella dan Mycoplasma dan beberapa jenis bakteri 

dapat juga hidup beberapa lama di luar tubuh. Lebih jelasnya Tabel 

7 diatas menggambarkan lamanyanya agen penyakit dapat bertahan 

di alam atau di luar tubuh inang. 

 

Ada pepatah mengatakan pencegahan lebih baik dari pada 

pengobatan. Program pencegahan penyakit merupakan salah satu 

program pokok pada peternakan saat ini, untuk menghasilkan 

sekumpulan ayam (flok) dalam keadaan (kondisi) sehat. Untuk 

itulah perlu kita pelajari macam-macam penyakit dan cara 

pencegahannya, sehingga sebelum terjadinya wabah suatu 

penyakit, telah secara dini mengetahui gejalanya dan upaya untuk 

pencegahannya. Dibawah ini akan diuraikan beberapa penyakit 

yang sering menyerang ternak unggas dan  pemicu nya. 

 

pemicu  Penyakit 

 PENYAKIT VIRUS 

Kebanyakan penyakit penting yang sering menyerang 

unggas yaitu  disebabkan oleh virus. 

 

Penyakit New Castle Disease. 

New Castle Disease/Tetelo/sampar ayam/Pseudo fowl 

pest/Pseudo vogel pest/Avian pneumoencephalitis/Cekah. 

 pemicu nya yaitu  Paramyzovirus hanya ada satu 

serotype dengan beberapa strain, yang sangat ganas sampai yang 

virulent. 

Diketemukan pertana kali di Jawa pada tahun 1926. Pada 

tahun itu juga diketemukan di New Cestle Disease Inggris, 

sehingga penyakit ini juga disebut dengan New Castle Disease. 

 


     7.a.                 7.b. 

Ilustrasi 7a. Viruas ND  

 7b. Ayam Mati sebab  ND .

 

  Tanda-tanda ayam yang terserang : 

Sangat bervariasi tergantung dari virulensi strain virus dan 

ketahanan tubuh ayam. Ada 4 tipe yang diketahui, yaitu 

1) Velogenik Viscerotropis New Castle Disease (VVND),  

2) Velogenik Neurotropic ND (VNND),  

3) Mesogenik ND (MND)  

4) Lentogenisc ND (LND) 

 

Keganasan (Pathogenis) nya yang berurutan mulai yang 

paling ganas 1 - 4. Tanda-tanda khususnya seperti pada Ilustrasi 7. 

 

 

 

 

 

 

Ilustrasi 8a. Muka bengkak 

 8b. Lesi-lesi pada Trachea, Usus dan Empedal 


 


1) Velogenic Viscerotropic New Castle Disease (VVND) 

Untuk ayam yang peka atau flock-flock yang tidak divaksin 

kematian dapat sangat vital mencapai 100 %. Periode inkubasi 

2 – 4 hari, penyakit dapat akut dan ayam dapat mati tanpa 

memperhatikan tanda-tanda terlebih dahulu. Terjadi 

pembengkakan, matam muka dan batang leher. Trachea 

berlendir, dan diarrhea berwarna hijau sangat hebat. Lesi yang 

menyolok pada bagian hemorrhagic berwarna merah yang 

menyolok sampai merah tua, sepanjang ususu juga 

proventriculus. 

 

2) Velogenic Neurotropic New Castle Disease (VNND) 

Pada ayam tanda-tanda hamper sama dengan Infectius 

bronchitis. Timbulnya penyakit mendadak dengan gejala 

pernafasan menonjol diikuti gejala saraf, yaitu berupa leher 

berputar-putar, kepala ditempatkan dibawah dada. Terjadi 

penebalan kantong udara, sering diikuti infeksi mycoplasma 

gallisepticum. Masa inkubasi 5 – 6 hari sampai 10 – 14 hari. 

Kematian bervariasi dari yang rendah sampai yang tinggi. 

Ayam dewasa menunjukkan gejala pernafasan, jaringan saraf 

dapat sakit atau tidak, kematian rendah. Produksi telur akan 

menurun drastic. 

 

3) Mesogenic New Castle Disease. (MND) 

Suatu penyakit pernafasan ringan pada ayam muda dengan 

gejala – gejala syaraf ringan, atau tidak ada. Tanda-tanda yang 

utama pada ayan dewasa yaitu  turunnya produksi telur. 

Beberapa virus dapat sering, dipakai  sebagai vaksin 

(Roakin, Kumarov). 

 

 

 

 

 

  a.      b. 

Ilustrasi 9a. Kepala muntir (Mahfudz, 2003) dan 

 9b. Lesi-lesi pada Trachea dan Proventriculus 

 

 

4) Lentogenic New Castle Disease (LND) 

Infeksi mungkin tidak memicu  gejala dan hanya dapat 

diketahui dengan serologic, (test serum dilaboratorium). 

 

  Penularan ND : 

Penularan tergantung pada jumlah dan luas suatu 

peternakan, kepadatan ayam, jenis ayam, petelur atau broiler, dan 

bentuk kandang dan lain – lain : 

1) Dibawa oleh orang. 

Orang kontak dengan ayam yang terinfeksi atau memasuki 

kandang yang tercemar, menjadi terkontaminasi virus, pada 

pakaiannya, tangan, tubuhm sepatu dan lain-lain. 

2) Lewatt udara (serosol) 

Penularan lewat udara yaitu  merupakan penularan yang 

sangat cepat, dapat terjadi diantara pen, kandang dan bahkan 

diantara flock pada suatu lokasi peternakan. 

 

3) Lewat alat-alat dan pakan 

Tempat makan, tempat minum, terutama disaluran makanan 

yang bersikulasi atau berputar (Automatic feeder). 

4) Unggas liar. 

Banyak unggas liar dan ayam kampong yang dapat merupakan 

pembawa penyakit ND. 

 

  Pencegahan : 

- Menjaga kebersihan dan melaksanakan program sanitasi yang 

baik. 

- bila  memasukkan ayam dari luar harus dikarantina dan 

dipelihara terpisah. 

- Program vaksinasi yang baik dan pelaksanaannya yang benar. 

 

  Pengobatan : 

- Sampai saat ini belum ada obat yang efektif untuk mengobati 

penyakit ND. 

 


FLU BURUNG (avian influenza) 

Merupakan penyakit pada unggas yang sangat ganas dan 

berdampak sangat merugikan. Menyerang ayam, itik, kalkun, 

angsa, puyuh, entok, merpati, perkutut, burung unta, sriti / walet, 

kakatua dan burung-burung lain termasuk unggas liar. 

Hewan peka yang terdeteksi positif AI di Indonesia yaitu  

ayam broiler, Layer, puyuh, itik, burung di Kebun Binatang, Babi 


 pemicu nya : Virus tipe A yaitu Orthomyxoviridae  


Sifat virus flu burung yaitu  tidak tahan panas, pada daging 

akan mati pada temperatur 80 °C selama 1 menit, pada telur akan 

mati pada temperatur 64 °C selama 4,5 menit. (Deptan RI, 2005) 

 

  Patogenesis 

Ada dua tipe keganasan (potegenis) virus flu burung, yang 

pertama yaitu  virus yang sangat ganas (HPAIV) dan virus yang 

tidak begitu ganas (LPAIV). HPAIV memicu  kem,atian 

tinggi, namun  LPAIV kematian rendah biasanya infeksi skunder. 

Berikut Ilustrasi  antara HPAIV dan LPAIV 

 

Avian Influenza Virus 

 

Unggas 

 

 HPAIV   LPAIV 

Alat pernafasan dan Alat pernafasan dan 

Pencernaan Pencernaan 

 

 Viremia Infeksi sekunder Tdk infeksi sekunder 

 

 Seluruh jaringan 

          Kematian tinggi Kematian Tdk ada kematian 

               40-100% rendah 3-5% 

 

Ilustrasi 10. HPAI virus dan LPAI virus (Sudarmo, 2003 

 

   Gejala Klinis 

HPAI = High potency Avian Influenza 

- kematian mendadak 

 


- Kelemahan, cangkang telur lembek, diare profus, keluar 

leleran dari hidung dan mulut 

- Pial dan gelambir mengalami pembengkakan dan berwarna 

kebiruan (sianosis).  

- Edema bawah kulit sekitar leher sering pula dijumpai pada 

penyakit AI. 

- Pendarahan meluas atau bintik-bintik sering dijumpai pada  

mukosa trakea, proventrikulus, usus, lapisan lemak, otot dada 

dan kaki. 

 

LPAI = Low patogenic Avian Influenza 

- Pada AI yang kurang ganas, gejala pernafasan lebih menonjol 

disamping depresi, kurang nafsu makan, produksi telur turun, 

pembengkakan pada kepala terrmasuk pial dan gelambir. 


   Perubahan Patologi 

Pada Ayam 

  Mungkin tidak ditemukan lesi pada kasus yang mati secara 

tiba-tiba. 

  Kongesti berat pada otot. 

  Dehidrasi. 

  Edema subkutan pada daerah kepala dan leher. 

  Leleran ekskresi dari hidung dan mulut. 

  Kongesti berat pada konjungtiva mata, kadang-kadang ditambah 

petechie. 

 

 


 

 

      a.               b. 

Ilustrasi 11a. Kepala ayam terserang AI    11b. Ayam mati 

terserang AI 

 

 

 

 

 

 

 

a.                                              b. 

Ilustrasi 12a. dan 12b. Kaki ayam mati yang terserang AI 

 

 

 

 

 

 

a.                                  b                                  c 

Ilustrasi 13a. Dada      13b. Proventriculus 

 13c. Perut Ayam yang terserang AI 


  Cairan eksudat dalam trachea atau dapat juga ditambah 

hemorragik   tracheitis. 

  Petechie pada sternum, pada serosa dan lemak abdominal, 

permukaan  serosa dalam rongga tubuh. 

  Kongesti berat pada ginjal dan kadang-kadang ditambah deposit 

urat  dalam  tubuli ginjal. 

  Hemorragi dan degenerasi ovarium. 

  Hemorragi pada permukaan mukosa proventrikulus, terutama 

pada batas  dengan gizard. 

  Hemorragi dan erosi pada garis dari gizard. 

  Foki hemorragik pada jaringan limfoid usus. (Haryono, 2005) 

 

  Cara Penularan 

- Cairan/ lendir yang berasal dari lubang hidung, mulut, mata 

(konjungtiva), dan lubang anus (tinja) dari unggas yang sakit 

ke lingkungan. 

- Kontak langsung dengan ayam sakit. 

- Secara tidak langsung melalui pakan, air minum, pekerja 

kandang, dan peralatan peternakan, rak telur, keranjang ayam 

dan alat transportasi yang tercemar AI. 

- Unggas air yang berperan sebagai reservoir virus AI melalui 

virus yang ada pada saluran intestinal dan dilepaskan melalui 

kotoran.  

 

  Pencegahan dan Pemberantasan 

- Peningkatan Biosekuriti 

- Biosekuriti dilakukan antara lain dengan: isolasi, kontrol lalu 

lintas ternak/ orang/ alat/ kendaraan dan  peningkatan sanitasi. 

- Intensifikasi pengamanan lingkungan (untuk peternak rakyat, 

agar terrnaknya tidak diumbar, namun  supaya dikandangkan). 

- Semua ternak yang mati harus dikubur dengan kedalaman ± 1 

m dan diberi kapur/ dibakar. 

- Semua ternak tidak sehat (sakit) harus dimusnahkan (stamping 

out).  

 Ternak-ternak unggas yang masih sehat dilakukan 

vaksinasi secara rutin. 

 Menjaga kesehatan pekerja kandang, antara lain dengan 

memakai masker N95, kacamata renang, sarung tangan, 

sepatu boot dan mencuci tangan sesering mungkin. 

 

  Pengisian Kembali (Restocking) 

- Peternak diperbolehkan mengisi kandangnya kembali 30 hari 

sesudah  pengosongan kandang. 

- Sebelumnya harus sudah dipastikan semua tindakan 

dekontaminasi (desinfektasi) dan disposal 

(pembakaran/penguburan) sesuai procedure telah dilaksanakan 

dengan seksama. (Deptan RI, 2005) 

 

 CACAR AYAM (Fowl Pox) 

Penyakit cacar disebabkan oleh virus, asa 4 tipe virus yang 

diketahui, yaitu Fowl pox, Turkey pox, Pegion pox dan Canary 

pox. Tanda – tanda ayam yang terserang. 

- Mual – mual ada cairan keluar dari mata, lubang hidung 

selanjutnya disusul bintik-bintik kecil yang mula-mula 

berwarna keabua-abuan pada jengger, pial dimuka, dan merata 

kebagian kulit seluruh tubuh terutama pada bagian yang tidak 

berbulu. (Cacar kulit/modular). 

- Bintik-bintik dapat pada mulut, rongga hidung, lidah, 

oesophagus dan tembolok (cacar diphteritic/pox basah). 

 

 


 

 

 

a.                                              b. 

Ilustrasi 14a. Jengger ayam terserang fowl pox dan  

 14b. Lesi muka ayam terserang fowl pox 

 

 

 

 

 

 

 

 

      a      b    

Ilustrasi 15a. Pial ayam terserang fowl pox. 

 15b. Paru ayam terserang fowl pox 

 

 

 

 

 

 

 a b 

Ilustrasi 16a. Hati ayam terserang fowl pox 

 16b. Ovarium ayam terserang fowl pox 

 

  Pencegahan / pemberantasan : 

- Menjaga kebersihan kandang dan peralatannya. 

- Sebelum ayam dating, kandang harus sudah siap dan 

didesinfektan. 

- Kalau ada ayam yang sakit segera dipisahkan dari 

kelompoknya, juga jangan sampai stress. 

- Vaksinasi yang baik. Pada saat ayam umur 5 minggu, dengan 

metode tusuk ayam. 

 

  Pengobatan : 

- Bintik – bintik dibersihkan lebih dahulu dicuci dengan air 

panas atau alkohol dan diberi iodium atau methylen blue. 

 

CRONIC RESPIRATORY DEASES (CRD) 

Merupakan suatu penyakit pernafasan yang menyerang 

trachea, paru-paru dan kantong udara.  pemicu nya yaitu  

Mycoplasma gallisepticum atau plouropneuomoni like organisme 

(PPLO). 

 


Penyakit ini bila tidak ada komplikasi dengan penyakit lain 

biasanya ringan. 

  Tanda-tanda: 

- Ngorok, keluar cairan kental (exudat) dari hidungnya dan 

batuk-batuk/bersin. 

- Terjadi hambatan pertumbuhan pada ayam grower dan 

penurunan produksi pada ayam dewasa, lebih hebat halini kalu 

terjadi pada ayam-ayam muda. 

- Kantong udara menebal, suram, berbusa dan berkeju. Hati dan 

jantung seperti berselimut. 

 

  Penularan : 

- Penularan ayam yang dipelihara secara individu (tidak 

berkelompok) lambat, terjadi 1 minggu sampai dengan 1 bulan. 

- Ayam yang mampu bertahan menjadi sebab terjadinya ayam-

ayam lainnya. Sekali penyakit ini menyerang, tak akan lenyap 

dari suatu flock secara spontan. Biasanya sampai berbulan – 

bulan bahkan dapat menahun. 

- Penularan dapat juga melalui embrio, udara dan burung – 

burung yang lewat atau transit. 

 

  Pencegahan : 

Ada beberapa macam antibiotika yang biasanya dipakai  

untuk mengobati penyakit ini, antara lain : 

- Tylosin 0,05 % melalui air minum. 

- Doxycyclin atau CTC Soluble 200 PPM dalam air minum. 

- Lincospectin 75 gram per 100 liter air minum. 

- Obat-obat lain sepertoi Terramycin, Streptomycin dicampur 

dalam makanan, air minum atau melalui injeksi. 

- Kebersihan kandang, peralatan dan lingkungannya. 

- Seluruh breeding farm primer harus bebas dari CRD, sebab  

penyakit ini dapat ditularkan secara vertical. Mencegah 

terjadinya infeksi sekunder 

 

INFECTIUS BURSAL DESEASE (IBD) 

Penyakit ini juga disebut Gumboro, sebab  pertama kalali 

diketemukan didaerah Gumboro, Deleware Amerika Serikat pada 

tahu 1926. Penyakit ini disebabkan oleh virus RNA yang 

diklasifikasikan dalm dipornavirus, menyerang bursa. 

Diketemukan pertama kali didaerah Gumboro, Delaware, USA. 

Sehingga disebut penyakit Gumboro, sinonim dengan IBD sampai 

saat ini. 

Ayam merupakan satu-satunya spesies yang dpat terinfeksi, 

penyakit ini sangat menular, masa inkubasinya 24 jam dan gejala 

klinis akan terlihat 2-3 hari sesudah  terinfeksi. Pada tahun 1926 

dilaporkan oleh Cosgrove, bahwa penyakit ini menyerang ginjal, 

sehingga pertama kali disebut dengan Avian Neprosis. 

 

  Tanda-tanda ayam yang terserang : 

- Kecenderungan ayam mematuk pantatnya. 

- artikel  bagian pantat mengeras. 

- Diarrhea berwarna keputihan dan encer. 

- Bulu kusam menggigil, kelemahan secara umum kemudain 

mati. 

- Pada ayam-ayam yang peka, mortalitas akan mencapai 

puncajnya dalam waktu 5-7 jari kemudian menurun. 

- Sering terjadi hemorhagi pada otot-otot paha dan dada. 

- Terjadi peningkatan produksi mucus pada usus dan ginjal 

membengkak. 

 

 Ilustrasi 17 a. Virus IBD 17b. Ayam terserang IBD 

 

 

 

 

 

 

Ilustrasi 18a. Bursa ayam bengkak 

 18b. Telur dari yang terserang IBD 

 

  Penularan : 

- Dapat ditularkan mellaui embrio. Induk yang terinfeksi maka 

telurnya akan terinfeksi. 

- Dari ayam yang terinfeksi kea yam yang sehat. 

- Peralatan kandang 

  Pencegahan : 

- Immunisasi breeder farm. sebab  induk yang kebal akan 

diturunkan kepada DOC, hal ini akan melindungi inveks awal 

IBD. Sehingga mencegah immuno suppression. Karen a 

penyakit IBD memicu  timbulnya/terjadinya penurunan 

kekebalan. 

- Vaksinasi ayam muda pada daerah yang tercemar, dikakukan 

pada umur 2 minggu. 

  Pengobatan : 

- Tidak ada obat khusus, hanya kasus produksiadam urat yang 

berlebihan pada ginjal danusus besar dapat diobati dengan 

moase 6 % dalam air minum, diberikanair minum sebanyak-

banyaknya. 

 

MAREKS (Mareks Dease) 

 pemicu nya yaitu  virus dari golongan Herpes. Virusnya 

intranuclear dan pada umumnya tidak sempurna, yakni tidak penya 

selubung luar. Sehingga tidak dapat hidup diluar sel inang (host) 

dan disebut “Sel asosiated”. Ayam merupakan satu-satunya inang 

utama (mayor host) dedangkan Kalkun biasanya virusnya tidak 

pathogen. 

Infeksi terjadi diberbagai jaringan seperti hati, limpha 

ginjal, bursa fabrichus, gonad dan lain-lain. bila  infeksi terjadi 

disel epitel kulit, dibagian folikel bulu, virus memperoleh selubung 

luar dari sel inangnya dan menjadi sangat stabil dilingkungan 

peternakan. 

Selain DOC yang baru menetas pada hakekatnya 100 % dari 

ayam terinfeksi oleh virus ini. bila  ayam yang terinfeksi 

membentuk tumor-tumor, maka ayam ini  disebut 

“berpenyakit”. 

 

 

 

 

 

 

Ilustrasi 19a. Anak ayam dan 

 19b. Ayam dewasa terserang Mareks 

 

 

 

 

Ilustrasi 20a. Hati ayam terserang Mareks 

 20b. Karkas ayam terserang Mareks 

 

Sebagian besar tumor terbentuk pada jaringan epitel (kulit), 

viscera (jerohan) seperti hati, limpa, proventriculuc, ginjal, 

pancreas dan sebagainya. Syaraf periper selalu terkenan sehingga 

timbul paralysis keher, sayap dan kakai. Bila syaraf mata terkena, 

bentuk iris (selaput pelangi) menjadi tak teratur dan mengalami 

pengkerutan, ayam akan menjadi buta. 

Sebagian besar tumor-tumor dapat saja berkurang dan 

lenyap atau bahkan membesar sampai menjadi kematian. Kematian 

sebab  penyakit marek ini minimal sampai umur 10 minggu, 

namun kadang-kdang sampai 12 – 18 minggu. Danberakhir pada 

umur 24 minggu, pada saat ini unggas yang rentan telah mati. 

 

  Penyebaran Penyakit : 

Penyakit marek, merupakan penyakit yang paling menular 

diseluruh dunia, dan penyebaranya oleh angina, manusia, peralatan 

dan sebagianya, tidaklah mungkin dikendalikan. Setiap bulu yang 

terbang, debu, mobil ayam, manusia terkontaminasi, oleh virus 

marek. 

Anak ayam yang baru saja menetas bebas dari virus ini, 

namun segera terinfeksi sesudah  anak ayam diambil dari mesin, 

didalam brooding. Pada kandang yang bersih dan didesinfektan 

infeksi dapat ditunda sampai 1 minggu. Dengan demikian kandang 

yang bersih masalahnya tidak begitu sulit, sebab  adanya 

kesempatan vaksin marek yang diberikan hatchery untuk berfungsi 

membentuk kekebalan sebelum terjadi infeksi virus telur. 

Virusnya tidak ditularkan/ditransmisikan lewat teluur, virus 

masuk ke harchery/penetasan melalui tray telur yang 

terkontaminasi, yang memicu  terjadinya infeksi pada ayam 

tetasan sesudah  menetas. 

 

  Tanda-tanda ayam yang terserang : 

- Terbentuknya tumor-tumor pada ayam dibawah umur 18 

minggu, kebayakan pada umur 16 minggu, selalu disebabkan 

oleh penyakit marek. 

- Pada pemeriksaan bursa ayam dewasa akan terlihat bursa 

mengecil sedang pada lymphoid leucosis bursa seperti kanker. 

 

Tabel 8. Perbedaan tanda-tanda Penyakit Marek dengan 

Lymphoid Leukosis 

Item Lymphoid 

Leukosis 

Marek 

- Umur yang diserang 

- Paralisis/peresis 

- Syaraf periper 

- Bursa vabricius 

- Tumor otot dan kulit 

- Infiltrasi saraf periper 

- Cuffing dalam subtansi 

putih cerebellum 

- Proliferasi sel dalam 

bursa fabrcius 

16 minggu 

Tumor moduler 

 

Dalam folikel 

4 minggu 

Positif 

Positif 

Menyebar/atrpoi 

Ada 

Positif 

Positif 

 

Antara folikel 


  Pencegahan penyakit : 

- Sanitasi, dengan desinfektan halaman, kandang dan peralatan 

gunakan litter baru untuk setiap kelompok. 

- Desinfektan yang baik yaitu  : Iodine, dan Formaldehyde, 

sebab  efektif membasmi virus. Misalnya Sani-squad. 

- Menjaga agar FOC tidak terekspose dengan virus marek. 

- Vaksinasi terhadap marek dilakukan pada DOC, sesudah  

menetas. 

- Menjaga ayam agar tidak stress. 

 

Pengobatan : 

- Belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini, bila ada gejala 

penyakit ini ayam segera diafkir. 

 

. INFECTIUS LARYNGO TRACHEALITIS  (ILT) 

 pemicu nya yaitu  virus harpes. Pertama kali 

diketemukan oleh May dan Tittles pada tahun 1925 dii Rhod 

Isalnd. Pada umumnya menyerang ayam, kalkun dan merak jarang. 

Bentuk penyakit ini dapat ringan atau akut, dengan cepat akan 

meluas sebagai penyakit pernafasan pada ayam dewasa dan dara 

atau ayam umur lebih dari 4 minggu. Masa berjangkitnya penyakit 

6 – 12 hari. Mortalitas terjadi kira-kira 2 minggu. 

 

  Tanda – tanda Penyakit : 

- Gejala pernafasan menonjol, pada waktu bernafas kepala di 

julurkan ke atas, bersuara, batuk-batuk, memekik, keluar air 

mata dan leleran dari hidung. 

 

 

 

Ilustrasi 21a. Ayam terserang ILT sulit bernafas 

 21b. Muka bengkak mata tertutup  

    

- Produksi telur dapat turun sampai 12 %, pada umumnya akan 

pulih kembali sesudah  30 hari, sebab  tidak ada kerusakan yang 

permanent pada indung telur. 

- Virus yang tidak ganas dapat menyebebkan peradangan pada 

kelopak mata. Mata meradang merah dan kadang-kadang dapat 

memicu  kebutaan. 

- Lesi-lesi terbatas pada trachea, laryng, mata dan kantung 

udara. Kadang-kadang terjadi pendarahan ditrachea, sehingga 

trachea tersumbat, yang dapat berakibat kematian sebab  ayam 

tidak dapat bernafas. 

 

  Penularan : 

- Lewat orang dan alat-alat. 

Virus dapat ditularkan oleh orang atau alat yang 

terkontaminasi dengan ayam yang infektan. 

- Udara. 

Virus dibebaskan saat unggas bernafas, dan terjadi pemindahan 

scara cepat lewat udara antara ayam-ayam dalam satu kandang. 

- Pencampuran antara ungga yang sehat dengan yang terinfeksi, 

atau ungga yang telah sembuh dari penyakit ILT. 

- Lain-lain. Virus ILT telah diketahui dapat than hidup di suatu 

lingkungan, sehingga bila  unggas peka akan tertulari. 

 

  Pencegahan  : 

- Desinfektan, kandang dan peralatannya dengan 3 % cresol atau 

1 % NaOH merupakan zat yang potensial untuk membasmi 

virus. 

- Dengan vaksinasi ILT, sebab  masa inkubasi 6 – 12 hari 

sedangkan terjadinya kekebalan sesudah  vaksinasi, dalam 

waktu 6 hati. Maka vaksinasi pada kelompok yang belum 

terinfeksi dapat mencegah timbulnya penyakit. Vaksinasi ayam 

broiler tidak dianjurkan, namun  pada ayan petelur dilakukan dua 

kali, pada umur 6 – 8 minggu dandiulangi pada umur 16 – 18 

minggu, diberikan secara tets mata. 

 

 

  Pengobatan : 

- Belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini. Antibiotika 

dan vitamin diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi 

sekunder. 

 

LYMPHOID LEUCOSIS (LL) 

 pemicu nya yaitu  sejenis virus golongan lymphoid 

leucosis. Yang terdiri dari bermacam-macam tipe, dapat menyerang 

secara bersama-sama, sehingga akaibat yang ditimbulkan sangat 

komplek. Virus ini akan cepat mati diluar tubuh inangnya. Organ 

yang diserang kebayakan yaitu  viscera seperti hati, limpa dan 

ginjal. 

 

 

Ilustrasi 22. Ayam Terserang Lymphoid Leukosis 

 

  Tanda-tanda penyakit : 

- Dimulai terbentuknya tumor ppada bursa fabricius dan 

lokaliasi tetap disitu sampai terjadinya atropi pada saat dewasa 

kelamin. 

- am kelihatan pucat dan kurus. Ayam yng diserang tidak 

mampu berproduksi. 

 

  Pencegahan : 

- Menjaga kebersihan kandang dan peralatannya. 

- Menjaga ayam agar tidak stress. 

Pencegahan : 

-  memberi  antibiotikan, vitamin/anyi stress tidak terkjadi 

infeksi sekunder. 

 

INFECTIUS BRONCHITIS (IB) 

Penyakit pernafasan yang disebabkan oleh sejenis virus, 

Corona virus, diketahui ada lebih dari 20 serotype. 

Peneyebarannya sangat cepat, dapat menyerang ayam umur 

3 – 4 minggu. Masa inkubasi 16 – 36 jam, penyebaran penyakit 10-

14 hari. Kematian rendah bahkan nol pada segala tingkat umur, bila 

tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lain atau stress. 

 

 

 

 

 

 

 

Ilustrasi 23. Telur dari Ayam yang Terserang IB. 

 

Infeksi pada ayam dibawah umur 1 minggu menyebab kan 

kerusakan uterus secara permanent, sehingga ayam tidak dapat 

bertelur (pada layer). Juga mengakibatkan kerusajab ginjal yang 

disebut dengan “nephrosis”. 

 

  Gejala-gejala ayam yang terserang : 

- Pada grower terjadi gangguan pernafasan yang ringan, bila 

tidakada komplikasi. 

- Pada ayam dewaasa terjadi penurunan produksi telur yang 

drastic, dalam waktu 5 hari produksi dapat turun dari 60-90 % 

produksi menjadi 5-20 %. Kualitas telur jelek, kerabang 

lembek, berkerut, bentuk tidak normal, ukuran kecil, 

pigmentasi kurang dan kualitas albuminnya jelek. 

 

  Penyebaran : 

- Penyebaran yang paling banyak melalui udara sesudah  virus di 

luarkan (dibatukan), terjadi antara pen ke pen atau kandang-

kandang bahkan dapat antara flock. 

- Penyebaran antara farm-farm, tergantung jarak antara farm, 

arah angina, sinar matahari dan jumlah virus diudara. 

 

  Pencegahan : 

- Sanitasi lingkungan dan kandang dan  peralatannya. 

- Karantina ayam yang baru datang dan yang sakit. 

- Vaksinasi dengan vaksin Bronchitis. 

 

  Pengobatan : 

- Belum ada obat untuk oenyakit ini yang efektif. 

- Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan vitamin dan 

makanan yang baik dan  minum yang cukup. 

 

AVIAN ENCOPHALOMEYLITIS VIRUS  (AEV) 

   pemicu nya. 

Disebabkan oleh Avian Encephalomeylitis Virus (AEV) 

golongan Picorna yang mempunya struk RNA berantai tunggal 

(ssRNA) dan tidak beramplop. 

AEV termasuk genus hepatovirus dan hanya memiliki satu 

serotipe. AEV memiliki 2 patotipe, yaitu strain lapang yang bersifat 

enterotropic (mempengaruhi saluran pencernaan) danstrain embryo 

adapted yng bersifat neurotropic (mempengaruhi atau menyerang 

jaringan syaraf). 

 

- Strain Lapang 

Merupakan virus lapang alami yang masuk melalui oral 

(mulut) dan dikeluarkan bersama feses. Strain ini tidak patogen, 

kecuali pada ayam yang pernah terinfeksi dari induk. Strain ini 

yang biasa dipakai  untuk vpembuatas vaksin, seperti strain 

Colnek yang bersifat enterotropic. 

 

- Strain Embyio adapted 

Strain ini yang paling banyak dikenal yaitu  strain Van 

Roeckel (VR). Strain Van Roeckel tidak dapat ditularkan secara 

horizontal, melainkan hanya secara vertikal¸kecuali dalam dosis 

yang tinggi. 

Ayam yang terserang strain ini menunjukan gejala syaraf 

ysng khas dan patogen bagi embrio. Strain embryo adapted tidak 

dapat dijadikan virus vakisin aktif, sebab  kemampuan 

patogenesisnya akan hilang kalau amsuk saluran pencernaan, 

sehingga tidak efektif lagi. 

   

Ilusrtrasi 24. a. DOC terinfeksi  AE 

 24. b. tremor kepala – leher 

 

  Gejala Klinis 

Gejala syaraf yang khas biasanya ditunjukan pada ayam 

muda umur 23 – 3minggu, seperti tremor mulai otot kepala sampai 

leher, kelumpuhan, ataksia, ayam tengkurap seperti sujud dan hock-

sitting. Tremor akan semakin parah pada ayam dalam kondisi stres. 

Pada ayam yang terinfeksi umur siatas 3 minggu biasanya tidak 

menunjujkan gejala syaraf. 

Pada ayam muda kurang dari 2 minggu bila  gejala klinis 

muncul berarti terinfeksi melalui telur (secara vertikal dari induk). 

Namun gejala klinis muncul lebih dari 2 mingu berarti terinfeksi 

secara horizaontal. 

  

Ilustrasi 25 a. Anak ayam AEV. 

 25 b. Ayam petelur dewasa treserang AEV 

 

Bila menyerang ayam petelur akan terjadi penurunan 

produksi telur yang bersifat sementara sebanyak 5 – 10%, 

namuntidak diikuti dengan gejala syaraf. Pada ayam pembibit 

(breeder) selain terjadi penurunan produksi juag terjadi penurunan 

daya tetas. 

 

Ilustrasi 26. Gejala hock-sitting pada penderita AEV 

 

  Penularan. 

Penularan AE paling banyka melalui telur dari induk yang 

terinfeksi kepada anaknya. Selain ditularkan secara vertikal 

penyakit AE juga dapat ditularkan secara horizontal (dari ayam 

sakit ke ayam sehat, baik secara langsung maupun tidak langsung) 

dengan masa inkubasi 10 hari sejal virus masuk ketubuh ayam. 

Penularan secara horizontal terjadi pada ayam dewa dan tidak 

menunjukan gejala syaraf yang khas.   

Virus Picorna cepat tersebar luas sehingga jika seekor ayam 

terserang cepat menyebar menulari seluruh kelempok ayam  dalam 

satu area perkandangan. Reaksi ayam yang tertular bermacam-

nacan tergantung daya tahan masing-masing individu ayam. Telur 

dari ayam yang tertular dalam waktu 1 – 7 hari dapat mengandung 

virus AE. 

 

  Pencegahan. 

- Beli DOC dari perusahaan pembibitan yang telah melakukan 

vaksinasi AE pada induknya. 

- Melakukan vaksinasi AE memakai  vaksin yang baik pada 

umur 10 -14 minggu. Dilakukan vaksinasi ulang pada ayam 

petelur guna mencegah menurubnnya produksi telur. 

 

  Pengobatan 

Tidak ada pengobatan yang dapat mengobati penyakit AE. 

Bila menemukan kejadian ini yaitu  segera diafkir ayam yang sakit 

untuk mencegah meluasnya penyebaran. 

Segera perketat biosekuritidan berikan n utrisi yang baik 

berikan Vita stress. Mencegah terjadinya infeksi skunder dengan 

beberapa suplement vitamin dan mineral. 

 

CHICKEN ANEMIA VIRUS (CAV) 

Chicken Animia Virus (CAV) atau yang dikenal sebagai 

anemia agent (CAA), haemorrhagic, anemia dermatitis atau blue 

wing disease merupakan penyakit viral menular yang bersifat akut. 

CAV umuny menyerang ayam muda ditandai dengan anemia 

aplstika (anemia yang tidak dapat dipulihkan kembali) dan atropi 

organ limfoid sehingga memicu  kondisi imunosupresi. 

CAV tidak secara sepesifik merusak sel limfosit, namun  

memicu  pengecilan atau susut sumsum tulang dan organ 

limfoid, sehingga pembentukan sel limfoid yang berperan dalam 

kekebalan tubuh menjadi terganggu. 

CAV sering ditemukan dipeternakan yang intensi termasuk 

di Indonesia. Mortalitas yang terjadi akibat infeksi CAV sekitar 5 – 

15% dan dapat meningkat mencapai 60% jika diikuti infeksi 

skunder, seperti Aspergillosis, Gumboro, Koksidiosis, dermatitis 

genggroneous, inclusin body hepatitis atau menejemen 

pemeliharaan yang buruk. 

Penyakit CAV memiliki arti yang penting sehubungan 

dengan mortalitas yang tinggi, gangguan pertubuhan ayam (ayam 

menjadi kerdil), dan  kepekaan terhadapberbagai penyakit. 

 

  Penyebaran 

CAV pertama kali siketemukan di Jepang oleh Yuasa 

(1976) merupakan virus DNA rantai tunggal yang tidak beramplop 

memiliki ukuran 26 – 26,5 ηm, berbentuk kosahedral termasuk 

dalam famili Circovidae, genus Gyrovirus, Vierus CAV tahan 

terhadapa panas ethil ether dan chloroform. 

Virus CAV dapat diinaktivasi dengan formaldehyde 5%, 

dengan iodine atau hypochlorine 10%. In aktif pada suhu 100 °C 

selama 15 menit dan pada suhu 70 °C selama 1 jam. 

 


  Gejala klinis 

Masa inkubasi secara alami tidak diketahui secara pasti, 

walau gejala klinis dan lesi dapat terlihat sejak ayam berumur 10-

14 hari dn meningkat pada umur 3-4 minggu. 

Target utama seranganCAV yaitu  sel-sel hemositioblas 

(bakal sel darah merah, sel darah putih dan sel pembeku darah) 

yang ada disumsum tulang dan bakal sel limfosit-T dalam Thymus.  

Gejalas klinis akan terlihat jelas pada ayam yang berumur 10-14 

hari (dibawah 3 minggu), yaitu anemia yang ditandai dengan 

hambatan pertumbuhan dan  muka, pial dan jengger pucat. 

Perdarahan yang menyebar (echymose atau difus) hingga wrna 

kebiruan pada kulit sering diketemukan, sehingga disebut blue 

wing - disease.  Bila diikuti dengan infeksi lain misalnya 

Clostridium sp. akan keluar eksudat dan peradangan pada kulit 

akibat matinya sel atau nekrosis, keadaan ini  disebut 

dermatitis gamggrenosa. 

   

Ilustrasi 27. CAV terjadi perdarahan yang menyebar 

 

Infeksi CAV juga memicu  imunosupresi yangat kuat, 

hal ini memudahkan terjadinya infeksi skunder oleh 

mikroorganisme lapang. Ayam umur kurang dari 10 hari yang 

terinfeksi CAV kadang tidak menunjukan gejalka klinis yang jelas 

hanya muncul gejala klinis umum akibat kondisi imunosupresi 

yang timbul, seperti dehidrasikelemaahan umum dan reaksi 

mengantuk yang hebat. 

Puncak gejala amnemia muncul 14-16 sesudah  terinfeksi 

dengan nilai hematokrit 6-27% (normalnya 30-40%) yang artinya 

leevel trombosit dan darah putih berkurang, akibatnya darah 

menjadi lambat membeku. Sedang ayam umur diatas 3 minggu 

gejala klinis nya tidak tampak (subklinis. 

 

  Penularan 

Infeksi CAV terjadi pada sedmua umur dan dapat ditularkan 

secara vertikal maupun horizontal. Penularan vertikal dapat terjadi 

secara trans-ovarial pada telur tetas (hatching egg), yang tidak 

mengandung antibodi dari induk. DOC yang terkontaminasi CAV 

secara vertikal dapat menjadi sumber kontaminan secara 

horizaontal ke DOC lain yang tidak mendapat antibodi maternal 

terhadap CAV. 

 

  Pencegahan. 

Praktek manajemen yang baik untuk mencegah infeksi 

CAV melalui sanitasi/desinfeksi yang ketat dan program 

pencegahan terhadap penyakit imunosupresif. Beberapa langkah 

yang perlu dilakukan. 

- Seleksi ketat terhadap ayam yang lemah dan menunjukan 

gejala ngantuk yang hebat sedini mungkin, termasuk ayam 

yang terindikasi omphalitis. 

- Meminimalisir faktor-faktor stress yang dapat memperparah 

kondisi ayam. Pemberian multivitamin (Vita stress, Solvit stau 

strong n Fit) dapat membantu meningkatkan stamina dan 

mempercepat proses kesembuhan. 

- Penerapan biosekuriti yang ketat, terutama tindakan yang dapat 

menekan populasi bibit penyakit disekitar ayam, seperti 

sanitasii kandang secara rutin dan desinfeksi air minum. 

 

  Pengobatan 

Belum ada obta yang sepesifik, pemberian antibiotik 

bertujuaan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Saat terjadi 

kasus penyakit dianjurkan penyemprotan desinfektan dilakukan 

setiap hari untuk mengurangi populasi bibt penyakit dikandang 

memakai  antisep 

 

EGG DROP SYNDROME (EDS) 

Egg drop syndrome (EDS)’76 merupakan penyakit infektius 

organ reproduksi pada ayam di masa bertelur yang ditandai dengan 

penurunan produksi telur, kegagalan mencapai pun cak produksi, 

deformitas bentuk telur  dan gangguan pigmentasi kerabang telur, 

namun ayam tidak menunjukan gejala klinis. Pada tahun 1974 

antibodi terhadap EDS terindikasi pada bebek. Kemudain 

ditemukan juga serangan EDS pada parent stock ayam pedaging di 

Belanda dan virus  pemicu nya diisolasi pertama kali di Irlandia 

Utra tahun 1976. Virus yang terindifikasi yaitu  Adenovirus BC14 

dan BC127. 

Egg drop syndrome dilaporkan hanya menyerang ayam 

petelur dimasa produksi, namun virus EDS dapat diisolasi dari 

berbagai jenis unggas lainnya, misalnya itik dan angsa. Penyakit ini 

sangat merugikan peternak sebab  penurunan kuantitas dan kualitas 

telur, kenaikan feed conversion ratio (FCR)  dan peningkatan biaya 

penanganan penyakit. Penyakit ini menyerang ayam beberapa 

minggu sebelum dan sesudah  puncak produksi. Penurunan produksi 

dapat mencapai 10-40% dengan tingkat mortalitas rendah bahkan 

tidak ada. 

 

   pemicu nya. 

Penyakit EDS disebabkan oleh Adenovirus. Virus EDS 

termasuk dalam virus double stranded-DNA (ds-DNA), tidak 

beramplop berbentuk ikosahrdral 76-80 ηm dan tidak memiliki 

lapisan lipid billayer.  Virus EDS tahan terhadap dichloroform, 

sodium deoxycholate, trypsin, phenol 2%, alkohol 50% dan pH 3-

10, namun dapat diinaktivasi dengan desinfektan golongan 

aldehyde. Adenovirus dapat juga diinkativasi dengan pemanasan 

pada suhu 60 °C aelama 30 menit. 

 

  Gejala 

Pada umumny ayam terlihat sehat, namun kadang 

diketemukan ayam yang lesu dan mengaklami diare yang tidak 

spesifik. Para peneliti menyatakan diare berasal dari eksudat yang 

dikeluarkan oviduct dan bercampur dengan feses ayam. Jika virus 

EDS menginfeksi ayam pada awal produksi akibatnya ayam tidak 

akn mencapai puncak produksi. Sedang jika virus EDS menyerang 

ayam sesudah  puncak produksi, maka ayam akan mengalami 

penurunan produksi jauh dibawah standar normal. 

Gejala klinis EDS akan muncul sesudah  7-9 hari 

terinfeksivirus. Gejala yang muncul pertama kali hilangnya pigmen 

kerabang telur, kemudian diikutinkerabang tipis, kerabang lunak 

bahkan telur tidak berkerabang. 

 

 

Ilustrasi 28. Ayam terserang penyakit EDS kerabang tipis bahkan 

tidak berkerabang.  

 

Ilustrasi 29. Ayam terserang penyakit EDS kerabang tipis bahkan  

tidak berkerabang EDS kerang tidak berpigmen 

bentuk tidak beraturan 

 

  Penularan 

Penulaeran EDS dapat terjadi secara vertikal maupun 

horizontal, sedang penularannya ada 3 tipe, yaitu klasik, enzooti 

(endemi) dan sporadik. 

1) Penularan virus EDS bentuk klasik terjadi secara vertikal yaitu 

dari induk ke anaknya.  

2) Sedang bentuk endemikterjadi jika virus yang menyebar dapat 

menular secara horizontal dan mencemari suatu daerah.  

3) Sedang pwenularan bentuk sporadik terjadi akibat adanya itik 

atau angsa yang menularkan virus EDS pada ayam komersial 

melalui air minum yang tercemar oleh feses yang mengandung 

virus EDS. 

 

Anak ayam yang terinfeksi in-ovo (secara vertikal) akan 

terinfeksi secara laten dan gagal membentuk antibodi terhadap EDS 

sampai ayam dewasa, meskipun dapat memproduksi telur hingga 

lebih 50%. Namun ayam dapat menularkan virus secara horizontal 

ke ayam yang sehat. Pada tahap ini virus EDS akan disebarkan 

(sheedding) secara cepat. 

Virus EDS yang telah menyebar akan mencemari suatu 

daerah sehingga daerah ini  menjadi daerah endemik EDS. 

Telur yang dihasilkan oleh ayam yang terserang EDS juga menjadi 

media penularan, sebab  didalam maupun dipermukaan telur 

mengandung virus EDS. Virus-virus ini  dapat mencemari 

kandang, tempat telur, maupun peralatan peternakan yang lain dan 

dapat menulari ayam yang sehat. 

Aym yang terinfeksi virus EDS dan sembuh akan terbentuk 

antibodi pada 5 hari sesudah  terinfeksi. Titer antibodi akan 

mencapai level protektif pada 4-5 minggu sesudah  terinfeksi. 

Antibodi induk ayam akan diturunkan ke anak ayam dan memiliki 

waktu paruh selama 3 hari. 

 

  Pencegahan  

1) Melakukan vaksinasi EDS pada ayam umur 14-16 minggu atau 

selambat-lambatnya 2-3 minggu sebelum bertelur. 

2) Melakukan sanitasi kandang. Kandang kosong dicuci dan 

disemprot dengan desinfektan 

3) Desinfeksi kandang yang ada ayamnya dengan antisep 

4) Kandang battery yang memakai  kawat didesinfeksi 

dengan desinfektan yang tidak korosif 

5) Desinfektasi air minum 

6) Membatasi tamu yang masuk kearea kandang, melakukan 

dipping atau penyemprotan alas kaki atau alat transportasi saat 

akan masuk dan akan keluar. 

 

  Pengobatan 

EDS merupakan penyakit viral, sehingga pengobatan 

terrhadap  pemicu  tidak dapat dilakukan. Pengobatan yang dapat 

dilakukan yaitu  untuk mencegah infeksi sekunder, meningkatkan 

nafsu makan dan menjaga kondisi tubuh ayam. 

 

 HELICOPTER DESEASE (Runting & Stunating 

Syndrome)  

Penyakit Helicopter disease disebut juga dengan runting 

and stunting syndrome (RSS), malabsorpsion syndrome, infectius 

stunting syndrome, runting and leg weakness, pale bird syndrome, 

diarrhea and stunting, viral arthritis dan bittle bone disease. 

Penyakit ini dapat memicu  keugian ekonomi pada 

industri perunggasan sebab  gangguan pertumbuhan/pencapaian 

berat badan, tingkat keseragaman rendah, konversi pakannya 

meningkat, peningkatan jumalah ayam afkir dan penurunan kualitas 

karkas. Kejadian penyaki meski hanya mencapai 30%, namun  

kerugiannya sangat berarti bagi peternak. Penyakirt ini diperparah 

bila  diikuti infeksi sekunder. 

Helicopter disease kebanyakan dikitemukan pada ayam 

pedaging, namun juga menyerang ayam petelur dan ayam pembibit 

(breeder). 

 

   pemicu nya 

 pemicu  Helicopter disease belum diketahui dengan pasti. 

Isolasi dari usus dan feses ayam yang sakit diketemukan virus 

Reovirus, Enterovirus, Parvovirus, Rotavirus, Calisivirus dan 

Coronavirus, yang banyak diketemukan saat isolasi kasus ini 

yaitu  Reovirus. 

 

  Gejala. 

Masa inkubasi helicopter disease yaitu  10-14 hari. 

Penularan helicopter disease secara vertikal belum diketahui secara 

pasti. Jika ternyata diketemukan virus yang lain diisolasi dari usus 

dan feses ayam yang menderita helicopter disease maka ada 

kemungkinan penularan secara vertikal. 

Penyakit ini nampak dengan gejala pertumbuhan yang tidak 

seragam, dapat diamati sejak anak ayam berumur 4-6 hari. 

Gangguan ini  berkaitan dengan gangguan pencernaan /proses 

digesti ataupun penyerapan nutrisi.  

Pada anak ayam umur 2-4 hari penderitan helicopter disease 

menunjukan gejala sakit ringan, anak ayam terlihat lesumalas 

bergerak dan sayap menggantung. Pada anak ayam umur 4-7 hari 

dapat pula terjadi gejala diare dan ovitomitosis, daat diketemukan 

ransum yang tidak tercerna. Kadang dijumpai feses yang tertutup 

dengan eksudat berwarna coklat kekuningan, sehingga sering 

dikelirukan dengan kokksidiosis. 

 

  Penularan 

Penyakit ini dapat ditularkan melalui telur walau 

kejadiannya sanga rendah. Sedang penularan yang paling cepat 

yaitu  melalui kontak langsung dari ayam yang sakit ke ayam yang 

sehat, atau tidak langsung melalui pakan, air minum dan  peralatan 

kandang yang tercemar virus. 

 

  Pencegahan 

Helicopter disease disebabkan oleh virus maka tidak ada 

obta yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Guna menghindari 

infeksi sekunder dapat diberikan multivitamin seperti Vita bro, 

Neobro, Broiler Vita. 

 

  Tindakan 

- Seleksi DOC dengan seksama untuk mendapatkan ayam yang 

seragam sesuai standar, lincah, tidak cacat dan bebas 

omphalitis. 

- Melakukan sanitasi kandang, dibersihkan, dicuci dan 

disemprot dengan antisep 

- Membatasi tamu, mencegah hewan liar dan hewan piaraan 

yang masuk ke lingkungan kandang. 

- Melakukan vaksinasi dengan vaksin Reovirus, biasanya 

dilakukan pada ayam bibit di breeding farm.  

- Mempertinggi daya tahan tubuh ayam dengan ransum yang 

baik dan jauhkan ransum dari kontaminasi.  

- Ayam yang positif terserang segara diafkir dan sistem 

pemeliharaannya all in all out. 

 

 SWOLLEN HEAD SYNDROME (SHS) 

Swollen Head Syndrome (SHS) atau syndrome kepala 

benkak yaitu  penyakit viral yang menyerang sistem pernafasam 

ayam Penyakit ini diketemukan di Amerika Serikat pada tahun 

1971 Pertama kli dilaporkan oleh Morley dan Thomson pada tahun 

1984 dan dan hingga sekarang diketahui telah berjangkit 

dibeberapa negara termasuk Indonesia. 

Di Indonesia dilaporka telah menyerang ayam komersiil 

baik peternakan ayam pedaging, petelur, maupun bibit (breeder). 

Pasda ayam pedaging SHS menyerang ayam umur 15 hari, namun 

lebih sering menyerang ayam umur 3 minggu. Pada ayam petelur 

menyerang pada masa produksi. 

   

Ilustrasi 30. Ayam terserang Swollen Head Syndrom (SHS) 

 

Dampak yang terjadi pada penyakit SHS yaitu  

terhambatnya pertumbuhan bobot badan atau bahkan penyusutan 

bobot badan, jika kondisi seranganya parah. Sedang pada ayam 

petelur terjadi penurunan produksi telur 5-40% dan sulit 

tercapainya puncak produksi (hanya 50-60% apanila terjadi pada 

produksi puncak). Angka kesakitan akibat penyakit SHS berkisar 

antara 5-20% dan dapat mencapai 60%, kematian antara 0,5-10%. 

Sering diikuti dengan infeksi sekunder bakteri terutama Eschiria 

coli, sehingga angka kematian dapat tinggi. 


   pemicu nya 

 pemicu  Swollen syndrome yaitu  Avian pneumovirus 

(APV) yang masuk dalam familli Paramyxoviridae, subfamilli 

Pneumavirinae dan genus Methapneumavirus. Merupakan virus 

RNA beramplop tidak mengaglutinasi sel darah merah, permukaan 

ditutupi oleh spike, aktif pada kisaran pH 3-9 (targantung strain 

virus dan suhu). 

   

Ilkustrasi 31. Saluran pencernaan dan ayam dewasa terserang SHS 

 

  Penularan. 

Pada penyakit SHS penularan secara vertikal tidak 

diketemukan, penularan SHS hanya terjadi secara horizontal, baik 

secara langsung maupun tidak langsung. Penularan lasung terjadi 

bila  kontak antara ayam yang sakit dengan ayam yang sehat. 

Sedang penularan tidak langsung terjadi antara ayam yang sehat 

dengan kandang, peralatan kandang maupun operator kandang 

yang tercemar penyaluit SHS.  

Virus SHS dapat memicu  kematian jaringan dan 

pendarahan pada saluran pernafasan atas dan  celah pada langit-

langit mulut. Melalui luka ini , bakteri  pemicu  infeksi 

sekunder dapat masuk dan memicu   kebengkaan pada kepala. 

  Pencegahan 

- Terapkan sistim pemeliharaan yang optimal (menciptakan 

suasana nyaman bagi ayam). Sistem perkandangan yang 

memadai, diantaranya ayam dalam kandang tidak terlalu padat, 

Litter tidak berdebu dan tidak basah, kadar amonia rendah, 

sistem pemeliharaan all in all out. 

- Vaksinasi dengan vaksin aktif dan inaktif, sesuai dengan 

petunjuk pembuat vaksin. 

- Melakukan sanitasi kandang dan peralatan kandang. Kandang 

dibersihkan, dicuci dengan detergent, kemudian disemprot 

antisep. 

- Lakukan sanitasi air minum untuk mencegah infeksi bakteri 

sekunder. Antisep. 

- Batasi tamu yang masuk kandang, cegah hewan liar dan hewan 

peliharaan lain yang masuk lingkungann kandang. 

 

  Pengobatan 

SHS disebabkan disebabkan oleh virus, maka tidak ada obat 

yang spesifik menyembuhkan penyakit` ini. Penanganan yang 

dapat dilakukan yaitu dengan  memberi  antibiotik untuk 

menekan infeksi sekunder oleh bakteri. 

 

 

PENYAKIT BAKTERI 

Penyakit ini disebabkan oleh bermacam-macam bakteri 

yang menyerang ayam dari berbagai umur. Yang sering menyerang 

ayam antara lain : Pullorum, Coriza, Cholera, Typhus, Paratyphoid 

CRD (crhonic respiratiri desiase ). 

 

AVIAN TUBERCHULOSIS 

TBC ayam yaitu  penyakit menular yang terjadi dalam 

bentuk yang sangat parah. Penyakit tuberkulosis avian tergolong 

dalam jenis penyakit bakterial. Penyakit ini harus diwapadai sebab  

bisa mengakibatkan infeksi granulomatus baik pada unggas muda 

maupun unggas dewasa. 

 

Sifat penyakit TBC ayam 

Agen  pemicu nya yaitu  bakteri tuberkulosis flu burung. 

Sumber utama infeksi yaitu  kotoran burung, Di dalamnya bakteri 

bisa bertahan hingga 7 bulan. Sebab penyakit ini ditandai dengan 

pembentukan tuberkel di jaringan tubuh. Bakteri paling sering 

memengaruhi organ dalam. 

 selaput lendir; 

 hati; 

 saluran pencernaan; 

 limpa 

 

Penyakit ini bisa bertahan beberapa bulan. Tentu saja 

tergantung pada tingkat kerusakan organ-organ internal, dan 

kecepatan tergantung pada adanya kekebalan dan kualitas gizi 

ayam. Perkembangan tuberkel memicu  peningkatan organ 

yang terkena dan berakhir dengan perdarahan yang pecah dan 

mematikan. 

 

   pemicu  

Bacillus Mycobacterium avium yang diamati yaitu  sebab  

karakteristik beberapa komponen sel. Mengapa alasan utama 

infeksi ayam domestik yaitu  kontak dengan pembawa patogen 

dan produk metabolismenya. Merpati dan burung pipit dapat 

terinfeksi oleh Mycobacterium avium. Makan dari tempat pakan 

unggas, mereka menginfeksi air atau makanan, menginfeksi 

patogen ke ayam sehat. 

   

Illustrasi 32. Tuberchulosis pada ayam dewasa dan dara 

 

Jika bangkai ayam yang terinfeksi tidak dimusnahkan, 

namun  dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dikubur, maka 

hewan liar, termasuk hewan pengerat, mudah menemukannya, dan 

juga memindahkan patogen ke daerah yang tidak terinfeksi. 

   

Ilustrasi 33. Organ dalam Ayam terkena Avian Tuberchulosis 


  Gejala. 

Ayam yang sakit lemah, pasif, cepat lelah, kehilangan 

massa otot. Pada saat yang sama mereka mengkonsumsi jumlah 

pakan yang biasa. Kulit terlihat kering, dan daun telinga dan  sisir 

mendapatkan warna yang tidak sehat. Seiring dengan gejala utama, 

perhatikan juga. 

- ayam terlihat depersi atau lemah 

- ayam mengalami penuruan berat badan yang progresif 

- daerah fasial akan terlihat lebih kecil daripada ayam normal 

- bulu ayam akan terlihat berdiri dan kusam 

- pada kulit yang tidak tertutup bulu, akan terlihat kering 

- pada kasus tertentu, bisa terjadi kelumpuhan 

- ayam mengalami diare, sehingga menjadi lemah 

- pada kasus tertentu ayam bisa mati mendadak tergantung 

tingkat keparahan penyakit 

 

  Pencegahan 

- pemberian pakan dan minum yang optimal, 

- pemeriksaan kelompok ayam yang terinfeksi penyakit melalui 

uji tuberkulin 

- menjaga kualitas litter yang memadai 

- sanitaasi/desinfeksi yang optimal 

 

  Pengobatan 

Perlu dilakukan dengan "Ftivazid" - obat anti-TB untuk 

ayam yang sudah terkena penyakit tuberkulosis avian ini. sebab  

bila  tidak segera ditindak dengan benar, maka dikhawatirkan 

akan memicu  penyakit menjadi semakin parah  

 

. CORYZA (Infektius Coryza) atau Snot/pilek. 

 pemicu nya yaitu  bakteri Haemophillus gallinarum, ada 

beberapa macam serotype, diketemukan. Pertama kali pada tahun 

1931. Penyakit ini umumnya menyerang ayam dara dan dewasa, 

jarang menyerang broiler (Chiu, TC; Disease seasen). Ada dua 

macam tipe, yaitu : 

- tipe accut, yang cepat sekali menular dalam waktu 7-10 hari 

masa inkubasi 18-36 jam. Kadang mortalitas tinggi bila 

disebabkan oleh strain tertentu yang membentuk toxin dari HG 

- tipe chronis, dapat persisten pada individu ayam sampai 

berminggu-minggu. Hal ini disebabkan ada  mycoplasma 

gallisepticum. 

 

  Tanda-tanda: 

- Yang menonjol yaitu  keluarnya leleran (ingus) dari hidung, 

sehingga ayam sering bersin. 

- Muka bengkak, kadang pial juga dapat membengkak. 

- Cairan yang keluar mula-mula encer lama-lama kental, dan 

bila kena debu akan terlihat kotor disekitar hidung. 

- Infeksi pada saluran nafas bagian bawah dapat terjadi dan 

berlanjut pada lesi kantong udara dan ngorok khusus pada 

coryza yang komplikasi. 

- Produksi telur bervariasi penurunannya dari sedikit sampai 

banyak, dan jumlah ayam yang afkir meingkat. 

 

  Penularan  

- Melalui air minum, sebab  organisme ini dapat tahan selama 3 

jam dalam air. (diduga sebab utama penularan). 

- Melalui kontak langsung antara individu yang sakit dengan 

yang sehat. 

- Lewat udara antar sekat, namun  mungkin tidak terjadi dari satu 

kandang ke kandang yang lain. 

 

  Pencegahan  

- Pembersihan kandang sebelum ayam masuk, diikuti dengan 

sanitasi yang baik. 

- Manajemen yang baik. 

- Vaksinasi. Dilakukan pada saat ayam berumur 8-10 minggu 

kemudian diulang saat ayam berumur 4 minggu kemudian. 

 

  Pengobatan  

- Sulfathiazole atau sulfadimethozine lewat air minum dengan 

konsentrasi 0,05 % pada hari pertama dan 0,025 % pada 4 haru 

berikutnya. 

- Erythromycin, Streptomycin, Terramycin atau Tylosin, 

diberikan secara suntikan dapat menyembuhkan ayam secara 

individu atau jumlah sedikit. Dianjurkan suntikan ulang setiap 

hari selama 2-3 hari. 

- Sanitasi air, misalnya dengan Bromosept dalam air minum 

untuk mencegah penyebaran kuman melalui air minum. 

 

FOWL CHOLERA (kolera ayam) 

Kolera ayam merupakan penyakit bakteri gram negatif, 

yang sangat menular dan tersebar diseluruh dunia. Selain ayam 

dapat juga menyerang angsa, bebek dan kalkun. 

Ada dua tipe cholera yaitu : - Tipe accut : yang dapat 

menyebar tiba-tiba dan memicu  kematian yang tinggi; - tipe 

chronic tidak begitu besar bila dibanding tipe accut. Kejadian dan 

keparahan penyakit lebih besar dalam periode musim panas dan 

adanya setress sebab  aflaktoxin.  pemicu nya yaitu  pasteurella 

multocida, yang dapat berkmebang dalam jumlah banyak didlam 

darah. Pada Cholera ayam terjadi pembengkakan pada bagian 

muka. 

 

 

 

 

 

 

 

Ilustrasi 34. Ayam terserang fowl cholera muka bengkak 

 

  Tanda-tanda. 

- Pada cholera yang accut gejala infeksi terjadi dalam waktu 

beberapa jam dan kematian merupakan indikasi pertama. 

Sebelum mati ayam menunjukkan demam, bulu kusam, keluar 

ingus dari mulut dan diarrhea. 

- Pada cholera yang chronis, dapat merupakan kelanjutan dari 

yang akut, atau sebab  infeksi organismenya resitensi lebih 

rendah atau sebab  terjadi peningkatam resistensi pada ayam. 

Gejalanya dapat bervariasi tergantung dari tempat yang 

terinfeksi. Dapat ada  pada sinus persendian kaki, sayap, 

telapak kaki, atau bursa sternalis. Dapat juga memicu  

hatiberselaput (perihepatitis) yang sama dengan chronic 

respiratory disease. Dan salah satu petunjuk baik untuk chronic 

kolera pada ayam yaitu  terjadinya pembengkakan pial. 

  Penularan  

- Sumber penularan yang paling umum, adanya penyampuran 

antara ayam yang sakit dengan ayam yang peka, segera akan 

menyebar dalam kelompok yang besar. 

- Melalui hewan perantara /carrier. Dijelaskan bahwa 

pasteurella multocida, dapat hidup dalam waktu yang cukup 

lama pada saluran atas pernafasan, anjing, kucing dan bahkan 

manusia. 

 

 


Ilustrasi 35. Ayam terserang fowl cholera hati dan oviduct bengkak 

 

  Pencegahan  

- Usahakan kandang cukup tetap bersih, didesinfektan, dan 

kering. 

- Berikanlah makan dan minum yang cukup dan baik. 

- Jangan mencampurkan ayam dari luar sebelah dikarantina 

terlebih dahulu. 

- Segera memeisahkan ayam yang sakit dari kelompoknya. 

 

  Pengobatan  

- Strain pasteurella multocida secara tidak tetap sensitiv 

terhadap obat-obatan seperti : 

- Sulfaquinoxaline - Aureomycin - Sulfadimethoxin 


- Terramycin - Sulfamethiazine - Novobiocin 

- ESBS3 - Erythromycin 

- Vaksinasi : 

- Bakteri dibuat dari culture P. multocida yang diberikan 

secara suntikan. 

- Culture vaksin hidup. Clemon CU pasteurella vacin dibuat 

berupa culture pasteurella yang hidup dengan virulensi 

rendah. Diberikan secara suntikan. 

 

CHRONIC RESPIRATORY DISEASE (CRD) 

Chronic respiratory disease atau yang lebih dikenal dengan 

ngorok yaitu  penyakit yang menyerang saluran pernapasan ayam 

dan bersifat kronis. Disebut “kronis” sebab  penyakit ini 

berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan 

sulit untuk disembuhkan. Chronic respiratory disease yaitu  

penyakit menular menahun pada ayam yang disebabkan oleh 

Mycoplasma gallisepticum yang ditandai dengan gangguan 

pernafasan, keluarnya cairan eksudat dari rongga hidung, batuk, 

bersin dan kemerahan pada selaput lendir (conjunctiva) mata.  

Kejadian dilapangan Dari data yang dikumpulkan oleh tim 

Technical Education & Consultation Medion di 2016, CRD 

menduduki posisi pertama dan kedua dalam ranking penyakit yang 

menyerang broiler (ayam pedaging) maupun layer (ayam petelur). 

Telah kita ketahui bahwa CRD bersifat imunosupresif atau mampu 

menekan sistem kekebalan ayam. Di lapangan, kejadian CRD 

murni jarang ditemui dan umumnya ditambah komplikasi dengan 

penyakit lain terutama E. coli, sehingga disebut CRD kompleks. 


   pemicu . 

CRD pada ayam disebabkan oleh bakteri Mycoplasma 

gallisepticum (MG), yang merupakan organisme mirip bakteri 

(bacteria-like organism). Serangan CRD sangat erat kaitannya 

dengan sistem pernapasan ayam. Saluran pernapasan ayam secara 

alami dilengkapi dengan pertahanan mekanik. Permukaannya 

dilapisi mukosa dan ada  silia (bulu-bulu getar) dan  mukus 

yang berfungsi menyaring udara yang masuk. 

Namun fungsi mukosa dan silia ini  dapat terganggu 

ketika kondisi lingkungan kandang ayam kurang baik, terutama 

jika kadar amonia di dalam kandang cukup tinggi. Adanya gas 

amonia dengan kadar tinggi akan merusak membran saluran 

pernapasan atas (mukosa dan silia), sehingga bibit penyakit seperti 

M. gallisepticum dengan leluasa dapat masuk bersamaan dengan 

aliran udara yang sebelumnya telah terkontaminasi dan menempel 

pada mukosa saluran pernapasan dan merusak sel-selnya.  

Adanya bakteri ini akan memicu terjadinya radang dan 

aliran darah di daerah ini  menjadi meningkat. Bakteri akan 

ikut aliran darah dan menuju kantung udara, dimana kantung udara 

merupakan tempat yang cocok (predileksi) untuk M. gallisepticum 

hidup dan berkembang biak. 

   

Ilustrasi 36. Ayam yang terserang CRD 

 

  Gejala 

Gejala klinis yang muncul akibat CRD dapat bervariasi 

diantaranya keluar lendir dari hidung, ngorok, dan  radang pada 

konjungtiva mata sehingga tampak bengkak dan berair. Penurunan 

konsumsi ransum juga terjadi diikuti dengan perkembangan bobot 

badan yang berada di bawah standar. Namun jika berkomplikasi 

dengan colibacillosis, gejala klinis yang muncul pada ayam umur 

muda di antaranya ayam terlihat menggigil, kehilangan nafsu 

makan, penurunan bobot badan, dan peningkatan rasio konversi 

ransum. Anak ayam lebih sering terlihat bergerombol di dekat 

pemanas. 

Perubahan patologi anatomi yang terlihat antara lain rongga 

dan sinus hidung berlendir. Laring dan trakea mengalami 

peradangan dan  kantung udara menjadi keruh atau mengandung 

lendir. Pada stadium selanjutnya, lendir menjadi berwarna kuning 

dan berkonsistensi seperti keju. Eksudat seperti ini juga dapat 

ditemukan di jantung dan pericardium. Pada ayam yang menderita 

komplikasi dapat ditemukan peradangan pada pericardium, kapsula 

hati, dan kantung udara. Perubahan lain yang dapat ditemukan 

antara lain selaput lendir trakea terselaputi dengan cairan lendir, 

bengkak, dan berwarna merah kekuning-kuningan. 

 

  Dampak CRD 

Sebagai penyakit tunggal, CRD dapat menyerang ayam 

pada semua umur, dengan angka kesakitan tinggi namun  angka 

kematian rendah. Sedangkan, CRD kompleks dapat memicu  

kerugian ekonomi yang cukup besar. Dampaknya yakni 

pertumbuhan bobot badan terhambat, penurunan mutu karkas, 

penurunan produksi telur, tidak tercapainya keseragaman bobot 

badan dan  banyaknya ayam yang harus diafkir. Adanya gangguan 

pada sistem pernapasan akibat infeksi CRD kompleks, akan 

memicu  asupan oksigen berkurang dan proses metabolisme 

tubuh akan terganggu sehingga pertumbuhan ayam terhambat dan  

efisiensi ransum menjadi jelek. CRD kompleks juga dapat 

menghambat keberhasilan vaksinasi sebab  bersifat imunosupresi 

(menekan kekebalan). 

 

  Pencegahan 

- Saat awal masa brooding, setiap sisi kandang harus ditutup 

dengan tirai, namun tetap harus disisakan celah ± 20 cm di 

bagian atas kandang untuk memperlancar sirkulasi udara 

dalam kandang. 

- Atur kepadatan kandang, dimana kepadatan ayam yang ideal 

yaitu  15 kg per m2 atau setara dengan 6-8 ekor ayam 

pedaging dan 12-14 ekor ayam petelur grower (pullet) per m2. 

Atur buka tutup tirai dengan baik dan jika perlu pasang kipas 

atau blower untuk membantu perputaran sirkulasi udara. 

- Lakukan pembolak-balikan litter secara teratur setiap 3-4 hari 

sekali. Jika litter basah dan menggumpal dalam jumlah sedikit, 

segera ambil dan ganti dengan yang baru. Kurangi kadar 

amonia dalam kandang dengan menyemprotkan Ammotrol 

pada feses. Bisa juga dilarutkan dalam air minum sebanyak 

0,5-1 gram per 2 liter air minum. 

- Lakukan penyemprotan dalam kandang dengan desinfektan 

Medisep atau Neo Antisep. 

 

  Pengobatan 

Salah satu prinsip pengobatan yaitu obat harus sesuai 

dengan jenis penyakit yang menyerang. Terlebih lagi, M. 

gallisepticum tidak memiliki dinding sel.  

Oleh sebab  itu, jenis antibiotik yang dipilih harus 

memiliki cara kerja menghambat pembentukan asam folat dan 

protein yang akan langsung merusak intisel bakteri M. 

gallisepticum. 

Berikan sesuai dengan dosis dan aturan pakai yang tertera 

pada etiket atau leaflet produk. Lakukan rolling atau penggantian 

antibiotik setiap 3-4 periode pemeliharaan untuk mencegah 

terjadinya resistensi obat. 

 

COLIBACILLOSIS 

Colibacillosis  termasuk penyakit yanmg sering menyerang 

peternakan ayam di Indonesia dan menibulkan kerugian ekonomi  

cukup besar. Penyerbabnya yaitu  bakteri Escherichia Coli (E. 

coli). Pertama kali di isolasi tahun 1885 oleh Buchner, sedang 

serangannya pada ayam pertama kali diidentifikasi tahun 1894. 

Sejak saat itu banyak sekali laporan tentan colibacillosis terjadi 

pada berbagai jenis unggas, meliputi ayam, itik, dan kalkun. 

Colibacillosis dialam dapat berperan sebagai penyakit 

primer maupun sekunder mengikuti penyakit lain yang lebih dulu 

menyerang CRD, Coriza, NCD, ILT, IB dan lainya. Menyerang 

ayam dari semua kelompok umur, mulai dari anak ayam, 

remaja/pullet hingga ayam dewa ketika sudah memasuki masa 

bertelur. Bahkan di Hatchery (breeder) pada akhir penetasan 

diketemukan embrio mati sebelum menetas akibat infeksi E. Coli. 

Angka kesakitan (morbiditas) yang ditimbulkan dari serangan 

colibacillosis bervariasi, dengan angka kematian (mortalitas) antara 

5-20%. 

 

   pemicu  

Escherichia coli nerupakan salah satu spesies bakteri yang 

tergolong dalam genus Escherichia dan familia Enterobateriaceae. 

Bakteri ini termasuk Gram (-) tidak tahan asam, berbentuk batang 

dan tidak membentuk spora. 

   

Ilustrasi 37. Escherichia coli dengan flagela 

 

Sebagian E. coli bersifat motil (dapat bergerak) dengan alat 

gerak flagella beberapa galur e-coli memiliki kapsula. Pada 

permukaan tubuh e-coli ada  fili-fili inilah yang menentukan 

sifat menempel dan pembentukan koloni (adhesi) nya.  

 

  Gejala 

Waktu inkubasi E-coli untuk menginfeksi ayam hingga 

terlihat gejala umunya 3-5 hari. Ketika menyerang dapat bersifat 

lokal atau sistemik dengan berbagai bentuk. 

Sifat lokal calibacillosis. 

1) Omphalitis dan infeksi kantong telur 

Omphalitis atau radang pusar yaitu  suatu kondisi dimana 

pusar DOC tidak dapat menutup dengan sempurna sehingga 

bakteri mudah masuk dan akhirnya memicu  radang 

bagian ini . Normalnya pusar akan menutup beberapa jam 

 

sesudah  menetas diikuti dengan dimulainya proses penyerapan 

kuning telur. 

    

Ilustrasi 38. Radang pusar (omphalitis) 

 

Namun jika pusar terlambat menutup dan dan ternyata ada 

infeksi E. coli dimesin tetas atau kandang komersiil, maka 

terjadi omphalitis. 

 

2) Cellulitis. 

Peradangan dibawah kult (cellulitis) merupakan jenis seranagn 

E. coli yang terjadi pada jaringan subkutan dibawah kulit 

(subcutoeous tissue), seperti kulit perut, paha, kaki, daerah 

kepala. Gejala cellulitis ditunjukan dengan kulit berwarna 

kuning kecoklatan. Jika dibedah maka diketemukan eksudat 

kental semacam nanah. 

 

3) Diare 

Diare merupakan gejala klinis yang umum terjadi pada kasus 

colibacillosis. Infeksi E. coli pada usus umumny dapat 

bertindak sebagai infeksi primer maupun sekunder. Infeksi 

sekunder akaibat bakteri E. coli ikut menyerang ususyang 

sebelumnya telah rusak oleh penyakit lain 


  Penularan. 

Penularanpenyakit cobacillotis terjadi secara vertikal  dan 

horizontal . Penularan individu vertikal melalui saluran reproduksi 

induk ayam, yaitu melalui ovarium atau oviduct yang terinfeksi. 

Telur yang menetas kemudian akan menghasilkan DOC yang 

tercemar E. coli di dalam ususnya. 

Sedangkan penularan secara horizantal terjadi secara kontak 

langsung dengan ayam yang sakit, atau secara tidak langsung 

melalui kontak dengan bahan/peralatan kandang yang tercemar. 

Penularan biasanya terjadi secara oral melalui ransum/air mi